Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 3

1. Ajeung PSD
2. Ayu Hariza Merisca
3. Chindi Ayu Patikasari
4. Desi Ayuriani
5. Ratih Meilina
6. Revita N
7. Tisa Pertiwai
8. Trisna Nopelita
9. Yovanka Herninda Putri
Pendahuluan
 Interaksi Nutrient
Interaksi nutrient adalah interaksi fisika dan kimia
antar nutrisi, nutrisi dengan komponen lain dalam
makanan atau nutrisi dengan obat (senyawa kimia
lain) yang meliputi efek yang diinginkan dan tidak
diinginkan
 Nutrisi adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan.
Penggolongan zat gizi berdasarkan
jumlah yang dibutuhkan tubuh:
 Zat gizi makro (karbohidrat, protein,
dan lemak)
 Zat gizi mikro (Vitamin dan Mineral)
B. Jenis-jenis Interaksi
 1)Interaksi yang Mendukung (Asosiatif)
Interaksi antara vitamin C dengan Fe
merupakan contoh yang menguntungkan,
karena vitamin C dapat meningkatkan
kelarutan Fe, sehingga Fe lebih mudah diserap
tubuh. Peningkatan penyerapan Fe juga dapat
dibantu vitamin A, vitamin B2 dan B12.
2)Interaksi yang Berlawanan (Kompetitif)
Interaksi yang bersifat kompetisi ditentukan oleh
kemiripan sifat fisik dan kimia mineral itu satu
sama lain. Beberapa contoh mineral yang
berinteraksi secara kompetisi adalah Fe dengan
Zn, Fe dengan Cr, Zn dengan Cu.
Lanjutan
 Mekanismenya satu mineral yang dikonsumsi
dalam jumlah berlebihan akan menggunakan “alat
transpor” mineral lain sehingga akan terjadi
kekurangan salah satu mineral itu.
Misalnya, transferin merupakan “alat transpor”
bagi Fe transferin ini ternyata dapat juga
digunakan oleh Zn, Ca, dan Cr. Akibatnya kita bisa
kekurangan Fe (Anemia),.
C. Interaksi Antara Zat Gizi Makro
dan Zat Gizi Mikro
1. Karbohidrat dan Kalsium
Interaksi laktosa dengan kalsium
membentuk kompleks kalsium laktat yang
memiliki tingkat absorbsi yang tinggi.
Lanjutan
Penelitian yang dilakukan oleh Kabayashi et
al.tahun 1973 memperlihatkan bahwa
hidrolisis laktosa oleh enzim laktase
menjadi galaktosa dan glukosa lebih efektif
dalam meningkatkan absorpsi kalsium.
2. Interaksi Protein dengan Vitamin C
Salah satu fungsi utama vitamin C berkaitan
dengan sintesis kolagen. Kolagen adalah sejenis
protein yang merupakan salah satu komponen
utama dari jaringan ikat,tulang-tulang rawan,
dentin, lapisan endotelium pembuluh darah dan
lain2.
Lanjutan
Kekurangan asupan vitamin C dapat
menyebabkan skorbut. Dalam kasus2 skorbut
spontan, biasanya terjadi gigi mudah tanggal,
gingipitis, dan anemia, yang mungkin disebabkan
oleh adanya fungsi spesifik asam askorbat dalam
sintesis hemoglobn.
Lanjutan
 Skorbut dikaitkan dengan gangguan sintesis
kolagen yang manifestasinya berupa luka
yang sulit sembuh, gangguan pembentukan
gigi, dan robeknya kapiler.
 3. Interaksi Lemak dan Kalsium
 Asam lemak makanan yang tidak terabsorpsi
memiliki hubungan yang signifikan dengan
terjadinya steatrea yang dapat menurunkan
absorpsi kalsium melalui pembentukan kompleks
asam lemak dan kalsium dalam lumen di usus
halus yang tidak dapat diabsorpsi dan akan
diekskresikan lewat feses.
Lanjutan
 Pembentukan kompleks asam lemak dan
kalsium akan meningkatkan panjang rantai
asam lemak dan menurunkan tingkat
ketidakjenuhannya.
D. Interaksi Antar Zat Gizi Mikro
 Interaksi Zat gizi mikro dapat terjadi
melalui 2 mekanisme yaitu:
1.Satu jenis zat gizi mikro secara langsung
mempengaruhi penyerapan zat gizi mikro
lainnya, dan
Lanjutan
2. Bila tubuh mengalami defisiensi atau
kelebihan satu jenis zat gizi mikro baru
mempengaruhi metabolisme zat gizi
mikro lain.
1. Interaksi Fe Dengan Vit B2 Dan B12
 Besi berinteraksi sinergis dengan vitamin B
kompleks. Vitamin B12 dan asam folat diperlukan
pula dalam pembentukan sel darah merah,
sehingga kekurangan kedua vitamin tersebut juga
dapat mengakibatkan anemia akibat penurunan
produksi darah merah (anemia megaloblastik)
2. Interaksi Fe Dengan Vit A
 Interaksi vitamin A dengan zat besi bersifat sinergis,
kekurangan vitamin A dapat memperburuk anemia
kurang zat besi.
 Bila tubuh dalam keadaan kekurangan vitamin A,
maka transportasi zat besi dari hati dan atau
penggabungan zat besi ke dalam eritrosit terganggu.
Lanjutan
 Vitamin A terlibat dalam pengaturan pengeluaran
Fe dari hati. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa suplementasi vitamin A dengan Fe
memperbaiki status vitamin A dan
memperperbaiki status Fe lebih baik daripada jika
disuplementasi dengan Fe atau dengan vitamin A
saja.
3. Interaksi Fe dengan Vit C
 Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan Fe bila
dikonsumsi pada waktu bersamaan, karena
vitamin C akan mengubah Fe dari bentuk feri
menjadi bentuk fero. Fe dalam bentuk fero lebih
mudah diserap.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai