Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAWASAN MUTU MAKANAN

“UJI BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP)”

Dosen pembimbing : DesriSuryani., SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH

Kelompok 9 :

1. Desitri Dian Rahayu P0 5130217 009


2. Indah Vita Anggraini P0 5130217 023
3. Lucy Novella P0 5130217 026
4. Meiza Qoneta P0 5130217 027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI DIV GIZI 2018/2019
A. TINJAUAN PUSTAKA
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan
kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan
pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental. Didalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan juga bahwa
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai
makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi yang sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk
maksud tekhnologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan suatu
komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi
pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan
pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat
atau bentuk pangan atau produk pangan. Menurut FAO di dalam Furia (1980), bahan
tambahan pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan
dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan,
pengemasan, dan atau penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna,
bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan
merupakan bahan (ingredient) utama.
Pada masa lalu, sumber bahan tambahan makanan masih terbatas pada bahan
alami, seperti daun suji dan kunyit untuk pewarna, pati untuk pengental, garam
memberi rasa asin serta rempah-rempah untuk memberikan aroma yang khas. Namun,
dengan semakin maju dan berkembangnya teknologi pengolahan pangan, mendorong
orang untuk memperoleh segala sesuatu secara praktis dan cepat, tidak heran pada
akhirnya tercipta macam-macam bahan tambahan makanan hasil ekstrak bahan alami
maupun sintesis bahan kimia. Pemakaian Bahan Tambahan Pangan di Indonesia
diatur oleh Departemen Kesehatan. Sementara, pengawasannya dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu menguji bahan tambahan makanan pada
Carboxymethyl cellulosa (CMC).
C. ALAT
- Timbangan Analitik
- Tabung reaksi
- Pipet ukur
D. BAHAN
- Aquades
- Minyak goreng
- Carboxy methyl cellulosa (CMC)

E. PROSEDUR
1. Sampel (carboxy methyl cellulosa) ditimbang sebanyak 100ml.
2. Siapkan 1 tabung reaksi.
3. Selanjutnya tabung reaksi dimasukkan 3 ml air dan 3 ml minyak sayur/goreng.
4. Masukkan juga dalam tabung reaksi tambahkan sampel carboxy methyl cellulose
(CMC) sekitar 100 ml.
5. Kocok masing-masing tabung reaksi lalu diamakan. Kemudian amati waktu
pemisahan air dan minyak.
6. Catat hasil pengamatan pada tabel.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


 Tabel Hasil carboxy methyl cellulose (CMC)

No. Gambar Keterangan


1. Sampel carboxy methyl cellulose
(CMC)
2. Sampel yang sudah ditambhkan
aquades dan minyak sayur/goreng.

 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan bahan tambahan pangan
yaitu CMC (carboxy methyl cellulose) untuk pengelmulsi. Ketika semua
bahan dicampurkan, kami mengamati pemisahan air dan minyak terjadi
selama ± 22 menit. Ini berarti, CMC merupakan bahan tambahan pangan
yang benar-benar bersifat sebagai pengelmulsi yaitu menyatukan bahan yang
susah menyatu. Seperti hal nya minyak dan aquades (air), yang sangat susah
untuk menyatu, dengan menambahkan CMC dapat memperlama waktu
penyatuan minyak dan aquades.

G. KESIMPULAN
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan
kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan
pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental. Pada
praktikum kali ini, kami menguji BTP menggunakan CMC (carboxy methyl cellulose)
yang merupakan pengelmulsi pada BTP. Selama ± 22 menit, minyak dan aqudes yang
dicampur juga dengan CMC mengalami pengelmulsi-an sehingga sulit terpisah.
H. DAFTAR PUSTAKA
- Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88
- Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu dan
Gizi Pangan, Bab 1 Pasal 1
- Pdf BTP
I. LAMPIRAN
Larutan BTP Minyak Aquades

Sampel CMC 100ml BTP CMC CMC

Anda mungkin juga menyukai