Ery Leksana
KSM/Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi, Semarang, Indonesia
Email: eryleksana@yahoo.com
Abstrak
Pada dasarnya yang dimaksud dengan penyakit kritis adalah keadaan fisiologis tidak
stabil, terjadi perubahan sistem organ dan sistemik, serta pada akhirnya dapat
terjadi multi organ failure (MOF). Penyebab penyakit kritis antara lain sepsis, syok
sepsis dan syok hipovolemik. Tatalaksana terpenting penyakit kritis adalah
pemberian cairan adekuat.
Kata kunci : penyakit kritis, syok, terapi cairan
Abstract
Critical illness is basically a physiologically unstable condition; there is a systemic
change in organ system, and multi organ failure (MOF) can occur. Causes of critical
illness are various, such as sepsis, septic shock and hypovolemic shock. The most
important management of critical illness is the provision of adequate fluids. Ery
Leksana. Fluid Management in Critically Ill Patients.
Keywords : critical ill, shock, fluid therapy
DEFINISI
Pasien kritis berasal dari kata crisis yang dalam Bahasa Yunani diartikan sebagai
“berubah” atau “berpisah”. Definisi pasien kritis adalah pasien yang mengalami
disfungsi atau kegagalan salah satu atau lebih sistem tubuh, sehingga
menggunakan alat-alat untuk pemantauan rutin dan terapi yang adekuat. 1 Menurut
American Association of Critical Nursing (AACN), pasien kritis didefinisikan sebagai
pasien berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan dan berpotensi mengancam
jiwa.2
Definisi lain penyakit kritis adalah sebuah proses yang mengancam nyawa dan
dapat mengakibatkan kematian atau kesakitan berat jika tidak mendapatkan
intervensi medis segera, serta didasari oleh satu atau lebih proses patofisiologis
(ref ?). Penyakit kritis akan berakhir pada kegagalan multisistem yang pada akhirnya
akan mempengaruhi sistem tubuh lain, seperti pernafasan, kardiovaskuler dan
saraf.3 Kondisi kritis juga dapat didefinisikan sebagai keadaan fisiologis tidak stabil,
terjadi perubahan sistem organ dan sistemik, serta pada akhirnya dapat terjadi multi
organ failure (MOF).4
DEHIDRASI
Asupan cairan yang buruk, cairan keluar berlebihan, peningkatan insensible water
loss (IWL), atau kombinasi hal tersebut dapat menjadi penyebab dehidrasi/deplesi
volume intravaskuler. Keberhasilan terapi membutuhkan identifikasi penyakit yang
mendasari kondisi dehidrasi. Beberapa faktor patologis penyebab dehidrasi yang
sering:9
1, Gastroenteritis
Diare adalah etiologi paling sering. Pada diare yang disertai muntah, dehidrasi
akan makin progresif. Dehidrasi karena diare menjadi penyebab utama kematian
bayi dan anak di dunia. (ref ?)
2. Stomatitis dan faringitis
Rasa nyeri mulut dan tenggorokan dapat membatasi asupan makanan dan minuman
lewat mulut.
3. Ketoasidosis diabetes (KAD) disebabkan karena diuresis osmotik. Berat
badan turun akibat kehilangan cairan dan katabolisme jaringan.
4. Demam dapat meningkatkan IWL dan menurunkan nafsu makan.
Selain itu, dehidrasi juga dapat dicetuskan oleh kondisi heat stroke, tirotoksikosis,
obstruksi saluran cerna, fibrosis sistik, diabetes insipidus, dan luka bakar.
Tabel 1. Derajat dehidrasi berdasarkan persentase kehilangan air dari berat badan 10
Derajat dehidrasi Dewasa Bayi dan Anak
Dehidrasi Ringan 4% dari berat badan 5% dari berat badan
Dehidrasi Sedang 6% dari berat badan 10% dari berat badan
Dehidrasi Berat 8% dari berat badan 15% dari berat badan
Tipe Dehidrasi11
Kehilangan cairan tubuh biasanya disertai gangguan keseimbangan elektrolit.
Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan osmolaritas dan derajat keparahannya.
Kadar natrium serum merupakan penanda osmolaritas yang baik selama kadar gula
darah normal. Berdasarkan perbandingan jumlah natrium dengan jumlah air yang
hilang, dehidrasi dibedakan menjadi tiga tipe yaitu dehidrasi isotonik, dehidrasi
hipertonik, dan dehidrasi hipotonik. Variasi kadar natrium mencerminkan jumlah
cairan yang hilang dan memiliki efek patofisiologi berbeda.
1. Dehidrasi Isotonik
Suatu keadaan jumlah kehilangan air sebanding dengan jumlah kehilangan elektrolit
natrium (Na+). Kadar Na+ pada kondisi dehidrasi isotonik berkisar antara 135-145
mmol/L dengan osmolalitas serum berkisar antara 275-295 mOsm/L..
2. Dehidrasi Hipertonik
Suatu keadaan kehilangan air lebih besar dibandingkan kehilangan elektrolit Na+.
Kadar Na+ pada kondisi dehidrasi hipertonik>145 mmol/L dengan osmolalitas serum
>295 mOsm/L.
3. Dehidrasi Hipotonik
Suatu keadaan kehilangan air lebih kecil dibandingkan kehilangan elektrolit Na+.
Kadar Na+ pada kondisi dehidrasi hipotonik <135 mmol/L dengan osmolalitas serum
<275 mOsm/L.
Angka kematian pasien ICU sekitar 10% sampai dengan 29%. Penyebab kematian
terbesar di ICU adalah gagal ginjal onset akut (61%) dan sepsis (45%); 51% pasien
sepsis akan menderita gagal ginjal akut, kematiannya karena gangguan sirkulasi. 12
Sedangkan untuk terapi cairan pada pasien dehidrasi tergantung dari derajat
dehidrasinya:9, 14
1. Dehidrasi Ringan (4-6% berat badan) :
Cairan rehidrasi oral tidak mungkin
Infus kristaloid (RL) + kebutuhan cairan harian (30-35 mL/kgBB/hari) +
IWL (15 mL/kgBB/hari)
2. Dehidrasi Sedang (6-8% berat badan) :
Infus kristaloid; bila perlu koloid (yang pelarutnya RL) + kebutuhan
cairan harian (30-35 mL/kgBB/hari) + IWL (15 mL/kgBB/hari)
3. Dehidrasi Berat (>8% berat badan) :
Infus kristaloid + koloid; bila perlu vasopressor + kebutuhan cairan
harian (30-35 mL/kgBB/hari) + IWL (15 mL/kgBB/hari)
Terapi resusitasi cairan dapat dinyatakan berhasil dilihat dari outcome hemodinamik
klinisnya yang meliputi:15
MAP (mean arterial pressure) ≥65 mmHg
CVP (central venous pressure) 8-12 mmHg
Produksi urin ≥0,5 mL/kgBB/jam
Central venous (vena cava superior) atau mixed venous oxygen saturation
≥70%
Status mental normal
Simpulan
Definisi penyakit kritis adalah keadaan dimana secara fisiologis tidak stabil, terjadi
perubahan terhadap sistem organ dan sistemik, serta pada akhirnya dapat terjadi
multi organ failure (MOF). Penyebab terjadinya penyakit kritis bermacam-macam,
seperti sepsis, syok sepsis, syok hipovolemik, dsb. Syok berkaitan dengan volume
intravaskuler, dimana jika terjadi kehilangan volume intravaskuler lebih dari 20%
berat badan. Salah satu terapi yang paling penting pada penyakit kritis adalah
pemberian cairan yang adekuat.
REFERENSI
1. Pengertian pasien yang krisis [Internet]. [cited 2018 December 3rd]. Available
from: http://dianhusadanoni.blogspot.co.id/p/pengertian-pasien-yang-krisis.html
2. Tinjauan Teori [Internet]. [cited 2018 December 3rd]. Available from:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/169/jtptunimus-gdl-nurrochaya-8437-3-
babii.pdf
3. Robertson LC, Al-Haddad M. Recognizing the Critically Ill Patient. Anaesthesia
and Intensive Care Medicine. 2013;14(1):11-4.
doi.org/10.1016/j.mpaic.2012.11.010.
4. Resusitasi Cairan pada Kegawatdaruratan Medis [Internet]. [cited 2018
December 3rd]. Available from:
http://mediasehat123.blogspot.co.id/2015/05/resusitasi-cairan-pada-
kegawat.html
5. Lobo DN, Lewington AJP, Allison SP. Basic Conceptsof Fluid andElectrolyte
Therapy. 2013.
7. McLellan SA, Walsh TS. Oxygen delivery and haemoglobin. Critical care & pain.
2004;4:4.
9. Huang LH, Anchala KR, Ellsbury DL, George CS. Dehydration [Internet]. [cited
2018 December 3rd]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/906999
10. Degrees of dehydration [Internet]. [cited 2018 December 3rd]. Available from:
http://immunopaedia.org.za/fileadmin/new_all/case_studies/pdfs/degrees%20o
%20dehydration.pdf
11. Modric J. Dehydration types: Pathophysiology, lab test and values. eHealthstar
[Internet]. [cited 2018 December 3rd]. Available from:
http://www.ehealthstar.com/dehydration/types-pathophysiology
12. Critical Care Statistics. [Internet]. [cited 2018 December 3rd]. Available from:
http://www.sccm.org/Communications/Pages/CriticalCareStats.aspx
13. Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, Annane D, Gerlach H, Opal SM, et al.
Surviving sepsis campaign: International guidelines for management of severe
sepsis and septic shock. Crit Care Med. 2013;41(2):580-637.
14. Yu C, Lougee D, Murno JR. Diarrhea and dehydration [Internet]. [cited 2018
December 3rd]. Available from: http://www.aap.org/en-us/advocacy-and-
policy/aap-health-initiatives/children-and-disasters/Documents/MANUAL-06
internacional-2011.pdf.
15. Guillot AP. Fluid and electrolyte management [Internet]. [cited 2018 December
3rd]. Available from:
http://www.med.uvm.edu/pediatrics/downloads/Fluid_and_Electrolyte_Managem
ent.pdf