Oleh:
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kelompok panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Menejemen Keperawatan dengan judul “SISTEM
RUJUKAN KESEHATAN”.
Kelompok menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kelompok menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Warijan, SPd, AKep, MKes Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
2. Putrono, S.Kep., Ners., M.Kes Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
3. Rodhi Hartono, SKp Ns. MBiomed Ketua Program Studi S1 Terapan Keperawatan
Semarang.
4. Arwani, SKM, MN selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah.
Dengan ini, kelompok berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya untuk pemahaman tentang system rujukan keperawatan. Kelompok menyadari dalam
penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati
kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dalam
pembuatan makalah ini. kelompok juga mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kelompok dan pembaca semuanya.
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
B. Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Depkes (2015) Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar
Negara-negara berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai
dalam suatu Negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia
merupakan slah satu Negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat
dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Hasil estimasi
jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 255.461.686 jiwa, yang terdiri atas
128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk perempuan. Angka
tersebut merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik dengan
menggunakan metode geometric. Tingginya jumlah penduduk yang juga diiringi dengan
tingginya jumlah kematian di Indonesia. Salah satu estimasi tingginya kematian di
Indonesia adalah pada Angka Kematian Ibu (AKI).
Menurut Sumarni (2014) bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah
satu indikator derajat kesehatan perempuan. Berdasarkan survei yang dilakukan
menunjukkan AKI mengalami penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya
untuk mewujudkan target tujuan pembangunan masih membutuhkan komitmen dan usaha
keras yang terus menerus. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir tahun
2007 menunjukkan AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan
berdasarkan Millenium Development Goals/MDGs 2000 pada tahun 2015, menargetkan
Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi
23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015.
Faktor penyebab yang dapat berpengaruh langsung terhadap kematian ibu adalah
pendarahan yang menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), eklamsia
(24%), infeksi (11%). Berdasarkan WHO (2016) penyebab kematian ibu terdapat empat
penyebab komplikasi langsung kematian ibu tertinggi yaitu perdarahan, hipertensi,
infeksi dan komplikasi lain selama kehamilan dan persalinan.
Menurut Unicef (2016) semua hal yang menyebabkan kematian ibu dapat diegah
apabila ditangani dan diberikan pertolongan segera oleh petugas kesehatan dengan alat
dan penunjang yang mendukung. Menurut Kemenkes (2013) idealnya pertolongan ibu di
lakukan di unit layanan kesehatan yang memiliki fasilitas yang memadai. Keterlambatan
rujukan merupakan penyebab lain dari timbulnya Angka Kematian Ibu (AKI).
Pemerintah telah mengatur sistem rujukan dan telah banyak dilakukan edukasi pada
seluruh elemen masyarakat. Namun banyak masyarakat yang belum paham terkait
rujukan yang ada di Indonesia. Ketimpangan yang sering terjadi di masyarakat awam
adalah pemahaman masyarakat tentang alur ini sangat rendah sehingga sebagian mereka
tidak mendapatkan pelayanan yang sebagaimana mestinya. Masyarakat kebanyakan
cenderung mengakses pelayanan kesehatan terdekat atau mungkin paling murah tanpa
memperdulikan kompetensi institusi ataupun operator yang memberikan pelayanan. Ini
merupakan salah satu akibat tidak berjalannya sistem rujukan kesehatan di Indonesia.
Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat
atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana
dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan
saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan
medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan
di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah,
teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan
masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti
tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan
kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya
terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan. Hingga saat ini, pelaksanaan
sistem rujukan di Indonesia masih terus disempurnakan hingga nantinya dapat mengakses
segala kekurangannya dan merubah kekurangan itu menjadi sebuah kelebihan agar sistem
yang telah direncanakan dapat dilaksanakan. Dari pemaparan di atas tersusunlah makalah
dengan judul “Sistem Rujukan Kesehatan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sistem rujukan?
2. Apa saja jenis dari sistem rujukan yang ada?
3. Bagaimanakah jenjang dalam sistem rujukan?
4. Apa keuntungan, kerugian dan hambatan dari adanya sistem rujukan?
5. Bagaimanakah tata cara dari rujukan?
6. Bagaimana perbandingan sistem rujukan kesehatan yang ada di Indonesia dan di
Negara maju?
C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari sistem rujukan.
2. Menjelaskan jenis sistem rujukan
3. Menjelaskan jenjang dalam sistem rujukan
4. Menjelaskan keuntungan, kerugian dan hambatan adanya sistem rujukan.
5. Menjelaskan tata cara dari rujukan
6. Menjelaskan perbandingan sistem rujukan kesehatan yang ada di Indonesia dan di
Negara maju
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari kendala diatas maka tantangan dalam menjalankan sitem rujukan sendri antara lain :
1. Kesiapan pemerintah, baik pemerintah pusat dan pemrintah daerah dalam meningkatkan
pengetahuan masyrakat mengenai sitem rujukan sendiri
2. Kesiapan pemerintah dalam memperbaiki akses rujukan, perbaikan transportasi dan
perbaikan infrastruktur
3. Dukungan profesi untuk secara konsisten menerapkan pelayanan yang efisien, efektif dan
berkualitas melalui penerapan clinical pathways dan kaidah-kaidah evidence based
4. Partisipasi aktif profesi dalam menyusun standarisasi pelayanan
5. Kesediaan untuk meningkatkan kompetensi bagi tenaga kesehatan
6. Kesiapan untuk mengisi kebutuhan Profesi diseluruh wilayah guna pemerataan tenaga
kesehatan
7. Institusi pendidikan membantu Pemerintah dalam penyediaan tenaga kesehatan yang
kompeten dan profesional
Kendala yang mungkin terjadi dalam pemberlakuan sistem rujukan hingga kini masih
sering terjadi. Meskipun Depkes telah memberikan acuan langkah yang tepat dalam pelaksanaan
sistem rujukan diserta dengan upaya pemerintah seperti yang dilakukan oleh Gubernur Jawa
Barat yang juga mengeluarkan instruksi tentang pembebasan penderita dengan resiko tinggi juga
masih belum dapat berjalan. Berikut adalah beberapa hambatan dan tantangan dalam
pemberlakuan sistem rujukan :
a. Kendala jarak, dalam hal ini masyarakat merasa kesulitan untuk menjangkau fasilitas
kesehatan dan rujukan. Terutama masyarakat yang tinggal dipedesaan yang kemudian sulit
untuk mendapatkan transportasi untuk mencapai sarana kesehatan
b. Sosio-ekonomi masyarakat yang masih kurang
c. Sosial budaya masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem rujukan yakni sifat masyarakat
yang masih takut untuk dirujuk sehingga memperlambat proses rujukan. Contohnya adalah
proses persalinan, dimana masyarakat lebih mempercayai untuk melahirkan didukun
ketimbang dengan tenaga kesehatan
d. Tenaga yang masih kurang
e. Pengetahuan dan keterampilan yang masih kurang
f. Prosedur yang berbelit-belit, belum efektif dan efisien.
g. Sikap dan perilaku petugas yang kurang mendukung
h. Dukungan dari pemerintah daerah yang optimal
Kendala pendanaan juga dapat menjadi hambatan dalam proses rujukan. Berikut adalah
hal-hal yang terdapat didalamnya :
a. Adanya persepsi yang salah mengenai rumah sakit swadana
b. Dana yang turun terkotak-kotak (fragmented)
c. Belum ada dana khusus untuk menanggulangi pembebasan biaya penyakit
d. Laporan jumlah dan jenis kasus pembebasan atau pengurangan biaya rumah sakit yang belum
tercantum dalam RL. Kemampuan Rumah Sakit sebagai pembina puskesmas juga tidak luput
dari perhatian dalam pengembangan sistem rujukan ke arah yang lebih baik. Kendala yang
mungkin terjadi khususnya dalam bidang rekam medik yang antara lain dapat disebabkan oleh
: Tenaga profesional rekam medik masih kurang
e. Kualitas tenaga yang ada belum seperti yang diharapkan yakni terkait pengetahuan dan
keterampilan yang kurang
f. Metode kerja belum efektif dan efisien
g. Belum semua status terisi dengan lengkap dan benar
h. Pengertian suatu Rumah Sakit sebagai sebuah sistem yang belum dihayati oleh semua
petugas.
i. Sikap dan perilaku petugas
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan yang masih kurang meskipun berbagai upaya yang
telah dilakukan baik di tingkat Provinsi antara lain diadakannya temu kerja dengan harapan akan
menghasilkan upaya-upaya untuk mengendalikan kendala dan peningkatan mutu sistem
pelayanan kesehatan.
B. SARAN
Diharapkan tempat pelayanan kesehatan dapat melaksanakan sistem rujukan
dengan benar dan mengerti alur rujukan, untuk menangani masalah kesehatan pasien
dengan cepat dan aman, serta sesuai prosedur rujukan.
DAFTAR PUSTAKA