Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RESIKO

BUNUH DIRI
Kelompok 3
1. Dwi .K. Ginting 1911045
2. Erika Pangaribuan 1911051
3. Heridha Rizki 1911060
4. Indriyani .K. Sitorus 1911069
5. Iin .S. H. Tafonao 1911066
6. Lindawati br. Pardosi 1911080
7. Masitah Ningsih 1911085
8. Nita .W. Kanya 1911104
9. Novita .C. P. Piliang 1911106
10. Ridha Maulina 1911130
11. Sarah .Y. Ginting 1911145
12. Tasya .L. K. BatuBara 1911168
13. Theresia .O. Rajagukguk 1911166
Definisi Bunuh Diri

Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang


menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri
seringkali dilakukan akibat adanya rasa
keputusasaan yang disebabkan oleh gangguan jiwa,
misalnya depresi, gangguan bipolar, skizofrenia,
ketergantungan alcohol/alkoholisme atau
penyalahgunaan obat.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
Contoh Kasus

Tn. K berusia 30 tahun merupakan


penulis terkenal yang memiliki
banyak penggemar. Kesuksesannya
tidak diimbangi dengan
keharmonisan keluarga yang
diidamkan setiap keluarga. Ketika
dia duduk di sekolah dasar, ibunya
menikah lagi dengan laki-laki kasar
yang suka memukul. Hamper
setiap hari dia, kakak, dan ibunya
dipukul oleh ayah tirinya, sampai
pada akhirnya ketika Tn. K dipukul
oleh ayahnya kakaknya marah dan
mengambil pisau dan setelah
terjadi beberapa kali perdebatan
sang ayah tertusuk pisau dan
meninggal. Karena kejadian itu,
kakak Tn. K memiliki dendam
• Pengkajian
a. Faktor presdiposisi
1) Diagnosis psikiatri
Tn. K dalam kasus tersebut didiagnosa skizopfrenia
2) Sifat kepribadian
Sifat kepribadian Tn. K yang meningkatkan resiko bunuh diri
adalah teman khayalan sehingga Tn. K selalu berusaha
melindunginya dengan mengorbankan dirinya sendiri yang bisa
membahayakan.
3) Lingkungan psikososial
Tn. K mulai mengalami gangguan adalah ketika dia diserang dan dicoba
dibunuh oleh kakaknya yang baru keluar penjara dimana kakaknya
mengalami dendam terhadapnya.
4) Biologis
Tidak ada keturunan dari Tn. K yang sama memiliki gangguan seperti dirinya.
5) Psikologis
Perilaku yang ditujukan oleh Tn. K dengan selalu melindungi teman khayalannya yang
merupakan cerminan dirinya tersebut karena dia ingin teman khayalannya tidak seperti
dirinya.
6) Sosiokultural
Hubungan dengan orang disekitarnya, Tn. K memeiliki hubungan yang baik dan merupakan
tokoh yang diidolakan karena karya bukunya. Akan tetapi, hubungan dengan kakaknya sangat
tidak baik, hal ini yang melatarbelakangi keadaannya sekarang.
 Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri
 Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC

Resiko bunuh diri 1. Pengendalian diri 1. Membantu klien untuk mengetahui masalah
terhadap bunuh diri yang sedang dialami.
2. Manajemen perilaku
a. Bantu klien untuk menurunkan resiko
perilaku destruktif yang diarahkan pada diri
sendiri dengan cara :
1) kaji tingkatan resiko yang dialami klien.
2) kaji level Long-Term Risk : llifestyle,
dukkungan sosial, tindakan yang
membahayakan diri klien.
b. Bantu klien meningkatkan harga diri
1) tidak menghakimi dan bersikap empati.
2) mengidentifikasi aspek positif yang
dimiliki.
3) berikan jadwal aktifitas harian yang
terencana untuk klien dengan control impuls
rendah
4) lakukan terapi kelompok dan terapi
kognitif serta perilaku bila diindikasikan.
3. Surveillance : safety
a. Berikan lingkungan yang aman (safety).
1) tempatkan klien di ruang perawatan
yang mudah dipantau.
2) mengidentifikasi dan mengamankan
benda-benda yang dapat membahayakan
klien.
3) berikan ruangan yang nyaman dan
aman.
4) ketika memberikan obat oral, damping
klien dan pastikan semua obat telah
diminum.
5) Monitor keadaan klien secara
continue.
6) Batasi orang dalam ruangan klien.
4. Active listening
a. Bantu kllien untuk mendapatkan
dukungan sosial.
1) informasikan kepada keluarga dan
saudara bahwa klien membutuhkan
dukungan sosial yang adekuat.

2) dorong klien melakukan aktivitas


 Implementasi
Melakukan apa yang sudah direncanakan di intervensi keperawatan .

 Evaluasi
S : Tuliskan apa yang masih dirasakan klien.
a. Klien masih sering melihat teman khayalannya setiap waktu
yang seolah-olah selalu meminta bantuannya .
O : Klien masih terlihat sering berbicara sendiri seolah ada lawan
bicara di depannya.
A : Tanda dan gejala yang masih ada atau yang sudah hilang.
a. Klien masih terlihat murung dan melakukan hal yang mengarah
pada mencelakakan diri dengan alasan melindungi temannya
b. Klien masih sering mengobrol sendiri
c. klien masih menganggap bahwa temannya itu nyata.

P : Lanjutkan intervensi no 2, 4, 5, 6
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai