Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVDU TENTANG MANAJEMEN KALA III

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN


DAN BAYI BARU LAHIR

Dosen pengampu :

Isrowiyatun Daiyah M.keb

Disusun Oleh :
Nur Cahaya Ayu Rahmawati
(P07124119066)

KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEBIDANAN PRODI D III

KELAS 2C
2020/2021
1. Jelaskan Manajemen Aktif Kala III
Manajemen aktif kala III (tiga) sangat penting dilakukan pada setiap asuhan
persalinan normal dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu. Saat ini,
manajemen aktif kala III (tiga) telah menjadi prosedur tetap pada asuhan persalinan
normal dan menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap tenaga
kesehatan penolong persalinan (dokter dan bidan).

Tujuan manajemen aktif kala III (tiga) adalah untuk menghasilkan kontraksi
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan
dan mengurangi kehilangan darah kala III (tiga) persalinan jika dibandingkan dengan
penatalaksanaan fisiologis.Penatalaksanaan manajemen aktif kala III (tiga) dapat
mencegah terjadinya kasus perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri
dan retensio plasenta.

Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir
sampai plasenta lahir.Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

a. Pemberian Suntikan Oksitosin Pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1


menit pertama setelah bayi lahir. Namun perlu diperhatikan dalam pemberian
suntikan oksitosin adalah memastikan tidak ada bayi lain Oksitosin dapat
menyebabkan uterus berkontraksi yang dapat menurunkan pasokan oksigen pada
bayi Suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit diberikan secara intramuskuler (IM)
pada sepertiga bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis). Tujuan pemberian
suntikan oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat dan
efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan
darah.
b. Penegangan Tali Pusat Terkendali Klem pada tali pusat diletakkan sekitar 5-10
cm dari vulva dikarenakan dengan memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan
mencegah evulsi tali pusat. Meletakkan satu tangan di atas simpisis pubis dan
tangan yang satu memegang klem di dekat vulva. Tujuannya agar bisa merasakan
uterus berkontraksi saat plasenta lepas.Segera setelah tanda-tanda pelepasan
plasenta terlihat dan uterus mulai berkontraksi tegangkan tali pusat dengan satu
tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah
lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial). Lakukan secara hati-hati untuk mencegah
terjadinya inversio uteri. Lahirkan plasenta dengan peregangan yang lembut
mengikuti kurva alamiah panggul (posterior kemudian anterior).Ketika plasenta
tampak di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan mengangkat pusat ke atas
dan menopang plasenta dengan tangan lainnya. Putar plasenta secara lembut
hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu.
c. Masase Fundus Uteri
Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uteri dengan tangan kiri
sedangkan tangan kanan memastikan bahwa kotiledon dan selaput plasenta dalam
keadaan lengkap. Periksa sisi maternal dan fetal. Periksa kembali uterus setelah
satu hingga dua menit untuk memastikan uterus berkontraksi. Evaluasi kontraksi
uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama satu jam kedua pasca persalinan.
2. Jelaskan tentang fisiologi kala III

Otot uterus(miometrium) berkontrasi mengikuti penyusutan volume rongga uterus


setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan semakin kecil sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus.Setiap lepas,plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam
vagina.

Tanda – Tanda lepasnya plasenta mencakup :

a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus


Setelah bayi lahir dan miometrim mulai berkontraksi ,uterus berbentuk
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah,uterus berbentuk segitiga
atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas tali pusat
(sering mengarah kearah kanan)
b. Tali pusant memanjang
Tali pusat terlihat menjulur kelua melalui vulva (tanda ahfel)
c. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi,apabila kumpulan darah
dalamruang diantara din dinding uterus dan permukaan dalam plasenta
melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi
plasena yang terlepas.

Kala III terdiri dari 2 fase :


a) Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri :
1) Mekanisme Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari
sentral / bagian tengah sehingga terjadi bekuan
retroplasenta. Tanda pelepasan dari tengah ini
mengakibatkan perdaran tidak terjadi sebelum plasenta
lahir Perdaran terjadi setelah placenta lahir.
2) Mekanisme Duncan : terjadi pelepasan placenta dari
pinggir atau bersamaan dari pinggir dan tengah
mengakibatkan semburan darah sebelum plasenta lahir.
b) Fase Pengeluaran uri
Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen bawah
rahim,kemudian melalui serviks ,vagina dan dikeluarkan ke
introitus vagina. Perasat-perasat mengetahui lepasnya uri :
1) Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas
simfisis,tali pusat di tegakkan ,maka bila tali pusat masuk
berarti belum lepas atau diam atau maju berarti sudah lepas.
2) Klien
Sewaktu ada his,rahim kita dorong sedikit,bila tali pusat
kembali berarti belum lepas. Diam atau turun berarti lepas
3) Strassman
Tegakkan tali pusat dan ketok pada fundus bila tali pusat
bergetar berarti belum lepas, tak bergetar berari sudah
lepas,Rahim menonjol diatas simfisis,Tali pusat bertambah
panjang,Rahim bundar dan keras,Keluar darah secara tiba-
tiba.

3. Jelaskan manajemen asuhan kebidanan Kala III


1. Memberikan asuhan pada ibu bersalin kala III
A. Fisiologi Kala III
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya placenta / uri. Rata-rata lama
kala III berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun multipara. Tempat
implantasi placenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau
dinding lateral (Sumarah, 2008).
1. Pelepasan Placenta
Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus, mengakibatkan volume
rongga uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi
placenta juga terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta tidak berubah,
sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas
dari dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. Terjadi
pengumpulan perdarahan diantara ruang placenta dan desidua basalis yang
retro placenter hematom. Setelah plasenta terlepas, plasenta akan
menempati segmen bawah uterus atau vagina.Macam pelepasan plasenta
a. Mekanisme Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari sentral /
bagian tengah sehingga terjadi bekuan retroplasenta. Tanda pelepasan dari
tengah ini mengakibatkan perdaran tidak terjadi sebelum plasenta lahir.
Perdaran terjadi setelah placenta lahir.
b. Mekanisme Duncan : terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau
bersamaan dari pinggir dan tengah mengakibatkan semburan darah
sebelum plasenta lahir.
Tanda-tanda pelepasan plasenta
a. Perubaha bentuk uterus. Dari doscoid menjadi globuler akibat dari
kontraksi uterus.

b. Semburan darah tiba-tiba

c. Tali pusat memanjang

d. Perubahan posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan menempati segmen


bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga abdomen

2 Pengeluaran plasenta

Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen bawah rahim kemudian
melalui servik, vagina dan dikeluarkan ke introitus vagina.

a. Pemeriksaan Pelepasan Plasenta


Kustner : Tali pusat diregangkan dengan tangan kanan, tangan kiri
menekan atas simpisis. Penilaian :
1. Tali pusat masuk berarti belum lepas
2. Tali pusat bertambah panjang atau tidak masu berarti lepas
Pengawasan perdarahan
a. Selama hamil aliran darah keuterus 500-800 ml/menit
b. Uterus tidak kontraksi dapat menyebabkan kehilangan darah
sebanyak 300-500 ml.
c. Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus
diantaranya anyaman miometrium.
B. Manajemen Aktif kala III
Syarat : janin tunggal / memastikan tidak ada lagi janin di uterus
Tujuan :Membuat kontraksi uterus efekif.
Keuntungan :1. Lama kala III lebih singkat
2. Jumlah perdarahan berkurang sehingga dapat mencegah
perdarahan postpartum
3. menurunkan kejadian retensio plasenta
Manajemen aktif kala III terdiri dari :
a. Pemberian oksitosin
b. Penegangan tali pusat terkendali
c. Masase fundus uteri

C. Pemeriksaan Plasenta

1. Selaput ketuban utuh atau tidak

2. Plasenta : ukuran plasenta

- Bagian maternal : jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon

- Bagian fetal : utuh atau tidak

3. Tali pusat : jumlah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi plasenta
suksenturia. Insersi tali pusat apakah sentral, marginal, serta panjang tali pusat.

D. Pemantauan Kala III

a) Perdarahan : Jumlah darah diukur, disertai dengan bekuan darah atau tidak

b) Kontraksi uterus : bentuk uterus, intensitas.

c) Robekan jalan lahir / laserasi, rupture perineum.

d) Tanda vital :

- Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan

- Nadi bertambah cepat

- Temperatur bertambah tinggi

- Respirasi berangsur normal

- Gastrointestinal normal, pada awal persalinan mungkin muntah

e) Personal hygiene
E. Kebutuhan Ibu pada Kala III

1) Ketertarikan ibu pada bayi. Ibu mengamati bayinya, menanyakan apa jenis
kelaminnya, jumlah jari-jari dan mulai menyentuh bayi.

2) Perhatian pada dirinya. Menjelaskan kondisi ibu, perlu penjahitan atau tidak,
bimbingan tentang kelanjutan tindakan dan perawatan ibu

3) Tertarik plasenta. Menjelaskan kondisi plasenta, lahir lengkap atau tidak.

F. Pendokumentasian Kala III


a) Lama kala III
b) Pemberian oksitosin berapa kali
c) Bagaimana pelaksanaan Penegangan Tali Pusat Terkendali
d) Perdarahan
e) Kontraksi uterus
f) Adakah laserasi jalan lahir
g) Vital sign ibu
h) Keadaan bayi baru lahir

4. Mekanisme dan tanda tanda pelepasan plasenta


a. Mekanisme pelepasan plasenta
Pemisahan plasenta ditimbulkan dari kontraksi dan retaksi miometrium .kontraksi
rahim kan mengurangi area uri, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya
bertambah tebal beberapa sentimeter. Kontraksi – kontaksi tadi menyebabkan bagian
yang longgar dan lemah dari uri dan dinding rahim ,bagian ini akan terlepas , mula –
mula sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal bebas dalam kavum uteri.kadang
– kadang akan sebagian kecil uri yang masih melekat pada dinding rahim.
Proses penglepasan ini biasanya setahap demi setahap dan pengumpulan darah
dibelakang uri akan membantu penglepasan uri. Pada area pemisahan, bekuan darah
retroplasenta terbentuk. Berat bekuan darah ini menambah tekanan pada plasenta dan
selanjutnya membantu pemisahan. Bila penglepasan sudah sudah komplit,maka
kontraksi rahim mendorong uri yang sudah terlepas ke segmen bawah rahim , lalu
kevagina dan dilahirkan . selaput ketuban pun dikeluarkan , sebagian oleh kontraksi
rahim, sebagian waktu keluarnya uri . ditempat- tempat yang telepas terjadi
perdarahan antara uri dan desidua basalis, disebut retroplasenter hematoma
( mochtar ,1988)Ada 2 metode pelepasan plasenta ( sastrawinata 1983)
b. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri :
1. Mekanisme Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari sentral / bagian
tengah sehingga terjadi bekuan retroplasenta. Tanda pelepasan dari tengah ini
mengakibatkan perdaran tidak terjadi sebelum plasenta lahir Perdaran terjadi
setelah placenta lahir.
2. Mekanisme Duncan : terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau bersamaan
dari pinggir dan tengah mengakibatkan semburan darah sebelum plasenta
lahir.
3. Fase Pengeluaran uri
Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen bawah rahim,kemudia
melalui serviks ,vagina dan dikeluarkan ke introitus vagina. Perasat-perasat
mengetahui lepasnya uri :
1). Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas simfisis,tali pusat di
tegakkan ,maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas atau diam atau maju
berarti sudah lepas.
2). Klein
Sewaktu ada his,rahim kita dorong sedikit,bila tali pusat kembali berarti
belum lepas. Diam atau turun berarti lepas
3). Strassman
Tegakkan tali pusat dan ketok pada fundus bila tali pusat bergetar berarti
belum lepas, tak bergetar berari sudah lepas,Rahim menonjol diatas
simfisis,Tali pusat bertambah panjang,Rahim bundar dan keras,Keluar darah
secara tiba-tiba
Tanda – Tanda lepasnya plasenta mencakup :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan miometrim mulai berkontraksi ,uterus berbentuk
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah,uterus berbentuk segitiga
atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas tali pusat
(sering mengarah kearah kanan)
b. Tali pusant memanjang
Tali pusat terlihat menjulur kelua melalui vulva (tanda ahfel)
c. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi,apabila kumpulan darah
dalamruang diantara din dinding uterus dan permukaan dalam plasenta
melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi
plasena yang terlepas.

Pemberian oksitosin 10 U

1) Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan


palpasi pada abdomen untuk meyakinkan hanya ada bayi tunggal.

2) Dilakukan sepertiga paha bagian luar

3) Bila 15 menit plasenta belum lahir, maka berikan oksitosin ke-2, evaluasi
kandung kemih apakah penuh. Bila penuh lakikan kateterisasi.

4) Bila 30 menit belim lahir, maka berikan oksitosin ke-3, sebanyak 10 mg dan
rujuk pasien

Penegangan tali pusat terkendali

a) Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva

b) Tangan kiri diletakkan di atas perut memeriksa kontraksi uterus. Ketika


menegangkan tali pusat tahan uterus.

c) Saat ada kontraksi uterus, tangan di atas perut melakukan gerakan dorso
cranial dengan sedikit tekanan. Cegah agar tidak terjadi inversion uteri

d) Ulangi lagi bila plasenta belum lepas


e) Pada saat plasenta belum lepas, ibu dianjurkan sedikit meneran dan
penolong sambil terus mengangkat tali pusat.

f) Bila plasenta sudah tampak lahir di vulva, lahirkan dengan kedua tangan.
Perlu diperhatikan bahwa selaput placenta mudah tertinggal maka plasenta
ditelungkupkan dan diputar dengan hati-hati searah dengan jarum jam

Masase fundus uteri

1) Tangan diletakkan diatas fundus uteri.

2) Gerakan tangan dengan pelan, sedikit ditekan, memutar searah jarum jam.
Ibu diminta bernafas dalam untuk mengurangi ketegangan atau rasa sakit.

3) Kaji kontraksi uterus 1-2 menit, bombing pasien dan keluarga untuk
melakukan masase uterus.

4) Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30


menit pada jam ke-2.

5. Bentuk Kegawatdaruratan kala III


a. Atonia Uteri
Terjadijika miometrium tidak berkontraksi. Dalam hal ini uterus menjadi lunak dan
pembuluh darah pada derah bekas perlekatan plasenta menjadi terbuka lebar .
Gejala :
1. Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2. Perdarahan terjadi segera setelah anak lahi
3. Tanda dan gejala lainnya adalah syok,pembekuan darah pada seviks/posisi telentang
akan menghambat aliran darah keluar .
4. Nadi cepat dan lemah,tekanan darah yang rendah,keringat/kulit terasa dingin dan
lembab
5. Pernapasan cepat
6. Gelisah bingung atau kehilangan kesadaran
7. Urin yang sedikit

b. Retensio plasenta
Merupakan sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim.Hal
ini dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan postpartum
lambat(6-10 hari) pasca postpartum
Penyebab :
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh terlalu melekat lebih
dalam.
2. Plasenta sudah keluar tapi belum keluar
3. Kandung kemih penuh/rectum penuh

c. Robekan jalan lahir


Serviks mengalami laterasi pada lebih dari separuh kelahiran pervagina sebagian
besar berukuran kurang dari 0,5 cm Robekan yang dalam dapat meluas kesepertiga
atas vagina . Cedera terjadi setelah rotasi forceps yang sulit atau pelahiran yang
dilakukan pada serviks yang belum membuka penuh dengan daun forceps terpasang
pada serviks.Robekan dibawah 2 cm dianggap normal dan biasanya cepat sembuh dan
jarang menimbulkan kesulitan.

6. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

No.Register :00000001

Tanggal/jam masuk :Minggu,31 Juli 2020

Tempat :PMB bunga bangsa

1. PENGKAJIAN DATA KALA III


Tanggal : 31 Juli 2020
Oleh bidan cahaya ayu
A.DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa senang karena bayinya lahir normal,sehat dan selamat ,namun agak
merasa mules , dan ibu mengatakan ingin minum.

B.DATA OBJEKTIF

Lahir spontan 10 menit yang lalu,Jenis kelamin laki – laki , TD : 110/70 MmHg,
N:80x/menit S:37,7 C , R : 22x/menit , colostrum sudah keluar , Bayi sedang IMD ,tidak
ada janin kedua, TFU satu jari dibawah pusat , kandung kemih tidak penuh ,tampak tali
pusat didepan vulva

C.ASESSMENT

1. Diagnosa kebidanan

Seorang ibu NY.”X” G2P0A0 dalam inpartu kala III

Data Subyektif :

Ibu merasa senang karena bayinya lahir normal,sehat dan selamat ,namun agak
merasa mules , dan ibu mengatakan ingin minum.

Data Obyektif :
Lahir spontan 10 menit yang lalu,Jenis kelamin laki – laki , TD : 110/70 MmHg,
N:80x/menit S:37,7 C , R : 22x/menit , colostrum sudah keluar , Bayi sedang IMD ,tidak
ada janin kedua, TFU satu jari dibawah pusat , kandung kemih tidak penuh ,tampak tali
pusat didepan vulva

2. Diagnosa Masalah
Tidak ada masalah

D.PENATALAKSANAAN
1. menberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan baik dan ibu sudah mengetahui
keadaann bayinya dalam keadaan baik
2. Melakukan MAK III :
a. Memakai sarung tangan
b. Memeriksa kembali uterus dengan meraba abdomen untuk memastikan tidak ada
janin kedua
c. Menjelaskan dan memberitahu ibu akan disuntik agar uterus berkontraksi dengan
baik
d. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir berikan injeksi oksitosin IM 1/3 paha atas
bagian distal lateral
e. Melakukan IMD ( inisiasi Menyusu Dini)
f. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva
g. Melakukan PTT ( Peregangan tali Pusat terkendali)
h. Tangan kiri melakukan dorsocranial hngga plaseta selaput ketuban
terpilin,kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadahnya
i. Lakukan masasse uterus sampai uterus berkontraksi dengan baik
j. Evaluasi laserasi jalan lahir pada vagina dan perineum
k. Pastikan uterus berkontraksi dengan baikdan tidak terjadi perdarahan
l. Cuci sarung tangan dengan larutan klorin dan rendam dalam keadaan terbalik
m. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
n. Plasenta lahir spontan tanggal 31 juli 2020 .
Sumber :

Admin. 2011. Manajemen Aktif Kala III Terbukti Efektif Dalam Pencegahan Perdarahan Pascapersalinan.
kesehatanibu.depkes.go.id/ diunduh 21 Oktober 2011. 12:26 AM

Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Buku Acuan.

Pusdiknakes., WHO, JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen
Diploma III Kebidanan. Buku Asuhan Intrapartum.

Anda mungkin juga menyukai