Pembimbing :
Agoes Kooshartoro, Sp.PD-KKV, dr.
Disusun oleh :
Annisa Ayu Rahmawati, dr.
Primary Survey
1. Airway
Tidak ditemukan adanya obstruksi pada saluran napas
Pasien tidak terlihat sianosis
2. Breathing
Pernafasan pasien RR:20x/menit, SpO2 98%
Pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan
3. Circulation
Denyut nadi 78x/menit regular, equal, isi cukup
Temperatur pasien 36,7OC dan CRT < 2 detik
Tekanan darah 120/80 mmHg
4. Disability
Compos mentis, GCS : E4V5M6
5. Exposure
Pasien menggunakan pakaian yang tidak ketat
II. ANAMNESIS UMUM
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis.
Keluhan utama: Nyeri bahu kiri sejak 1 jam yang lalu
Keluhan tambahan : Sulit menggerakan bahu kiri dan luka robek pada lengan kiri bawah sejak
1 jam yang lalu
Pasien mengeluh terdapat luka robek pada lengan kiri bawah sejak 1 jam yang lalu yaitu
sesaat setelah terjatuh dari motor. Pasien mengaku masih bisa menggerakkan jari – jari,
pergelangan tangan maupun siku. Terdapat tanda – tanda perdarahan aktif dan luka terbuka pada
lengan bawah kiri. Luka robek berukuran 7x2x0,5cm. Pusing, mual dan muntah menyemprot
disangkal. Sesak nafas disangkal.
Tidak ada keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa. Riwayat hipertensi, DM,
kolesterol dan Riw. Penyakit Jantung disangkal.
Riwayat Alergi:
Tidak ada
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Status generalis
Status Generalis:
• Kepala : Normocephal
• Mata :
Exophthalmus : Tidak ada
Enopthalmus : Tidak ada
Edema kelopak : Tidak ada
Conjunctiva Anemis : +/+
Sklera ikterik : -/-
• Hidung : Tidak ada perdarahan, tidak ada luka
• Mulut : Tidak ada perdarahan, tidak ada luka
• Leher :
Pembesaran KGB : Tidak ada
Peningkatan JVP : Tidak ada
• Mulut : Bibir tampak kering
• Thorax
Inspeksi : Bentuk dan gerak simetri, jejas (-)
Palpasi : Taktil fremitus kanan= kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Suara Bronkovesikular kanan= kiri, Ronkhi -/- Wheezing -/-
• Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Thrill (-)
Perkusi : Batas Jantung tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : Simetris , Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Soepel, NTE (-), undulasi (-), hepar dan lien tak teraba
Perkusi : Timpani (+) pada regio abdomen
• Eksremitas
Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), normotonus, CRT < 2detik
Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-), normotonus, CRT < 2detik
Pemeriksaan Penunjang
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Neutrofil Segmen 83 50 - 70 %
Limfosit 15 20 - 40 %
Monosit 4 2–8 %
Kimia Darah
Imunoserologi
Rontgen Thorax
Kesan : Tak tampak pneumonia atau kelainan lain kedua paru. Jantung normal.
Rontgen Os Clavicula Sinistra AP
Kesan : Fraktur os clavicula sinistra 1/3 medial transverse displaced
V. DIAGNOSIS
Closed Fracture of Left Clavicle
Vulnus Laceratum regio Antebrachii Sinistra
VI. TATALAKSANA
Farmakologis :
- Asering 20 tpm
- Ceftriaxone 2gr/24jam IV
- Ondansetron 3x8mg IV
- Esomeprazole 2x40mg IV
- Paracetamol 3x1gr IV
- Tetagam IM
Nonfarmakologis
Rawat Inap di Ruang Rawat Inap Umum biasa
Pemantauan TTV
Konsul Orthopedi
Pemasangan Arm Sling
Hecting Vulnus Laceratum regio antebrachia sinistra
Edukasi
Membatasi pergerakan pada bahu yang fraktur
Melakukan perawatan luka post hecting secara teratur
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Fraktur adalah terputusnya continuitas atau sambungan tulang yang ditentukan dari
jenis dan luasnya. Fraktur atau patah tulang dapat terjadi pada tulang normal maupun abnormal.
¹
3.2 Epidemiologi
Pada orang dewasa, fraktur klavikula merupakan injuri yang lebih sulit. Fraktur
klavikula pada orang dewasa sering terjadi, insidensinya 2,6-4% dari semua fraktur dan kurang
lebih 35% merupakan cedera dari gelang bahu. Fraktur pada midshaft merupakan yang
terbanyak 69-82%, fraktur lateral 21-28%, dan fraktur medial yang paling jarang 2- 3%.²
Pada orang dewasa, lebih dari dua pertiga dari cedera ini terjadi pada diafisis klavikula,
dan cedera ini lebih mungkin berpindah tempat dibandingkan dengan patah tulang medial dan
lateral (mungkin karena paparan yang lebih besar terhadap trauma energi tinggi melalui olahraga
dan kecelakaan lalu lintas). Pada anak-anak, hingga 90% dari fraktur klavikula adalah fraktur
midshaft. Fraktur sepertiga lateral lebih jarang terjadi, terhitung sekitar 25% dari semua fraktur
klavikula, dan lebih kecil kemungkinannya untuk bergeser daripada yang terjadi di poros tengah.
Fraktur sepertiga medial terdiri dari 2% hingga 3% dari cedera ini.³
3.3 Anatomi
Klavikula adalah tulang pertama dalam tubuh manusia yang memulai osifikasi
intramembran langsung dari mesenkim selama minggu kelima kehidupan janin. Mirip dengan
semua tulang panjang, klavikula memiliki epifisis medial dan lateral. Pelat pertumbuhan epifisis
klavikula medial dan lateral tidak menyatu sampai usia 25 tahun. Yang khas di antara tulang
panjang adalah kurva ganda berbentuk S klavikula, yang cembung di medial dan cekung secara
lateral. Kontur ini memungkinkan klavikula berfungsi sebagai penyangga untuk ekstremitas atas,
sekaligus melindungi dan memungkinkan lewatnya pembuluh aksila dan pleksus brakialis secara
medial.
Otot mayor deltoid, trapezius, dan pectoralis memiliki perlekatan penting pada klavikula.
Otot deltoid masuk ke permukaan anterior sepertiga lateral klavikula, dan otot trapezius ke aspek
posterior. Otot utama pektoralis masuk ke permukaan anterior dua pertiga medial dari klavikula.
Dengan pengecualian fraktur patologis yang jarang terjadi akibat penyakit metastasis atau
metabolik, fraktur klavikula biasanya disebabkan oleh trauma. Individu yang lebih muda sering
mengalami cedera ini melalui mekanisme energi sedang hingga tinggi seperti kecelakaan
kendaraan bermotor atau cedera olahraga, sedangkan individu lanjut usia lebih cenderung
mengalami cedera karena gejala sisa penurunan energi rendah . Meskipun jatuh ke tangan yang
terulur secara tradisional dianggap sebagai mekanisme umum, telah ditemukan bahwa klavikula
paling sering gagal dalam kompresi langsung dari gaya yang diterapkan langsung ke bahu.
Dalam sebuah penelitian terhadap 122 pasien berturut-turut, 87% cedera klavikula disebabkan
oleh posisi terjatuh kearah bahu, 7% akibat pukulan langsung, dan 6% diakibatkan jatuh dengan
posisi tangan terulur.⁵
3.5 Kasifikasi
Karena tingginya tingkat delayed union and non-union pada fraktur 1/3 distal, Neer
membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi ligamentum dan derajat
pergeseran. Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular masih intak), Neer tipe II
(ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari fragmen medial tetapi ligamentum
trapezoid tetap intak dengan segmen distal), dan Neer tipe III (intraartikular). Neer tipe II
disubklasifikasikan menjadi dua oleh Rockwood menjadi tipe IIA: konoid dan trapezoid
melekat pada fragmen distal dan tipe IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
Klasifikasi yang lebih detail untuk fraktur midshaft dibuat oleh Robinson, yang
berguna untuk pengolahan data dan membandingkan hasil klinis.⁶
3.6 Penatalaksanaan
Perawatan konservatif atau non-bedah adalah hal yang biasa untuk fraktur
klavikula sepertiga tengah, dan direkomendasikan untuk fraktur yang tidak bergeser
mengingat insiden non-union yang umumnya rendah setelah perawatan konservatif dari
fraktur ini dengan tingkat mulai dari 0,03% hingga 5,9%. Ada banyak pilihan perawatan
konservatif yang tersedia, yang paling umum adalah penggunaan gendongan atau perban
'figure of eight' (juga dikenal sebagai bidai gambar delapan) atau arm sling, atau kombinasi
dari kedua metode ini. Tampaknya tidak ada konsensus tentang durasi optimal imobilisasi;
beberapa merekomendasikan dua sampai enam minggu. Seringkali tidak ada terapi lanjutan
yang disarankan kepada pasien. Kadang-kadang, bagaimanapun, pasien akan
membutuhkan latihan peregangan untuk agar gerakan tangan tidak kaku. Kami lebih suka
mengikuti pasien dengan rehabilitasi terstruktur agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
Untuk mempercepat penyembuhan klavikula, penting untuk menghindari olahraga berat
selama minimal 4 hingga 5 bulan.⁸
3.7 Komplikasi
Komplikasi fraktur klavikula dapat berupa malunion dan gejala radiografi dan
kelainan bentuk bahu, non-union dan infeksi. Fraktur klavikula yang tergeser dan tidak
diobati semuanya sembuh dengan beberapa derajat malunion sekunder akibat angulasi
dan pemendekan. Meskipun malunion umumnya asimtomatik dan secara tradisional
digambarkan sebagai masalah kosmetik murni, penelitian terbaru menunjukkan bahwa
keterbatasan fungsional memang terjadi. Pemendekan klavikula > 15 mm telah dikaitkan
dengan ketidaknyamanan dan disfungsi bahu dan dapat mengubah dinamika bahu.
Malunion juga bisa bergejala, menyebabkan nyeri, gangguan neurovaskular, dan
kelemahan ekstremitas atas.
Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi pada 1-15%
kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua, besar pergeseran, komunitif
fraktur, dan pasien perempuan, namun prediksi akurat mengenai fraktur yang akan
mengalami non-union sulit dikerjakan.
Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat dan graft tulang jika
diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan memiliki tingkat union yang tinggi.
Fraktur klavikula 1/3 lateral mempunyai tingkat non-union yang tinggi (11,5- 40%).
Pilihan terapi untuk non-union simptomatik adalah eksisi bagian lateral dari klavikula
(bila fragmen kecil dan ligamentum korakoklavikular intak) atau reduksi terbuka, fiksasi
interna dan graft tulang bila fragmen besar. Implan yang digunakan adalah locking plates
and hooked plates.
Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan posisi non-
anatomis dengan pemendekan dan angulasi, meskipun tidak menunjukkan gejala.
Beberapa akan mengalami nyeri periskapular, yang biasanya terjadi pada pemendekan
lebih dari 1,5 cm. Pada kasus ini, operasi osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat
dipertimbangkan.⁸
DAFTAR PUSTAKA
1. Appley, A. Gaham. 2010. Buku ajar Orthopedic dan Fraktur Sistem Apply. Edisi 9.
Jakarta: Widya Medika
2. Court-Brown CM, Heckman JD, McQueen MM, Ricci WM, Tornetta III P, editors. 2015.
Rockwood and Green’s Fracture in Adults (8th edition). Philadelphia: Wolters Kluwer,
3. Van der Meijden OA, Gaskill TR, Millett PJ. 2011. Treatment of clavicle fractures:
current concepts review. J Shoulder Elbow Surg.
4. Toogood P, Horst P, Samagh S, Feeley BT. 2011. Clavicle fractures: a review of the
literature and update on treatment. Phys Sportsmed. 39(3):142-50.
5. Browner BD, Jupiter JB. 2003. Skeletal Trauma. 3rd ed. Philadelphia, PA: WB Saunders.
6. Robinson CM. 1998. Fractures of the clavicle in the adult. Epidemiology and
classification. J Bone Joint Surg Br. 80(3): 476-84.
7. Canale ST, Beaty SH, editors. 2016. Campbell’s Operative Orthopedics (13 th edition).
Tennessee: Elsevier.
8. Paladini P, Pellegrini A, Merolla G, Campi F, Porcellini G. 2012. Treatment of Clavicle
Fracture. Translational Medicine @ UniSa; 2(6):47-58