KASUS
1.3 ANAMNESIS
Keluhan Utama : luka pada kaki kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan luka pada kaki kiri. Keluhan disertai
rasa nyeri pada kaki dan tangan kiri pasien.
Mekanisme Trauma:
Pasien terserempet truk 1 jam SMRS saat sedang dibonceng
dengan sepeda motor. Pasien jatuh terpental dan kaki kiri pasien terlindas
truk. Pasien sadar dan langsung dibawa ke IGD RSUD Waled. Keluhan
muntah, perdarahan dari hidung dan mulut disangkal.
1.4 SECONDARY SURVEY
Status Generalis :
Mata : Conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Discharge(-), epitaksis (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks :
Inspeksi : Dinding dada simetris, jejas (-)
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea axilaris anterior
sinistra, kuat angkat (+), fremitus taktil, simetris, nyeri
tekan (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi:
Pulmo : VBS +/+, Rh -/-, wh -/-
Cor : BJ I = II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, jejas (-), sikatrik (-)
Palpasi : nyeri tekan (+), soepel, hepar dan lien tak teraba
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Auskultasi : bising usus (+) 12 kali/ menit (normal)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik
Status Lokalis e.r cruris sinistra
Look :
Tampak luka terbuka, swelling (+), Deformitas (+)
Feel :
Nyeri tengan (+), Pulsasi A.dorsalis pedis (-)
Move :
ROM : terbatas
Status Lokalis e.r digiti IV manus sinistra
Look :
Tampak luka terbuka, swelling (-), Deformitas (+)
Feel :
Nyeri tengan (+), Pulsasi A.radialis sinistra (+)
Move :
ROM : terbatas
Elektrolit Hasil
NA 140.5 mg/dl
K 4.00 mg/dl
Cl 104.3 mg/dl
1.7 PENATALAKSANAAN
Farmakologi
• IVFD RL 500 cc/ 6 jam
• Omeprazole 1x40 mg iv
• Cefotaxime 3x100 mg iv
• Ketorolac 3x30 mg iv
• Asam traneksamat 3x500mg iv
Non farmakologi
• Observasi KU dan TTV
• Rencana amputasi setinggi distal femur
Definisi Amputasi
Amputasi berasal dari kata : amputare (latin) atau apocope (yunani), yang
berarti : " pancung " (to cut away,.,to cut off). Pemancungan dalam arti “tindakan
bedah" membuang anggota gerak (extrernitas) seluruh / bagian dalam saja,
sesuatu yang menonjol/tonjolan, atau alat (organ) tubuh.1
Etiologi
Penyebab amputasi sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi :2
a. Defek lahir kongenital (5%)
Mayoritas tampak pada usia dari lahir hingga 16 tahun.
b. Didapat (95%), terdiri dari :
1. Penyakit oklusi arterial (Occlusive Arterial Disease) – 60%.
Penyakit vaskuler yang berhubungan dengan amputasi adalah
diabetes mellitus, arteriosklerosis, dan Buerger’s Disease. Mempunyai
insidensi pada usia sekitar 60-70 tahun. 90% kasus melibatkan alat gerak
bawah; 5% partial foot and ankle amputations, 50% below knee
amputation, 35% above knee amputation dan 7-10% hip amputation.2,3
2. Trauma - 30%
Paling sering terjadi pada usia antara 17-55 tahun (71% pria).
Lebih banyak mengenai alat gerak bawah, dengan ratio 10 : 1
dibandingkan dengan alat gerak atas. Trauma dari ekstremitas melibatkan
kerusakan pada vaskuler atau nervus, luka bakar, dingin, dan fraktur yang
tidak menyembuh. Ini dapat membuat ekstremitas secara permanen kurang
fungsional. Dalam kasus tersebut. amputasi awal, dalam upaya
menyelamatkan anggota badan, seringkali merupakan pilihan terbaik.2,3
3. Tumor – 5%
Biasanya tampak pada usia sekitar 10-20 tahun. Dalam kasus
keganasan, hal itu biasa di masa lalu untuk mengamputasi proksimal
bagian yang baik ke lesi neoplastik. Kemajuan dibidang kemoterapi dan
radiaoterapi dengan staging tumor lebih baik sekarang menjadi mungkin,
dalam banyak kasus, untuk melakukan reseksi segmental ekstremitas
dengan eksisi lokal luas dari tumor.2,3
Level Amputasi Pada Ekstremitas Bawah
Panjang puntung dipertahankan pada ketinggian yang baik untuk
perbaikan kembali fungsi dengan prostetik dan rehabilitasi. Untuk ekstremitas
bawah yang sering dilakukan adalah :1
a. Partial Foot
b. Symes(ankle disarticulation)
c. Transtibial (below knee)
d. Through knee (knee disarticulation)
e. Transfemoral (above knee)
f. Hip Disarticulation
g. Hemipelvectomy
DAFTAR PUSTAKA
1. Reksoprodjo, S. 1988. Indikasi dan Kondisi Pra/Pasca Amputasi. Naskah
Lengkap Simposium Kedokteran Fisik & Rehabilitasi Medik Dalam Klinik.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal.48-49.
2. Vitriana. 2002. Rehabilitasi Pasien Amputasi Bawah Lutut dengan
Menggunakan Immediate Post Operative Prosthetic. [Online]. [Diakses 19 Juli
2010]. HYPERLINK http//www.pustaka.unpad.ac.id/rebilitasi_pasien_amputasi
_ bawah_lutut.pdf.
3. McAnelly, RD., & Virgil W. Faulker. 1996. Lower Limb Prostheses.
Randall L. Braddom, et al (Eds.). Physical Medicine & Rehabilitation.
Philadelphia : W.B Saunders Company. P.289-297.
4. Friedmann, LW. 1990. Rehabilitation of The Lower Extremity Amputee.
Frederic J. Kottke, et al (Eds.). Krusen’s Handbook of Physical Medicine and
Rehabilitation. 4th Edition. Philadelphia : W.B Saunders Company. P.1024-
1068