Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR KHUSUS

PEMASANGAN TAMPON
DI IGD RSUD UNGARAN

Oleh :
Dheryka Agustin
P.1337420616030

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
1. Pengertian
Epistaksis anterior Merupakan jenis epistaksis yang paling sering dijumpai
terutama pada anak-anak dan biasanya dapat berhenti sendiri.2 Perdarahan pada lokasi
ini bersumber dari pleksus Kiesselbach (little area), yaitu anastomosis dari beberapa
pembuluh darah di septum bagian anterior tepat di ujung postero superior vestibulum
nasi. Perdarahan juga dapat berasal dari bagian depan konkha inferior. Mukosa pada
daerah ini sangat rapuh dan melekat erat pada tulang rawan dibawahnya.5 Daerah ini
terbuka terhadap efek pengeringan udara inspirasi dan trauma. Akibatnya terjadi ulkus,
ruptur atau kondisi patologik lainnya dan selanjutnya akan menimbulkan perdarahan
Tampon adalah massa silinder yang berfungsi sebagai alat serap, umumnya
digunakan sebagai produk kesehatan wanita. Secara historis, kata "tampon" berasal dari
bahasa Prancis “tampion,” yang berarti "potongan pakaian untuk menyumbat lubang.
Jadi tampon dalam hal ini adalah kassa yang dimasukkan kedalam hidung yang
berfungsi untuk menyumbat darah yang keluar dari hidung.

2. Indikasi
Pemasangan tyampon dilakukan apabila terdapat darah yang keluar dari suatu lubang
yang berjumlah banyak sehingga perlu penanganan.

3. Alat dan Bahan


Dapat dibuat dengan menggunakan kasa yang digulung dengan kuat dan
membentuk ukuran yang pas untuk memberikan tekanan yang adekuat pada rongga
hidung. Sebelum dimasukkan ke rongga hidung, kassa dilumuri dengan salep antibiotik
sehingga mukosa hidung tidak kering dan untuk mencegah infeksi serta toxic shock
syndrome. Tampon dapat dibiarkan selama 5 hari dan disertai dengan pemberian
antibiotik oral sebagai profilaksis infeksi. Tampon anterior juga dapat dibasahi dengan
adrenalin 1:10000 sebagai vasokonstriktor sehingga perdarahan lebih cepat berhenti.
Tampon ini biasa digunakan pada epistaksis anterior.

4. Sistematika Prosedur
Pada anak yang sering mengalami epistaksi ringan, perdarahan dihentikan
dengan cara menekan kedua cuping hidung ke arah septum selama beberapa menit. Jika
terlihat, sumber perdarahan dikaustik dengan larutan nitras argenti 20-30 % (atau asam
triklorasetat 10 %) atau elektrokauter. Sebelumnya digunakan analgesik topikal. Bila
dengan cara ini perdarahan masih terus berlangsung maka diperlukan pemasangan
tampon anterior, yaitu kapas atau kasa menyerupai pita dengan lebar kira-kira 0,5 cm
yang diberi vaselin atau salep antibiotik agar tidak melekat sehingga tidak terjadi
perdarahan ulang saat pencabutan. Tampon anterior dimasukkan melalui nares anterior,
diletakkan berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus menekan
tempat asal perdarahan. Tampon dipertahankan 1-2 hari.
Pasien diminta duduk tegak (agar tekanan vaskuler berkurang dan mudah
membatukkan darah di faring). Bila dalam keadaan lemah atau syok, pasien
dibaringkan dengan bantal di belakang punggung. Sumber perdarahan dicari dengan
bantuan alat hisap agar hidung bersih dari bekuan darah. Kemudian pasang tampon
anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan lidokain atau pantokain untuk
menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri untuk tindakan selanjutnya.
Biarkan 3-5 menit dan tentukan apakah sumber perdarahan di bagian anterior atau
posterior.

5. Hasil Pelaksanaan Prosedur


Pada tanggal 6 November 2019 An. K dibawa oleh orang tuanya ke IGD karena
mengalami perdarahan pada hidung (mimisan). Kemudian oleh dokter di diagnosa
medis Epistaksis Anterior dan dilakukan pemasangan tampon sebanyak dua kali.
Pemasangan tampon yang pertama dilepas karena darah masih mengalir dari hidungnya
kemudian dipasang tampon yang kedua dan darah sudah mulai berhenti mengalir.

6. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


Saat memasukkan gulungan kassa kedalam hidung pasien akan mengalami refleks
bersin karena ketidaknyaman saat ada benda asing yang amsuk kehidung sehingga kita
harus melakukan secara hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai