1. IDENTIFIKASI
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. N
Med.Rec/Reg : 063030
Umur
: 31 tahun
Tanggal lahir
: 21 Januari 1985
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Suku bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
MRS
Ruang/Kamar : VK
B. Anamnesis (Autoanamnesis pada tanggal 08 Maret 2016)
1.
Keluhan Utama
Keluar air air dan mules yang menjalar ke pinggang
2.
Riwayat ANC
5 kali di bidan, konsumsi tablet Fe (+), injeksi TT (-)
4.
Riwayat Reproduksi
Riwayat menarche pada usia 12 tahun, lama 5-6 hari, siklus haid 28 hari,
teratur, banyaknya 2-3 pembalut perhari, dismenorrhoe (-), flour albus (-).
5.
6.
Riwayat Kontrasepsi
Os mengaku tidak menggunakan KB
7.
8.
9.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Berat badan
: 51 kg
Tinggi badan
: 155 cm
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, reguler
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36C
b.
Status Generalis
Kepala
Bentuk kepala
Rambut
Wajah
Mata
Telinga
Hidung
Bibir
Mulut
Leher
Bentuk
: Simetris, normal
KGB
Trakhea
: Lurus di tengah
Kelenjar tiroid
Thoraks
Paru paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
Inspeksi
Jantung
: Tidak tampak pulsasi ictus cordis, tidak ada tanda
Palpasi
radang
: Ictus cordis teraba di sela iga V, 2 cm sebelah
medial garis mid clavicularis sinistra
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
Abdomen
Genitalia
Ekstermitas
c.Status Lokalis
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
: TFU
: 32 cm
: Kepala
Penurunan : 1/5
Pemeriksaan dalam
His
: 21050
DJJ
D. Diagnosis Kerja
G2P0A1 Hamil Aterm dengan Ketuban Pecah Dini 2 jam Inpartu Kala 1 fase
laten Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala
E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (Hasil keluar tanggal 08 Maret 2016)
Hemoglobin
: 12,1 gr%
MCV : 92 fl
Eritrosit
: 4,1 ul
MCH : 30 pg
Hematokrit
: 387%
MCHC: 32 g/dl
Leukosit
: 5.000 ul
BT
: 3
Trombosit
: 194.000 ul
CT
:12
Hitung jenis
: 0/0/0/71/22/7
F. TERAPI
- Observasi tanda-tanda vital, DJJ, HIS
- IVFD RL gtt XX/mnt
- Cek Lab: DL, CT, BT
G. Prognosis
Dubia ad bonam
H. Follow Up
Tgl/Ja
Pemeriksaan
Terapi
m
08-3-2016
menit
Observasi DJJ, HIS
Cek DL, CT, BT
menit
Observasi DJJ, HIS
Cek DL, CT, BT
Pkl 20.00
WIB
TFU : 32 cm
Porsio : tebal
Punggung : Kiri
Pembukaan : 2cm
Presentasi : Kepala
Ketuban : (+)
HIS: 21050
Pkl 00.00
WIB
Porsio : tebal
Pembukaan : 2cm
HIS: 21030
Ketuban : (+)
Informed consent
09-03-
2016
Pkl 06.00
O
x/menit, RR: 20 x/menit, T : 36 C
WIB
Porsio : tebal
Pembukaan : 3cm
HIS: 31020
Ketuban : (+)
Informed consent
Rencana
Seksio
Sesaria
Cek DL, CT, BT
Observasi
tanda-
XX/mnt
Injeksi Ceftriaxone
1 gr (pre op), skin
test
Pasang kateter urin
Puasa dari pukul
06.00 WIB
Cek Lab: DL,CT,BT
10
Pemeriksaan
S : Nyeri luka post op dan pusing
Pkl 16.00
WIB
amp
Terapi
Observasi TTV + Perdarahan
Cek Hb post op
Imobilisasi 24 jam
Diet Biasa
IVFD RL gtt XX/menit + 2
oksitosin
amp
tramadol
Injeksi Ceftriaxone 3x1 gr IV
Pronalges supp 2x1
Inbion tab 2x1
11
10-4-16
Pkl 06.41
WIB
oksitosin
amp
tramadol
Injeksi Ceftriaxone 3x1 gr IV
Pronalges supp 2x1
Inbion tab 2x1
mg
Inbion tab 1x1
GV
Pasien acc pulang
Pkl 06.30
WIB
II.
PERMASALAHAN
1.
2.
12
III.ANALISIS KASUS
1.
13
14
BB : 2800 gram dengan presentasi kepala, dan ukuran lingkar kepala normal.
Tidak terdapat kelainan janin baik dari presentasi, lingkar kepala ataupun
berat badan bayi. Mioma uteri dapat menyebabkan terjadinya fase laten
memanjang akibat kontraksi uterus yang abnormal dimana melemahnya
kontraksi antara segmen uterus satu dengan yang lainnya akibat adanya masa
di otot uterus.5 Hal tersebut mengakibatkan dilatasi servik yang tidak efisien,
sehingga terjadi fase laten yang memanjang.5 Pada kasus ini didapatkan HIS
yang cukup singkat. Dari penelitian sebelumnya dikatakan bahwa mioma uteri
merupakan risiko terjadinya ketuban pecah dini, tetapi belum ada teori yang
jelas, dan masih terjadi perbedaan pendapat dengan penelitian lainnya yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara myoma uteri
dan ketuban pecah dini.6 Mioma uteri dalam kehamilan dapat meningkatkan
risiko terjadinya abortus, lahir preterm, distosia janin yaitu kelainan letak
janin, kekuatan (power) yaitu inersia uteri sampai atonia uteri, kelainan jalan
lahir yaitu mioma uteri yang berada di servik dan menghambat penurunan
kepala janin. kelainan letak plasenta, retensio plasenta, plasenta previa, dan
perdarahan post partum.6
2.
Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah tepat?
Pada pasien dianjurkan untuk dilakukan seksio sesaria atas indikasi
ketuban pecah dini 8 jam dan kala I fase laten memanjang karena jika terus
dibiarkan dapat menimbulkan korioamnionitis pada ibu. Pada bayi dapat
terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis.7 Korioamnionitis merupakan infeksi
bakteri yang mengenai korion, amnion, dan selaput amnion. Korioamnionitis
merupakan komplikasi yang serius bagi ibu dan janin bahkan dapat
15
16
Diagnosis
kasus
ini
sudah
tepat, karena keluar nya air air yang berlangsung selama 8 jam sebelum
pembukaan 3 cm merupakan kriteria diagnosis ketuban pecah dini. Fase laten
yang berlangsung lebih dari 8 jam dapat dikatakan sebagai kala I fase laten
memanjang. Benjolan berjumlah 4 buah yang ditemukan pada otot uterus
merupakan myoma uteri multiple.
17
2.
Pemilihan
penatalaksaan
dengan tindakan seksio sesaria tanpa miomektomi pada kasus ini cukup tepat
dilakukan seksio sesaria karena secara umum insiden infeksi sekunder pada
ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.7 Pada
kasus ini periode laten sudah memanjang artinya risiko untuk terjadinya
infeksi sekunder akibat ketuban pecah dini lebih tinggi. Dapat menimbulkan
korioamnionitis pada ibu. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia,
omfalitis. Tindakan seksio sesaria tanpa miomektomi pada kasus ini sudah
tepat mengingat risiko untuk terjadinya perdarahan jauh lebih besar dan
sulitnya mengentikan perdarahan sehingga akan terjadi kesulitan dalam
mempertahankan hemostasis ibu.
DAFTAR PUSTAKA
1. JNPK, KR. Persalinan kala I. Dalam: Buku Acuan Pelatihan Klinik APN.
Jakarta: Bakti Husada. 2008.
2. Nugroho, Taufan. Kasus Emergency Kebidanan.Yogjakarta: Nuha Medika. 2010.
3. Saifuddin, AB. Ilmu Kandungan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
2009.
4. Prawihardjo, S. Tumor jinak uterus.Dalam : Buku Ilmu Kandungan Edisi ke dua.
Jakarta: Bina Pustaka. 2009; 13: 338-46.
5. Joy, S. Pathophysiology Prolonged Latent Phase in Abnormal labor. Newyork:
Medspace. 2015.
6. Hee, JL. Contemporary Management of Fibroids in Pregnancy. Seoul, Korea:
Rev Obstetrics & Ginecology. 2010; 3(1): 20-7.
18
Lampiran