Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK KDM I

“PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI (BAB)

Dosen Pengampu : Ns. Reta Renylda, M.Kep

Oleh :

Jelita Romaito Sirait

PO71201190011

Tingkat II

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Kasus B

Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam sejak 2 hari
yang lalu dengan tubuh sebelah kiri terasa lemah. Hasil pengkajian diperoleh data, anak
pasien mengatakan ibunya sejak 2 hari yang lalu susah untuk melakukan aktivitas karena
bagian tubuh sebelah kiri terasa lemah, sulit digerakkan, kekuatan otot 5/5, kebutuhan klien
dibantu oleh anaknya, klien Tekanan Darah 160/110 mmHg, frekwensi Nadi 80 x/menit,
pernafasan 20 x/menit, suhu 36,80 C. Sudah 3 hari pasien belum BAB, perut terasa tegang dan
mulas. Perawat akan melakukan rencana tindakan mandiri membantu pasien BAB ditempat
tidur.

A. Pengkajian
a. Biodata pasien
Nama : Ny. Z
Umur : 55 tahun
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Medan

b. Penanggung jawab
Nama : Nn. J
Umur : 29 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
Hubungan dengan klien : Anak

c. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Perut terasa tegang dan mulas, dan menyatakan sudah 3 hari belum BAB
b) Riwayat penyakit sekarang
Susah untuk melakukan aktivitas, karena bagian tubuh sebelah kiri terasa
lemah dan sulit digerakkan. Sudah 3 hari klien tidak BAB, perut terasa tegang
dan mulas.
d. Hasil pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Lemah
b) TTV
TD : 160/110 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,80 C

e. Pemeriksaan fisik abdomen


a) Ispeksi : pembesaran abdomen
b) Palpasi : perut terasa keras dan tegang
c) Perkusi : redup
d) Auskultasi : bising usus tidak terdengar

f. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. Data subjektif : - Pola BAB tidak Konstipasi
Tiga hari tidak BAB teratur
Data objektif : - Eliminasi feses
Ispeksi : pembesaran abdomen tidak lancer
Palpasi : perut terasa keras dan - Konstipasi
tegang
Perkusi : redup
Auskultasi : bising usus tidak
terdengar
2. Data subjektif : Konsistensi tinja Nyeri akut
Keluhan nyeri pada pasien yang keras dan
Data objektif : sulit keluar
Membran mukosa pucat Akumulasi feses
Nyeri abdomen
3. Data subjektif : Sulit BAB Nutrisi kurang
dari kebutuhan
Klien tidak nafsu makan Perut terasa
Data objektif: tegang
Bising usus tidak terdengar Nafsu makan
menurun
Menurunnya
intake makanan

B. Diagnose
a. Konstipasi b.d pola defekasi tidak teratur
b. Nyeri akut b.d akumulasi feses keras pada abdomen
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hilangnya nafsu makan

C. Intervensi

No Diagnose Tujuan Intervensi Rasional


1. Konstipasi b.d Setelah dilakukan Constipation / 1.agar
pola defekasi tindakan selama 3 impaction mengetahui
tidak teratur x 24 jam klien management : penyebab
mencapai bowel 1.monitor tanda kontipasi.
elimination , dan gejala 2.Mengetahui
kriteria hasil : konstipasi perkembangan
1.pola eliminasi 2.monitor dari efek terapi
mencapai skala 4 gerakan usus, 3.Untuk
dalam 3 hari termasuk mengetahui
2.bentuk feses yang frekuensi, perubahan
berat mencapai konsistensi, suara usus
skala 3 dalam 3 bentuk, volume, 4.Untuk
hari dan warna, yang mengetahui
3.bising usus sesuai perkembangan
mencapai skala 3 3.monitor suara bising usus
dalam 3 hari usus normal pada
4.konsultasi klien
dengan dokter 5.Untuk
tentang mengantisipasi
penurunan / adanya
peningkatan kerusakan
frekuensi suara usus.
usus 6.Agar pasien
5. pantau tanda- memahami
tanda dan gejala tindakan
pecahnya usus perawat dan
dan / atau dapat berkerja
peritonitis sama.
6.jelaskan 7.Untuk
etiologi masalah mengetahui
dan dasar tindakan yang
pemikiran untuk sesuai.
tindakan untuk 8.Agar pasien
pasien dapat dengan
7.identifikasi rutin
faktor-faktor membuang
(misalnya, obat- hajat.
obatan, istirahat 9.Agar
di tempat tidur, kebutuhan
dan diet) cairan klien
penyebab yang terpenuhi
banyak atau
berkontribusi
untuk sembelit
8. adakan jadwal
buang hajat,
yang sesuai.
9. Dorong
peningkatan
asupan cairan
kecuali
kontraindiksi.
2. Nyeri akut b.d Menunjukkan nyeri Mandiri : -klien dapat
akumulasi feses telah berkurang -bantu pasien mengalihkan
keras pada Kriteria hasil : untuk lebih focus perhatian dari
abdomen -menunjukkan pada aktivitas nyeri
teknik relksasi dari nyeri dengan -hati-hati
secara individual melakukan dalam
yang efektif untuk pengalihan pemberian
mencapai melalui televise analgesic
kenyamanan atau radio opiate
-mempertahankan -perhatikan -hati hati
tingkat nyeri pada bahwa klien dalam
skala kecil mengalami pemberian
-melaporkan peningkatan obat pada klien
kesehatan fisik dan sensitifitas -mengetahui
psikologi terhadap efek tingkat nyeri
-mengenali factor analgesic opiate yang dirasakan
penyebab dan -perhatikan klien
menggunakan kemungkinan
tindakan untuk interaksi obat
mencegah nyeri dan obat
-menggunakan penyakit pada
tindakan klien
mengurangi nyeri Kolaborasi :
dengan analgesic -minta klien
dan non-analgesik untuk menilai
secara tepat nyeri atau
ketidaknyamanan
pada skala 0-10
-lakukan
pengkajian nyeri
yang
komprehensif
3. Perubahan Setelah dilakukan 1.perhatikn porsi Unuk
nutrisi kurang pemenuhan nutrisi makanan klien memperlancar
dari kebutuhan pada klien 2.perbanyak sistem
b.d hilangnya mencapai puncak konsumsi serat pencernaan
nafsu makan eliminasi 3. perbanyak klien
minum khususnya
BAB

D. Implementasi dan evaluasi

No Diagnose Implementasi Evaluasi


1. Konstipasi b.d 1.Memonitor tanda dan S : pasien mengatakan
pola defekasi gejala konstipasi. siap untuk dilakukan
tidak teratur 2. Memonitor gerakan usus pemeriksaan.
termasuk frekuensi, O :
konstistensi, bentuk, -klien tapak lebih tenang-
volume, dan warna yang klien mempunyai bising
sesuai. usus normal
3.Memonitor suara usus -klien sudah memahami
4.Memantau tanda dan tindakan yang dilakukan
gejala pecahnya usus dan perawat.
atau perioritas -klien telah
5.Mengidentifikasi faktor – melaksanakan membuang
faktor penyebab yang hajat sesuai jadwal.
banyak atau berkontribusi -klien telah mengetahui
untuk sembelit. faktor penyebab
6.Mendorong pasien untuk konstipasi
meningkatan asupan cairan A : masalah keperawatan
kecuali kontraindiksi konstipasi teratasi
7.Mengadakan jadwal sebagian ( pasien belum
buang hajat yang sesuai. sepenuhnya mencapai
8.Menjelaskan etiologi tujuan yang ditentukan )
masalah dan dasar
pemikiran untuk tindakan
kepada pasien. P:
9.Mengkonsultasikan -memantau secara rutin
dengan dokter tentang usus jika ada masalahnya.
penuruan / peningkatan -konsultasikan
frekuensi suara usus. perkembangan bising
usus.
-tingkatkan pasien untuk
mengkonsumsi cairan.
SOP MEMBANTU PASIEN BUANG AIR BESAR (BAB)

Pengertian : suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi fekal

Tujuan : memenuhi kebutuhan eliminasi fekal

Indikasi : pasien dengan gangguan imobilitas fisik

Persiapan tempat dan alat :

1. Pispot
2. Alas pispot
3. Botol berisi air cebok
4. Kertas kloset
5. Selimut
6. Sampiran

Persiapan pasien :

1. Memberi tahu pasien dan menjelaskan tujuan tindakan


2. Mengatur pasien yang aman dan nyaman

Persiapan lingkungan : memasang sampiran

Pelaksanaan :

1. Perawat mencuci tangan


2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang terbuka ditutup dengan
selimut
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong
4. Pasang alas pispot
5. Pispot diletakkan dibawah pasien
6. Bila telah selesai anus dan daerah sekitar genitalia dibersihkan dengan air dan kertas
kloset lalu dibuang kedalam pispot, diulang beberapa kali sampai bersih
7. Pispot diangkat dan feses diamati, bila ada kelainan segera lapor dan catat
8. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas
9. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
10. Sampiran dibuka
11. Perawat mencuci tangan
12. Mencatat kegiatan dalam dokumen keperawatan

Sikap selama pelaksanaan :

1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah


2. Menjamin privacy pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatikan body mechanism

Evaluasi : tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah Tindakan.

Anda mungkin juga menyukai