Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA SISTEM INTEGUMEN

TERHADAP BP. M DENGAN KASUS DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT

BINA SEHAT

Dosen Pembimbing:

Ns.Arif Andriyanto,M.Kep,Sp.Kom

Disusun Oleh:

Kelas/Kelompok : 4D/5

1. Iga Imania (201601131)


2. Yunis Dwi Kurniasari (201601136)
3. Mega Desinta (201601144)
4. Miftakhul Magfiroh (201601146)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Sistem
Integumen Terhadap Bp. M Dengan Kasus Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Bina Sehat ini
dapat penulis selesaikan.
Penulis berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan juga
singkat agar bisa dipahami oleh para pembaca, dan tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Pak Ns. Arif Andrianto M. Kep. Sp. Kep. Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Gerontik
4. Teman-teman Kelompok 5 kelas D program studi keperawatan S1 yang telah
membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih
terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu, penulis
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca untuk meyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan sebagaimana
mestinya.

Mojokerto, 27 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses penuaan merupakan proses secara terus menerus dan berkelanjutan secara
alamiah. Yang dilami oleh manusia selama proses menua misalnya kehilangan jaringan
pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain. Dalam proses menua ini seseorang dapat
dikatakan lansia menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 berusia 60 tahun keatas.
Pada lansia banyak mengalami berbgaia kemunduran organ tubuh sehingga lansia rentan
terhadap penyakit salah satunya yaitu penyakit Diabetes Mellitus (Untari, 2016).

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditandai
dengan meningkatnya kadar glukosa di dalam darah akibat adanya gangguan pada
sekresi insulin dan kerja insulin yang dapat berdampak terhadap kerusakan jangka
panjang, disfungsi organ serta kegagalan kerja organ lain di dalam tubuh (Putri
Ramadhani, 2018). Penyakit Diabetes ini merupakan salah satu penyakit menular yang
memiliki tanda dan gejala kadar glukosa puasa tidak normal, hiperglikemia, rasa lapar
yang semain besar, BB berkurang, lelah dan mengantuk, sering buang air kecal, sering
haus, dan gejala lain yang dikeluhkan seperti kesemutan, gatal, dan mata kabur (Amin
Huda Nurarif, 2015).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan gerontik Pada sistem


Integumen.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kasus Diabetes Mellitus, pengkajian diagnosa, intervensi dan


penatalaksanaan pada lansia dengan Diabetes Mellitus.
2. Mengimplementasikan intervensi pada lanjut usia penderita inkontinensia

urine.

1
2
BAB 2

TINJAUAN KASUS

Bp. M berusia 60 tahun datang ke Rumah Sakit Bina Sehat bersama keluarganya
pada tanggal 31 Oktober 2019 pukul 08.00 WIB. Bp. M mengeluh terdapat luka dibagian
tumit kaki sebelah kiri dan terasa nyeri disekitar luka serta pengkajian nyeri P= nyeri
bertambah saat beraktifitas, Q=seperti ditusuk-tusuk, R=Tumit kaki sebelah kiri, S= 5, T=10
menit. Nyeri yang dirasakan hilang timbul. Bp. M mengatakan luka tersebut disebabkan
karena terkena benda tajam (pecahan beling) sejak 1 bulan yang lalu, kemudian Bp. M
memeriksakan luka tersebut ke puskesmas, namun luka tersebut tidak kunjung sembuh
sampai saat ini. Bp. M mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus sejak 3
tahun yang lalu dan ayah dari Bp. M juga memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus. Saat
dikaji, lukanya berbau dan berwarna kemerahan, ibu jari kaki sudah mulai menghitam, wajah
klien merinti, lukanya keluar cairan berwarna kekuningan seperti nanah, dan GDA 256
mg/dL. Pasien cemas dengan penyakitnya, wajah gelisah, pasien mengatakan sulit tidur.

3
BAB 3

ANALISA KASUS

3.1 Pengkajian Keperawatan

Rumah Sakit : RS Bina Sehat

No Rekam Medik : 1756

Tanggal Pengkajian: 31-10-2019

A. IDENTITAS
Nama : Bp. M
Tempat/tgl lahir : Jombang, 12 desember 1959
Alamat : Desa pasinan, Kec. Mojoanyar. Kab. Mojokerto
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 60 tahun (Elderly)
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang
Sumber pendapatan : Hasil dagangan
Kecukupan pendapatan : Cukup
Keluarga yang dapat dihubungi : Ibu S (Istri)
Diagnosa Medik : Diabetes Mellitus

B. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan yang dirasakan saat ini : Bp. M mengatakan terdapat luka dibagian tumit kaki
sebelah kiri.
b. Keluhan 3 bulan terakhir : Bp. M mengatakan dibagian tumit kaki sebelah kiri ada luka
sejak 1 bulan yang lalu dan Diabetes Mellitus.
c. Penyakit saat ini : Bp. M mengatakan sebelum pasien datang ke rumah sakit, 1 bulan
yang lalu pasien kena luka di tumit sebelah kiri karena terkena benda tajam (pecahan
beling) saat berjalan. Luka sudah diobati di puskesmas, namun luka belum bisa sembuh
sampai saat ini. Kemudian Bp. M merasa lemas, pusing dan dibawa keluarga ke Rumah

4
Sakit Bina Sehat pada tanggal 31 oktober 2019 pukul 08.00 WIB. Saat dikaji pasien
tampak merintih dan mengeluh nyeri disekitar luka pengkajian nyeri P= nyeri
bertambah saat beraktifitas, Q=seperti ditusuk-tusuk, R=Tumit kaki sebelah kiri, S= 5,
T=10 menit. Terdapat cairan kekuningan sepeti nanah yang keluar dari luka tersebut
serta berbau, sekitar luka kemerahan dan ibu jari kakisudah mulai menghitam.
d. Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan di dalam anggota keluaganya yaitu
ayahnya dulu pernah menderita kencing manis.

C. STATUS FISIOLOGIS
Postur tulang belakang pasien: kifosis.
Tanda-tanda vital dan status gizi :
(1) Suhu : 37,2 oC
(2) Tekanan darah : 150/90 mmHg
(3) Nadi : 97x/menit
(4) Respirasi : 24x/menit
(5) Berat badan sebelum sakit: 70 Kg
(6) Berat badan saat sakit : 65 Kg
(6) Tinggi badan : 160 cm
(7) GDA : 256 mg/dL

Pengkajian Head To Toe

1. Kepala : Rambut bersih, tidak ada lesi dan beruban, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan dan luka.

2. Wajah dan Mata : wajah gelisah, konjungtiva anemis, penglihatan kabur, tidak ada
peradangan.
3. Hidung : bentuk hidung simetris, tidak ada peradangan,tidak ada pernafasan cuping
hidung.
4. Mulut dan tenggorokan : mulut tampak kotor, mukosa kering, gigi ompong 4, dan
tidak ada nyeri telan
5. Telinga : telinga bersih, tidak ada peradangan, pendengaran masih baik.
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada JVD, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada luka.

5
7. Dada : bentuk dada simetris, tidak ada suara tambahan, pergerakan dinding dada
simetris, suara jantung normal
8. Abdomen : Perut simetris, tidak ada nyeri tekan pada epigastrik, tidak ada pembesaran
liver, bising usus 10-12x/ menit.
9. Genetalia : tidak terkaji
10. Ekstremitas :.Nilai kekuatan otot 5 5
5 4
11. Integumen : kebersihan kurang, warna kulit pucat, kulit kering, terdapat luka di tumit
kaki sebelah kiri dengan panjang 8 cm, dan lebar 5 cm, disekitar luka berwarna
kemerahan, luka mengeluarkan pus dan bau, dan ibu jari kaki sudah mulai
menghitam.
D. Pengkajian Psikososial Spiritual

1. Pasien merasa cemas dengan penyakitnya, tidak ada stressor psikologis di rumah,
mekanisme koping adaptif, stabilitas emosi labil.
2. Pengkajian masalah emosional : pasien mengatakan ketika pasien ada masalah dapat
menyelesaikannya.

APGAR KELUARGA

(Skrinning singkat mengkaji fungsi Sosial Lansia)

Tdk
No Fungsi URAIAN Selalu Kadang2
pernah
1. Adaptation Saya merasa puas karena saya dapat meminta √
bantuan keluarga (teman-teman) saya saat ada
sesuatu yang mengganggu saya.
2. Partnership Saya merasa puas karena keluarga (teman- √
teman) saya membicarakan setiap hal dan
berbagai masalah dengan saya.
3. Growth Saya merasa puas karena keluarga (teman- √
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk terlibat dalam aktivitas
atau kegiatan baru.
4. Affection Saya merasa puas karena keluarga (teman- √

6
teman) saya memperlihatkan kasih sayang
dan berespons terhadap emosi saya, seperti
rasa marah, penderitaan, dan kasih sayang.
5. Resolve Saya merasa puas dengan cara keluarga √
(teman-teman) saya dan saya meluangkan
waktu bersama-sama.
INTERPRETASI HASIL :

1. < 3 = Disfungsi berat

2. 4 - 6 = Disfungsi sedang

3. > 6 = Fungsi baik

Hasil Interpretasi : Skor 7 artinya fungsi baik

E. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan


Kebiasaan Merokok: 3 batang sehari
F. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Frekuensi makan: Tidak teratur
2. Jumlah makanan yang dihabiskan : ½ porsi habis
3. Makanan Tambahan : Dihabiskan
G. Pola Pemenuhan Cairan
1. Frekuensi Minum : lebih dari 3 gelas sehari.
2. Jenis Minuman : Teh Manis

Pengkajian Determinan Nutrisi

No Indikators score Pemeriksaan

1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan 2 √


perubahan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi

2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 -

3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 -

4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman 2 -


beralkohol setiap harinya

7
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga 2 √
tidak dapat makan makanan yang keras

6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli 4 -


makanan

7. Lebih sering makan sendirian 1 -

8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 1 -


kali atau lebih setiap harinya

9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan 2 -


terakhir

10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup 2 -


untuk belanja, memasak atau makan sendiri

Total score 4

Hasil Interpretasi : Moderate nutritional risk

H. Pola Kebiasaan Tidur


1. Pola Kebiasaan Tidur: 3 Jam
2. Gangguan Tidur : Insomnia
3. Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur : Menonton Televisi
I. Pola Eliminasi
1. Pola eleminasi BAK : Lebih dari 6 kali sehari dan kebiasaan kencing dimalam hari.
2. Warna Urine : Kekuningan, bau khas urin.
3. Gangguan BAK : Nokturia
J. Pengkajian Fungsional berdasar Indeks KATZ dari AKS

Nilai Pengkajian Fungsional yaitu A (kemandirian dalam hal makan, kontinen,


berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi).

8
3.2 Analisa Data

NO DATA Interprestasi Masalah


[Etologi] [Problem ]

1. DS : pasien mengatakan terdapat Usia, riwayat kerusakan integritas


luka di tumit kaki sebelah kiri keluarga, gaya hidup jaringan
karena pecahan beling 1 bulan yang
lalu. Penurunan fungsi
DO: pankreas
1) Luka di tungkai kaki sebelah kiri
Insulin menurun
dengan panjang 8 cm, dan lebar 5
Hiperglikemi
cm
Kerusakan vaskuler
2) Disekitar luka berwarna
kemerahan,
Neuropati sensori
3) Luka mengeluarkan pus dan bau,
perifer
ibu jari kaki sudah mulai
menghitam.
klien tidak merasa
4) GDA : 256 mm/dL
sakit

nekrosis luka

ganggren

Kerusakan integritas
jaringan
2 DS: Nekrosis luka Ansietas
1. Pasien mengatakan cemas dengan
Ganggren
penyakitnya
2. Pasien mengatakan sulit tidur
Krsisi situasional

Ansietas

9
DO:
TTV :
1. Tekanan darah: 150/90 mmHg
2. Nadi : 97x/menit
3. Respirasi : 24x/menit
Wajah gelisah
Insomnia

3.3 Diagnosa Keperawatan

No. Diganosa Keperawatan Paraf


1. Kerusakan integritas jaringan beruhubungan dengan nekrosis
kerusakan jaringan.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

10
3.4 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

Kerusakan integritas jaringan beruhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 1. Bina Hubungan saling percaya pada pasien
dengan nekrosis kerusakan jaringan. 24 jam diharapkan luka klien membaik 2. Monitor kulit akan adanya kemerahan
dengan kriteria hasil: 3. Observasi luka
1. Perfusi jaringan normal 4. Lakukan Teknik Perawatan Luka dengan
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi steril
5. Ajarkan keluarga tentang luka dan
3. Ketebalan dan tekstur jaringan normal
perawatan luka
4. Menunjukkan terjadinya proses
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
penyembuhan luka pemberian diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi
Protein)
Ansietas berhubungan dengan krisis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 1. Identifikasi tingkat kecemasan
situasional 24 jam diharapkan cemas berkurang, dengan 2. Intruksikan pasien menggunakan teknik
kriteria hasil: relaksasi.
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang yang
mengungkapkan gejala cemas dirasakan selama prosedur.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
menunjukan teknik cemas obat untuk mengurangi kecemasan
3. Vital sigh dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh

11
dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.

3.5 Implementasi Dan Evaluasi

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Kamis, 31 Oktober Kerusakan integritas 1. Melakukan BHSP
2019 jaringan beruhubungan 2. Memonitor kemerahan pada kulit pasien
dengan nekrosis kerusakan 3. Mengobservasi Luka
jaringan. 4. Melakukan perawatan luka dengan steril
5. Memberi edukasi pada keluarga tentang
luka dan perawatan luka
6. Berkolaborasi dalam pemberian Diet
TKTP
Kamis, 31 Oktober Ansietas berhubungan 1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan
2019 dengan krisis situasional klien
2. mengintruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi.
3. menjelaskan semua prosedur dan apa
yang yang dirasakan selama prosedur.
4. berkolaborasi dengan dokter dalam

12
pemberian obat untuk mengurangi
kecemasan

13
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai