Anda di halaman 1dari 4

Materi : epistaksis

Staff : Dr. Anna Mailasari, Sp.THT-KL (K), MSi.Med


Pukul : 08.00-09.00 WIB
Partisipan : Melinda Fiska

Penyebab epistaksis ada yang lokal dan sistemik


Lokal terutama trauma wajah dan trauma digiti (mengorek hidung)
Sistemik bisa karena kelainan darah atau karena adanya hipertensi

- Epistaksis anterior: area Little (pleksus Kiesselbach)  anastomosis a. etmoid


anterior, a. sfenopalatina cabang septal, a. palatina mayor, a. labialis superior
- Epistaksis posterior: pleksus Woodruff  anastomosis a. sfenopalatina, a. palatina
descenden dan kontribusi kecil dari a. etmoid posterior
Tujuan penanganan :
- Mengontrol perdarahan
- Tau lokasi dan penyebab
Langkah awal mengontrol perdarahan, dapat dilakukan
1. Penekanan pada bagian kartilago hidung selama 15 menit untuk menekan plexus
kiesselbach atau kompres es pada batang hidung apabila perdarahan
2. Sumber perdarahan tidak diketahui
Aplikasikan kapas efedrin 1-3% dipotong 3-4 lembar ±1,5cm selama 5-10 menit, larutkan
efedrin dan diperas sampai ½ kering
3. Bila tetap berdarah  pemasangan tampon anterior
Alat-alat : lampu kepala, pinset bayonet, rol tampon

Rol tampon dan merocel bisa mengabsorbsi dan menekan perdarahan sekitarnya
1. Persiapkan alat

2. Mencuci tangan
3. Memakai APD  handscoon steril
4. Letakkan spekulum ditangan kiri dan pinset bayonet ditangan kanan
Untuk anak-anak bisa gunakan ¾ pinset sampai koana
5. Tampon dipasang denggan cara layering/ditumpuk kemudian lakukan layer kedua dengan
panjang 2x dan tumpuk diatas layer pertama sampai penuh, ujung pinset bayonet harus
sampai di konka tetapi jangan terlalu posterior karena bisa jatuh ke orofaring, dan
terakhir ditutup dengan kassa selama 2x24 jam yang berfungsi bisa melihat
perdarahan/rembesan dan mencegah keluar sendiri
Bila tampon anterior masih berdarah, bisa 2 kemungkinan yaitu cara pasang yang keliru tidak
sampai koana dan sumber perdarahan bukan di cavum nasi, bisa jadi bermasalah di arteri besar
yaitu a.splenopalatina atau terjadi di nasofaring
Rinoskopi anterior  untuk melihat perdarahan bisa menggunakan AgNO3/kauter bipolar
dengan anestesi local (selama 2-3 detik, tidak boleh lama karena bisa menyebabkan kerusakan
yang lebih luas)
Tampon posterior

o Tampon Bellocq ada 1 tali di anterior dan 2 tali di posterior


Kateter dimasukkan ke nasofaring  kelihatan uvula  tarik ke anterior  pasang rol
tampon posterior (tangan kiri narik kateter dan tangan kanan masukkan ke nasofaring)
Tampon 2 tali ditarik ke anterior dan difiksasi , 1 tali ditarik keluar untuk fiksasi di pipi
o Kateter foley : dikasih gel dan diisi dengan air dan berhenti di nasofaring
o Balon Brighton : sudah dimodifikasi  bisa menghentikan perdarahan di kiesselbach
dan nasofaring
Beberapa kemungkinan pemakaian tampon adalah infeksi, cara mengatasinya adalah dengan
memberikan salep antibiotic pada tampon sampai terasa licin untuk mencegah penumpukan
kuman / syok septik atau pemberian antibiotic oral amoxicillin 500mg
Intervensi pembedahan:
- Diatermi bipolar : bila sumber perdarahan ringan
- Operasi septum : apabila septum bengkok
- Ligase arteri : apabila masih perdarahan
Sumber perdarahan anterior bisa terlihat, namun sumber perdarahan posterior tidak kelihatan dan
segera lakukan pasang tampon dan dievaluasi 15 menit  apabila masih berdarah  identifikasi
kausa dengan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan laboratorium
bila perdarahan berulang dan masiv  evaluasi status cairan, pemeriksaan profil koagulasi
dan pemeriksaan sistemik lainnya
- Pemeriksaan radiologi
CT scan atau MRI  evaluasi anatomi, rinosinusitis, benda asing, ekstensi tumor jinak dan
ganas, CT scan sinus paranasal bisa melihat kelainan massa atau sinusitis
Nasoendoskopi  melihat sumber perdarahan dengan CT-angiografi

Efek samping pemasangan tampon :


1. Nyeri
2. Tenggorok kering
3. Rasa tidak nyaman telinga/gemrebeg  akibat pasang tampon posterior seperti tanda-
tanda oklusi tuba
4. Mata nrocos atau air mata bercampur darah  akibat pasang tampon anterior karena bisa
mengenai darah di ostium ductus lacrimalis saat dicavum nasi
Merujuk ke spesialis THT apabila adanya perdarahan aktif dan epistaksis berulang karena factor
etiologi belum diketahui

Anda mungkin juga menyukai