Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

SEORANG WANITA USIA 75 TAHUN DENGAN FRAKTUR TERTUTUP

PATELLA DEXTRA

Pembimbing :

dr. Hendradi Khumarga, Sp.OT

Disusun Oleh :

Elisa Soetanto

406138065

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

PERIODE 13 APRIL 2015 – 20 JUNI 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

RUMAH SAKIT HUSADA

JAKARTA
I. IDENTITAS

Nama : Ny. WTL

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / tanggal lahir : Sukabumi / 27 – 05 - 1940

Umur :75 tahun 5 bulan 25 hari

Alamat : diketahui

Tanggal masuk : 22 Mei 2015

Jam : 21 : 25 : 13

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 23 Mei 2015, jam 16.00 di

bangsal Melati

Keluhan utama : Nyeri pada lutut kanan

Keluhan tambahan :-

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke RS Husada pada tanggal 22 Mei 2015, 21.25 dengan

keluhan nyeri pada lutut kanan sejak 6 jam SMRS. Nyeri dirasakan

setelah pasien jatuh tiba – tiba saat berjalan karena ada lubang dan

terbentur batu. Setelah jatuh pasien bisa berjalan dan kaki terasa sakit

jika digerakan. Pasien mengaku tidak ada pingsan dan muntah setelah

kejadian. Lutut kanan terlihat membengkak dan tidak ditemukan luka

robek.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat hipertensi diakui

Riwayat diabetes disangkal


Riwayat sakit jantung diakui (sejak 3 tahun yang lalu)

Riwayat sakit ginjal tidak diketahui

Riwayat alergi disangkal

Riwayat THR (Total Hip Replacement) dekstra, tahun 2004

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat diabetes disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat sakit jantung disangkal

III. STATUS PRESENS

1. Status umum tanggal 23 Mei 2015, pukul 16.00 WIB

2. Keadaan umum: tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis, E4V5M6

Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg

: Nadi : 90 x / menit

: RR : 18 x / menit

:S : 36,9 C

Keadaan gizi : baik

Kulit : warna kulit putih, turgor kulit baik, tidak ikterik, tidak

pucat

Kepala : bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, tidak

ada kelainan kulit kepala, rambut putih tersebar merata, hematom?,

Mata : kedudukan bola mata simetris, palpebral superior et

inferior dextra et sinistra tidak edema, tidak cekung, konjungtiva


palpebral superior et inferior dextra et sinistra tidak anemis, sclera tidak

ikterik, pupil dekxtra et sinistra bulat, isokor, diameter 3 mm, reflex

cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, raccoon eye ?

Telinga : Bentuk dan ukuran normal, sekret -/-, tidak ada nyeri

tarik auricular, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak ada nyeri tekan

retroaurikular, ottorhea -, battle sign ?

Hidung : bentuk normal, tidak ada depresi tulang hidung,

rhinorrhea -/-, tidak ada nyeri tekan hidung, tidak ada nyeri tekan sinus

paranasal, tidak ada septum deviasi, epistaksis -/-

Mulut : bentuk normal, gigi yang copot?

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid, trakea terletak ditengah, jejas?, trauma pada

leher?

Paru

Inspeksi : bentuk normal, simetris saat diam dan pergerakan nafas,

flail chest ?

Palpasi : stem fremitus kanan – kiri, depan – belakang sama kuat

Perkusi : sonor, batas paru – hepar CS VI MCL dekstra

Auskultasi : SDV +/+, Wh -/-, Rh -/- , suara nafas menghilang?

Jantung

Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra

Perkusi : batas jantung kanan : ICS V parasternal line dekstra

Batas jantung kiri : ICS V MCL sinistra


Auskultasi : BJ I II regular, Gallop (-), Murmur (-), bunyi jantung

meredup ?

Abdomen

Inspeksi : cembung, tidak ada scar

Auskultasi : bising usus (+)

Perkusi : timpani diseluruh kuadran abdomen, shifting dullness (-)

Palpasi : supel, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba

membesar, murphy sign (-)

Anus dan Genitalia : tidak dilakukan

Ekstremitas :

Akral teraba hangat

Ekstremitas atas : edema -/- , deformitas -/-

Ekstremitas bawah : edema +/+, deformitas -/-

Refleks fisiologis : patella ?/+, biceps +/+, triceps +/+, Achilles ?/+

Refleks patologis : Babinski -/-, chaddock -/-

3. Status Lokalis Bedah

Regio Genu Dekstra

Look : Eritema (+), Edema (+), deformitas (-), hematom (+), tidak ada

fragmen tulang menonjol.

Feel : Nyeri tekan (+), Pulsasi A. dorsalis pedis (+), akral hangat,

sensibilitas baik, NVD (-), krepitasi (-)

Move : gerakan aktif minimal karena nyeri, gerak pasif nyeri


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium (23 Mei 2015)

Test Result Unit Refference

Range

Hematologi

Hemoglobin 13.4 g/dL 11.7 – 15.5

Hematokrit 39 % 35 – 47

Jumlah leukosit 10.6 10^3/dl 3.6- 11.0

Jumlah Trombosit 197 ribu/dl 150 – 450

MCV 89 fL 80 – 100

MCH 31 pg/ml 28 – 33

MCHC 35 g/dL 32 – 36

Eritrosit 4.36 juta/dL 4.20 – 5.40

Hemostasis

PT (pasien) 9.6 detik 9.0 – 12.1

PT (kontrol) 11.0 detik

APTT (pasien) 36.2 detik 31.0 – 47.0

APTT (kontrol) 33.0 detik

Kimia Klinik

Glukosa sewaktu cito 153 mg/dL 70 – 200

Ureum darah 19 mg/dL 19 – 49

Creatinin darah 0.69 mg/dL 0.6 – 1.1

eGFR 83.2 ml/min/1.73 m^2

Kalium 3.3 mmol/L 3.5 – 5.0


Natrium (Na) 144 mmol/L 136 – 146

Klorida (Cl) 98 mmol/L 98 - 109

2. Pemeriksaan Radiologi (22 Mei 2015)

Pemeriksaan radiologi post reposisi (23 Mei 2015)


V. RESUME

Telah diperiksa seorang wanita usia 75 tahun dengan keluhan

utama nyeri pada lutut kanan sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit,

nyeri dirasakan setelah pasien terjatuh tiba – tiba dan kemudian dapat

berjalan tetapi dirasakan sakit. Pasien tidak mengalami muntah, tidak

pingsan, tidak ada amnesia retrograde.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,

GCS 15, tekanan darah 130 / 80 mmHg. Nadi, suhu, dan pernapasan

dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis regio genu dekstra

didapatkan edema (+), nyeri tekan (+), hematoma (+), pergerakan pasif

nyeri, sedangkan pergerakan aktif nyeri hebat. Fungsi sensorik dan

vaskularisasi baik.

Pada pemeriksaan penunjang radiologi foto x-ray didapatkan

fraktur patella dekstra

VI. DIAGNOSIS KERJA

Fraktur tertutup patella dekstra

VII. PENATALAKSAAN

1. Operatif : TBW

2. Medikamentosa :

- Infus Ringer Asetat 2 kolf / hari

- Inj. Lexa (Levofloksasin) 1x750 mg

- Inj. Torasic (Ketorolac) 3 x 1 amp

- Inj. Panloc (Pantoprazol) 1 x 40 mg


- Inj. Narfoz (ondansentron) 3 x 4 mg

- Ramipril 1 x 1 ½ tab

- Amlodipine 5 mg 1 x 1 tab
TINJAUAN PUSTAKA

FRAKTUR PATELLA

I. PENDAHULUAN

Patella merupakan tulang sesamoid besar yang melekat kuat pada

perpanjangan otot kuadriseps. Patela mudah cedera oleh dua macam

trauma, yaitu trauma langsung dan tidak langsung. Trauma langsung

biasanya menyebabkan fraktur kominutif, sedangkan trauma tak

langsung biasanya hanya menimbulkan garis fraktur. Kontraksi otot

kuadriseps yang kuat secara tiba – tiba dengan lutut posisi fleksi dapat

menyebabkan robekan transversal pada kuadriseps atau fraktur avulsi

patella transversal (fragmen proksimalnya tertarik menjauhi fragmen

lainnya).1 Fraktur patella terjadi sekitar 1% dari semua jenis fraktur.

Fraktur ini lebih sering terjadi pada usia 20 – 50 tahun dimana laki – laki

dua kali lebih beresiko dibanding dengan perempuan.2

II. ANATOMI

Patella merupakan tulang kecil yang terletak di depan persendian

lutut, dimana femur dan tibia bertemu dan berfungsi untuk melindungi

lutut dan menghubungkan otot – otot yang berada di anterior paha

sampai ke tibia.2 Patella berbentuk segitiga (triangular) dengan basis di

superior dan apex di inferior. Permukaan posterior dari patella halus,

tersusun dari tulang rawan articular, dibagi menjadi aspek medial dan

lateral. Permukaan anteriornya kasar, sebagai pelekatan dari tendon da

ligament. Pusat osifikasi pada patella tampak antara 3 – 6 tahun. 3


Aspek medial dan lateral pada persambungan patella dengan

kondilus femur medial dan lateral, untuk membentuk komponen

patellofemoral pada persendian lutut.3

Patella merupakan tempat pelekatan tendon kuadriseps (bagian

superior) dan ligament atau tendon patella (dimana melekat pada

tuberkel tibia, bagian inferior). Medial dan lateral patellar retinaculum

melekat pada pinggir patella, mengelilingi fascia. Medial patellar

retinaculum melekat pada vastus medialis atau fascia Sartorius dan

sering terganggu pada dislokasi patella lateral. 3

Vaskularisasi darah arteri pada patella melalui permukaan

anterior dan lingkaran anastomosis patella di suplai dari sepasang arteri

superior dan inferior geniculate.3


III. JENIS FRAKTUR

Fraktur patella bermacam – macam, dimana bisa hanya terjadi

retakan ataupun dapat patah menjadi beberapa bagian. Fraktur dapat

terjadi pada bagian atas, tengah atau bagian bawah dari tulang.

Terkadang, fraktur ini terjadi lebih dari satu area.2

This x-ray of the knee


taken from the side shows
a patella that has been
fractured in three places.

Stable Fracture (Fraktur Stabil). Pada fraktur jenis ini tidak

terjadi dislokasi. Pada jenis ini, tulang biasanya tetap berada di posisi nya

selama masa pemulihan.2

This x-ray of the knee


A vertical, stable fracture. taken from the front
shows the faint line of a
vertical, stable fracture
of the patella.
Displaced Fracture. Pada saat tulang tersebut patah dan terjadi

dislokasi, pecahan tulang tersebut tidak membentuk 1 garis. Fraktur jenis

ini sering memerlukan tindakan operasi untuk mengembalikan ke posisi

semula. 2

A transverse fracture with This x-ray of the knee taken from the side
some displacement shows a significant gap (displacement)
between the broken pieces of the patella

Comminuted Fracture. Fraktur jenis ini tidak stabil, dimana

tulang tersebut hancur menjadi tiga atau lebih bagian. 2

A comminuted fracture of
the patella.

Open Fracture (Fraktur terbuka). Pada fraktur jenis ini, kulit

juga terluka dan fragmen tulang dapat dilihat dari luar. Cedera ini sering

melibatkan kerusakan pada jaringan otot, tendon dan ligament

sekitarnya. Fraktur terbuka memiliki resiko tinggi terjadinya komplikasi

dan memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyembuhannya. 2


IV. ETIOLOGI

Fraktur patella paling sering disebabkan karena trauma langsung,

seperti jatuh pada saat kecelakaan sepeda motor. Tetapi, juga dapat

terjadi fraktur secara tidak langsung. Contohnya kontraksi otot paha yang

dengan hebat dapat menyebabkan tarikan pada patella sehingga terpisah.2

V. TANDA DAN GEJALA

Gejala utama pada fraktur patella adalah nyeri dan bengkak pada

bagian depan lutut. Gejala lainnya adalah :

- Memar2

- Hemartrosis, karena fraktur patella merupakan kerusakan intra-

artikular1

- Tidak dapat meluruskan lutut2

- Tidak dapat berjalan. 2

VI. DIAGNOSIS

Pemeriksaan radiologi foto x-ray merupakan teknik imaging yang

paling umum digunakan. Foto x-ray penting untuk menilai bagian depan

dan samping dari fraktur. 2

Walaupun jarang, ada yang dilahirkan dengan tulang tambahan

pada patella yang tidak tumbuh. Hal ini disebut bipartite patella dan

dapat keliru dianggap sebagai fraktur. Beberapa orang dengan bipartite

patella, terdapat pada kedua lutunya, sehingga terkadang dilakukan foto

rontgen pada kedua lutut. 2


VII. TATALAKSANA

Nonsurgical Treatment.

Pada fraktur yang tidak terjadi dislokasi, mungkin tidak

diperlukan tindakan operasi. Gips atau bidai dapat digunakan untuk

menjaga agar lutut tetap lurus. Hal ini untuk menjaga agar bagian yang

fraktur tetapi pada posisi yang benar sampai penyembuhan. Pasien tidak

dapat untuk memberikan beban pada kakiknya sampai penyembuhan

sudah terjadi sempurna. Kondisi ini memerlukan waktu 6 – 8 minggu dan

mungkin lebih lama. Kebanyakan orang menggunakan tongkat penopang

pada masa ini. 2

Surgical Treatment.

Fraktur patella yang terpisah atau terjadi dislokasi, diperlukan

tindakan operasi. Fragmen fraktur yang tidak berdekatan sering tidak

terjadi penyembuhan atau sulit menyembuh. Pada fraktur terbuka perlu


dibersihkan dan dilakukan operasi segera. Jenis prosedur operasi yang

dilakukan tergantung dari jenis fraktur yang terjadi. 2

Transverse Fracture. Fraktur yang terpisah menjadi dua bagian

umumnya sering diperbaiki dengan menggunakan pins and wires dan

tension band dalam bentuk “figure-of-eight”. Ikatan figure-of-eight akan

menekan dua bagian yang terpisah ini menjadi satu. Prosedur ini paling

bagus digunakan untuk fraktur yang terletak ditengah patella. Fraktur

yang terjadi pada ujung patella, fragmennya terlalu kecil untuk dilakukan

prosedur ini. Teknik ini dapat menyebabkan penekanan yang berlebihan

jika digunakan pada multiple fraktur. Pendekatan teknik lain yang dapat

digunakan pada fraktur transverse adalah dengan mengunci tulang

menggunkan sekrup kecil, kawat dan pin. Pada beberapa kasus, kawat

dan pin akan dilepaskan setelah 1 – 2 tahun operasi. 2

A figure-of-eight tension
band holds the transverse
fracture together.
Comminuted Fracture. Pada beberapa kasus, bagian atas maupun

bawah patella dapat hancur menjadi beberapa bagian. Karena Fragmen

tulang yang terlalu kecil untuk disambungkan kembali, maka fragmen

tersebut akan disingkirkan. Tendon yang longgar (loose tendon) akan

dilekatkan pada tulang patella yang tersisa. 2 Akan tetapi, mengeluarkan

patella sebisa mungkin dihindari.4

Waktu yang diperlukan pada penyembuhan fraktur patella

tergantung dari derajat keparahan cedera. Rehabilitasi juga diperlukan

agar dapat melakukan kembali aktifitas sehari – hari. Perubahan gaya

hidup juga disarankan untuk melindungi lutut dan mencegah masalah

yang dapat terjadi dikemudian hari, seperti menghindari aktifitas yang

melibatkan gerakan menekuk lutut yang berulang – ulang. 2

VIII. KOMPLIKASI

Arthirits. Fraktur patella sering menyebabkan kerusakan pada

tulang rawan articular, hal ini dapat menyebabkan terjadinya arthritis.

Severe arthritis terjadi pada 1 dari 5 pasien. Mild – Moderate arthritis

lebih sering terjadi. 2

Kelemahan otot. Kelemahan permanen otot kuadriceps pada

bagian depan paha dapat merupakan komplikasi jangka panjang yang

mungkin terjadi. Hilangnya beberapa gerakan seperti meluruskan

(ekstensi) atau menekukan (fleksi) lutut juga sering terjadi. 2

Chronic pain. Nyeri pada bagian depan lutut dalam waktu yang

lama juga biasa ditemukan pada fraktur patella. 2


DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuhidajat, Karnadihardjo W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Buku

Ajar Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007.

Bab 42, Sistem Muskuloskeletal; P.1073-4

2. American Academy Of Orthopaedic Surgeons. Patellar (kneecap)

Fractures [internet]. 2010 March [cited 2015 May 26]. Available from :

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00523

3. Shetty A, Knipe H, et al. Patella [internet]. 2015 [cited 2015 May 26].

Available from : http://radiopaedia.org/articles/patella

4. Duckworth T, Blundell CM. Lecture Notes : Orthopaedics and Fractures.

4th Ed. United Kingdom : Wiley-Blackwell ; 2010. Chapter 22, The knee

and lower leg; P.191-2

Anda mungkin juga menyukai