PSORIASIS
Oleh :
Preseptor :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Psoriasis”.
Penulisan referat ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat penilaian
Kepaniteraan Klinik Senior di bagian/KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak sejak masa perkuliahan klinik di bagian/KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin sampai pada penyusunan referat ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan referat ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada dr. M. Mimbar Topik, M.Ked(DV), Sp.DV selaku pembimbing dan
preseptor selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian/KSM Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara yang
telah membimbing penulis dengan tulus dan ikhlas dengan segenap keilmuannya.
Penulis menyadari penyusunan referat ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga referat ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Beban ekonomi dan kesehatan yang berhubungan dengan penyakit psoriasis ini
autoimunologik dan genetik yang dapat timbul pada kulit, sendi serta terkait
sindrom metabolik. Penyakit ini tidak fatal namun memiliki dampak negatif
seksual, karena penampilan kulit yang tidak menarik. Psoriasis tidak menduduki
seperti malu karena kulit yang mengelupas dan pecah-pecah, tidak nyaman karena
gatal atau harga obat yang mahal dengan beberapa efek samping. Alasan tersebut
2.1 Definisi
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan perubahan dan
tegas. Psoriasis terjadi secara terlokalisir, seperti pada siku, lutut atau kulit kepala
2.2 Epidemiologi
pada populasi yang berbeda sangat bervariasi. Amerika Serikat ditemukan sekitar
0,91% dan Norwegia sekitar 8,5%. Prevalensi di Asia lebih rendah dan dalam
pemeriksaan 25.000 orang India, tidak ada satupun penderita penyakit ini.
dialami oleh 17-55% kasus. Psoriasis dapat terjadi pada pria maupun wanita.
Insidensi pria sedikit lebih tinggi daripada wanita. Psoriasis terdapat pada semua
usia tetapi pada usia < 10 tahun jarang terjadi. Umumnya paling sering terjadi
5
laboratorium yang menjelaskan siklus sel dan waktu transit sel pada epidermis.
Epidermis pada plak psoriasis menebal dan hiperplastik, dan terdapat maturasi
inkomplit sel epidermal di atas area sel germinatif. Replikasi yang cepat dari sel
germinatif dan terdapat pengurangan waktu untuk transit sel melalui sel epidermis
dan makrofag, terakumulasi di antara dermis dan epidermis. Sel-sel tersebut dapat
menginduksi perubahan pada struktur dermis baik stadium insial maupun stadium
lanjut penyakit.1,2
1. Faktor Genetik
orang yang mengalami hal serupa. Pada kembar monozigot risiko menderita
psoriasis sebesar 70% bila salah seorang menderita psoriasis. Bila orangtua tidak
menderita psoriasis maka risiko mendapat psoriasis sebesar 12%, sedangkan bila
salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat
Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik adalah psoriasis berkaitan
dengan HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan
Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis
6
2. Faktor Imunologik
Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari
ketiga jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit.
terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit limfositik dalam epidermis. Sedangkan
pada lesi baru pada umumnya lebih didominasi oleh sel linfosit T CD8. Pada lesi
dimulai dengan adanya pergerakan antigen baik endogen maupun eksogen oleh
sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih
cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. 1,2
Beberapa faktor pencetus pada psoriasis adalah stress psikis, infeksi fokal,
mempunyai hunungan yang erat dengan salah satu jenis psoriasis yaitu psoriasis
dialisis dan hipokalsemia dilaporkan menjadi salah satu faktor pencetus. Obat
7
yang umumnya dapat menyebabkan residif ialah beta adrenergic blocking agents,
yaitu:
lengkap.
pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan
lebih hebat. 5
8
Gambar 1. Patogenesis Psoriasis1
9
2.4 Gejala Klinis
Gambaran klinis Psoriasis yaitu gatal pada sebagian pasien. Penyakit ini
dapat menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi tetapi tidak mengganggu rambut.2
Tempat predileksi pada scalp, perbatasan scalp dengan wajah, ektremitas terutama
Gambar 2. Predileksi4
(plak) dengan skuama diatasnya. Eritema sirkumskripta dan merata, tetapi pada
di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika serta
transparan. Besar kelainan bervariasi, bisa lentikular, nummular, plakat dan dapat
psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak, dewasa muda dan terjadi setelah
10
Lesi primer pada pasien psoriasis dengan kulit yang cerah adalah merah,
papul dan berkembang menjadi kemerahan, plak yang berbatas tegas. Lokasi plak
pada umumnya terdapat pada siku, lutut, skalp, umbilikus, dan intergluteal. Pada
pasien psoriasis dengan kulit gelap, distribusi hampir sama, namun papul dan plak
berwarna keunguan denan sisik abu-abu. Pada telapak tangan dan telapak kaki,
berbatas tegas dan mengandung pustule steril dan menebal pada waktu yang
bersamaan.6
Kedua fenomena yaitu tetesan lilin dan Auspitz dianggap khas, sedangkan Kobner
dianggap tidak khas, hanya kira-kira 47% dari yang positif dan didapat pula pada
penyakit lain., misalnya Liken Planus dan Veruka plana juvenilis. Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan
seperti lilin yang digores, disebabkan oleh perubahan indeks bias. Cara
menggoresnya bisa dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak
dengan ujung gelas alas. Setelah skuama habis maka pengerokan harus dilakukan
dengan pelan-pelan karena jika terlalu dalam tidak tampak perdarahan yang
kulit yang sama dengan psoriasis dan disebut dengan fenomena Kobner yang
11
Gambar 3. Auspitz Sign1 Gambar 4. Koebner Phenomenon1
50% yang agak khas yaitu yang disebut dengan pitting nail atau nail pit yang
berupa lekukan-lekukan miliar. Kelainan yang tidak khas yaitu kuku yang keruh,
kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menimbulkan kelainan pada sendi.
distal dan terbanyak terdapat pada usia 30-50 tahun. Sendi membesar kemudian
12
terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks. Kelainan pada mukosa jarang
ditemukan.2
1. Psoriasis Vulgaris
Bentuk ini adalah yang lazim ditemukan karena itu disebut psoriasis
vulgaris. Dinamakan juga tipe plak karena lesi-lesinya pada umumnya berbentuk
plak. Tempat predileksinya yaitu pada scalp, perbatasan scalp dengan wajah,
ekstremitas terutama bagian ekstensor yaitu lutut, siku dan daerah lumbosakral.1
13
2. Psoriasis Gutata
atas sehabis influenza atau morbili terutama pada anak dan dewasa muda. Selain
itu juga dapat timbul setelah infeksi yang lain baik bacterial maupun viral.1
namanya.5
14
4. Psoriasis Pustulosa
telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompok-
kelompok pustule kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa, disertai
rasa gatal.6
15
Gambar 10. Psoriasis Pustulosa Palmoplantar (Barber)3
oleh berbagai faktor provokatif, misalnya obat yang tersering karena penghentian
obat ialah hipokalsemia, sinar matahari, alkohol, stres emosional, serta infeksi
bakterial dan virus. Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau
telah mendapat psoriasis. Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah
menderita psoriasis. Gejala awalnya ialah kulit nyeri, hiperalgesia disertia gejala
umum berupa demam,malese, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada
makin eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan
eritematosa pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul
membentuk lake of pus berukuran beberapa cm.1 Pustul besar spongioform terjadi
akibat migrasi neutrofil ke atas stratum malphigi, di mana neutrofil ini beragregasi
16
di antara keratinosit yang menipis dan berdegenerasi. Kelainan-kelainan semacam
itu akan terus menerus dan dapat menjadi eritroderma. Pemeriksaan laboratorium
5. Eritrodermic Psoriasis
terlalu kuat atau karena penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas
untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal
17
2.6 Histopatologi
yang disebut abses Munro. Selain itu terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi
di subepidermis.2
keratinisasi sel-sel epidermis terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal.
Di dalam sel-sel tanduk ini masih ditemukan inti sel (parakeratosis). Di dalam
radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro. Pada puncak
papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh sebukan
18
2.8 PENGOBATAN
pada psoriasis terdiri dari pengobatan secara sistemik, topikal, Fototerapi dengan
1. Pengobatan Sistemik
a. Obat Sitostatik
Obat sitistatik yang biasa digunakan adalah metotrexate. Obat ini bekerja
sintesis timidilat dan purin. Obat ini menunjukkan hambatan replikasi dan fungsi
sel T dan mungkin juga sel B karena adanya efek hambatan sintesis.6
dengan lesi kulit dan eritroderma karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan
obat standar. Kontraindikasinya ialah bila terdapat kelainan hepar, ginjal, system
colitis ulserosa dan psikosis). Pada awalnya metotrexate diberikan dengan dosis
inisial 5 mg per orang dengan psoriasis untuk melihat apakah ada gejala
sensitivitas atau gejala toksik. Jika tidak terjadi efek yang tidak diinginkan maka
MTX diberikan dengan dosis 3 x 2.5mg dengan interval 12 jam selama 1 minggu
dengan dosis total 7.5mg. Jika tidak ada perbaikan maka dosis dinaikkan 2,5-5 mg
per minggu dan biasanya dengan dosis 3 x 5 mg akan tampak ada perbaikan. Cara
lain adalah dengan pemberian MTX i.m dosis tunggal sebesr 7,5-25 mg. Tetapi
19
dengan cara ini lebih banyak menimbulkan reaksi sensitivitas dan reaksi toksik.
Jika penyakit telah terkontrol maka dosis perlahan diturunkan dan diganti ke
ginjal dan fungsi hati. Bila jumlah leukosit <3500/uL maka pemberian MTX
dihentikan. Bila fungsi hepar baik maka dilakukan biopsy hepar setiap kali dosis
mencapai dosis total 1,5 gram, tetapi bila fungsi hepar abnormal maka dilakukan
Efek samping dari penggunaan MTX adalah nyeri kepala, alopesia, saluran
cerna, sumsul tulang, hepar dan lien. Pada saluran cerna berupa nausea, nyeri
lambung, stomatitis ulcerosa dan diare. Pada reaksi yang hebat dapat terjadi
b. Levodopa
pasien Parkinson yang juga menderita psoriasis dan diterapi dengan levodopa
sekitar 40% pasien dengan psoriasis. Dosisnya adalah 2 x 250 mg – 3 x 250 mg.
20
Gambar 14. Pengobatan Sistemik1
21
2. Pengobatan Topikal
sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik ialah
penyinaran secara alamiah, tetapi sayang tidak dapat diukur dan jika berlebihan
diantaranya sinar A yang dikenal dengan UVA. Sinar tersebut dapat digunakan
metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-sama dengan preparat ter yang
22
Dapat juga digunakan UVB untuk pengobatan psoriasis tipe plak, gutata,
pustular, dan eritroderma. Pada yang tipe plak dan gutata dikombinasikan dengan
salep likuor karbonis detergens 5-7% yang dioleskan sehari dua kali. Sebelum
disinar dicuci dahulu. Dosis UVB pertama 12-23 mJ menurut tipe kulit, kemudian
75% skor PASI (Psoriasis Area and Severity Index). Hasil baik dicapai pada
23
4. Pengobatan dengan Agen Biologik
secukinumab (A,1).
Indikasi:
- Psoriasis derajat parah dan keadaan khusus, yaitu pasien dengan psoriasis
(Psoriasis Area Severity Index/PASI) >10, disertai dengan salah satu dari
4 kriteria berikut:
diantaranya:
24
1) Keterlibatan area luas pada kulit kepala yang tidak respon dengan obat
topikal.
wajah.
Kontraindikasi Umum:
1. Kehamilan
2. Laktasi
6. Keganasan
7. Kelainan neurologis
Kriteria penyembuhan:
75% dari PASI awal) dan dikatakan gagal jika tidak mencapai PASI 50. PASI
antara 50 dan 75 dengan DLQI <5 dianggap berhasil, DLQI >5 dikatakan gagal.
2.9 Prognosis
cepat. Terkadang tipe ini menghilang secara spontan dalam beberapa minggu
25
tanpa terapi. Seringkali, psoriasis tipe ini berkembang menjadi psoriasis plak
kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan dapat remisi setelah beberapa bulan atau
tahun, dan dapat saja rekurens sewaktu-waktu seumur hidup. Pada psoriasis tipe
pustular, dapat bertahan beberapa tahun dan ditandai dengan remisi dan
eksaserbasi yang tidak dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris juga dapat berkembang
menjadi psoriasis tipe ini. Pasien denan psoriasis pustulosa generalisata sering
dibawa ke dalam ruang gawat darurat dan harus dianggap sebagai bakteremia
sebelum terbukti kultur darah menunjukkan negatif. Relaps dan remisi dapat
26
BAB 3
KESIMPULAN
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Sebagian pasien mengeluh gatal ringan. Tempat
predileksi pada scalp, perbatasan scalp dengan wajah, ektremitas terutama bagian
ekstensor di bagian siku dan lutut serta daerah lumbosacral. Kelainan kulit terdiri
lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika serta transparan. Besar kelainan
Pengobatan pada psoriasis terdiri dari pengobatan secara sistemik, topikal dan
27
DAFTAR PUSTAKA
28