Anda di halaman 1dari 7

Laringo-Faring

 Fase menelan : oral  faringeal  oesofageal


 Penyebab penyakit :
1. Kongenital 6. Cardiovaskular
2. Trauma 7. Degeneratif
3. Infeksi 8. Neoplasma
4. Psikis 9. Idiopatik
5. Sistemik

 Di daerah faring / rongga mulut posterior terdapat susunan


jaringan limfoid yang berperan dalam imunitas. Susunan
kelenjar tersebut disebut Cincin Waldeyer yang terdiri dari :
1. Tonsil palatine (faucial tonsil)
2. Tonsil faringeal (adenoid)
3. Tonsil lingual (tonsil pangkal lidah)
4. Tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring/
gerlach’s tonsil)

1. Tonsilitis Akut
 Merupakan adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer
 Dibagi 2 :
- Folikularis - Lakunaris
 Gejala  sesuai tanda inflamasi, yang terdiri dari :
a. Rubor
b. Kalor
c. Dolor
d. Tumor
e. Fungsiolesa
 Gejala tonsillitis :
a. Odinofagi (sakit telan)
b. Suhu naik
c. Sakit kepala dan sakit di otot-otot
d. Lesu
e. Kadang-kadang batuk, serak, nafas bau
f. Otalgia
 Tanda-tanda :
a. Tonsil : hiperemi, edema, permukaan/kripte tertutup detritus

Gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi:


1. T0: tonsil sudah diangkat.
2. T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas medial
tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior uvula.
3. T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaringatau batas
medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½ jarak pilar
anterioruvula.
4. T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas
medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar
anterioruvula.
5. T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas
medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih.

b. Uvula : hiperemis, edema


c. Faring : Hipersekresi
 Terapi :
1. Kausatif : sesuai etiologi
2. Simptomatik : antipiretik / analgetik / mukolitik
3. Umum/suportif :
- Istirahat cukup
- Intake cairan cukup, diet lunak
- Kumur hangat air garam
- Roboransia

2. Tonsilitis Kronik
 Merupakan lanjutan peradangan akut/subakut yang berulang/rekuren, dengan kuman
penyebab nonspesifik  gangguan menelan dan gangguan pernafasan
 Tanda dan gejala :
- Discomfort
- Sakit telan ringan (pancingen)
- Lesu
- Kurang nafsu makan
- Sakit kepala
- Ngantukan
- Panas nglemeng/meriang/subfebril
- Tonsil : membesar dengan permukaan berbenjol-benjol, kripte melebar berisi
detritus
 Terapi : Tonsilektomi
Indikasi dan Kontraindikasi Tonsilektomi Menurut Health Technology Assessment
Kemenkes tahun 2004, indikasi tonsilektomi, yaitu:
Indikasi Absolut Indikasi Relatif
1. Pembengkakan tonsil yang menyebabkan 1. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per
obstruksi saluran nafas, disfagia berat, tahun dengan terapi antibiotik adekuat
gangguan tidur dan komplikasi 2. Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak
kardiopulmonar membaik dengan pemberian terapi medis
2. Abses peritonsil yang tidak membaik dengan 3. Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
pengobatan medis dan drainase streptococcus yang tidak membaik dengan
3. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam pemberian antibiotik laktamase resisten.
4. Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk
menentukan patologi anatomi

 Kontraindikasi relatif tonsilektomi:


1. Gangguan perdarahan
2. Risiko anestesi atau penyakit sistemik yang berat
3. Anemia
NYERI TENGGOROKAN

 Dibagi 2, yaitu :
a. Anak-anak : akut, kronik
b. Dewasa : akut, kronik
 Akut  < 12 minggu; Kronik  > 12 minggu

A. Nyeri Tenggorokan Pada Dewasa


a. Akut
1. Infeksi Viral
Disertai pilek dan batuk produktif
Terapi : simptomatik  analgetik, intake cairan yang cukup, bed rest 3-4 hari
2. Infeksi Bakteri Etiologi tersering : Streptococcus
Adanya mukopus pada dinding faring
Terapi : simptomatik + antibiotik
3. Candida
Sering pada pasien immunocompromised seperti
pasien diabetes, pasien yang menjalani
radioterapi/kemoterpi, pasien dengan AIDS
Terapi : antifungal lokal/parenteral jika terdapat infeksi
sistemik
4. Abses peritonsilar
Didahului oleh tonsillitis akut  selulitis peritonsilar/peritonsilitis  abses
peritonsilitis
Tanda dan gejala :
- nyeri tenggorokan hebat unilateral  tidak dapat menelan termasuk air ludah 
air ludah menetes keluar dari mulut
- Suara pasien  ‘hot potato voice’
- Trismus
- Inflamasi tonsil unilateral  deviasi uvula
Terapi :
- Antibiotik parenteral, etiologi tersering Streptococcus B-hemolitik  Penisilin
- Antibiotik

b. Kronik
1. Suspek keganasan pada kavitas oral ataupun faring dengan gejala kardinal seperti
penurunan berat badan, disfagia, suara serak dan riwyat merokok serta konsumsi
alkohol berlebih.
2. Faringitis kronik
Penyebab :
- merokok, alkohol  iritan faring
- Refluks asam  inflamasi faring
Tanda : debris putih pada kripte tonsil
Terapi :
- mengurangi atau menghilangkan dampak dari agen iritatif
- tonsilektomi

B. Nyeri Tenggorokan Pada Anak


a. Akut
Faringitis akut : penyebab tersering infeksi virus dengan gejala tambahan pilek dan batuk.
Tonsillitis akut : disfagi, halitosis, demam, limfadenopati servikal, pembesaran tonsil
Difteri : tonsil ditutupi membran
Terapi :
- konservatif  intake cairan cukup, analgesik, dan bed rest
- Jika penyebab bakteri  antibiotic : penisilin dengan dosis pertama secara parenteral
- Tonsilektomi, pada pasien dengan infeksi berat berulang

Mononukleus infeksius (demam glandular)


Umum pada remaja
Tanda :
- Tonsil membesar dan tertutup oleh eksudat bermembran.
- Pembesaran nodus cervical
- petekie dapat dilihat pada palatum
- hepatosplenomegali (kadang-kadang)
- ‘Limfosit atipikal’ pada darah tepi
- Tes monospot/Paul Bunnel (+)
Terapi : simptomatik

b. Kronik

Anda mungkin juga menyukai