DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 14
TUTRIYANTI ANA
AHMAT MANTAU
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Shalawat serta salam mudah-mudahan selalu tercurah kepada junjungan kita,Nabi besar
Muhammad Saw. Kepada keluarga, sahabat, kerabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillahirabbil alamin makalah ini berhasil kami buat walaupun dengan penuh
kesadaran bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Namun, kami berharap
kepada dosen pembimbing untuk bersedia menerima & mengoreksi makalah ini agar kiranya
Akhirnya, semoga makalah ini memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya
Penyusun Kelompok 14
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR........................................................................................................
B. Rumusan masaalah……………………………………………………………….……
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
1. Definisi …..…………………………........................................................................
2. Fisiologi …………………...…………….................................................................
A. Pengakajian.................................................................................................................
B. Diagnosa.........................................................................................................................
C. Intervensi........................................................................................................................
D. Implementasi.................................................................................................................
E. Evaluasi............................................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, placenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat
kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang
muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap
sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu (Rohani, Saswita, & Marisah, 2011:2).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif
pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran placenta (Varney, 2007:672).
Secara umum, persalinan berlangsung alamiah tetapi tetap diperlukan pemantauan khusus
karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda, sehingga dapat mengurangi
resiko kematian ibu dan janin pada saat persalinan.Selain itu, selama kehamilan ataupun
persalinan dapat terjadi komplikasi yang mungkin dapat terjadi karena kesalahan penolong
dalam persalinan.(Sondakh 2013, h. 3).
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep persalinan kala III
1.Bagaiman definisi persalinan kala III
2. Bagaimana Fisologis
3. Bagaiman Tanda-tanta pelepasan plasenta
4.Bagaiman manajemen kala III
5.Bagaimana kelainan Pelepasan plasenta
b. Bagaimana Konsep proses keperawatan persalinan kala III
1. Pengkajian
2. diagnose
3. intervensi
4.implementasi
5.Evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi
Kala III adalah tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta
lahir. Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban(Ilmiah, 2015).
Persalinan kala III adalah kala uri atau waktu pelepasan plasenta dari insersinya sampai
lahir plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala tiga persalinan
berlangsung rata-rata antara 5-10 menit akan tetapi, akan tetapi apabila lebih dari 10 menit resiko
perdarahan meningkat
Pada kala III persalinan terjadi his pelepasan uri yang mengakibatkan tekanan pada
fundus meningkat, terjadi pengecilan uterus sehingga perlekatan plasenta di dinding uterus
sangat kecil dan selanjutnya plasenta terlepas dari dinding uterus. Apabila pada kala III
persalinan kontraksi uterus tidak adekuat atau bahkan uterus gagal berkontraksi atau yang
disebut dengan atonia uteri maka darah akan terkumpul di uterus terutama di tempat perlekatan
plasenta yang selanjutnya berisiko terjadi perdarahan. Jika risiko tersebut tidak segera diatasi
maka akan terjadi perdarahaan melebihi batas yang disebut dengan perdarahan pascapersalinan
(Sukarni & ZH, 2013).
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat
penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus
berada di atas pusat.
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar
dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di
antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah
tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Tanda ini umumnya terlihat dalam waktu satu
menit setelah bayi lahir dan biasanya berlangsung dalam lima menit.
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam uterus, kontraksi
akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil. Pengurangan dalam ukuran
uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam ukuran tempat melekatnya plasenta. Oleh
karena tempat melekatnya plasenta tersebut menjadi lebih kecil, maka plasenta akan menjadi
tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian dari pembuluh-
pembuluh darah yang kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan
berdarah terus hingga uterus seluruhnya berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan
berkontraksi dan menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan menghentikan
perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Sebelum uterus berkontraksi, wanita
tersebut bisa kehilangan darah 350-360 cc/menit dari tempat melekatnya plasenta tersebut.
Uterus tidak bisa sepenuhnya berkontraksi hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab
itu, kelahiran yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepaskan dari dinding uterus
merupakan tujuan dari manajemen kala III yang kompeten.
4.Manajemen kala III
Tujuan menajemen kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehungga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah.
4. segera suntik oksitosin 10ml IM pada 1/3 bagian atas paha luar
3. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat diatas simpisis pubis
4. Bila plesenta belum lepas tunggu hingga uterus berkontraksi kembali(sekitar 2 atau 3 mnit
berselang) untuk mengulani kembali PTT
5. Saat mulai berkontraksi (uterus bulat atau tali pusat menjulur) tegangkan tali pusat kearah
bawah, lakukan tekanan hingga tali pusat makin menjulur kekorvus uteri bergaerak keatas yang
menandakan placenta telah lepas dan dapat dilahirkan.
Retensio Plasenta
Perlu dibedakan antara retensio plasenta dengan sisa plasenta . dimana retensio plasenta adalah
plasenta yang belum lahir seluruhnya dalam setengah jam setelah janin lahir. Sedangkan sisa
plasenta adalah tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan perdarahan
post partum.
Perdarahan post partum dini dapat terjadi sebagai akibat tertinggalnya sisa sisa plasenta atau
selaput janin, bila hal ini terjadi harus dikeluarkan secara manual atau di kuretasi. Sewaktu-
waktu bagian plasenta tertinggal maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan
ini dapat menimbulkan perdarahan. Perdarahn terjadi karena uterus berkontraksi tetapi tinggi
fundus uteri tidak berkurang.
Apabila plasenta belum lahir sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tetapi jika lepas sebagian
maka akan terjdi perdarahan.
A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas / Istiirahat
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian kembali ke tingkat nirmal
dan cepat. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgetik dan anastesi. Frekuensi nadi
dapat melambat pada respon terhadap perubahan curah janung.
e. Keamanan
Insfeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan atau laserasi.
f. Seksualitas
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari endmetrium. biasanya
dalam 1-5menit setelah bayi lahir, tali pusat memanjang pada muara vagina.
C. Intervensi
Kriteria hasil :
Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi Menurun
Perilaku tegang menurun
Konsentrasi membaik
Perilaku gelisa menurun
Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi
Observasi
Terpeutik
Kolaborasi
Observasi
Terpeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengotrol pendarahan,jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah.jika perlu
D. IMPLEMENTASI
Setelah rencana tindakan kepera&atan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan
tersebut di terapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan yang diharapkan
E. EVALUASI
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan
sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu juga perawat juga melakukan umpan
balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/teratasi
BAB III
PENUTUP
KESIMPULA
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, serta berlangsung dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan ibu sendiri). Tujuan Asuhan Persalinan adalah memberikan asuhan yang
memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan
aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Persalinan (inpartu) dimulai saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
servix (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu yang
belum inpartu jika mengalami kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan serviks mencapai pembukaan
lengkap (10 cm), kala II dimulai ketika pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
pengeluaran lahirnya bayi. Kala III persalinan disebut juga kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Kala III persalinan merupakan kelanjutan dari kala I (kala pembukaan) dan kala II (kala
pengeluaran bayi). Tindakan untuk mencegah perdarahan pasca persalinan, deteksi awal
penyulit, penatalaksanaan penyulit dan rujukan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1 Edisi 2.
Jakarta: EGC
Hutahean, S. 2009. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas & Ginekologi.Trans Info Media,
Jakarta.
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan, Jakarta.