Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Resiko

Perilaku Bunuh Diri

Kelompok 3:

1. Aisyah Nurmala Simanuntak : 1911004

2. Herdiana Lumban Gaol : 1911060

3. Kristina Sinaga : 1911077

4. Lindawati Br. Pardosi : 1911080

5. May Liona Beatric Munthe : 1911086

6. Ridha

7. Rabiathul
Pengertian

Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk membunuh diri
sendiri (Sheila L, 2001).Bunuh diri didefinisikan dalam dua kelompok yaitu langsung
dan tidak langsung( Edwin,1963).

Menurut kelompok kami Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan
bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar dan berhasrat dan
berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Bunuh diri ialah perbuatan untuk
menamatkan atau menghilangkan nyawa diri sendiri.
Penyebab

a.Faktor predisposisi

Menurut Stuart dan Sundeen(1997) faktor predisposisi bunuh diri antara lain:
1. Diagnostik
2. Sifat kepribadian
3. Lingkungan psikososial
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat keluarga
b. Faktor presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri :
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan intrapersonal/ gagal
melakukan hubungan yang berarti
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress

3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri


sendiri
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
Tanda Dan Gejala Resiko Bunuh Diri

faktor risiko serta tanda-tanda percobaan bunuh diri yang muncul pada diri seseorang. Jika Anda
mendapati anggota keluarga atau teman memiliki tanda-tanda tersebut:
A. Mendengarkan dengan seksama sekaligus mempelajari apa yang dia pikirkan dan rasakan.
B. Membantu dia dalam mengatasi depresi yang dialami.
C. Jangan ragu untuk menanyakan padanya tentang adanya keinginan untuk bunuh diri.
D. Jangan ragu untuk mengekspresikan rasa sayang, baik dalam bentuk perbuatan maupun kata-kata.
E. Jangan mengabaikan perasaan dia terhadap suatu hal, meski hal itu sepele atau mudah untuk
diselesaikan.
F. Sebisa mungkin jauhkan barang-barang yang dapat digunakan untuk bunuh diri, misalnya senjata
api.
Askep

I. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 25 tahun
Agama : Buddha
Status : belum menikah
Tanggal pengkajian : 25 febuari 2021
Informent : mengalami ngangguan jiwa akibat Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam
keluarga
Alasan masuk

• Sebelum masuk RS, keadaan klien saat di rumah tidak bisa tidur, sering marah, mencoba bunuh diri, tidak
mau bicara. Keluarga belum pernah membawa klien untuk berobat

• Saat dikaji klien tampak berdiam diri, menundukkan kepala, tidak mau bicara, tidak mau makan, dan minum.
II. Diagnosa

a.Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b.Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

c.Resiko tinggi bunuh diri


III. Intervensi

Diagnosa NOC NIC


Resiko Bunuh Diri Pengendalian Diri Terhadap 1. Membantu klien untuk mengenali masalah yang sedang
Bunuh Diri dialami.
2. Manajemen perilaku
a. Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku
destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dengan
cara:
1. Kaji tingkatan resiko yang dialami klien: tinggi,
sedang, rendah
2. Kaji level Long-Term Risk: lifestyle, dukungan sosial,
tindakan yang bisa membahayakan dirinya
b. Bantu klien untuk meningkatkan harga diri
1. Tidak menghakimi dan bersikap empati
2. Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
3. Berikan jadwal aktivitas harian yang
terencana untuk klien dengan control impuls
yang rendah
4. Lakukan terapi kelompok dan terapi kognitif
serta perilaku bila diindikasikan
3. Surveillance: safety
Berikan lingkungan yang aman (safety)
1. Tempatkan klien di ruang perawatan yang mudah dipantau
2. Mengidentifikasi dan mengamankan benda-benda
yang dapat membahayakan klien
3. Berikan ruangan yang nyaman, dan aman yaitu dengan
situai lingkungan yang cukup cahaya dan jendela yang
tidak terbuka lebar untuk menghindari kemungkinan klien
lari dari ruang perawatan
4. Ketika memberikan obat oral, dampingi klien dan
pastikan semua obat telah diminum
5. Monitor keadaan klien scara kontinyu
6. Batasi orang dalam ruangan klien

4. Active Listening
Bantu klien untuk mendapatkan dukungan sosial
a. Informasikan kepada keluarga dan saudara
bahwa klien membutuhkan dukungan sosial
yang adekuat
b. Dorong klien melakukan aktivitas sosial
c. Jadilah pendengar yang baik bagi klien
dan bantu klien untuk mengatasi masalah

5. Afirmasi Positif
6. Berikan reinforcement positif kepada klien
IV. Implementasi

Melakukan apa yang sudah direncakan di intervensi kepada klien

V. Evaluasi
S : Tuliskan apa yang masih dirasakan klien

a. Klien masih sering melihat teman bayangannya setiap waktu yang seolah- olah selalu meminta bantuannya

O : Klien masih terlihat sering berbicara sendiri seolah ada lawan bicara didepannya.
A : Tanda gejala yang masih ada atau yang sudah hilang

a. klien masih terlihat murung dan melakukan hal yang mengarah pada mencedari diri dengan alasan melindungi temannya
b. klien masih sering mengobrolsendiri
c. klien masih menaganggap bahwa temannya itu nyata
Thank you

Anda mungkin juga menyukai