CHRONIC VEIN
INSUFFICIENCY
Pembimbing: dr. Andrio Wishnu Prabowo, Sp.B, Spubsp. BVE (k)
Penyusun: Nathalia Lusman (202206010002)
01 PAPARAN KASUS
02 TINJAUAN PUSTAKA
PAPARAN
01 KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Tn. S
Usia 65 tahun
Pekerjaan Supir
Pendidikan SMA
Agama Islam
KELUHAN TAMBAHAN
RPD: Hipertensi, DM
Riwayat Penyakit Keluarga : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Operasi : disangkal
Riwayat Pengobatan : Metformin 3x500mg dan Amlodipin 1x5mg PO
Riwayat Kebiasaan :
Pasien mempunyai kebiasaan merokok sejak lebih dari 20 tahun yang lalu
PEMERIKSAAN FISIK
Suhu 36,8 C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Normosefali, simetris, deformitas (-)
Mata Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), RCL (+/+), RCTL (+/+), pupil
isokor 3mm/3mm
Leher Trakea di tengah, pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
massa (-), mobilitas leher baik
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Paru • Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat
• Inspeksi: Simetris, retraksi (-), • Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
deformitas (-) lesi (-) • Perkusi
• Palpasi: Pergerakan dinding o Batas atas jantung : ICS II linea
dada simetris, taktil fremitus parasternalis sinistra
kanan=kiri o Batas kanan jantung : ICS IV
• Perkusi: Sonor pada kedua linea parasternalis dextra
lapang paru o Batas kiri jantung : ICS V linea
• Auskultasi: Vesikuler (+/+), midclavicularis sinistra
rhonki (-/-), wheezing (-/-) • Auskultasi: S1/S2 reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen :
Kesimpulan:
• Insufisiensi Katup Vena
• Arteriosklerosis, sugestif PAD
• Kutis-subkutis regio ankle-pedis
tampak edema, curiga melibatkan
Sebagian otot di kompartemen
lateral
RESUME
Pasien di konsukan dari TS IPD dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada mata kaki kanan
yang memberat 1 hari sebelum dikonsulkan. Pasien mengaku awalnya muncul lenting berisi cairan bening
pada mata kaki kanan, kemudian lenting tersebut pecah dan dibiarkan oleh pasien. Sejak masuk rumah
sakit, pasien mengatakan mata kaki kanan pasien mulai kemerahan, bengkak, dan nyeri. Saat ini NPRS 8/10
dan mengganggu tidur pasien. Nyeri dirasakan terus menerus terutama jika pasien berubah posisi. Pasien
mengatakan 1 hari sebelum dikonsulkan, apsien sempat demam hingga 39 C, namun membaik setelah
diberikan obat. Pasien mengaku selama ini sering mengalami kaki bengkak hilang timbul sebelumnya,
namun tidak disertai dengan nyeri, dan membaik sendiri terutama ketika pasien mengangkat kaki. Pasien
sehari-hari bekerja sebagai supir, sehingga pasien mengatakan sering mengalami nyeri hilang timbul dan
pegal-pegal pada kaki terutama saat malam hari setelah seharian menyetir dan membongkar barang.
Riwayat berbaring lama di tempat tidur akibat penyakit tertentu sebelumnya disangkal
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak baik, kesadaran compos mentis
ditemukan tekanan darah 150/70 mmHg, TTV lain dalam batas normal. Pemeriksaan fisik generalisata
lainnya dalam batas normal. Pada status lokalis a/r ankle cruris dextra ditemukan:
• Eritema a/r cruris dextra, nyeri tekan (+), edema pitting (+), teraba hangat dibandingkan sekitarnya.
Diameter setinggi maleolus: 30 cm (cruris sinistra: 26 cm). A/r malleolus lateral terdapat satu buah
gangrene yang tertutup berwarna kehitaman, fluktuasi (-)
• Pulsasi A. dorsalis pedis dan A. tibialis posterior (+)
• Tampak makula eritema berwarna kemerahan a/r dorsum pedis cruris nyeri tekan (+), edema (+)
• ABI dextra: 0.83 (mild arterial disease)
Pada pemeriksaan USG ditemukan Insufisiensi Katup Vena, Arteriosklerosis, sugestif PAD, Kutis-
subkutis regio ankle-pedis tampak edema, curiga melibatkan Sebagian otot di kompartemen lateral
DIAGNOSIS KERJA
• CVI dengan PAD dan cellulitis cruris dextra
• Hipertensi
• DM tipe 2
TATALAKSANA
Infus NaCl 0,9% 1000cc/24 jam
Diet DM 1800 kkal/hari
Kompres luka dengan NaCl 0,9% dan balut dengan compression bandage
Elevasi tungkai 30 derajat
Obat:
- Ceftriaxone 1x2 gram IV
- Clindamycin 3x300 mg PO
- Paracetamol 1gram IV kp
- Ciloztazol 2x100mg PO
- Furosemid 1x40mg PO
02
TINJAUAN PUSTAKA
CHRONIC VEIN
INSUFFICIENCY
• Wanita
• Multiparitas
• Usia >50 tahun
• Riwayat penyakit keluarga (genetic)
• Overweight dan obesitas
• Merokok
• Kebiasaan berdiri atau berjalan dalam
jangka waktu lama
KLASIFIKASI
DIAGNOSTIC APPROACH
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Stoking kompresi
• Elevasi kaki
• Pembedahan
PERIPHERAL
ARTERIAL DISEASE
R. Anterior
A.
Obturatorius
R. Posterior
A. Iliaca A. Gluteus
interna superior
A. Gluteus
inferior
Aa.
A. Poplitea Perforantes
A. Illiaca A. Femoralis
externa (lig. Inguinal)
A. Circumflexa
A. Femoris femoralis
profunda lateralis
A. Circumflexa
femoralis
medialis
ARTERI TUNGKAI BAWAH
Aa.
Genicularis
Arcus
A. Tibialis A. Dorsalis
plantaris
anterior pedis supericialis
A. Poplitea
Arcus
A. Plantaris
plantaris
laterialis superficialis
A. Tibialis
posterior Arcus
A. Fibularis A. Plantaris
plantaris
communis medialis profunda
A. Fibularis
FAKTOR RESIKO
Endogen
Eksogen
• Laki-laki
• Menopause • Kebiasaan merokok
• Usia → menyebabkan • Konsumsi lemak
arteriosclerosis jenuh
• Riwayat penyakit keluarga
• Hipertensi
• Diabetes
• Dislipidemia
• Hiperurisemia
FONTAINE STAGING
● Stadium 1: perfusi cukup,
terdapat penyempitan
arteri
● Stadium 2: perfusi tidak
cukup pada aktivitas
tertentu (klaudikasio
intermiten)
● Stadium III: perfusi tidak
cukup bahkan saat
istirahat
● Stadium IV: iskemia
mengakibatkan nekrosis,
kelainan trofi kulit,
gangguan penyembuhan
lesi kulit
ETIOPATOFISIOLOGI
● Etiologi:
○ arterosklerosis pada aorta abdominal, A. illiaca, A.
femoralis
Farmakoterapi Operatif