Anda di halaman 1dari 43

Crush Injury Femur + Fraktur Pelvic + Anemia

Oleh
Afina Tsalis Maraya
Bima Adi Laksono
Dhini Oktaviani

Pembimbing : dr. Widiyatmiko Arifin Putro, Sp.OT

SMF ILMU BEDAH


2020

SMF ILMU BEDAH RSUD WALED KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT


IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. P
Umur : 13 tahun
Alamat : Pabuaran, Cirebon
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tgl. pemeriksaan : 27 Januari 2020

2
PRIMARY SURVEY

PRIMARY SURVEY
• Airway : clear, stridor (-), gurgling (-)
• Breathing : pernafasan adekuat, vbs (+/+), rhonki (-/-), whezing (-/-). RR : 24, SpO 2 : 100%
• Circulation : TD : 100/60 mmhg, nadi : 92x/menit, nadi reguler, nadi teraba kuat di a.radialis
• Disability : GCS 15 (Composmentis)
1. Awake : pasien sadar
2. Verbal : berbicara terarah
3. Pain : respon nyeri
4. Unrespon : (-)
• Exposure : Perdarahan at regio femoralis dextra, arteri poplitea teraba lemah, arteri dorsalis pedis lemah

3
SECONDARY
SURVEY
SECONDARY SURVEY
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
• Tekanan Darah : 100/ mmHg
• Nadi : 92x/menit
• Respirasi : 24x/menit
• Suhu : 36° C
• SpO2 : 100%
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Terdapat luka terbuka pada kaki sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Seorang perempuan umur 13 tahun datang ke IGD RSUD Waled dengan keluhan post kecelakaan lalu lintas. 30
menit sebelum masuk rumah sakit saat mengendarai motor disenggol oleh sebuah bus. Mekanisme kejadian
pasien sedang diam dipinggir jalan tiba-tiba ada sebuah bus dari belakang memberi klakson terus menerus
sehingga membuat pasien panik dan langsung menjalankan motornya hingga terjatuh pada lubang yang terdapat
dipinggir jalan. Pasien terjatuh dengan posisi telungkup diatas motor yang ditumpanginya bersama temannya.
Kaki kanan pasien mengenai bagian sekitar knalpot motor. Pasien tidak menggunakan helm. Setelah kejadian
tersebut pasien langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil. Keluhan disertai perdarahan aktif. Tidak
ada riwayat pingsan, demam, mual, muntah, maupun kejang setelah kejadian tersebut

5
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat trauma : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal

6
PEMERIKSAAN
FISIK
Status interna
• Mata : Conjungtiva palpebra anemis +/+, sklera ikterik -/-
• Hidung : Discharge(-), epitaksis (-)
• Mulut : Sianosis (-)
• Leher : JVP 5±2 , pembesaran kelenjar getah bening (-)

• Thoraks :
1. Inspeksi : dinding dada simetris, jejas (-)
2. Palpasi : ictus cordis teraba di ICS VI linea axilaris anterior, kuat angkat (+),
fremitus taktil simetris, nyeri tekan (-)
3. Perkusi : sonor seluruh lapang paru
batas kiri jantung : ICS VI linea axilaris anterior
batas kanan : ICS V linea parasternalis dekstra
batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
4. Auskultasi:
Pulmo : VBS +/+, Rh -/-, wh -/-
Cor : BJ I = II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
• Abdomen
Inspeksi : datar, jejas (-), sikatrik (-)
Palpasi : nyeri tekan (+), soepel, hepar dan lien tak teraba
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Auskultasi : bising usus (+) 12 kali/ menit (normal)

• Ekstremitas : Akral dingin, CRT >2 detik

Status lokalis
a/r Femoralis Dextra
Look : Luka terbuka dengan ukuran 40x10x5cm, dengan dasar luka otot disertai darah
Feel : Pulsasi arteri poplitea teraba lemah, arteri dorsalis pedis lemah. Nyeri tekan (+), Akral dingin,
CRT > 2 detik
Move : ROM terbatas.

8
PEMERIKSAAN
FISIK

9
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Darah lengkap
Hb : 8,7 gram/dL ( )
Ht : 25% ( )
Leukosit : 8.700 /mm 3 (n)
Trombosit : 172.000 /mm3 (n)
MCV : 75,9 ( )
MCHC : 34,4 (n)
MCH : 26,1 (n)
Eritrosit : 3,33 ( )
Basofil : 0 (n)
Eosinofil : 0 (n)
Neutrofil Batang : 1 (n)
Neutrofil Segmen : 82 ( )
Limfosit : 11 ( )
Monosit : 5 (n)

10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Abdomen

11
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG

13
PEMERIKSAAN PENUNJANG

14
PEMERIKSAAN PENUNJANG

15
DIAGNOSIS

Crush Injury Femur Dextra + Fraktur Pelvis + Anemia

16
PENATALAKSANAAN

1. Farmakologi
a. IGD
IVFD RL 500 cc/ 6 jam
Cefotaxime 2x1gr iv
Omeprazole 2x40 gram iv
Dexketoprofen 2x1 amp iv
b. ICU
Transfusi PRC s/d Hb >10
IVFD RL 500 cc/8 jam
Anbacim 2x1 gram iv
Ketorolac 3x30
Kalnax 3x500 mg
Santagesik 3x1gr
Omeprazole 2x40 mg

2. Non farmakologi
Observasi KU dan TTV
Debridement
Rujuk ke Spesialis Bedah Orthopedi, Bedah Vaskular, dan Bedah Plastik.

17
PROGNOSIS

Quo at Vitam : Dubia ad bonam


Quo at Functionam : Dubia ad malam
Quo at Sanationam : Dubia ad malam

18
PEMBAHASAN
Crush injury
Definisi

luka yang hancur pada ekstremitas atau anggota badan lain yang mengakibatkan terjadinya
kerusakan yang serius tetapi lebih sering terjadi pada anggota gerak bawah (ekstemitas bawah),
dengan manifestasi sistemik.

Efek sistemik disebabkan oleh trauma rhabdomyolysis (pemecahan otot) dan pelepasan sel
komponen otot yang berbahaya dan elektrolit ke sistem peredaran darah. Crush injury ini dapat
menyebabkan cedera jaringan lokal, disfungsi organ, kelainan metabolik, termasuk asidosis,
hypercalemia dan hypocalcemia.

20
Crush injury
Patofisiologi

Patofisiologi crush injury dimulai dengan cedera otot dan kematian sel otot. pada awalnya ada
tiga mekanisme yang bertanggung jawab atas kematian sel otot-otot:
• Immediate Cell Disruption
• Direct pressure on muscle cell
• Vascular compromi
• Apabila terjadi kerusakan pada otot dan jaringan lunak -> nyeri yang hebat karena adanya
spasme otot.
• kerusakan pada tulang -> terjadinya perubahan ketidakseimbangan -> tulang dapat menekan
saraf pada daerah yang fraktur -> fungsi saraf menurun -> kesemutan, baal, dan kelemahan.
Crush injury
Tanda Gejala

Keadaan akut dari crush injury biasanya timbul hipovolemi dan ketidakseimbangan metabolic
(reperfusion sindrom).
Crush injury memiliki beberapa tanda dan gejala yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

• Munculnya ruang ketiga yang masif, memerlukan penggantian cairan yang cukup dalam 24 jam pertama

Hipotensi terjadinya penumpukan cairan pada ruang ketiga ini mencapai > 12 L selama periode 48-jam
• Ruang ketiga dapat mengakibatkan komplikasi sekunder seperti sindrom kompartemen, yang merupakan
pembengkakan dalam ruang anatomi tertutup; yang seringkali membutuhkan fasiotomi

Kegagalan • Rhabdomyolysis melepaskan mioglobin, kalium, fosfor, dan kreatinin ke sirkulasi

ginjal
• Myoglobinuria dapat mengakibatkan nekrosis tubular ginjal jika tidak ditangani

Kelainan
• Kalsium mengalir ke dalam sel otot melalui membran yang bocor, menyebabkan hypocalcemia sistemik
• Kalium dilepaskan dari otot iskemik ke dalam sirkulasi sistemik, menyebabkan hyperkalemia
• Asam laktat dilepaskan dari otot iskemik ke dalam sirkulasi sistemik, menyebabkan asidosis metabolic

Metabolik • Ketidakseimbangan kalium dan kalsium dapat menyebabkan aritmia jantung yang mengancam jiwa,
termasuk cardiac arrest; dan asidosis metabolik dapat memperburuk kondisi pasien.

22
Crush injury

Secara umum, ada beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin hadir
a) Cedera Kulit
b) Bengkak
c) Kelumpuhan
d) Parestesia
e) Nyeri
f) pulsasi distal mungkin ada atau tidak ada.
g) Myoglobinuria

23
Crush injury
Tatalaksana

Tatalaksana awal
• Primary survey (ABC), lakukan bebat tekan bila terdapat
perdarahan, bawa ke RS

Tatalaksana di RS
• Pemberian oksigen (O2)
• Terapi cairan untuk mengoreksi takikardia atau hipotensi dan
manitol untuk mempertahankan diuresis minimal 300- 400 mL/jam
kemudian pasang catheter untung memantau balance cairan
• Natrium bikarbonat 50-100 mEq untuk memperbaiki hiperkalemi
• Luka harus dibersihkan, debridemen, dan ditutup dengan dressing
sterile dengan kain kasa.
• Pemberian antibiotik dan analgetik

24
FRAKTUR PELVIS
Pendahuluan
- Fraktur pelvis adalah gangguan struktur tulang dari pelvis.
- Resiko wanita : laki-laki = 2 : 1
- Fraktur pelvis terhitung kurang dari 5% dari semua cedera tulang, tetapi ini penting karena berhubungan dengan:
• cedera jaringan
• kehilangan darah
• syok
• sepsis
• ARDS
• trauma urogenital
- Mortalitas 6-50%. Mortalitas kecelakaan lalu lintas melebihi 10%
- Fraktur simple terjadi pada wanita usia lanjut
• trauma berenergi rendah, seperti jatuh pada pasien usia lanjut
- Fraktur displacement biasanya terjadi pada usia muda
• Trauma bertenaga tinggi :
47% penumpang mobil
31% pejalan kaki
12% pengendara sepeda motor
10% pengendara sepeda

25
ANATOMI PELVIS

26
ANATOMI PELVIS

27
ANATOMI PELVIS

28
ANATOMI PELVIS

29
FRAKTUR PELVIS
Tipe Cedera

Cidera pelvis dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :


- Fraktur terisolasi dengan cincin pelvis yang utuh
• Fraktur avulsi
• Fraktur langsung
• Fraktur-tekanan

- Fraktur pada cincin pelvis


• Menurut tile
• Menurut young & burgess

30
FRAKTUR PELVIS

31
FRAKTUR PELVIS

32
FRAKTUR PELVIS

33
FRAKTUR PELVIS
Manifestasi Klinis

Edema, deformitas, perdarahan subkutan di sekitar


panggul, Anemia, dan syok yang disebabkan
pendarahan hebat, dan Gangguan fungsi
ekstremitas inferior
- JENIS TRAUMA tipe A
Shock Berat (-)
Nyeri saat aktivitas
Palpasi: nyeri tekan (+)
Kerusakan visceral panggul: jarang
Xray: Fraktur (+)
- Tipe B & C Trauma
Shock berat (+)
Nyeri hebat (+)
Gangguan miksi, perdarahan meatus
externus
Palpasi: nyeri tekan (+)
Satu atau keduanya Ala osis ilii:
gerakan nyeri (+)
Salah satu kaki: anestesi, disebabkan
oleh: trauma saraf schiatic

34
FRAKTUR PELVIS
Diagnosis

Inspeksi
• Edema atau hematoma di perut bagian bawah, paha, perineum, skrotum, atau vulva
• Deformitas
• Luka

• Nyeri tekan (+)

Palpasi • Perineum dan genitalia - periksa adanya trauma genital, darah di meatus, dan skrotum atau
hematoma perineum lainnya. Lakukan pemeriksaan vagina pada wanita untuk mencari cairan
• Abdomen, mis. Nyeri tekan, distensi, tanda eksternal trauma

Pemeriksaan • X-Ray

Penunjang • Ct-Scan

35
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

X-ray shows an unstable pelvic fracture


with disruption of the pubis (arrow) and
sacroiliac joint (arrowhead).
Reproduced from JF Sarwark, ed:
Essentials of Musculoskeletal Care,
ed 5. Rosemont, IL, American
Academy of Orthopaedic Surgeons,
2016.

36
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

In this x-ray, an external fixator has been


used to stabilize the pelvis.
Reproduced from Kurylo JC, Tornetta
P: Initial management and
classification of pelvic fractures.
Instructional Course Lecture 61.
Rosemont, IL, American Academy of
Orthopaedic Surgeons, 2012

37
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

CT Scan Pelvic fracture

38
FRAKTUR PELVIS
Tatalaksana

39
FRAKTUR PELVIS

40
41
TATALAKSANA
Metode Penanganan Pada Fraktur Pelvis

Fiksasi eksternal Pengikat dan Sheet Pelvis Military antishock trousers (MAST)

42
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai