Anda di halaman 1dari 2

Tuberkulosis dapat menginfeksi setiap organ tubuh

diluar paru (tuberkulosis ekstra paru) terjadi pada 10-


42% pasien tergantung dari ras, usia, penyakit
PENGERTIAN komorbid, genotip kuman Mtb dan status imun pasien.
Pasien gagal ginjal kronik (GGK), terapi dialisis, dan
Gagal ginjal kronik sebagai abnormalitas struktur dan transplantasi ginjal beresiko tinggi terinfeksi
fungsi ginjal selama lebih dari tiga bulan yang berimplikasi tuberkulosis. Imunodefisiensi dan terapi imunosupresif
pada kesehatan pasien. Penilaian kerusakan ginjal dari pada pasien penyakit ginjal meningkatkan kerentanan
gejala klinis pasien tidak sensitif dan spesifik bisa reaktivasi infeksi laten tuberkulosis atau terinfeksi
menunjukkan derajat penurunan fungsi ginjal. Penyakit tuberkulosis. Gejala timbul tidak khas membuat
gagal ginjal kronik menyebabkan penurunan fungsi diagnosa tuberkulosis pada pasien penyakit ginjal sering
ekskresi, endokrin, dan metabolik. terlambat.

ETIOLOGI Rifampisin diekskresikan melalui


hepatobilier dan sekitar 10-30% Isoniasid menimbulkan efek
diekskresikan melalui urin dalam samping neurotoksisitas pasien
Tuberculosis ginjal dan saluran kemih
bentuk tetap (formylrifampicin). GGK pada minggu pertama awal
disebabkan oleh organisme mikrobakterium
Peningkatan konsentrasi dalam tubuh terapi sehingga perlu
tuberkulosa. Organisme ini biasanya
tidak mencapai level toksik sehingga ditambahkan piridoksin sebagai
berjalan dari paru-paru melalui aliran darah
dapat diberikan dosis sama seperti suplemen terapi.
ke ginjal. Mikroorganisme kemudian menjadi
dorman di ginjal selama bertahun-tahun. pasien normal.

Pirazinamid diekskresikan melalui Etambutol diekskresi melalui ginjal


Streptomycin, amikacin,
hepar dan hasil metabolitnya sehingga pemberiannya dihindari pada
capreomycin diekskresikan
diekskresikan melalu ginjal. pasien GGK. Etambutol diberikan tiga kali
melalui ginjal. Pemberiannya harus
Hiperurisemia adalah efek samping seminggu pada pasien GGK dengan kasus
dimonitor konsentrasinya dalam
pirazinamid merupakan masalah MDR TB dan diawasi oleh ahli paru.
serum pasien diberikan tiga kali
pasien GGK sehingga dosis Pemeriksaan mata dilakukan berkala
seminggu setelah dialisis.
diturunkan sesuai tingkat karena efek samping okuler sering
keparahan dari GGK. dilaporkan. Pasien GGK dengan GFR
dibawah 10 ml/menit tidak boleh
diberikan etambutol karena
meningkatkan efek sampingnya.
Pada awalnya, bagian ginjal yang terinfeksi adalah a. Pemeriksaan sputum BTA, kultur dan
korteks dan medulla renalis. Kerusakan jaringannya bersifat sensitifitas kuman Mtb
progresif. Infeksi dapat menyebar melalui mukosa ke saluran b. Bronkoskopi dilakukan pada pasien GGK
kemih. Infeksi pada ureter dapat menyebabkan striktur. dicurigai terinfeksi TB jika tidak dapat
Struktur akan menyebabkan obstruksi. Suplai darah pada mengeluarkan dahak.
jaringan ginjal dapat terganggu karena kerusakan jaringan oleh c. Pemeriksaan Radiologi
gumpalan tuberkel. Terganggunya suplai darah dapat d. Uji tuberculin
menyebabkan iskemia. TB ekstra paru dapat menular, tapi e. Interferon gamma
penularannya tidak seperti TB paru yang melalui kontak
langsung lewat udara yang tercemar bakteri tuberkulosis. TB
ekstra paru menular melalui darah dan cairan tubuh yang
terinfeksi bakteri tuberkulosis. Biasanya penularan terjadi
melalui transfusi darah.
Tuberkulosis ginjal disebabkan oleh arganisme
microbakterium tuberculosis. Organism ini biasanya berjalan a. Nyeri akut b/d pelepasan mediator nyeri
dari Paru melalaui aliran Darah ke Ginjal. Mikroorganisme b. Ansietas b/d piuria
kemudian menjadi dorman di Ginjal selama bertahun-tahun. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Proses tuberculosis biasanya dimulai dari Glomelurus dan b.d gangguan fungsi ginjal b/d peningkatan
kemudian menyebar keseluruh nefron menyebabkan duktus renal laju metabolism respons sistemik invasi
progresif. Ketika piala ginjal terinfeksi, organism menyebar ke kuman tuberculosis kedalam tubuh
d. Gangguan eliminasi urine b/d sering BAK,
a. Kencing terasa kurang dibandingkan dengan biasanya. disuria, hematuria sekunder dari iritasi
b. Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam hari untuk saluran kemih.
kencing.
c. Sering bengkak di kaki, perlangan ,dan muka karena ginjal tidak bisa
membuang air yang berlebihan.
d. Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.
e. Sesak nafa, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering
disaalahartikan sebagai asma atau kegagalan jantung.
f. Nafas bau Karena adanya kotoran yang mengumpul di ronga mulut.
g. Rasa pegal di punggung
h. Gatal di bagian ekstremitas bawah
i. Kehilangan nafsu makan , mual dan muntah.

Anda mungkin juga menyukai