Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN JIWA

RESIKO BUNUH DIRI TERHADAP PASIEN KURANG KASIH SAYANG

Dosen Pengampu ; Sri Endriyani,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Abil Ghifariansyah (PO7120122053)

Tingkat 2.B

PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

2024/2025
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TN. B DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
DI RUANG MELATI RSJ DEMAK

Tgl MRS : 10 Februari 2021


Tgl Pengkajian : 10 Mei 2022
Ruang : Melati

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama Lengkap : Tn. R


Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Alamat : Demak, Jateng

2. Alasan Masuk
Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba bunuh diri dengan menggunakan pisau di
rumah pasien

3. Faktor Predisposisi
Klien frustasi karena merasa berat badan nya tidak ideal, makan dengan porsi sangat
sedikit, padahal berat badan pasien sudah di bawah rata-rata.

4. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja
Masalah Keperawatan:
1. Resiko bunuh diri
2. Risiko perilaku kekerasan
3. Harga diri rendah
5. Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tanggan, BB pasien menurun dan
klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit. N: 80x/mnt, TD
120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 40 Kg dan TB 170cm.

6. Psikososial
Genogram :

Keterangan: laki-laki
Klien :Perempuan
7. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.
2. Identitas
Klien sudah menikah mempunyai seorang istri.
3. Peran Diri
Klien adalah kepala rumah tangga dengan 1 orang anak yang masih keci.
4. Ideal Diri
Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien harus menghidupi keluarga dan
membangun keluarganya seperti dulu.
5. Harga diri
Klien Agresif, bermusuhan, implisif, depresi dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

8. Hubungan Sosial
Menurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah Tn. A teman sekamar yg satu agama.
Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya, klien sering diam, menyendiri,
murung dan tak bergairah, jarang berkomunikasi dan slalu bermusuhan dengan teman yang lain,
sangat sensitive.
9. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: pasien percaya akan adanya Tuhan tetapi dia sering menyalahkan
Tuhan atas penyakit yang menimpanya.
b. Kegiatan ibadah: Klien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

10. Status Mental


Penampilan:
pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut tidak pernah
tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest,
kurang mendengarkan.
Pembicaraan:
Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek, afek datar,
lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam,
terkadang terjadi blocking.
Aktivitas Motorik:
Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas
Interaksi selama wawancara:
Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat berkomunikasi.
Memori
Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.

11. Kebutuhan Persiapan Pulang.


Resiko Subyektif: Subyektif:
bunuh diri Mengatakan hidupnya tak Mengatakan ada yang
berguna lagi menyuruh bunuh diri
Inggin mati Mengatakan lebih baek mati
Menyatakan pernah mencoba saja
bunuh diri Mengatakan sudah bosan
Mengancam bunuh diri hidup
Obyektif: Obyektif:
Ekspresi murung Perubahan kebiasaan hidup
Tak bergairah Perubahan perangai
Ada bekas percobaan bunuh diri
A. Masalah Keperawatan SDKI Dan Data Yang Perlu Dikaji

1. Perilaku bunuh diri


DS: menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO: ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.

2. Koping maladaptif
DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

B. Rencana Tindakan Keperawatan untuk pasien resiko bunuh diri SIKI


(IMPLEMENTASI)

Pasien:
a. Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.
b. Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1.1. Perkenalkan diri dengan klien
1.2. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
1.3. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
1.4. Bersifat hangat dan bersahabat.
1.5. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri


Tindakan:

2.1. Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca,
dan lain-lain).
2.2. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
2.3. Awasi klien secara ketat setiap saat.

3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya


Tindakan:
3.1. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
3.2. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.
3.3. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
3.4. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan
lain-lain.
3.5. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk
hidup.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri


Tindakan:
4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
4.4. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama,
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
Keluarga
1. Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau
mencoba bunuh diri.
Tindakan:
1.1. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan
pasien sendirian
1.2. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya
disekita pasien
1.3. Mendiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering melamun sendiri
1.4.Menjelaskan kepada keluarga pentingnya passion minum obat secara teratur.

2. Tujuan: pasien mampu merawat pasien dengan resiko bunuh diri


Tindakan:
1.1. Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
a. Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah muncul pada pasien
b. Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien beresiko
bunuh diri
1.2. Mengajarkan keluarga tentang cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.
a. Mengajarkan keluarga tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
b. Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:
Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien ditempat yang mudah di awasi,
jangan biarkan pasien mengunci diri dikamarnya atau jangan meninggalkan pasien sendirian
dirumah
Menjauhkan barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari
barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri, seperti tali, bahan bakar
minyak/bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti racun
nyamuk atau racun serangga.
Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apa bila ada tanda dan
gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien
tidak menunjukkan tanda dan gejala untuk bunuh diri.
c. Menganjurkan keluarga untuk malaksanakan cara tersebut diatas.

1.3. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apa bila pasien melakukan
percobaan bunuh diri, antara lain:
a. Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya
bunuh diri tersebut
b. Segera membawa pasien kerumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan bantuan medis.

1.4. Mencari keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
a.Memberikan informasi tentang nomor telpon darurat tenaga kesehatan
b. Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/control secara teratur untuk
mengatasi masalah bunuh dirinya
c. Menganjurkan keluarga uuntuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar
pemberian obat.

C.EVALUASI
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saking percaya.
Kriteria Evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan,mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Rencana Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
TUK 2
Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diri,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Rencana Tindakan :
1. Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan.
2. Tempatkan klien diruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
3. Awasi klien secara ketat setiap saat
TUK 3
Klien dapat mengekspresikan perasaannya,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Rencana Tindakan :
1. Dengarkan keluhan yang dirasakan klien.
2. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.
3. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaannya.
4. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.
TUK 4
Klien dapat meningkatkan harga diri,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat meningkatkan harga dirinya
Rencana Tindakan :
1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal : hubungan antar sesama, keyakinan,
hal-hal untuk diselesaikan).
TUK 5
Klien dapat menggunakan koping yang adaptif,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Rencana Tindakan :
1. Ajarkan mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.
2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya terhadap
kehidupan orang lain.
3. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain.
TUK 6
Klien dapat menggunakan dukungan sosial,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan dukungan sosial.
Rencana Tindakan :
1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber eksternal individu.
2. Kaji sistem pendukung keyakinan yang dimiliki klien.
3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (pemuka agama).
TUK 7
Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan obat dengan tepat
Rencana Tindakan :
1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan oleh klien.
4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
D. METODE KOPING
. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
5.1. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan setiap hari
(misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.).
5.2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam
kesehatan.
5.3. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan
atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah
tersebut dengan koping yang efektif.

6. Klien dapat menggunakan dukungan sosial


Tindakan:
6.1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan
kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
6.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
6.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat


Tindakan:
7.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
7.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
7.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
7.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

NO TGL/JAM DIAGNOSA TINDAKAN EVALUASI


KEP
1. 10/5/2021 Resiko Bunuh Sp I Pasien S:
Diri
PK.10.00 Membina hubungan saling Klien mengatakan
WIB percaya dengan klien sudah mencoba
Mengidentifikasi benda-benda belajar berkenalan
yang dapat membahayakan pasien namun masih
Mengamankan benda-benda yang enggan untuk
dapat membahayakan pasien. dilakukan
Melakukan kontrak treatment
Mengajarkan cara mengendalikan O:
dorongan bunuh diri Klien aktif dan
memperhatikan
Sp II Pasien selama latihan
berkenalan
Mengidentisifikasi aspek positif dengan perawat
pasien
Mendorong pasien untuk berfikir A:
positif terhadap diri sendiri Klien sudah tahu
Mendorong pasien untuk cara berkenalan
menghargai diri sebagai individu dengan
yang berharga menyebutkan
nama,asal,hobi
Sp III Pasien
Mengidentisifikasi pola koping P:
yang biasa diterapkan pasien Lanjutkan
Menilai pola koping yng biasa berkenalan
dilakukan dengan orang lain.
Mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif
Mendorong pasien memilih pola
koping yang konstruktif
Menganjurkan pasien menerapkan
pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian

Sp IV Pasien
Membuat rencana masa depan
yang realistis bersama pasien
Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang realistis
Memberi dorongan pasien
melakukan kehiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis

SP 1 Keluaga
Mendiskusikan massalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
Menjelaskan pengertia, tanda dan
gejala resiko bunuh diri, dan jenis
prilaku yang di alami pasien beserta
proses terjadinya
Menjelaskan cara-cara merawat
pasien resiko bunuh diri yang
dialami pasien beserta proses
terjadinya.

SP II Keluarga
Melatih keluarga
mempraktekan cara merawat pasien
dengan resiko bunuh diri
Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
resiko bunuh diri.

SP III Keluarga
Membantu keluarga membuat
jadual aktivitas dirumah termasuk
minum obat\
Mendiskusikan sumber rujukan
yang bias dijangkau oleh keluarga

Anda mungkin juga menyukai