Tidak adanya vitamin atau defisiensi relatif vitamin dalam diet akan menimbulkan
berbagai keadaan defisiensi dan penyakit yang khas. Defisiensi vitamin tunggal dari kelompok
B kompleks jarang terjadi ,karena diet yang jelek paling sering disertai dengan keadaan
defisiensi multiple. Diantara vitamin-vitamin yang larut dalam air ,dikenali keadaan defisiensi
berikut ini:
1. Penyakit beri-beri (defisiensi tiamin)
2. Keilosis, glositis,sebore, dan fotofobia (defisiensi riboflavin)
3. Pellagra (defisiensi niasin)
4. Neuritis perifer (defisiensi piridoksin)
5. Anemia megaloblastik,asiduria metilmalonat
6. dan anemia pernisiosa (defisiensi kobalamin)
7. Anemia megaloblastik (defisiensi asam folat)
8. Penyakit skorbut / skurvi (defisiensi asam askorbat)
1. Penyakit beri-beri (defisiensi tiamin)
a) Definisi
Penyakit beri-beri adalah kondisi yang diakibatkan oleh
kurangnya vitamin B1 atau tiamin pirofosfat dalam tubuh. Tiamin
pirofosfat atau tiamin berfungsi sebagai koenzim pembentukan glukosa
dan digunakan dalam jalur metabolisme lainnya. Secara singkat, vitamin
B1 atau tiamin adalah nutrisi yang membantu tubuh mengubah makanan
menjadi sumber energi dan menjaga fungsi jaringan tubuh.
Vitamin ini dapat larut dalam air dan tidak stabil dalam kondisi yang
panas. Oleh karena itu, tiamin hanya dapat berdiam di dalam tubuh selama
9-18 hari sebelum dibuang melalui ginjal. Kemampuan usus kecil menyerap
tiamin hanya 5 mg dan jaringan juga organ tubuh sebesar 30 mg. Jika nutrisi
tersebut tidak cepat diganti melalui konsumsi makanan kaya vitamin B1 atau
suplemen multivitamin, seseorang akan mengalami defisiensi tiamin dan
berpotensi memengaruhi fungsi organ tubuh penting, seperti saraf, jantung,
dan otak.
Kondisi ini kerap terjadi di negara bagian Asia termasuk Indonesia,
berpotensi menyerang bayi berusia 1-4 bulan hingga dewasa. Namun, hal ini
tidak menutup kemungkinan dapat terjadi di negara lainnya, khususnya bagi
yang sering mengonsumsi beras giling, atau mengonsumsi alkohol secara
berlebih.
b) Patologi
Berikut adalah gejala penyakit beri-beri kering yang mungkin dialami:
1) Kesulitan berjalan.
2) Nyeri hingga kehilangan fungsi otot tubuh.
3) Merasakan sensasi geli di titik tertentu.
4) Kehilangan kemampuan rasa atau sensasi di tangan atau kaki.
5) Kelumpuhan tungkai bagian bawah.
6) Nistagmus atau tremor/kejang pada mata.
7) Kesulitan berbicara.
8) Linglung.
9) Mual.
Sedangkan gejala penyakit beri-beri basah yang mungkin
dialami adalah:
1) Napas pendek saat melakukan aktivitas tertentu.
2) Kesulitan bernapas saat tidur.
3) Denyut jantung meningkat.
4) Pembengkakan di tungkai bagian bawah.
Dalam kasus tertentu, penyakit beri-beri dapat
diasosiasikan dengan sindrom Wernicke – Korsakoff,
yaitu kerusakan otak yang diakibatkan oleh defisiensi
tiamin. Beberapa gejala yang dapat dialami meliputi:
1) Linglung.
2) Kehilangan kemampuan mengingat dan meresap memori
yang baru.
3) Halusinasi.
4) Kehilangan koordinasi otot.
5) Masalah penglihatan, seperti penglihatan ganda atau
kejang mata.
c) Penyebab Penyakit Beri-beri
Penyebab utama penyakit beri-beri adalah defisiensi vitamin B1 atau
tiamin dalam tubuh.
Cedera otot jantung yang tidak ditangani secara dini
dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih jauh. Kondisi yang
disebut Shoshin beri-beri ini mengakibatkan jantung tidak
mampu memasok keperluan organ lainnya dengan baik karena
luka yang dialami. Hal ini memicu terjadinya sianosis atau
perubahan warna kulit pada kaki dan tangan, takikardia,
pembengkakan pembuluh darah di leher, dan berpotensi
mengakibatkan gagal jantung. Ini merupakan tahap darurat dan
perlu ditangani secara cepat untuk menghindari kematian
dalam hitungan jam hingga hari.
Risiko seseorang menderita penyakit beri-beri terkait
dengan kebiasaan mengonsumsi beras giling (tanpa kulit) ,
mengonsumsi alkohol secara berlebihan, dan jarang
mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B1. Adapun
beberapa faktor lain yang juga dapat memicu seseorang
terserang penyakit ini adalah:
1) Kelainan genetik (jarang terjadi).
2) Hipertiroidisme (kelenjar tiroid overaktif).
3) Menjalani cuci darah (hemodialisis).
4) Mengidap AIDS.
5) Baru melakukan bedah bariatrik atau penurunan berat badan
bagi penderita obesitas.
6) Mengonsumsi obat diuretik secara jangka panjang.\
7) Mual dan muntah berlebih saat hamil.
8) Ibu menyusui.
9) Bayi yang mengonsumsi susu dengan kadar tiamin rendah.
d) Macam – macam
Penyakit ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Beri-beri kering
Beri-beri kering umumnya terjadi pada penderita dengan
konsumsi kalori rendah dan minim olahraga, yang
mengakibatkan sistem saraf seperti gerakan motorik, sensorik,
dan refleks terganggu, khususnya pada otot bagian bawah
tubuh.
Dalam kondisi yang parah, sindrom Wernicke –
Korsakoff dapat terjadi, dengan gejala seperti muntah,
nistagmus horizontal atau tremor kecil pada mata, penurunan
fungsi penglihatan, demam, ataksia atau penyakit yang
mengganggu saraf motorik, dan kerusakan mental secara
progresif. Hanya sebagian dari penderita dapat sembuh dari
penyakit ini, khususnya jika sudah mencapai tahap kritis.
2) Beri-beri basah
Beri-beri basah umumnya menyerang organ jantung. Intensitas
penyakit ini dibagi menjadi 3 tahap yang saling berkaitan,
mulai dari potensi edema, cedera otot jantung, hingga penyakit
beri-beri kardiovaskular akut (Shoshin beri-beri).
Secara umum, peningkatan aktivitas jantung akan
mengakibatkan retensi garam dan air pada ginjal. Jika
didiamkan, kondisi ini berpotensi mengakibatkan retensi cairan
di seluruh tubuh (edema).
Edema yang tidak ditangani dapat mengakibatkan
jantung bekerja ekstra keras untuk memasok cairan dan
oksigen untuk memenuhi kebutuhan organ lainnya. Hal ini
berpotensi mengakibatkan otot jantung cedera dan memicu
gejala seperti takikardia (gangguan denyut jantung), hipertensi,
serta nyeri dada.
e) Terapi obat
f) Terapi diet
Untuk mencegah terserang penyakit beri-beri, terdapat serangkaian
makanan dengan kandungan tiamin tinggi yang dapat dikonsumsi, di
antaranya:
1) Daging.
2) Ikan.
3) Kacang-kacangan (khususnya kacang polong).
4) Biji-bijian.
5) Nasi.
6) Susu.
7) Sereal.
8) Asparagus.
9) Bayam.
10) Labu Acorn.
11) Taoge.
12) Bit hijau.
1) Keilosis
a) Definisi Keilosis
Keilosis merupakan sebuah radang yang dangkal pada
bagian sudut mulut yang dapat menyebabkan sudut mulut
menjadi pecah-pecah. Keilosis sering juga disebut sebagai
angular cheilitis, perlèche, atau bisa juga disebut sebagai angular
stomatitis. Biasanya sudut pada mulut akan terasa sangat sakit,
mengalami luka, berwarna merah, pecah-pecah, dan juga
bersisik.
b) Patologi
Adapun diagnosis keilosis dapat dilihat dengan adanya pecah-pecah di
bagian sudut mulut (kedua sudut mulut).
c) Penyebab Keilosis
Biasanya keilosis dapat terjadi karena defisiensi riboflavin,
defisiensi asam pantotenat dan juga defisiensi piridoksin.
Adapun kelainan yang serupa bisa juga disebabkan oleh virus
herpes ataupun mikosis.
2) Glositis
a) Definisi
G l o s i t i s m e r u p a k a n s u a t u k o n d i s i p e r a d a n g a n ya n g
t e r j a d i p a d a l i d a h y a n g ditandai dengan terjadinya
deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkandaerah
kemerahan yang mengkilat.Glositis adalah suatu keradangan
pada lidah.Glositis bisa bisa terjadi akut atau kronis.
Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu
sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh
yang penampakannya ada pada lidah. Biasanya kondisi ini bisa
menyerang pada semua tingkatan usia.
b) Patologi
Jika Anda menderita penyakit ini, maka akan muncul tanda-tanda
seperti :
1. Pembesaran lidah,
2. Nyeri pada lidah,
3. Penurunan kemampuan untuk berbicara, makan, dan menelan,
4. Perubahan warna permukaan lidah menjadi kemerah-merahan,
5. Permukaan lidah menjadi licin dan halus
Permukaan lidah menjadi licin dan halus akibat papilla-papilla lidah
mengecil atau menghilang. Papilla adalah tonjolan-tonjolan kecil yang
tersebar pada permukaan lidah. Papilla berisi syaraf-syaraf yang sangat
penting untuk merasakan rasa manis, asam, pedas dan pahit makanan
dan minuman yang kita makan sehari-hari, sehingga apabila kita
menderita glositis maka terjadi penurunan kemampuan untuk
merasakan rasa makanan atau minuman. Radang pada lidah yang sudah
parah menyebabkan rasa sakit atau nyeri dan dapat mengubah cara
makan atau berbicara.
c) Penyebab
Penyebabnya antara lain adalah infeksi bakteri atau virus (termasuk
oral Herpes simpleks), iritasi mekanis seperti tergigit, cedera akibat luka
bakar akibat makanan dan minuman yang terlalu panas dan tepian gigi yang
kasar (akibat fraktur/patah karena karies gigi). Selain itu, dapat pula
disebabkan oleh paparan zat iritan seperti :
1. Asap rokok,
2. Alkohol,
3. Pasta gigi,
4. Obat kumur,
5. Penyegar nafas,
6. Pewarna buatan dalam permen warna warni,dan
7. Obat tekanan darah tertentu.
Lebih lanjut, glositis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik
seperti anemia, defisiensi vitamin B, lichen planus oral, eritema
multiforme, sariawan (ulkus aphthous), sifilis, dan lain-lain.
d) Macam -macam
1. Glositis akut
peradangan pada lidah yang muncul secara tiba-tiba dan biasanya gejala
yang timbul lebih parah. Glositis tipe ini pada umumnya disebabkan
karena alergi.
2. Glositis kronik
Peradangan lidah pada tipe ini mempunyai gejala yang hilang timbul,
biasanya merupakan salah satu gejala dari penyakit tertentu.
3. Glositis idiopatik
4. Glositis atrofi
Pada tipe ini terjadi ketika hampir seluruh papil di lidah menghilang,
sehingga warna dan tektur dari lidah akan berubah, biasanya lidah akan
berubah menjadi merah gelap.
e) Terapi obat
f) Terapi diet
3) Sebore
a) Definisi
b) Patologi
c) Penyebab
1. Gagal jantung.
2. Obat-obatan tertentu.
3. Penyakit kejiwaan dan gangguan saraf (misalnya depresi dan
penyakit Parkinson).
4. Kebiasaan menggaruk kulit wajah.
5. Penyakit yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan
tubuh, seperti HIV/AIDS, kanker, penerima transplantasi organ
tubuh, dan pankreatitis alkoholik.
6. Penyakit endokrin yang bisa menyebabkan obesitas, seperti
diabetes.
7. Cuaca yang dingin dan kering.
8. Stres dan faktor genetik.
d) Terapi obat
3. Pellagra
a) Definisi
1. Ruam yang bersisik dan tebal pada kulit saat kena sinar
matahari
2. Mulut bengkak dan lidah berwarna merah terang
3. Muntah dan diare
4. Sakit kepala
5. Lemas
6. Depresi
7. Linglung
8. Hilang ingatan
c) Penyebab
Pellagra disebabkan oleh kekurangan niasin. Hal ini bisa terjadi karena
dua hal:
d) Terapi obat
Dokter juga mungkin meresepkan salep atau krim untuk kulit Anda.
Namun, tetap penting untuk melindungi kulit dari sinar matahari
langsung selama proses pemulihan. Anda perlu menggunakan tabir
surya atau pakaian tertutup setiap hari.
4. Neuritis perifer
a) Definisi
Sistem saraf tepi menghubungkan sistem saraf pusat di otak dan tulang
belakang ke seluruh organ tubuh. Kerusakan pada sistem saraf tepi
dapat mengganggu fungsi normalnya. Salah satu contohnya adalah
tidak bisa mengirim sinyal sakit ke otak, walaupun ada sesuatu yang
menyakiti tubuh. Atau sebaliknya, mengirim sinyal sakit meski tidak
ada yang menyebabkan sakit.
b) Patologi
1. Mononeuropati
c) Penyebab
1. Diabetes.
2. Infeksi bakteri atau virus, misalnya HIV, cacar, difteri, kusta,
dan hepatitis C.
3. Penyakit autoimun, seperti sindrom Guillain-Barre, lupus,
sindrom Sjogren, dan rheumatoid arthritis.
4. Faktor genetik, misalnya penyakit Charcot-Marie-Tooth.
5. Hipotiroidisme.
6. Kekurangan vitamin B1, B6, B12, dan vitamin E.
7. Penyakit liver.
8. Gagal ginjal.
9. Peradangan pembuluh darah (vaskulitis).
10. Penumpukan protein amiloid di dalam jaringan atau organ
tubuh (amiloidosis).
11. Kerusakan saraf, misalnya akibat cedera atau efek samping
operasi.
12. Kanker darah multiple myeloma.
13. Kanker kelenjar getah bening atau limfoma.
14. Keracunan merkuri atau arsenik.
15. Kecanduan alkohol.
16. Efek samping penggunaan obat dalam jangka panjang, antara
lain antibiotik (nitrofurantoin dan metronidazole), obat
kemoterapi untuk kanker usus, obat antikonvulsan (misalnya
phenytoin), thalidomide, dan amiodarone.
d) Macam -macam
1) Defisiensi tiamin
Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan
reaksi yang tergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat
dibatasi, sehingga menimbulkan penumpukan substrat untuk reaksi
tersebut,misalnya piruvat ,gula pento dan derivat á- ketoglutarat dari
asam amino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin. Tiamin
didapati hampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang
lazim digunakan sebagai makanan, tetapi kandungannya biasanya kecil.
Biji-bijian yang tidak digiling sempurna dan daging merupakan sumber
tiamin yang baik.
Penyakit beri-beri disebabkan oleh diet kaya karbohidrat rendah
tiamin,misalnya beras giling atau makanan yang sangat dimurnikan
seperti gula pasir dan tepung terigu berwarna putih yang digunakan
sebagai sumber makanan pokok. Gejala dini defisiensi tiamin berupa
neuropati perifer, keluhan mudah capai, dan anoreksia yang
menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta
muskuler. Encefalopati Wernicke merupakan suatu keadaan yang
berhubungan dengan defisiensi tiamin yang sering ditemukan diantara
para peminum alcohol kronis yang mengkomsumsi hanya sedikit
makanan lainnya. Ikan mentah tertentu mengandung suatu enzim
(tiaminase ) yang labil terhadap panas,enzim ini merusak tiamin tetapi
tidak dianggap sebagai masalah yang penting dalam nutrisi manusia.
b. Riboflavin
Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang terikat
dengan gula alcohol, ribitol. Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen berwarnayang
relatif stabilterhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang visible. Bentuk aktif
riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan flavin adenin dinukleotida (FAD).
FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang tergantung pada ATP sedangkan
FAD disintesis oleh reaksi selanjutnya dengan ATP dimana bagian AMP dalam ATP
dialihkan kepada FMN. FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim
oksidoreduktase,di mana gugus prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen dengan
apoproteinnya. Enzim-enzim ini dikenal sebagai flavoprotein. Banyak enzim
flavoprotein mengandung satu atau lebih unsur metal seperti molibneum serta besi
sebagai kofaktor esensial dan dikenal sebagai metaloflavoprotein.
Enzim-enzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa enzim
oksidoreduktase yang penting dalam metabolisma mamalia, misalnya oksidase asam á
amino dalam reaksi deaminasi asam amino, santin oksidase dalam penguraian purin,
aldehid dehidrogenase, gliserol 3 fosfat dehidrogenase mitokondria dalam proses
pengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria,suksinat
dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, Asil ko A dehidrogenase, serta flavoprotein
pengalih electron dalam oksidsi asam lemak dan dihidrolipoil dehidrogenase dalam
reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat serta áketoglutarat, NADH dehidrogenase
merupakan komponen utama rantai respiratorik dalam mitokondria. Semua system
enzim ini akan terganggu pada defisiensi riboflavin. Dalam peranannya sebagai
koenzim, flavoprotein mengalami reduksi reversible cincin isoaloksazin hingga
menghasilkan bentuk FMNH2 dan FADH2.
Defisiensi Riboflavin
Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas, kita heran melihat
defisiensi riboflavin tidakmenimbulkan keadaan yang bisa membawa kematian.
Namun demikian kalau terjadi defisiensi tiamin, berbagai gejala seperti
stomatitis angularis, keilosis, glositis, sebore dan fotofobia. Riboflavin
disintesis dalam tanaman dan mikroorganisme, namun tidak dibuat dalam tubuh
mamalia. Ragi, hati dan ginjal merupakan sumber riboflavin yang baik dan
vitamin ini diabsorbsi dalam intestinum lewat rangkaian reaksifosforilasi –
defosforilasi di dalam mukosa . Berbagai hormon (misalnya hormon tiroid dan
ACTH ), obat-obatan (misalnya klorpromazin,suatu inhihibitor kompetitif) dan
factor- faktor nutrisi mempengaruhi konversi riboflavin menjadi bentuk-bentuk
kofaktornya. Karena sensitivitasnya terhadap cahaya,defisiensiriboflavin dapat
terjadi pada bayi yang baru lahir dengan hiperbilirubinemia yang mendapat
fototerapi.
c. Niasin
Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida yang
berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam makanan. Asam nikotinat merupakan
derivat asam monokarboksilat dari piridin. Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida
Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (
NADP+). Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+
dan NADP+ oleh enzim-enzim yangterdapat pada sitosol sebagian besar sel.Karena
itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-mula mengalami deamidasi menjadi
nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah menjadidesamido NAD+ melalui reaksi yang
mula-mula dengan 5- fosforibosil –1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian melalui
adenilasi dengan ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim
NAD +. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk
NADP+.
1) Fungsi Niasin
Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagai koenzim
pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosol ataupun
mitokondria. Dengan demikian vitamin niasin merupakan komponen kunci
pada banyak lintasan metabolic yang mengenai metabolisme karbohidrat, liid
serta asam amino.NAD+ dan NADP+ merupakan koenzim pada banyak enzim
oksidorduktase. Enzimenzim dehidrogenase yang terikat dengan NAD
mengkatalisis reaksi oksidoreduksi dalam lintasan oksidatif misalnya siklus
asam sitrat,sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NADP
ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif misalnya
lintasan pentosa fosfat.
2) Defisiensi Niasin
Kekurangan niasin menimbulkan sindroma defisiensi pellagra,
gejalanya mencakup penurunan BB, berbagai kelainan pencernaan, dermatitis,
depresi dan demensia. Niasin ditemukan secara luas dalam sebagian besar
makanan hewani dan nabati. Asam amino essensial triptofan dapat diubah
menjadi niasin (NAD+) dimana setiap 60 mg triptofan dapat dihasilkan 1 mg
niasin. Terjadinya defisiensi niasin apabila kandungan makanan kurang
mengandung niasin dan triptofan. Tetapi makanan dengan kandungan leusin
yang tinggi dapat menimbulkan defisiensi niasin karena kadar leusin yang tinggi
dalam diet dapat menghambat kuinolinat fosforibosi transferase yaitu suatu
enzim kunci dalam proses konversi triptofa menjadi NAD+. Piridoksal fosfat
yang merupakan bentuk aktif dari vitamin B6 juga terlibat sebagai kofaktor
dalam sintesis NAD+ dari triptofan .Sehingga defisiensi vitamin B6 dapat
mendorong timbulnya defisiensi niasin.
d. Asam Pantotenat
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan alanin.
Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan Protein Pembawa Asil (ACP).
Asam pantoneat dapat diabsorbsi dengan mudah dalam intestinum dan selanjutnya
mengalami fosforilasi oleh ATP hingga terbentuk 4'- fosfopantoneat . penambahan
sistein dan pengeluaran gugus karboksilnya mengakibatkan penambahan netto
tiotanolamina sehingga menghasilkan 4' – fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko
A dan ACP . Ko A mengandung nukleotida adenin . Dengan demikian 4' –fosfopantein
akan mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk defosfo koA . Fosforilasi akhir
terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3 – hidroksil dalam
moitas ribose untuk menghasilkan ko A.
1) Defisiensi Asam pantoneat
Kekurangan asam pantoneat jarang terjadi karena asam pantoneat
terdapat secara luas dalam makanan, khususnya dalam jumlah yang berlimpah
dalam jaringan hewan,sereal utuh dan kacangkacangan. Namun demikian,
burning foot syndrom pernah terjadi diantara para tawanan perang akibat
defisiensi asam pantoneat dan berhubungan dengan menurunnya kemampuan
asetilasi.
e. Vitamin B6
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu piridoksin,
piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang bersesuaian. Bentuk aktif dari
vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari
dalam intestinum , tetapi hidrolisis tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama
proses pencernaan. Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam
plasma. Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat
mengkatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belum
terfosforilasi menjadi masing- masing derivat ester fosfatnya. Piridoksal fosfat
merupakan koenzim pada beberapa enzim dalam metabolisme asam aimno pada proses
transaminasi, dekarboksilasi atau aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat
dalam proses glikogenolisis yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan
glikogen.
1) Defisiensi Vitamin B6
Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang terjadi
merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks. Namun
defisiensi vitamin B6 dapat terjadi selama masa laktasi, pada alkoholik dan juga
selama terapi isoniazid. Hati, ikan mackel, alpukat, pisang, daging, sayuran dan
telur merupakan sumber vitamin B6 yang terbaik.
f. Biotin
Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai makanan
alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan biotin dipenuhi oleh sintesis dari
bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak disebabkan oleh defisiensi ditarik biasa tetapi
oleh cacat dalam penggunaan. Biotin merupakan koenzim pada berbagai enzim
karboksilase.
1) Defisiensi biotin
Gejala defisiensi biotin adalah depresi, halusinasi, nyeri otot dan
dermatitis. Putih telur mengandung suatu protein yang labil terhadap panas
yakni avidin. Protein ini akan bergabung kuat dengan biotin sehingga mencegah
penyerapannya dan menimbulkan defisiensi biotin. Komsumsi telur mentah
dapat menyebabkan defisiensi biotin. Tidak adanya enzim holokarboksilase
sintase yang melekatkan biotin pada residu lisin apoenzim karboksilat, juga
menyebabkan gejala defisiensi biotin, termasuk akumulasi substrat dari enzim-
enzim yang tergantung pada biotin (piruvat karboksilase, asetyl ko A
karboksilase, propionil ko A karboksilase dan ß – metilkrotonil ko A ). Pada
sebagian kasus, anak-anak dengan defisiensi ini juga menderita penyakit
defisiesi kekebalan.
g. Vitamin B12
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks (cincin
corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini ditambahkan ion kobalt
di bagian tengahnya. Vitamin B12 disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme.
Dengan demikian, vitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman
tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang di dalam hati
temapat vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin, dan
hidroksikobalamin. Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-
tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu
glikoprotein yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang disekresi sel-sel parietal
pada mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin B12 terikat dengan protein plasma,
transkobalamin II untuk pengangkutan ke dalam jaringan. Vitamin B12 disimpan dalam
hati terikat dengan transkobalamin I. Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah
metilkobalamin dan deoksiadenosilkobalamin. Metilkobalamin merupakan koenzim
dalam konversi Homosistein menjadi metionin dan juga konversi Metiltetrahidrofolat
menjadi tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim untuk konversi
metilmalonil Ko A menjadi suksinil Ko A. Kekurangan atau defisiensi vitamin B12
menyebabkan anemia megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu
reaksi metionin sintase. Anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang
mempengaruhi pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru . Keadaan ini disebabkan
oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat defisiensi tetrahidrofolat.
Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga terjadi. Kelainan neurologik yang
berhubungan dengan defisiensi vitamin B12 dapat terjadi sekunder akibat defisiensi
relatif metionin.
h. Asam Folat
Nama generiknya adalah folasin. Asam folat ini terdiri dari basa pteridin yang
terikat dengan satu molekul masing-masing asam P- aminobenzoat acid (PABA ) dan
asam glutamat. Tetrahidrofolat merupakan bentuk asam folat yang aktif. Makanan yang
mengandung asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim usus spesifik menjadi
monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi. Kemudian oleh adanya enzim folat reduktase
sebagian besar derivat folat akan direduksi menjadi tetrahidrofolat dalam sel intestinal
yang menggunakan NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksi.
Tetrahidrofolat ini merupakan pembawa unitunit satu karbon yang aktif dalam
berbagai reaksi oksidasi yaitu metil, metilen, metenil, formil dan formimino.Semuanya
bisa dikonversikan. Serin merupakan sumber utama unit satu karbon dalam bentuk
gugus metilen yang secara reversible beralih kepada tetrahidrofolat hingga terbentuk
glisin dan N5, N10 – metilen – H4 folat yang mempunyai peranan sentral dalam
metabolisme unit satu karbon. Senyawa di atas dapat direduksi menjadi N5 – metil –
H4 folat yang memiliki peranan penting dalam metilasi homosistein menjadi metionin
dengan melibatkan metilkobalamin sebagai kofaktor.
Defisiensi atau kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik karena terganggunya sintesis DNA dan pembentukan eritrosit.
i. Asam Askorbat
Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya
sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam
askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat
bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat pereduksi
dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk
mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c.
Mekanisme kerja asam askorbat dalam banyak aktivitasnya masih belum jelas, tetapi
proses di bawah ini membutuhkan asam askorbat :
1) Hidroksilasi prolin dalam sintesis kolagen.
2) Proses penguraian tirosin, oksodasi Phidroksi–fenilpiruvat menjadi
homogentisat memerlukan vitamin C yang bisa mempertahankan keadaan
tereduksi pada ion tembaga yang diperlukan untuk memberikan aktivitas
maksimal.
3) Sintesis epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
4) Pembentukan asam empedu pada tahap awal 7 alfa – hidroksilase.
5) Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat akan
terpakai habis kalau kelenjer tersebut dirangsang oleh hormon
adrenokortikotropik.
6) Penyerapan besi digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
7) Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam air
dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses pencernaan.