Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN

ASUHAN KEBIDANAN KALA III INTRANATAL CARE


PADA NY.D G1 P0 A0

Pembimbing Pendidikan : Mega Dewi Lestari., M.Keb


Pembimbing Lahan : Bdn.Hj.Eneng Rodiah.,SST

DISUSUN OLEH :

Heny Herliani (2250351122)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU DAN KESEHATAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas stase nifas.
Tugas ini merupakan tugas dalam bentuk Laporan Pendahuluan pada
tahapan stase, yang mana penulis mengawali dengan memberikan pemenuhan
kebutuhan pada masa persalinan, di lakukan observasi dan di analisis.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan dalam penyeesaian
tugas ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan selanjutnya, dan semoga laporan ini bisa dijadikan referensi untuk
laporan pendahuluan Stase selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih dan
semoga tugas ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Cimahi, Maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................26
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.........................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kala tiga disebut juga dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta,
kala tiga merupakan lanjutan dari kala satu (kala pembukaan) dan kala dua
(kala pengeluaran bayi). Dengan demikian, berbagai aspek yang akan
dihadapi padakala tiga sangat berkaitan dengan apa yang telah dikerjakan
pada tahap-tahap sebelumnya. Kala tiga dimulai setelah bayi lahir dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. 
Tujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu dan mencegah
pendarahan. Sebagian besar kasus kesakitan dan kematian diIndonesia
disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar
disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat
dicegah dengan melakukan manajemen aktif kala tiga.
Fisiologi kala tiga yaitu otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran
ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Tempat
perlekatan menjadi semakin mengecil, ukuran plasenta tidak berubah
maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau
ke dalam vagina.
Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan berkontraksi dan menekan
semua pembuluh darah sehingga akan menghentikan perdarahan dari tempat
melekatnya plasenta. Sebelum uterus berkontraksi, dapat terjadi kehilangan
darah 350-560 cc/menit dari tempat pelekatan plasenta.
B. Rumusan Masalah
Memahami dan melakukan asuhan kebidanan intra natal care pada kala III

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan pendahuluan ini adalah :
1. Memahami Konsep kala III.

2. Memahami proses patofisiologi Kala III

3. Memberikan Asuhan Kebidanan yang tepat pada kala III


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kala III terjadi setelah bayi lahir dan muncul his berikutnya, his ini
dinamakan his pelepasan uri yang melepaskan uri sehingga terletak pada
segmen  bawah rahim atau bagian atas vagina. Lamanya kala uri ± 8,5 menit
dan  pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2-3 menit. Pendarahan yang
terjadi  pada kala uri ± 250 cc, dan dianggap patologis jika ± 500 cc. Kala tiga
disebut juga kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala tiga  persalinan
persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban (Depkes RI. 2004).

B. Etiologi Pelepasan Plasenta


Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus
(spotan atau dengan stimulus) setelah kala II selesai. Berat plasenta
mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan.
Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode
ekspulsi plasenta. Atau dalam persalinan kala tiga normal di bagi 4 fase,yaitu:
1. Fase laten Di tandai oleh menebalnya dinding uetrus yang bebas tempat
plasenta, namun dinding tempat plasenta melekat masih tipis.
2. Fase kontraksi Ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat melekat
plasenta (dari 1 cm menjadi > 2 cm).
3. Fase pelepasan Plasenta Fase plasenta menyempurnakan pemisahan dari
dinding uterus dan lepas. Terpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan
antara palsenta yang pasif dengan otot uterus yang aktif pada tempat
melekatnya plasenta.
4. Fase Pengeluaran Dimana palsenta bergerak meluncur. Saat plasenta
bergerak turun, daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah darah
kecil berkumpul di dalam rongga rahim. Menunjukan pelepasan plasenta
merupakan akibat bukan sebab.
C. Patogenesis
1. Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau servik;
kelemahan atau tidak efektifnya kontraksi uterus.
2. Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta
previa.
3. Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari uterus
yang tidak perlu sebelum terjadi pelepasan plasenta menyebabkan
kontraksi yang tidak ritmik; pemberian uterotonik yang tidak tepat waktu.
D. Pathway
E. Fisiologi Persalinan Kala Tiga
Persalinan kala tiga, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah
maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam
vagina.
1. Mekanisme Pelepasan Plasenta
Plasenta adalah massa yang bulat dan datar. Permukaan maternal
plasenta berwarna antara kebiruan dan kemerahan serta tersusun dari
lobus lobus. Pada plasenta bagian maternal inilah terjadi pertukaran darah
janin dan maternal. Pertukaran ini berlangsung tanpa terjadi percampuran
antara darah maternal dan darah janin. Permukaan fetal plasenta halus,
berwarna putih dan mengkilap serta di permukaannya dapat dilihat cabang
vena dan arteri umbilikalis. Dua selaput ketuban yang melapisi
permukaan fetal adalah korion dan amnion, yang memanjang sampai
ujung bagian luar kantong yang berisi janin dan cairan amnion.
Tali pusat membentang dari umbilikus janin sampai ke permukaan
fetal plasenta. Umumnya memiliki panjang sekitar 56 cm. Tali pusat ini
mengandung tiga pembuluh darah: dua arteri yang berisi darah kotor janin
menuju plasenta dan satu vena yang mengandung oksigen menuju janin.
Pemisahan plasenta ditimbulkan dari kontraksi dan retraksi miometrium
sehingga mempertebal dinding uterus dan mengurangi ukuran area
plasenta. Area plasenta menjadi lebih kecil, sehingga plasenta mulai
memisahkan diri dari dinding uterus karena plasenta tidak elastis seperti
uterus dan tidak dapat berkontraksi atau beretraksi. Pada area pemisahan
bekuan darah retroplasenta terbentuk.
Berat bekuan darah ini menambah tekanan pada plasenta dan
selanjutnya membantu pemisahan. Kontraksi uterus yang selanjutnya
akan melepaskan keseluruhan plasenta dari uterus dan mendorongnya
keluar vagina disertai dengan pengeluaran selaput ketuban dan bekuan
darah retroplasenta.

Pelepasan plasenta mencakup beberapa tanda, yaitu:


a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat dan tinggi
fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontrasi dan
plasenta terdorong kebawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti
buah pear atau alpukat atau fundus berada di atas pusat(sering kali
mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui
vulva (tanda Alfeld)
c. Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di
belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan
dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retro placenta
pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam
plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar
dari tepi plasenta yang terlepas.
2. Ada 2 metode untuk mengeluarkan plasenta :
 Metode Schultze Metode yang lebih umum terjadi, plasenta terlepas
dari satu titik dan merosot ke vagina melalui lubang dalam kantung
amnion, permukaan fetal plasenta muncul pada vulva dengan selaput
ketuban yang mengikuti dibelakang seperti payung terbalik saat
terkelupas dari dinding uterus. Permukaan maternal plasenta tidak
terlihat dan bekuan darah berada dalam kantung yang terbalik,
kontraksi dan retraksi otot uterus yang menimbulkan pemisahan
plasenta juga menekan pembuluh darah dengan kuat dan mengontrol
perdarahan. Hal tersebut mungkin terjadi karena ada serat otot oblik di
bagian atas segmen uterus.
 Metode Matthews Duncan
Plasenta turun melalui bagian samping dan masuk ke vulva dengan
pembatas lateral terlebih dahulu seperti kancing yang memasuki
lubang baju, bagian plasenta tidak berada dalam kantung. Pada
metode ini kemungkinan terjadinya bagian selaput ketuban yang
tertinggal lebih besar karena selaput ketuban tersebut tidak terkelupas
semua selengkap metode Schultze. Metode ini adalah metode yang
berkaitan dengan plasenta letak rendah didalam uterus. Proses
pelepasan berlangsung lebih lama dan darah yang hilang sangat
banyak (karena hanya ada sedikit serat oblik di bagian bawah
segmen).
3. Prasat untuk Mengetahui apakah Plasenta Lepas dari Tempat Implantasi
 Prasat Kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan
kiri menekan daerah di atas simpisis bila tali pusat masuk kembali ke
dalam vagina, berarti plasenta belum terlepas dari dinding uterus. Bila
tetap atau tidak masuk berarti plasenta sudah terlepas dari dinding
uterus. Prasat ini harus dilakukan dengan hati-hati.
 Prasat Strassmann
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan
kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran tali pusat yang
diregangkan ini berarti plasenta belum terlepas dari dinding uterus.

4. Manajemen Aktif Kala Tiga


Tujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Sebagian besar kasus
kesakitan dan kematian ibu di indonesia disebabkan oleh perdarahan
pasca persalinan dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan
retensio plasenta yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan
manajemen aktif kala tiga.
1) Keuntungan manajemen aktif kala tiga
a. Kala tiga persalinan yg lebih singkat
b. Mengurangi jumlah kehilangan darah
c. Mengurangi kejadian retensio plasenta
2) Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama
a. Pemberian suntikan oksitosin
 Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain kepada ibu
untuk diberi ASI
 Letakkan kain bersih diatas perut ibu
 Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
 Memberitahukan pada ibu ia akan disuntik
 Selambat-lambatnya dalam waktu dua menit setelah bayi lahir,
segera suntikan oksitosin 10 unit IM pd 1/3 bawah paha kanan
bagian luar
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
 Berdiri disamping ibu
 Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu kala dua
persalinan pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
 Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (alas dengan
kain) tepat dibawah tulang pubis, gunakan tangan lain untuk
meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat
melakukan peregangan pada tali pusat, tangan pada dinding
abdomen menekan korpus uteri ke bawah dan atas (dorso-
kranial) korpus.
 Tegangkan kembali tali pusat ke arah bawah bersamaan
dengan itu, lakukan penekanan korpus uteri ke arah bawah dan
kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinya
 Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya
peregangan tali pusat dan tiadk ada tanda-tanda yang
menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan
tali pusatSetelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran
⇒ plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tegang
kearah bawah mengikuti arah jalan lahir.
 Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Selaput
ketuban mudah robek: pegang plasenta dengan kedua tangan
rata dengan lembut putar plasenta hingga selaput terpilin
 Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk
melahirkan selaput ketuba.
 Jika terjadi selaput robekan pada selaput ketuban saat
melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan
serviks dengan seksama.
c. Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (masase) Segera
setelah kelahiran plasenta
 Letakkan telapak tangan pada fundus uteri
 Jelaskan tindakan ini kepadd ibu dan mungkin merasa tidak
nyaman
 Dengan lembut gerakkan tangan secara memutar pd fundus
uteri ⇒ uterus berkontraksi jika tidak berkontraksi dlm wkt 15
detik, lakukan penatalaksanaan atonia uteri
 Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya
lengkap dan utuh
 Periksa uterus setelah satu hingga dua menit memastikan
uterus berkontraksi dengan baik, jika blm ulangi rangsangan
taktil fundus uteri
 periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama satu jam
kedua pascapersalinan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama pengkaji : Heny Herliani


Tanggal Pengkajian : 21 Desember 2022
Jam Pengkajian : 00.10
Tempat : PMB Heny Herliani

I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. A
Umur : 20 thn Umur : 21 thn
Suku/Kebangsaan : Sunda Suku/Kebangsaan : Sunda / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Golongan darah :-
Alamat rumah :Kp. Citunjang 2/1 Desa Mekarwangi Kec.Sindangkerta

B. Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal : 21 Desember 2022 Pukul : 20.00 wib
2. Alasan Kunjungan ini : Pertama Rutin Ada keluhan
3. Keluhan yang dirasakan saat ini :
a. Kontraksi : ibu merasa mulesdari jam 18.00 wib
b. Pengeluaran pervaginam: keluar lendir campur darah
c. Gerakan janin terakhir : masih dirasakan ibu
4. Riwayat menstruasi :
a. Siklus : 28 Hari
b. Keputihan : ada sedikit semenjak hamil

5. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :


Hamil ini
6. Riwayat Kehamilan ini :
a. Hari 1 haid terakhir : 17 Maret 2022
b. Kehamilan yang Ke : satu
c. Taksiran persalinan : 24 Desember 2022
d. Masalah pada kehamilan :
Trimester 1 : mual dan pusing pada awal kehamilan
Trimester 2 : tidak merakan keluhan
Trimester 3 : sering sakit pinggang dan kram kaki di malam hari serta sering
BAK
e. Pergerakan anak pertama kali : dirasakan pada kehamilan usia 4 blan atau 16
minggu
f. Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam terakhir :
< 10x 10x – 20x > 20x
g. Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan ) :
Rasa Lelah : tidak ada
Mual dan muntah yang lama : tidak ada
Nyeri perut : ibu merasakan mules yang teratur dan semakin sering pada jam
18.00 wib
Panas, menggigil : tidak ada
Sakit kepala berat/ terus menerus : tidak ada
Penglihatan kabur : tidak ada
Rasa nyeri/ panas waktu BAK : tidak ada
Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : tidak ada
Pengeluaran cairan pervaginam: ada lendirbercampur darah disertai mules
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada
Oedem : tidak ada

h. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :


Jantung : tidak memiliki riwayat penyakit jantung
Ginjal : tidak memiliki riwayat penyakit ginjal
Asma/TBC : tidak memiliki riwayat penyakit TBC
D . M. : tidak memiliki riwayat penyakit DM
Hipertensi : tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi
Epilepsi : tidak memiliki riwayat penyakit Epilepsi
i. Riwayat pemeriksaan infeksi :
1. HBSAG : NR
2. HIV : NR
3. SIFILIS : NR

j. Riwayat penyakit keluarga.


Jantung : tidak ada yang memiliki riwayat penyakit Jantung
Hipertensi: tidak ada yang memiliki riwayat penyakit Hipertensi
D. M. : tidak ada yang memiliki riwayat penyakit DM

II. DATA OBYEKTIF


Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : Baik
Tanda- tanda vital :
TD : 110/80 mmHg , P : 80 x /mnt , R : 20 x /mnt , S : 360c
Berat badan : 56 Kg Berat badan sebelum hamil : 40 Kg
2. Kepala
Muka : Oedem : Ada Tidak ada
Mata : Konjungtiva : tidak pucat Sklera mata : putih
4. Dada dan Payudara.
a. Payudara.
Bentuk : simetris
Putting susu : menonjol pada payudaya
Pengeluaran : ada sedikit colostrum
Rasa Nyeri : tidak ada rasa nyeri
Benjolan : tidak ada benjolan

5. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abdomen
Inspeksi : Membesar : …………………………………………….
Bekas Luka : Ada Tidak
Oedem : Ada Tidak
Kelainan lain : tidak ada
Palpasi :
TFU : 30 cm
Leopold I : pada bagian apas perut ibu teraba bulat lunak tidak
Melenting (bokong)
Leopold II : pada bagian perut kiri ibu teraba keras memanjang,
dan pada perut kanan ibu teraba bagian-bagian terkecil
janin.
Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat keras
melenting (kepala) dan sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen.
Taksiran Berat badan Anak ( TBA ) : ………………………….
HIS : Frekuensi : 3X10’35”
Auskultasi:
DJA : Punctum Maksimum ( PM ) :3 jari di bawah pusat perut sebelah kiri ibu
Frekuensi : 142 Teratur
b. Genetalia
Vulva / Vagina
Oedem : tidak ada
Keadaan : tidakada
Pengeluaran pervaginam :ada sdikit lendir campur darah
Kelenjar Bartholini
Pembengkakan : tidakada pembengkakan
Rasa nyeri :tidak ada nyeri

c. Pemeriksaan Dalam.
Atas Indikasi : Pukul : 20.10 wib Oleh : Bidan
Vulva / Vagina : tidak ada kelainan
Serviks : tidak ada kelainan
Portio : tipis lunak
Pembukaan : 4-5cm
Ketuban : utuh
Bagian yang menumbung : tidak ada bagian menumbung
Posisi : ubun-ubun kiri depan
Presentasi : kepala
6. Anus
Haemoroid : tidak ada
8. Ekstremitas Bawah
Varices : tidak ada
Oedem : tidak ada
Reflek patella : positif

Data Penunjang
a. Laboratorium

Penapisan
1. Riwayat seksio sesarea terdahulu : Ya/ Tidak
2. Pendarahan pervaginam : Ya/ Tidak
3. Persalinan kurang bulan ( <37 mgg ) : Ya/ Tidak
4. Ketuban pecah dengan mekonium kental : Ya/ Tidak
5. Ketuban pecah lama ( lebih dari 24 jam ) : Ya/ Tidak
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan ( < 37 mgg) : Ya/ Tidak
7. Anemia berat : Ya/ Tidak
8. Ikterus : Ya/ Tidak
9. Tanda / gejala infeksi : Ya/ Tidak
10. Preeklamsia/ hipertensi dalam kehamilan : Ya/ Tidak
11. TFU 40 cm atau lebih : Ya/ Tidak
12. Gawat janin : Ya/ Tidak
13. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala : Ya/ Tidak
janin masih 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala : Ya/ Tidak
15. Presentasi majemuk : Ya/ Tidak
16. Kehamilan gemelli : Ya/ Tidak
17. Tali pusat menumbung : Ya/ Tidak
18. Syok : Ya/ Tidak
19. Penyakit-penyakit yang menyertai : Ya/ Tidak
20. Tinggi badan  140 cm : Ya/ Tidak

III. ANALISA
1. Diagnosa : G1P0A0,gravida 39mg,inpartu janin tunggal hidup intra
uterin

2. Masalah :
IV. PENATALAKSANAAN (Jam)
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga mengerti
apa yang dikatakan bidan
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum disela kontraksi, ibu mau
mengikuti apa yang dikatakan petugas
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi senyaman mungkin selama kala 1, ibu mau
berjalan-jalan disekitar ruangan
4. Mengobservasi kemajuan persalinan

Bidan.

( Heny Herliani )
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN PERIODE INTRANATAL
(Kala 2)

Nama Pasien : Ny. Deva / Tn. Ade Umur : 20th


Jenis Kelamin : Perempuan
No MR : ........................................................

NO TANGGAL / CATATAN BIDAN TT / PARAF


JAM
Subjektif :
Ibu mengatakan mules semakin kuat dan ingin mengedan

Objektif :
PD: v/v: tidak ada kelainan, portio: tidak teraba, pem: 10cm, ket: di
amniotomi , jernih, presentasi: kepala H2+

Analisa:
G1P0A0, inpartu Kala II

jam (P) Nama / Para


Penatalaksanaan Pemeriksa
23.30
 Memberitahu ibu dan keluargaa hasil pemeriksaan bahwa pembukaan
lengkap, ibu dan keluarga mengerti mengerti
 Mengajari ibu tehnik mengedan yang baik, ibu mengerti
 Menganjurkan ibu mengedan disaat kotraksi, ibu mengikuti apa yang di
anjurkan petugas
 Menganjurkan ibu untuk istirahat dan mengatur napas pada saat tidak
mules
 Menganjurkan keluarga atau suami untuk member minum di sela his,
keluarga memberi minum ibu disela his
 Jam 00.10: Bayi lahir spontan menangis kuat, jenis kelamin: Perempuan
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN PERIODE INTRANATAL
(Kala 3)

Nama Pasien : Ny. Deva /Tn. Ade Umur : 20th


Jenis Kelamin : Perempuan
Ruangan : ..................

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT / P


Subjektif :
Ibu mengatakan sedikit lemas dan cape

Objektif :
terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
Uterus membulat, tali pusat memanjang, terdapat semburan darah
Analisa:
P1A0, kala III

Jam (P) Na
Penatalaksanaan Pa
Pem
00.10
 Melakukan manajemen akti kala III,
1. Menyuntik oksitosin 10unit IM sepertiga paha luar ibu
2. Melakukan Penegangan Tali pusat Terkendali

00.20  Plasenta lahir normal, berat: 450gr, kotiledon: lengkap, selaput plasenta: Lengkap
Panjang tali pusat: 40cm
3. Melakukan massage pundus ,selama 30dtk dan mengajari ibu untuk massege
uterus, ibu mengerti dan mau melakukan nya

Anda mungkin juga menyukai