Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KDM

DEHIDRASI

DISUSUN OLEH:

1. AIRINA VELLA PRASTICIA


2. FENI AGUSTINI
3. IZZATUL MAGFIROH
4. NILA NUR JANNAH

KELAS : XI K 1

SMK AVICENNA LASEM


TAHUN AJARAN 2018/2019
MAKALAH DEHIDRASI

 KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kekurangan volume  cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang
sama ketika mereka berada dalam cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum
terhadap air tetap sama. Hal ini seharusnya tidak dikacaukan dengan istilah dehidrasi yang
mengacu pada semata-mata hilangnya air dengan peningkatan kadar natrium serum FVD
mungkin timbul sendiri atau dalam kombinasi dengan ketidakseimbangan yang lain kecuali
ketidakseimbangan yang timbul bersama, sama konsentrasi elektrolit serum tetap tidak
berubah.
Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilngnya cairan tubuh dan lebih cepat
terjadi jika disatukan dengan penurunan masukan cairan FVD mungkin terjadi semata-mata
akibat masukan yang tidak adekuat jika penurunan masukan berlangsung lama.
Kekurangan cairan yang tidak normal bisa terjadi akibat muntah-muntah, diare, berkeringat
dan penurunan masukan seperti pada adanya mual atau ketidakmampuan untuk
memperoleh cairan.
Banyak masalah yang mungkin terjadi akibat kurangnya cairan adalah intake yang
berkurang dan output yang berlebihan yang berupa muntah, diare, perdarahan. dalam hal
ini peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk
mengatasi masalah kekurngan volume cairan. Maka dari itu kami membuat asuhan
keperawatan tentnag dehidrasi yang kelihatannya sepele padahal sangat berbahaya 

1.2.    TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui gambaran secara umum tentang dehidrasi yang meliputi pengertian,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik dan penatalaksanaan.
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dehidrasi.
3. Mengetahui permasalahan yang timbul pada pasien dehididrasi dalam penatalaksanaan
asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. PENGERTIAN
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya
air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium
dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak
daripada air (dehidrasi hipotonik). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya
kadar natrium serum (lebih dari 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif
serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya
kadar natrium serum (135 – 145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270 – 285
mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum
(kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270
mosmol/liter).

2.2. ETIOLOGI
1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan
yang keluar.
3. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.

2.3. KLASIFIKASI
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan,
sedang dan berat :
1.      Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)Gejala :
- Muka memerah
- Rasa sangat haus
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
- Pusing dan lemah
- Kram otot terutama pada kaki dan tangan
- Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
- Sering mengantuk 
- Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.
2.      Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)Gejala:
- Gelisah, cengeng
- Kehausan
- Mata cekung
- Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali keposisi
semula.
- Tekanan darah menurun
- Pingsan
- Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
- Kejang
- Perut kembung
- Gagal jantung
- Ubun-ubun cekung
- Denyut nadi cepat dan lemah

2.4.   FISIOLOGI
Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi
semua zat terlarut dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total
water body/TBW) (yaitu persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air)
jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam
tubuh.Air membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50% berat
badan wanita.Pada orang tua TBW menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan
(Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit
akan mengakibatkan tingginya persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya
jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu dibandingkan
dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai TBW yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional
mempunyai lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan
pria,sehingga jumlah TBW juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan
bagian lainnya,dan dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat
dan dalam jumlah yang tepat.Kation utama pada cairan ekstraseluler dalah Na + ,dan
anion utamanya adalah Cl- dan HCO3-

2.5.   KOMPLIKASI
Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang
mempunyai jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan
dibatasi oleh kelesuan atau dihubungkan dengan mual dan muntah. Adalah juga umum
pada bayi-bayi dan anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau
infeksi bakteri.
Meskipun jarang terjadi, komplikasi dehidrasi dapat terjadi disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan bagi anak.
Rotavirus adalah virus yang sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran
pencernaan) pada anak, yang ditandai dengan muntah, diare, demam, dan nyeri perut.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan
penurunan volume darah (hipovolemia) sampai kematian bila tidak ditangani dengan
tepat.
Dehidrasi sedang jarang menimbulkan komplikasi selama cairan yang hilang cepat
digantikan. Kasus lainnya dapat mengancam jiwa, terutama pada individu yang masih
sangat muda atau sudah tua. Pada keadaan yang gawat, cairan atau elektrolit dapat
diberikan secara intravena.
Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami hanya dahaga atau
mulut yang kering. Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin menyebabkan
orthostatic hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan
volume darah yang berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu
berdiri), hasil urin yang berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal,
kebingungan, acidosis (terlalu banyak asam dalam darah), dan koma.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.     PENGKAJIAN
1.   Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jangka Alue
Penanggung Jawab : Tn. Muhammad
Alamat : Jangka Alue
Hubungan Keluarga : Suami

2.   Riwayat Kesehatan Pasien


Keluhan Utama : - Ibu mengatakan mencret lebih dari 10 kali dalam satu hari
- Demam
- Muntah
Diagnosa : Dehidrasi

3.   Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 107/57 mmHg
Nadi : 80x/i
Pernafasan : 23x/i
Temperatur suhu : 38 oC

3.2.     TINDAKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Mengukur Tekanan darah melalui permukaan dinding arteri dengan tujuan untuk
mengetahui tekanan darah pasien.

Persiapan :
1. Alat ; Tensimeter, stetoskop,
2. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien duduk atau berbaring

Pelaksanaan :
1. Lengan baju digulung ke atas atau dibuka
2. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi
luar lengan
3. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar
4. Denyut arteri brachialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
5. Sekrup pada balon karet ditutup dan selanjutnya balon dipompa sampai denyut
arteri tidak terdengar lagi dan air raksa atau jarum bergerak naik
6. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air raksa atau jarum bergerak turun
secara perlahan dan sambil memperhatikan turunnya air raksa/jarum, dengarkan
bunyidenyutan pertama.
7. Skala permukaan air raksa atau jarum pada waktu terdengar  denyut pertama
disebut tekanan sistole
8. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir. Skala pada air raksa atau jarum
pada saat denyutan terakhir disebut tekanan diastole
9. Pencatatan dilakukan dengan cara sebagai berikut , sistole diatas dan diastole
dibawah mis; 120/80 mmHg.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan :


-          Memasang manset herus tepat diatas permukaan dinding arteri
-          Menempelkan stetoskop harus benar-benar tepat
-          Pada anak-anak digunakan manset khusus
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Mengukur Tekanan darah melalui permukaan dinding arteri dengan tujuan
untuk mengetahui tekanan darah pasien. Setelah dilakukan pengukuran tekanan darah
pada pasien, pasien mengalami tekanan darah yang normal yaitu 120/80 mmHg.
Dengan demikian pasien dinyatakan sudah membaik, dan mempunyai banyak
perkembangan.

4.2. SARAN
1. Diharapkan praktikan menggunakan secara hati-hati Spygmomanometer yang
dipakai untuk mengukur tekanan darah.
2. Diharapkan praktikan juga teliti mendengar bunyi sistol dan diastol.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Dehidrasi.http://smadapalapare.com/dehidrasi.html diakses tanggal 23 Mei


2012
Anonim.2011.”Dehidrasi dan Rencana Terapi.http://bukujaga.com/dehidrasi-dan-rencana-
terapi.html diakses tanggal 23 Mei 2012
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. jakarta : EGC.

Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin Varner. 1991. Medical Surgical Nursing, WB


Saunders Company Inc.

Prince, Sylive A. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta :
EGC.

Smeltzer, Suzzone, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta :


EGC.

Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 1. Jakarta :
Salemba Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai