Anda di halaman 1dari 2

EPISTAKSIS

1. ETIOLOGI : Kelainan local : trauma, polip, tumor, di hidung


Sistemik : kelainan trombotik
2. Diagnosis : anterior : pleksus kieselbach
Posterior : pleksus woodruff
3. Penanganan epistaksis
- Control perdarahan aktif
- Cari lokasi dan penyebab perdarahan
4. Alat
- Lampu kepala, speculum hidung, pinset bayonet, tampon
- Dekongestan vasokonstriktor yg udah diecerin : efedrin/epinefrin
- Silokain gel atau spray buat analgetik awal, aplikasikan pada kapas atau bs langsung
- Efedrin 1-3%
- Adrenalin 1:200.000
5. Prosedur pemasangan tampon anterior
a. Suruh pencet hidung dari arah atas di kedua hidung di septum anterior mencetnya
pleksus kieselbach, duduk rileks kepala menunduk, pencet 15 menit
b. Kauterisasi apabila tau letaknya perdarahan
c. Semua dalam keadaan steril
d. Rhinoskopi anterior cavum nasi kanan pegang pake tangan kiri pemeriksa
e. Speculum hidung pake tangan tidak dominan, daun speculum menghadap ke bawah,
ibu jari di tuas, tengah manis kelingking buka daun.
f. Telunjuk pegang tip/dorsum nasi keadaan bebas.
g. Daun speculum dibuka saat udah masuk vestibulum nasi.
h. Tangan lain masukin tampon efedrin dengan pinset bayonet, ujung bayonet gaboleh
dipegang, dan tampon harus seluruhnya kepegang sm pinset, masukin tampon
langsung sampe ke koana gaboleh lebih dari koana. Tunggu 10-15mnt, kapas ambil
kembali.
i. Masukin rol tampon dengan pinset bayonet, pastikan ujung tampon sm dengan ujung
penjepitnya, masukin sampe ke koana. Lakukan layering bertumpuk, setinggi konka
media.
j. Tutup depan hidung dengan kasa kecil
Pemasangan tampon anterior 1-2x24jam, liat seberapa kering kasa. Kalo dah gada
perdarahan, Tarik tampon. Kalo evaluasi 15 menit masih perdarahan pake tampon belok

Tampon Belok
a. Gunakan silokain spray di cavum nasi dan orofaring.
b. Kateter foley utk guiding dari cavum ke orofaring, lalu liat dibawah uvula, Tarik kateter
foley.
c. Tali rol tampon ada 3, kaitkan pada kateter. Masukin rol tampon dari mulut, tangan kiri
tarik tali, tangan kanan dorong tampon bulet dengan jari paling panjang sampe belakang
uvula, letakan tampon sampe di nasofaring.
d. 3 tali tadi itu buat fiksasi, 2 di hidung, 1 di pipi.
e. Tampon belok harus disertai tampon anterior
f. Selama pemasangan tampon beri antibiotic. Antiobiotik salep bisa diletakkan di tampon
atau beri antibiotic sistemik broad spectrum

DISKUSI
 Efek samping efedrin : mulut kering, rebound fenomena, hipertensi. Hati2 pada pasien
glaucoma dan hipertensi pada aplikasi local
 Pasien yang dipasang tampon harus rawat inap karna bisa menimbulkan septic shock,
pasien tanpa kelainan sistemik koagulan tidak perlu memakai obat antiperdarahan, pasien
dhf bisa dipertimbangkan penambahan antiperdarahan tapi tidak selalu. Yang wajib
antibiotic

ALGORITMA PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS


1. Anamnesis singkat, keadaan umum pasien ttv
2. Identifikasi lokasi perdarahan rhinoskopi anterior, kalo gajelas lokasinya pakein aja
aplikasi efedrin adrenalin, kalo jelas sumber perdarahan pake kauterisasi
3. Kauterisasi pake AgNO3 tekanan ringan 5-10detik->jaringan nekrosis dan jangan sampe
filtrasi dalem karna bisa perforasi septum atau pake elektrokauter dibawah anestesi local
lebih bagus pake silokain/lidokain di kasa tapi bisa pake spray juga.
4. Kalo belum berhasil, pemasangan tampon bisa diulang 1kali lagi, jadi 2x24jam.
Identifikasi penyebab, factor koagulasi dan endoskopi, pemeriksaan ct scan untuk sinus,
kalo perdarahan profus gabisa endoskopi, pakenya angiografi ct scan.
5. Endoskopi : liat kelainan missal septum, septumnya diperbaiki dulu
6. Ct angiografi buat tau mana arteri yang bisa diligasi ; kalo gabisa diligasi di embolisasi
7. Epistaksis massif dan berulang perlu DIRUJUK

Anda mungkin juga menyukai