Disusun oleh:
IZZA KHILYATUZ ZUHRO
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1) Elektrolit serum
2) Pemeriksaaan kadar elektrolit serum sering dilakukan untuk mengkaji d
gangguan keseimbangan cairan & elektrolit. Pemeriksaan yang paling sering
adalah natrium, kalium, klorida, dan ion bikarbonat.
3) Penghitungan kebutuhan cairan dengan menggunakan nilai Na adalah:
Air yang hilang=0,6 x BB x (Na+sserum terukur-142)
Na+ serum terukur
Keterangan
TPM: Tetes Per Menit
Factor tetes : Mikro : 60
Makro: 20
Transuset :15
7. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan dan elektrolit per oral
a. Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien-pasien
tertentu, misalnya pasien dengan dehidrasi ringan atau DHF stadium I.
b. Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari.
c. Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan minuman.
2. Pemberian therapy intravena
a. Pemberian terapy intravena merupakan metode yang efektif untuk
memenuhi cairan extrasel secara langsung.
b. Tujuan terapy intravena :
1) Memenuhi kebutuhan cairan pada pasien yang tidak mampu
mengkonsumsi cairan peroral secara adekuat.
2) Memberikan masukan-masukan elektrolit untuk menjaga keseimbangan
elektrolit.
c. Jenis cairan intravena yang biasa digunakan :
1) Larutan nutrient, berisi beberapa jenis karbohidrat dan air, misalnya
dextrosa dan glukosa. Yang digunakan yaitu 5% dextrosa in water
(DSW), amigen, dan aminovel. (Alimul H A. A., 2012)
2) Larutan elektrolit, antara lain larutan salin baik isotonik, hypotonik,
maupun hypertonik yang banyak digunakan yaitu normal saline
(isotonik) : NaCL 0,9%.
3) Cairan asam basa, contohnya sodium laktate dan sodium bicarbonat.
4) Blood volume expanders, berfungsi untuk meningkatkan volume
pembuluh darah atau plasma. Cara kerjanya adalah meningkatkan
tekanan osmotik darah.
3. Menghitung balance cairan.
a. Input
Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman, makanan, ataupun
cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, baik secara oral maupun parenteral.
Cairan yang termasuk input yaitu:
1) Minuman dan makanan
2) Terapi infus
3) Terapi injeksi
4) Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari)
5) NGT masuk
b. Output
Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan
tersebut berupa:
1) Muntah
2) Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc.
3) Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari
4) Cairan NGT terbuka
5) Urin
6) Drainage dan perdarahan
4. Hipovolemia
a. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam
basa dan elektrolit.
b. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
c. Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
5. Hipervolemia, tindakan:
a. Pembatasan natrium dan air.
b. Diuretik.
c. Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A. A. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Aryani, R. d. (2010). Posedur Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. Jakarta: C.V. Trans Info Media.
Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 5.
Jakarta: Salemba Medika.
Vita Andina, Y. F. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.