STASE ORTHOPEDI
20174011064
B. Primary survey
Airway dan C-spine control :
Look : tanda hipoksia (-), sianosis (-), retraksi dada (-).
Listen : suara snoring (-), gurgling (-), stridor (-)
Feel : lokasi trakea simetris
Breathing :
RR : 20 x/menit
Pernapasan paradoksal (-)
Circulation :
Nadi : 70 x/menit, regular, kuat angkat
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Dissability :
GCS : E4 V5 M6
Exposure :
Lengan bawah kanan : luka terbuka (+) di medial, deformitas (+), oedem (+),
perdarahan (+)
Dahi : luka terbuka (+), perdarahan (+)
Diagnosa kerja
Suspek Fraktur os. Radius dan Ulna dextra
C. Secondary Survey
Anamnesis
- Keluhan utama :
Post jatuh dari motor 30 menit sebelum masuk Rumah Sakit
- RPS :
Pasien datang post jatuh dari motor 30 menit sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien
jatuh sendiri, di jalan turunan dengan kecepatan 40 km/jam dengan posisi jatuh ke
depan. Pasien mengeluh nyeri lengan kanan bawah saat digerakkan.
- RPD :
Pasien pernah mengalami riwayat trauma sebelumnya, riwayat alergi (-).
- RPK :
Riwayat hipertensi (-), DM (-)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Hasil :
- tampak diskontinuitas pada os. Radius dextra middle third
- tampak diskontinuitas pada os. Ulna dextra middle third
Kesan : Fracture komplit os radius dextra middle third dan os ulna dextra middle
third
b. Laboratorium :
3. Terapi operatif
Debridement
ORIF os Radius et Ulna dextra
4. Post operasi
Medikasi
Tutup luka dengan elastic band + imobilisasi
Edukasi pasien untuk makan makanan bergizi
PEMBAHASAN
Pengertian
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang berupa retakan,
Etiologi Fraktur
a) Kekerasan langsung
kekerasan itu, misalnya tulang kaki terbentur bumper mobil, maka tulang akan
patah tepat di tempat terjadinya benturan. Patah tulang demikian sering bersifat
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang di tempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling
lemah dalam hantaran vektor kekerasan. Contoh patah tulang karena kekerasan
tumit kaki terlebih dahulu. Yang patah selain tulang tumit, terjadi pula patah
tulang pada tibia dan kemungkinan pula patah tulang paha dan tulang belakang.
Demikian pula bila jatuh dengan telapak tangan sebagai penyangga, dapat
Kekerasan tarikan otot dapat menyebabkan dislokasi dan patah tulang. Patah
tulang akibat tarikan otot biasanya jarang terjadi. Contohnya patah tulang akibat
tarikan otot adalah patah tulang patella dan olekranom, karena otot triseps dan
Peristiwa Patologis
Fraktur ini terjadi pada orang yang yang melakukan aktivitas berulang – ulang
pada suatu daerah tulang atau menambah tingkat aktivitas yang lebih berat dari
tekanan pada tempat yang sama, atau peningkatan beban secara tiba – tiba pada
b) Kelemahan Tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal karena lemahnya suatu tulang
tumor pada tulang. Sedikit saja tekanan pada daerah tulang yang rapuh maka
a) Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur terbuka
- Derajat I : Luka <1 cm, kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka
remuk, fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan,
kontaminasi minimal
- Derajat II : laserasi >1 cm, kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/ avulsi,
fraktur kominutif sedang, kontaminasi sedang
- Derajat III : Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur
kulit, otot, dan neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi.
Berdasarkan bentuk patahan tulang
a) Transversal
Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang atau bentuknya melintang dari tulang. Fraktur semacam ini biasanya
b) Spiral
Adalah fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat torsi
ekstremitas atau pada alat gerak. Fraktur jenis ini hanya menimbulkan
c) Oblik
d) Segmental
Adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada segmen tulang yang
retak dan ada yang terlepas menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari
suplai darah.
e) Kominuta
f) Greenstick
Adalah fraktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak lengkap dimana
korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga periosterum. Fraktur jenis
Fraktur Antebrachii
tulang radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah, baik trauma
langsung maupun trauma tidak langsung. Menurut Nampira (2014) fraktur batang
radius dan ulna biasanya terjadi karena cedera langsung pada lengan bawah,
kecelakaan lalu lintas, atau jatuh dengan lengan teregang. Fraktur radius dan ulna
fraktur transversa pada tinggi yang sama, biasanya di sepertiga tengah tulang
1. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna
2. Fraktur ulna (nightstick fractur), yaitu fraktur hanya pada tulang ulna
3. Fraktur Montegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan dislokasi sendi
radioulna proksimal
5. Fraktur Galeazzi, yaitu fraktur radius distal disertai dengan dislokasi sendi radioulna
distal
Pembentukan hematom
Organisasi
Kalus sementara
Kalus definitif
Remodeling
Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2000) dan Muttaqin (2008) konsep dasar yang harus
dipertimbangkan pada waktu menangani fraktur yaitu : rekognisi, reduksi, retensi, dan
rehabilitasi.
1. Rekognisi (Pengenalan )
diagnosa dan tindakan selanjutnya. Contoh, pada tempat fraktur tungkai akan
terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang nyata dapat
tulang yang patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya.
Reduksi fraktur dapat dilakukan dengan reduksi tertutup, traksi, atau reduksi
perdarahan.
3. Retensi (Immobilisasi)
seperti semula secara optimal. Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus
kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna. Implan logam dapat di
gunakan untuk fiksasi intrerna yang brperan sebagai bidai interna untuk
tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal
dari tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan
untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur,
humerus dan pelvis. Prinsip dasar dari teknik ini adalah dengan menggunakan
pin yang diletakkan pada bagian proksimal dan distal terhadap daerah atau
zona trauma, kemudian pin-pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan
rangka luar atau eksternal frame atau rigid bars yang berfungsi untuk
berdasarkan lokasi dan tipe trauma yang terjadi pada tulang dan jaringan
lunak
4. Rehabilitasi
dan mobilisasi
Komplikasi Fraktur
Komplikasi awal fraktur antara lain: syok, sindrom emboli lemak, sindrom
1. Syok
Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh
darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler
atau karena katekolamin yang di lepaskan oleh reaksi stress pasien akan
2. Sindroma Kompartement
Merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang
cidera remuk).
3. Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bias ditandai denagan tidak ada nadi, CRT
menurun, syanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada
4. Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bias juga
karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
5. Avaskuler nekrosis
Komplikasi dalam waktu lama atau lanjut fraktur antara lain: mal union, delayed
1. Malunion
2. Delayed Union