Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

Dokter Pembimbing :
dr. Zecky Eko Triwahyudi, Sp.OT
Disusun oleh :
Laiza Intan Puspita A.P
2015730076

STASE ILMU BEDAH


RSIJ CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Identitas Pasien
Nama An. R

Jenis kelamin Laki-laki

Usia 10 thn

Alamat Kemayoran

Ruang Perawatan Melati

Tanggal Masuk 15/01/2020


Anamnesis

Keluhan Utama

Kaki kanan&kiri pasien membengkok sejak


2 tahun yll.

Keluhan Tambahan

Sulit melakukan aktifitas harian, terasa pegal&nyeri


ketika
kelelahan berjalan.
 Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli ortopedi dengan keluhan kedua
tungkai bengkok, terlihat sejak 2 tahun yang lalu. Tungkai
kanan lebih bengkok dibandingkan tungkai kiri. Pada saat
lahir kedua tungkai os nampak normal, os dapat berjalan
saat usia tepat 1 tahun. Seiring dengan pertambahan usia,
ibu os menyadari bahwa kaki os nampak seperti huruf O di
usia 2 tahun, namun pasien tidak pernah mengeluhkan rasa
sakit kepada ibunya.
Keluhan memberat sejak pasien mengalami kenaikan berat badan pada usia 8
tahun, kedua tungkai os terlihat menjadi sangat bengkok, sejak awal keadaan
tungkai kanan lebih bengkok dibandingkan tungkai kiri pasien. Sejak saat itu pasien
masih dapat berjalan namun terlihat tidak normal, terutama ketika berjalan terlalu
lama dan mengalami kesulitan beraktifitas, pasien merupakan anak yang aktif,
namun dengan keadaan tungkai nya yang sudah berubah pasien tidak dapat
bermain sepeda, berlari, menendang bola atau bermain bebas seperti anak-anak
seusianya. Ketika merasa lelah pasien mengeluhkan tungkai nya sakit terutama
tungkai kanannya. Riwayat trauma disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:

•Keluhan timbul sejak usia 8 tahun

Riwayat Penyakit Keluarga:


•Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan ser
upa
Riwayat Pengobatan
Belum pernah berobat sebelumnya dan tidak menggunakan
pengobatan alternative. Namun sering dilakukan pemijatan.

Riwayat Alergi:
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makan, cuaca, dan
obat-obatan.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4 V5 M6)
BB : 48 kg
TB : 139 cm
IMT : 24,4 cm

Tanda Vital
Tekanan darah :-
Frekuensi nadi : 78 x/menit, reguler, kuat angkat, Pernafasan
: 22 x/menit, regular.
Suhu : 36,5 0C
Status Generalis
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Telinga : Pendengaran dalam batas normal
Hidung : Sekret yang keluar (-), epistaksis (-)
Mulut : Sianosis (-), perdarahan pada gusi (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Inspeksi : Bentuk dan gerakan simetris,
retraksi dinding thorax (-/-)
Palpasi : Vokal fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler(+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-
)
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas setinggi ICS II di linea
parasternalis dextra
Batas jantung kanan ICS IV Linea
Parasternalis dextra,
Batas jantung kiri ICS V Linea midclavicula
sinistra,
Auskultasi : BJ I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Status lokalis
Pada pemeriksaan fisik status lokalis
ekstremitas inferior dekstra dan sinistra:
• Didapatkan deformitas berbentuk O
dengan sisi kanan tampak lebih
bowing.

L R
L
R
Pemeriksaan radiologi
Pada pemeriksaan penunjang rontgen
• Kesan: Blount Disease Langenskold
IV
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

HEMATOLOGI RUT
IN
Hemoglobin 14,3 mg/dL 11,7- 15,5

Hematokrit 40 % 35 - 47

Leukosit 9,41 10^3/µL 3,60-11

Trombosit 209 10^3/µL 150 - 440

Eritrosit 4,79 10^6/µL 3,8-5,2

MCV/VER 83 fL 80-100

MCH/HER 30 Pg 26-34

MCHC/KHER 36 g/dL 32-36

FAAL HEMOSTASI
S

Masa perdarahan 2.00 Menit 1.00-3.00

Masa pembekuan 4.00 Menit 4.00-600

FAAL GINJAL

Kreatinin darah 0,5 mg/dL <1.4


Resume
An.R usia 10 tahun datang ke poli ortopedi dengan keluhan kedua tungkai bengkok
, terlihat sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan memberat sejak pasien mengalami kenai
kan berat bada pada usia 8 tahun, kedua tungkai os terlihat menjadi sangat bengko
k, sejak awal keadaan tungkai kanan lebih bengkok dibandingkan tungkai kiri pasie
n. Sejak saat itu pasien mengalami kesulitan beraktifitas/bermain. Os mengeluhkan
nyeri dan pegal-pegal hanya ketika terlalu lelah berjalan. Dari hasil pemeriksaan di
dapatkan TD : 120/80, HR : 78x/menit, RR:22x/menit, Suhu : 36,5º C, dari pemerik
saan x-ray didapatkan kesan blount disease langenskold IV.
diagnosis
• Blount disease
Tatalaksana

Operatif farmakologik Non- farmakologik


 ORIF recronstruction • Inj ceftriaxon 2x1 gr • kaki kanan yang telah
plate screw pada tibia • Inj ketorolac 3x1 dioperasi tidak boleh
dextra • Inj ranitidine 2x1 menapak dulu.
Peroral: • Mengurangi berat badan
• cefixime 100 mg 1x1
• Tramadol 100 mg 3x1
• ranitidine 50 mg 2x1
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BLOUNT DISEASE
Definisi
Penyakit Blount (tibia vara) adalah suatu kondisi pertumbuhan abnor-
mal bagian dalam (medial) lempeng pertumbuhan tulang kering (tibia)
bagian atas, menyebabkan ujung atas tibia tumbuh menyudut. Gang-
guan ini menyebabkan penderita berjalan dengan kaki terputar masuk
ke dalam. Jika kondisi ini tidak diobati, akan terjadi deformitas bowleg
, yang diikuti dengan perburukan dan dapat menyebabkan kerusakan
sendi lutut.
Epidemiologi
Penyakit Blount diklasifikasikan sebagai penyakit langka oleh
National Institute of Health. Penyakit ini mempengaruhi kurang
Penyakit ini lebihorang
dari 200.000 seringdipada perempuan.
populasi AS, atauBiasanya mulai
kurang dari 1%.pada
umur sekitar 2 tahun pada tipe infantile dan setelah 8 tahun
pada tipe adolescent. Gangguan pertumbuhan bisa melibat-
kan hanya satu atau kedua tibia. Penyakit Blount relatif jarang
terjadi di seluruh dunia, tetapi umum terjadi di Finlandia dan
Jamaika
Etiologi & Faktor risiko
• Lebih sering pada perempuan
• Genetik, merupakan penyakit autosomal dominan dan
resesif
• Sudah bisa berjalan pada umur di bawah 1 tahun
• Stres mekanik
• Lebih sering pada ras Afrika
BOW LEG IN
CHILDREN ?
PATOFISIOLOGI?
Patofisiologi
Penyakit Blount kemungkinan
Deformitas Varus memberikan
besar disebabkan oleh kombin
Tidak jelas apakah kekuatan kekuatan tekan abnormal ke
asi kekuatan tekan berlebihan
berlebihan menyebabkan fisis tibialis medial yang
pada metafisis tibia proksimal
gangguan pada pembentukan menghambat pertumbuhan
dan perubahan pembentukan
tulang endokondral normal lebih lanjut.
tulang endokhondral.
atau apakah pembentukan
tulang endokondral yang
abnormal ada pada awalnya
dan dipengaruhi oleh
kekuatan tekan.
Patofisiologi
Hukum Heuter-Volkmann Hal ini menyebabkan siklus
menyatakan bahwa kompresi gangguan pertumbuhan yang
menghambat pertumbuhan menyebabkan deformitas dan
physeal dan gangguan gangguan pertumbuhan lebih
merangsang pertumbuhan. lanjut

Bagian histologi spesimen yang dikumpulkan dari


pasien dengan penyakit Blount menunjukkan
perubahan dalam zona tulang rawan yang
beristirahat dalam fisis tibialis proksimal.
Perubahan termasuk pulau sel padat, pulau tulang
rawan aselular dan kelompok pembuluh kapiler
abnormal.
Klasifikasi Blound Disease
Penyakit Blount Onset Keterlibatan Etiologi
(umur, tahun) Tibia

Early Onset Infantile form 1-4 Bilateral Genetik, ras,


berjalan dini

Late Onset Juvenile form 4-10 Unilateral Genetik, ras,


obesitas
Adolescent > 10
form
DIAGNOSIS
Anamnesis
jarang menunjukkan tanda atau gejala sebelum
01 mulai berjalan

Kebanyakan anak diperiksa karena kelainan bowleg


02 yang memburuk saat mereka bertumbuh

Angulasi varus lebih terfokus pada tibia proksimal di


03 banding lutut

Penyakit Blount bisa sulit didiagnosis karena


memiliki persamaan dengan patologi penyakit lain
04 yang menyebabkan gejala dan manifestasi klinis
pada ekstremitas bawah
Pemeriksaan Fisik

• Secara fisik ditemukan sudut varus dan sisi lateral lutut dan tibia yang
cekung.
• Balita cenderung berdiri dengan kaki yang diputar eksternal dan ping
gulnya sedikit tertekuk.
• Pengukuran yang akurat adalah dengan memutar pinggul sampai pat
ela menghadap ke depan dan lutut diekstensi penuh.
Pemeriksaan radiologi
• Sinar X
Menurut Langenskiöld, terdapat 6 derajat penyakit Blount
 Type I: Medial metaphyseal beaking.
 Type II: Saucer shaped defect of medial metaphysis.
 Type III: Saucer deepens into a step.
 Type IV: Epiphysis bent down over medial beak.
 Type V: Double epiphysis.
 Type VI: Development of medial physeal bony bar
Pemeriksaan radiologi (2)
• MRI
Analisis MRI dapat menunjukkan
beberapa manifestasi dan gejala
penyakit Blount yang kontroversial,
seperti: membesarnya tinggi dan
lebar dari meniskus medial, peneba-
lan tulang rawan proksimal tibia
yang belum matur, dan peningkatan
prevalensi robekan meniskus
medial.
DIAGNOSIS BANDING

Hemimelia fibular Rakhitis

Berbagai displasia skeletal


Pembengkokan fisiologis normal
TATALAKSANA

NON OPERATIF OPERATIF


Non-Operatif
• Pada penyakit Blount fase awal, penggunaan alat penyangga
(brace/splint) merupakan cara yang tepat untuk memperbaiki sudut
varus proksimal tibia
• Knee ankle foot orthosis (KAFO) merupakan metode pemasangan
alat penyangga yang sering digunakan
• Penggunaan alat penyangga tidak selalu berhasil, misalnya
pada obesitas berat, deformitas bilateral dan usia lebih dari 3
tahun
Operatif

Usia lebih dari 3 tahun dengan derajat berat merupakan indikasi terapi
bedah. Teknik pembedahan adalah lateralhemiepiphysiodesis, teknik
ini mengarahkan pertumbuhan epifiseal melalui manipulasi lempeng
pertumbuhan. Teknik hemiepiphysiodesis ini hanya direkomendasikan
pada anak dengan tulang hampir matur.
Metode lain yang direkomendasikan adalah osteotomi valgus
proksimal tibia. Teknik ini dilakukan dengan cara irisan tulang tibia yang
memungkinkan anggota badan kembali ke susunan fisiologis
Prognosis

Prognosis tergantung umur pasien dan derajat deformitas pada saat


penanganan. Tipe infantile mempunyai prognosis baik, tingkat kekam-
buhannya rendah jika ditangani pada usia muda dan fase awal, serta
akan menjadi progresif bila tidak ditangani.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai