PSIKOSOSIAL
PSIKOSOSIAL
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN | FARMASI | PSIKOLOGI | ILMU KOMPUTER | BISNIS DAN MANAJEMEN
SK. MENDIKBUDRISTEK RI NOMOR : 409/E/O/2022
Jalan Gerakan Koperasi Nomor 003 Majalengka 45411
Telpon/Faks. (0233) 284 098 | Email : kampus@universitasypib.ac.id
Soal Essai :
1. Jelaskan konsep sehat dan sakit…
JAWAB :
a. Definisi Sehat
WHO (2015) menyatakan bahwa "Health is a state of complete physical, mental
and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity". Arti
kesehatan menurut para pakar kesehatan yaitu suatu situasi dan kondisi sejahtera
dimana tubuh manusia, jiwa, serta sosial yang sangat memungkinkan tiap-tiap orang
hidup produktif dengan cara sosial dan juga ekonomis. Sehat mengandung 4
komponen, yaitu :
1. Sehat Jasmani
2. Sehat Mental
3. Kesejahteraan Sosial
4. Sehat Spiritual
Sehat berarti kekuatan dan ketahanan, dimana setiap individu mempunyai daya
tahan terhadap penyakit, mengalahkan stres dan keletihan atau kelesuan. UU No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa, “kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental atau psikis, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi” (dikutip dari UU
Kesehatan No. 36 tahun 2009) yakni fungsi secara efektif dari setiap sumber
perawatan diri yang menjaminnya suatu tindakan perawatan diri secara adekuat. UU
No.23 Tahun 1992 menyatakan sehat sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif atau baik dalam ruang
lingkup ekonomi dan sosial. Kesehatan harus dilihat sebagai suatu perpaduan secara
utuh yang terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial dimana didalamnya ada
kesehatan jiwa yang menjadi bagian dari integral kesehatan. Parson (dalam Asmadi,
2008) menyimpulkan bahwa sehat adalah kemampuan seorang individu untuk
menjalankan tugas dan perannya secara efektif dengan kondisi yang optimal.
UNIVERSITAS YPIB
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN | FARMASI | PSIKOLOGI | ILMU KOMPUTER | BISNIS DAN MANAJEMEN
SK. MENDIKBUDRISTEK RI NOMOR : 409/E/O/2022
Jalan Gerakan Koperasi Nomor 003 Majalengka 45411
Telpon/Faks. (0233) 284 098 | Email : kampus@universitasypib.ac.id
b. Definisi Sakit
Sakit (illness) adalah penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya
menderita suatu penyakit. Sakit menimbulkan dimensi fisiologis yang bersifat
subjektif atau perasaan yang terbatas yang lebih dirasakan oleh orang yang
bersangkutan, yang ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan (unfeeling
well), lemah (weakness), pusing (dizziness), kaku dan mati rasa (numbness). Mungkin
saja melalui pemeriksaan secara medis individu terserang suatu penyakit dan fungsi
dari salah satu organ tubuhnya terganggu, namun tidak merasakan sakit dan tetap
menjalankan aktivitas sehariharinya. Senada dengan penjelasan tersebut, Sarwono
(dalam Yunindyawati, 2004) mendefenisikan bahwa sakit merupakan suatu keadaan
yang kurang menyenangkan yang dirasakan seseorang serta menghambat aktifitas,
baik secara jasmani dan rohani sehingga seseorang tersebut tidak bisa menjalankan
fungsi dan perannya secara normal dalam masyarakat.
Tolak ukur atau acuan yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit atau
penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai batas normal yang telah ditetapkan,
akan tetapi ada beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan (Asmadi,
2008), antara lain :
1. Menurut Parson, sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari
fungsi normal tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi
penyesuaian.
2. Menurut Borman, ada 3 kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi
terhadap kondisi sakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam
beraktivitas sehari-hari.
3. Menurut batasan medis, ada 2 bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.
4. Perkins mengemukakan pula bahwa, sakit adalah suatu kondisi yang kurang
menyenangkan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada
aktivitas sehari-hari, baik jasmani maupun sosial.
Penyakit memiliki perbedaan dengan rasa sakit. Penyakit bersifat objektif
karena bisa dilihat dari parameter tertentu, sedangkan rasa sakit bersifat subjektif
karena merupakan keluhan yang dirasakan seseorang, karena memiliki perbedaan
maka implikasinya juga berbeda. Seseorang yang menderita penyakit belum tentu
merasakan sakit, sebaliknya yang mengeluh sakit belum tentu menderita penyakit
(Asmadi, 2008).
UNIVERSITAS YPIB
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN | FARMASI | PSIKOLOGI | ILMU KOMPUTER | BISNIS DAN MANAJEMEN
SK. MENDIKBUDRISTEK RI NOMOR : 409/E/O/2022
Jalan Gerakan Koperasi Nomor 003 Majalengka 45411
Telpon/Faks. (0233) 284 098 | Email : kampus@universitasypib.ac.id
Dari skema diatas, dapat dilihat bahwa perilaku manusia mempunyai kontribusi,
yang apabila dianalisa lebih lanjut kontribusinya lebih besar. Sebab disamping
berpengaruh langsung terhadap kesehatan, juga berpengaruh tidak langsung melalui
lingkungan terutama lingkungan buatan manusia, sosio budaya, serta faktor fasilitas
kesehatan. Faktor perilaku ini juga berpengaruh terhadap faktor keturunan. Karena
perilaku manusia terhadap lingkungan dapat menjadikan pengaruh yang negatif
terhadap kesehatan dan karena perilaku manusia pula maka fasilitas kesehatan
disalah gunakan oleh manusia yang akhirnya berpengaruh terhadap status kesehatan
(Notoatmodjo, 2003).
UNIVERSITAS YPIB
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN | FARMASI | PSIKOLOGI | ILMU KOMPUTER | BISNIS DAN MANAJEMEN
SK. MENDIKBUDRISTEK RI NOMOR : 409/E/O/2022
Jalan Gerakan Koperasi Nomor 003 Majalengka 45411
Telpon/Faks. (0233) 284 098 | Email : kampus@universitasypib.ac.id
4. Jelaskan definisi dari budaya, diversity budaya, dan peran perawat dalam melakukan
pelayanan keperawatan
JAWAB :
Kebudayaan : suatu sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang
diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat,
1986). Kebudayaan itu ada tiga wujudnya, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilainilai,
norma-norma, peraturan dsb. Merupakan wujud ideal dari kebudayaan, Sifatnya
abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Letaknya ada di dalm pikiran warga
masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Dikenal dengan adat
istiadat atau sering berada dalam karangan dan buku-bukuu hasil karya para
penulis warga masyarakat bersangkutan, Saat ini kebudayaan ideal banyak
tersimpan dalam disk, arsip, koleksi microfilm dan microfish, kartu komputer,
silinder dan pita komputer.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat, disebut juga sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yanbg berinteraksi,
berhubungan, bergaul yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sistem sosial itu
bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasi.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, disebut
kebudayaan fisik, dan tak memerlukan banyak penjelasan. Merupakan seluruh
total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam
masyarakat. Sifatnya paling konkret, atau berupa benda-benda atau hal-hal
yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi,
komputer, pabrik baja, kapal, batik sampai kancing baju dsb.
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
UNIVERSITAS YPIB
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN | FARMASI | PSIKOLOGI | ILMU KOMPUTER | BISNIS DAN MANAJEMEN
SK. MENDIKBUDRISTEK RI NOMOR : 409/E/O/2022
Jalan Gerakan Koperasi Nomor 003 Majalengka 45411
Telpon/Faks. (0233) 284 098 | Email : kampus@universitasypib.ac.id
5. Apa yang anda ketahui tentang Cultural Care : Cultural destructiveness, Cultural
incapacity, cultural inattention, cultural precompetence, Basic Cultural Competence,
Advance cultural competence ?
JAWAB :
a. Curtural Destructiveness
Menggunakan dan memegang sikap, perilaku yang destruktif secara aktif.
Mencari untuk merusak budaya lain. Melihat budaya lain sebagai hal yang kurang baik
(inferior).
Contoh Cultural destructiveness :
1. Penolakan layanan kesehatan yang didasarkan tidak mampu bayar.
2. Berpartisipasi dalam eksploitasi dan membuat layanan yang tidak mampu
didapat.
3. Menolak untuk peka terhadap budaya yang berbeda
b. Curtural Incapacity
Memegang sikap paternalistik. Tidak dapat bekerja dengan tidak sengaja
dengan orang yang berbeda dari budaya yang dominan. Mempercayai bahwa budaya
yang dominan adalah superior. Mempertahankan stereotype tentang kelompok lain.
Contoh :
1. Mengasumsikan bahwa orang mencuri didasarkan pada stereotipe budaya
2. Menolak untuk mempertimbangkan cara baru dalam keperawatan yang
didasarkan pada budaya.
c. Curtural Inattention
Mempercayai budaya, warna kulit tidak mempunyai makna. Mempercayai
setiap orang menerima askep dgn cara yang sama. Mengabaikan kekuatan dari
budaya yang berbeda
Contoh :
1. Memberikan makanan yang tidak memahami perbedaan budaya
2. Memiliki sikap negatif bila tidak bertindak seperti yang perawat harapkan.
d. Curtural Pre Competence
UNIVERSITAS YPIB
FAKULTAS : ILMU KESEHATAN | FARMASI | PSIKOLOGI | ILMU KOMPUTER | BISNIS DAN MANAJEMEN
SK. MENDIKBUDRISTEK RI NOMOR : 409/E/O/2022
Jalan Gerakan Koperasi Nomor 003 Majalengka 45411
Telpon/Faks. (0233) 284 098 | Email : kampus@universitasypib.ac.id