Anda di halaman 1dari 30

Nama: Eres Triasa

NIM: 0120840086

Pembimbing: dr. Mervin Jakarimilena, Sp.OT


 Nama: Ny. S
 Umur : 65 tahun
 Jenis Kelamin: Perempuan
 Agama: Kristen
 Pekerjana: Petani
 Alamat: Arso X
 BB: 60 kg
 No RM: 453090
 Tanggal masuk:17-9-2018
 Keluhan Utama: Nyeri pada tungkai atas kanan
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan rujukan dari PKM Arso dengan keluhan nyeri pada
tungkai atas kanan setelah terjatuh dari sepeda. Nyeri dirasakan kurang
lebih 1 minggu yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti tertarik dan
tertusuk tusuk, nyeri terus menerus. Nyeri berkurang apabila pasien
mengkonsumsi obat anti nyeri. Pasien terjatuh dari sepeda kurang lebih
1 minggu yang lalu, pasien terjatuh karena berpapasan dengan mobil
dengan arah berlawanan. Karena kaget pasien terjatuh kearah kanan dan
bertumpu pada kaki kanan. Setelah kejadian tersebut pasien merasa
nyeri pada tuangkai atas kanan dan sulit untuk digerakkan terutama
kearah luar. Pasien mengaku tidak ada perdarahan maupun tulang yang
keluar saat terjatuh. Pusing (-), mual (-), muntah (-)
 Riwayat penyakit dahulu:
Malaria (+)
Asam urat (+)
 Riwayat penyakit keluarga:
DM (-)
TB (-)
Penyakit jantung dan paru (-)
 Riwayat Sosial dan Ekonomi:
Pasien bekerja sebagai petani dan berternak ayam dan bertempat tinggal di arso X
 Status Lokalis: Regio Femoralis Dextra

Look Deformitas (-)


 KU: TSS
Swelling (+)
 KES: CM
Hematom (+)
 TTV: Vulnus (-)
TD: 120/80 mmHg Bula (-)
Nadi : 80x/m
Feel Nyeri tekan (+)
RR: 20 x/m Krepitasi (-)
SB: 36,70C Move Gerak aktif dan pasif
SpO2: 99 % tanpa bantuan O2 tidak dilakukan karena
Status Generalis: nyeri
K/L: CA (+/+) NVD Sensibilitas (+)
Tho: DBN Pulsasi arteri dorsalis

Abd: DBN pedis (+) dan arteri


tibialis posterior (+), CRT
EKS: DBN
< 2”
Genetalia: DBN
 Laboraturium
Hemoglobin 8,6 g/dL

hematokrit 27,0%

Leukosit 5.60.10^3/uL

Trombosit 197.10^3/uL

Eritrosit 3.32.10^6/uL

Ureum 18,0 mg/dL

Creatinine 0,65 mg/dL

BT 3’30”

CT 11’30”
 Foto X-ray regio pelvis AP

 Foto X-ray regio femur AP/Lateral


 Closed fracture
Anamnesa intertrochanter femur dextra
 Anemia
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
penunjang
 Medikamentosa
1. IVFD RL 500 ml 20 tpm
2. Inj. Natrium metimazol 3x 1gr iv
3. Inj. Ranitidine 2x1 amp iv

 Non medikamentosa
1. Pemasangan skin traksi dengan
beban 3 kg
2. EKG
3. Rencana tranfusi PRC 2 bag
 Pre Op  Post OP
 Medikamentosa  Non medikamentosa
 IVFD RL 20 tpm  Cek HB post operasi (bila HB < 9
g/dL, tranfusi PRC)
 Inj. Ceftriaxone 2 x 1gr IV
 Inj. Netilmici Sulfate 2 x 300 mg IV
 Inj. Ketorolac 2 x 30 mg IV
 Inj. Tramadol 3 x 1 amp IV
 Inj. Ranitidine 2 x 1 amp IV
 Qua ad vitam : ad bonam
 Qua ad fungsionam : Dubia ad bonam
 Qua ad sanam : ad bonam
 DEFINISI

 Fraktur adalah terputusnya


kontinuitas dari tulang.
 Fraktur dibagi atas dua, yaitu
fraktur tertutup dan fraktur
terbuka

 Fraktur intertrochanter femur


adalah terputusnya kontinuitas
tulang pada area di antara
trochanter mayor dan
trochanter minor yang bersifat
ekstrakapsular proksimal femur.
Trauma

 Epidemiologi
Etiologi  50% dari semua fraktur femur
proksimal
 Sekitar 150.000 fraktur
Patologik Kompresi
intertrochanteric angka kejadian 63
dan 34 per 100.000 penduduk per
tahun untuk wanita dan pria tua di
Amerika Serikat
 Rasio wanita dengan pria berkisar dari
2:1 hingga 8:1,
 Fraktur intrakapsuler  Klasifikasi Kyle
 Fraktur ekstrakapsuler
1. Fase hematoma (dalam waktu 24
jam timbul perdarahan)
2. Fase proliferasi/inflamasi (Terjadi 1
– 5 hari setelah trauma)
3. Fase pembentukan kalus (terjadi 6 –
10 hari setelah trauma)
4. Fase konsolidasi (2 – 3 minggu
setelah fraktur sampai dengan
sembuh)
5. Fase remodeling (waktu lebih 10
minggu)
 ANAMNESIS  Pemeriksaan Penunjang
 PEMERISAAN FISIK  Laboraturium
 STATUS GENERALIS  Foto X-ray
 STATUS LOKALIS
 Tindakan Konservatif  Tindakan Operatif
 Imobilisasi  ORIF
 Rehabilitasi  OREF
 Reposisi tertutup dan fiksasi
dengan gips
 Traksi
 Komplikasi dini pada fraktur  Komplikasi lanjut pada fraktur
1. Tulang : infeksi 1. Tulang
2. Jaringan lunak  Nekrosis avaskular
 Lepuh dan luka akibat gips  Penyatuan lambat dan non-union
3. Sendi  Mal-union
 Cedera ligament 2. Jaringan lunak
 Ulkus dekubitus
 Tekanan dan terjepitnya saraf
3. Sendi
 Kekakuan
 Pada kasus didapatkan seorang wanita usia 65 tahun
mengalami fraktur tertutup pada intertrochanter femur
dextra.
 fraktur tertutup karena kulit pada daerah fraktur masih intak
(tidak terdapat hubungan fragmen tulang dengan dunia luar)
 Trauma tidak langsung karena tulang yang fraktur jauh dari
tempat yang terkena tekanan atau tempat awal kontaknya
 Fraktur patologik, karena terjadi kerapuhan pada tulang
 Trauma energy rendah, biasanya terjadi pada usia lanjut
Penyebab fraktur pada trauma energi rendah dikarenakan
kombinasi dari beberapa faktor:
1. Peningkatan kerapuhan tulang dari daerah
intertrochanteric femur (osteoporosis and
osteomalacia).
2. Penurunan tonus otot di daerah proksimal femur
dikarenakan proses penuaan.
3. Tumor jinak ataupun ganas, bersama dengan metastasis
seperti multiple myeloma dan keganasan lainnya, dapat
menyebabkan struktur tulang melemah.
 Status Lokalis: Regio Femoralis Dextra

Look Deformitas (-)


Swelling (+)
Hematom (+)
Vulnus (-)
Bula (-)
Feel Nyeri tekan (+)
Krepitasi (-)
Move Gerak aktif dan pasif
tidak dilakukan karena
nyeri
NVD Sensibilitas (+)
Pulsasi arteri dorsalis
pedis (+) dan arteri
tibialis posterior (+),
CRT < 2”
 LAB

Hemoglobin 8,6 g/dL


hematokrit 27,0%
Leukosit 5.60.10^3/uL
Trombosit 197.10^3/uL
Eritrosit 3.32.10^6/uL
Ureum 18,0 mg/dL
Creatinine 0,65 mg/dL
BT 3’30”
CT 11’30”
 Pre OP  Post OP
Sebelum operasi Operasi: dilakukan ORIF
 Medikamentosa: Setelah operasi
 IVFD RL 500 ml 20 tpm  Medikamentosa:
 Inj. Natrium metimazole 3x  IVFD RL 20 tpm
1gr iv  Inj. Ceftriaxone 2 x 1gr IV
 Inj. Ranitidine HCL 2x1 amp iv
 Inj. Netilmici Sulfate 2 x 300 mg IV
 Non medikamentosa:
 Inj. Ketorolac 2 x 30 mg IV
 Pemasangan skin traksi
 Inj. Tramadol 3 x 1 amp IV
dengan beban 3 kg
 Inj. Ranitidine 2 x 1 amp IV
 Tranfusi PRC 2 bag
 Non medikamentosa:
 Cek HB post operasi (bila HB < 9
g/dL, tranfusi PRC)

Anda mungkin juga menyukai