Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


KONSELING MENYUSUI DI RUANG POLIKLINIK
KANDUNGAN RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Disusun Oleh:
Mahasiswa Profesi Ners/Kelompok 1B
1. Adyendy 20231490104002
2. Anjuwita 20231490104010
3. Cindy Masdy 20231490104018
4. Hepi Nopita Sari 20231490104032
5. Khofifah Wulannor 20231490104038

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal pendidikan kesehatan ini kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : 1. Adyendy (20231490104002)
2. Anjuwita (20231490104010)
3. Cindy Masdy (20231490104018)
4. Hepi Nopita Sari (20231490104032)
5. Khofifah Wulannor (20231490104038)
Program Studi : Profesi Ners
Judul : “Proposal Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Konseling
Menyusui di Ruang Poliklinik Kandungan RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya”

Telah menyelesaikan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan tugas Stase Keperawatan Anak pada program studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK PENYULUHAN

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Karmitasari Yanra K, Ners., M. Kep Lenny Mahrita, S.Kep., Ners

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Konseling Menyusui di Ruang Poliklinik
Kandungan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”.
Proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Caronila, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
STIKes Eka Harap.
3. Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku koordinator program Profesi Ners.
4. Ibu Karmitasari Yanra K, Ners., M. Kep, sebagai pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan dan saran.
5. Ibu Lenny Mahrita, S.Kep., Ners sebagai pembimbing klinik di Rumah Sakit
Jiwa Kalawa Atei Palangka Raya yang telah memberikan saran dan
bimbingannya dalam menyelesaikan proposal pendidikan kesehatan.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan kesehatan ini.
Kami berharap proposal ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman bagi
pembaca dan menjadi bahan pembelajaran untuk kedepannya. Kami yakin masih
banyak kekurangan dan ketidaksempunaan dalam proposal ini karena kami masih
dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.

Palangka Raya, 25 Maret 2024

Kelompok 1B

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemberian ASI ........................................................................ 3
2.2 Manfaat ASI ......................................................................................... 3
2.3 Cara Pemberian ASI .............................................................................. 4
2.4 Cara Pijat Oksitosin Pada Ibu Menyusui ................................................ 5
BAB 3 RENCANA KEGIATAN
3.1 Satuan Acara Penyuluhan ....................................................................... 6
3.2 Tujuan Instruksional Umum .................................................................. 6
3.3 Tujuan Instruksional khusus .................................................................. 6
3.4 Metode Penyuluhan................................................................................ 6
3.5 Media Penyuluhan ................................................................................. 6
3.6 Proses Kegiatan Penyuluhan ................................................................. 7
3.7 Tugas Pengorganisasian ......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menyusui adalah salah satu investasi yang paling efektif yang dapat
dilakukan ibu kepada negara untuk penduduk yang lebih cerdas dan lebih sehat
karena menyusui melindungi anak-anak dari berbagai penyakit, meningkatkan IQ,
dan mempromosikan ikatan yang kuat antara ibu dan bayi, dan juga menurunkan
risiko ibu untuk kanker payudara dan menurunkan biaya perawatan kesehatan untuk
keluarga dan masyarakat.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, bahwa perkembangan
otak anak delapan puluh persen dimulai sejak didalam kandungan hingga usia tiga
tahun yang dikenal dengan periode pertumbuhan emas. Oleh karena itu, pada masa
ini dibutuhkan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga
anak berusia dua tahun, karena ASI mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan
lemak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan bayi (Kemenkes, 2014).
Data WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa hanya 44% dari bayi baru lahir
di dunia yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak lahir dan kurang
dari 40% anak di bawah usia enam bulan diberikan ASI eksklusif. Cakupan
pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih cukup rendah. Proporsi pemberian ASI
saja (eksklusif) menurut data Riskesdas Tahun 2018 yaitu ASI eksklusif 37,3%
yang mana masih sangat jauh dari target nasional yang ditetapkan yaitu 50%.
Berbagai hambatan yang terjadi sehingga ibu tidak memberikan ASI kepada
bayinya adalah ibu merasa ASI yang keluar berjumlah sedikit di awal 4 kelahiran
sehingga ibu merasa perlu tambahan susu formula, ibu bekerja sehingga tidak
sempat memberikan ASI, bayi diberikan susu formula agar lebih gemuk, kurangnya
informasi dan edukasi mengenai ASI eksklusif, pengaruh orang terdekat seperti
orang tua atau mertua, suami dan keluarga yang kurang mendukung dan juga faktor
internal dari Ibu, karena rendahnya pengetahuan ibu tentang manajemen menyusui,
belum mendapat pelayanan konseling menyusui dan dukungan dari petugas
kesehatan. Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dapat menyebabkan
pemberian makanan tambahan lebih awal sehingga ibu tidak memberikan Asi
Ekslusif pada bayinya. Hal ini dapat dicegah dengan mempersiapkan ibu sejak masa

1
kehamilan, sehingga pada saat melahirkan ibu benarbenar sudah yakin untuk
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. Memberikan informasi tentang ASI
Ekslusif pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pemberian konseling menyusui
pada ibu hamil.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pendidikan kesehatan ini adalah untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang Konseling Menyusui di
Ruang Poliklinik Kandungan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan, diharapkan ibu dapat mengetahui
tentang pentingnya menyusui.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga dapat mengetahui dan meningkatkan
pengetahuan tentang pentingnya menyusui.
1.3.2 Bagi Institusi
Menjadi sumber referensi bagi institusi pendidikan maupun rumah sakit
1.3.3 Bagi Mahasiswa Ners
Diharapkan agar mahasiswa ners dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya
menyusui.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Pemberian ASI


ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Utami Roesli 2000:3) Pemberian ASI
eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu minimal4 bulan dan akan lebih baik
lagi apabila diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan
ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, dan pemberian ASI dapat
diteruskan sampai ia berusia 2 tahun (Utami Roesli, 2001:1).

1.2 Manfaat Pemberian ASI


1. Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu
involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan postpartum
mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi
angka kejadian karsinoma mammae. Menyusui membakar kalori
sebanyak 200-250 perhari. Baik untuk menurunkan berat badan ibu
setelah melahirkan.
2. Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat
menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak
kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan
yang tidak 11 bulan.
3. Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh
bayinya karena dapat menyusui.

3
3.1 Cara Pemberian ASI
1. Berikan ASI sesuai permintaan bayi, menyusui saat diminta, baik siang
maupun malam (8 sampai 12 kali) untuk memperbanyak ASI.
2. Isapan yang sering dilakukan bayi (disertai dengan pelekatan yang baik)
akan menghasilkan lebih banyak ASI.
3. Tangisan adalah tanda bayi sudah sangat lapar. Tanda-tanda awal bayi ingin
disusui adalah: Gelisah, Membuka mulut dan menggerakkan kepala ke kiri
dan ke kanan, Menjulur-julurkan lidah, Mengisap jari atau tangan.
4. Biarkan bayi selesai menyusu satu payudara sebelum memberikan payudara
yang lain. Bolak-balik memberikan satu payudara ke payudara yang lain
akan menyebabkan bayi tidak bisa mendapatkan ‘ASI akhir’ yang lebih
banyak mengandung lemak dan dapat memuaskan rasa lapar bayi.
Adapun 4 hal utama tentang posisi bayi saat menyusui, yaitu :
1. Telakkan bayi di tengah lengan, agar tegak lurus.
2. Perut bayi menempel pada perut Ibu.
3. Tangan Ibu menyangga seluruh badan bayi.
4. Tangan bayi di belakang seperti memeluk.
Adapun 4 hal utama tentang pelekatan yang benar, yaitu :
1. Dagu bayi menempel pada payudara.
2. Yang dihisap areola, bukan putting.
3. Areola terlihat sedikit dibawahnya.
4. Bibir terbuka keluar.

4
1.4 Cara Pijat Oksitoksin Untuk Ibu Menyusui
Pijat Oksitosin untuk ibu menyusui bermanfaat untuk merangsang hormon
oksitosin, sehingga nantinya bisa memperlancar keluarnya ASI.
Langkah-langkah :
1. Ibu berada dalam posisi duduk bersandar ke depan sambil memeluk bantal agar
lebih nyaman. Taruh meja di depan Anda sebagai tempat untuk bersandar.
2. Pijat kedua sisi tulang belakang menggunakan kepalan tangan dengan ibu jari
menunjuk ke depan. Pijat kuat dengan gerakan melingkar.
3. Pijat sisi tulang belakang ke arah bawah sampai sebatasdada, dari leher sampai
tulang belikat.
4. Lakukan pijatan ini selama 2-3 menit.

5
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Satuan Acara Penyuluhan


Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2024
Waktu : 10.00 WIB
Pokok Bahasan : Konseling Menyusui
Sasaran : Ibu Post Partum
Tempat : Ruang Poliklinik Kandungan
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
3.2 Tujuan Instruksional Umum
Secara umum bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan dan dapat
memahami tentang pentingnya menyusui.
3.3 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1. Menjelaskan definisi ASI
2. Menjelaskan manfaat pemberian ASI
3. Menjelaskan cara pemberian ASI
4. Menjelaskan cara pijat oksitosin untuk ibu menyusui
3.4 Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab
3.5 Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Poster

6
3.6 Proses Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Respon Klien Waktu

1. Pembukaan : a. Membalas salam 5 menit


1. Membuka kegiatan dengan b. Mendengarkan dan
mengucapkan salam memperhatikan
2. Perkenalan :
(1) Memperkenalkan diri
(2) Memperkenalkan anggota
kelompok
(3) Memperkenalkan dosen
3. Pembibimbing
Menyiapkan kontrak :
(1) Tujuan, Materi dan
Waktu
2. Penjelasan Materi : Mendengarkan 10 menit
1. Menjelaskan definisi ASI dan memperhatikan
2. Menjelaskan manfaat apa yang
pemberian ASI dijelaskan
3. Menjelaskan cara oleh penyuluh
pemberian ASI
4. Menjelaskan cara pijat Memberi kesempatan
oksitosin untuk ibu untuk
menyusui bertanya/disukusi
tentang materi
penyuluhan
3 Penutup :  Menjawab 5 menit
1) Tanya Jawab pertanyaan
2) Menyimpulkan hasil  Memberikan
Penyuluhan tanggapan baik
3) Memberi salam penutup

7
3.9 Tugas Pengorganisasian
3.9.1 Moderator : Cindy Masdy
Tugas dan tanggung jawab moderator yaitu :
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok.
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi.
5. Mengatur jalannya diskusi.
3.9.2 Leader : Khofifah Wulannor
Tugas dan tanggung jawab leader yaitu :
1. Menyampaikan materi penyuluhan.
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3.9.3 Fasilitator : Adyendy dan Fordianus Candy
Tugas dan tanggung jawab fasilitator yaitu :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan.
2. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
3.9.4 Dokumentasi : Anjuwita
Tugas dan tanggung jawab dokumentasi yaitu :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan
pendidikan kesehatan.
3.9.5 Notulen : Hepi Nopita Sari
Tugas dan tanggung jawab notulen yaitu :
1. Menyimak dan menulis segala hal atau proses yang berlangsung dalam
penyuluhan.
2. Menuliskan kesimpulan atau hasil dari penyuluhan.

8
3.9.5 Tempat
Setting Tempat : N D

L M

F P P P P F

Keterangan :
L : Leader

M : Moderator

N : Notulen

F : Fasilitator

D : Dokumentator

P
: Peserta

3.9.6 Evaluasi
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga dapat
memahami tentang pentingnya menyusui.

Palangka Raya, 25 Maret 2024

Kelompok 1B

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, I. A., Nurdiati, D. S., & Padmawati, R. S. (2016). Keberhasilan ibu


bekerja memberikan ASI eksklusif. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia
(Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(2), 69.
https://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(2).69-76
Depkes RI. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI. 2014.
Lelo, N. S., Mau, D. T., & Rua, Y. M. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Pemberian Asi Eksklusif Di Uptd Puskesmas Haliwen. Jurnal
Sahabat Keperawatan, 3(01), 18–22
Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Pustaka Belajar.
Republik Indonesia. ASI Eksklusif. Undang-Undang No.33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai