Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK

LATIHAN FISIK PADA LANSIA

Dosen Pengampu : Ibu Iis Sriningsih,S.ST,M.Kes

Kelompok 11

Anggota :

1. Desi Fitriana Sari (P1337420120339)


2. Gita Putri Fatimah (P1337420120358)
3. Rima Dewi Mutiara (P1337420120314)
4. Yulina Dwi Kusumawati (P1337420120319)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Latihan Fisik Pada
Lanjut Usia (Lansia) ini dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik Semester 6 dari Iis
Sriningsih,S.ST,M.Kes. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang latihan fisik pada lansia sehingga banyak
masyarakat yang bisa memberdayakan masa tuanya.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Iis


Sriningsih,S.ST,M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik. Berkat
tugas yang diberikan dapat menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang
diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Kendal,8 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan .................................................................................................... 3
D. Manfaat................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

A. Pengertian Latihan Fisik Pada Lansia .................................................. 4


B. Manfaat Latihan Fisik Pada Lansia ...................................................... 4
C. Jenis-Jenis Latihan Fisik Pada Lansia .................................................. 5
D. Contoh Latihan Fisik Pada Lansia ........................................................ 6

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya populasi lansia di Indonesia mendorong perlunya upaya
dalam mewujudkan lansia yang sehat dan mandiri. Populasi penduduk
Indonesia merupakan populasi terbanyak keempat sesudah China, India
dan Amerika Serikat (Kik, Sahar dan Permatasari, 2018). Semakin
banyaknya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin tinggi usia harapan
hidup, meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan jumlah lanjut usia
(lansia) di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Populasi
lansia yang berada di seluruh dunia mencapai tiga kali lipat dari lansia pada
tahun 1980 (United Nations, 2019). Lansia atau lanjut usia adalah periode
di mana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi.
Selain itu lansia juga masa di mana seseorang akan mengalami kemunduran
dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60
tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata
dan seseorang itu telah disebut lansia.
Di Indonesia sendiri pada 2017 ke tahun 2018 terjadi peningkatan
jumlah lansia, data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2017 menunjukkan
bahwa jumlah lansia sekitar 8,79% atau 23,4 juta jiwa dan di tahun
2018sekitar 9,27% atau 24,49 juta jiwa lansia dari seluruh lansia di
Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2018).Jika peningkatan populasi lansia
ini diimbangi dengan kemampuan lansia tersebut untuk mandiri,
berkualitas dan tidak menjadi beban masyarakat, maka secara tidak
langsung ageing population akan memberikan pengaruh positif terhadap
pembangunan nasional (Maylasari et al., 2019).

1
Dengan adanya peningkatan populasi lansia yang terus menerus,
penuaan yang sehat (healthy aging) perlu dioptimalkan untuk menunjang
kesehatan dan kemandirian populasi ini. Pemeliharaan kualitas hidup dan
penurunan beban masalah kesehatan akibat penuaan merupakan inti dari
healthy aging (Eckstrom et al., 2020). Pada penuaan, terjadi sejumlah
penurunan fungsi tubuh seperti penurunan fleksibilitas, penurunan
elastisitas otot, serta penurunan kekuatan otot (Sulaiman dan Anggriani,
2018).Penurunan fungsi ini diamati tidak hanya pada satu sistem tubuh,
melainkan pada beberapa sistem tubuh. Hal ini berdampak pada timbulnya
berbagai penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Aktivitas fisik dan
latihan fisik merupakan strategi utama yang dapat berperan dalam
mencegah dan memperlambat penurunan fungsi yang diakibatkan oleh
penuaan(Eckstrom et al., 2020; Lin et al., 2020). Aktivitas fisik yang teratur
pada lansia terbukti memiliki keterkaitan dengan peningkatan kemandirian
fungsional, stamina, kekuatan otot, kesehatan tulang dan sendi serta
perbaikan pada tekanan darah. Beberapa manfaat lain dari aktivitas fisik
adalah meliputi penurunan resiko jatuh dan fraktur, kejadian penyakit
kardiovaskuler, nyeri, gejala depresi dan kecemasan serta memelihara
fungsi kognitif(Maula et al., 2019).
Persoalan yang kemudian dihadapi adalah sebagian besar lansia
malah mengurangi aktivitas fisiknya karena mereka merasa aktivitas fisik
seperti olahraga tidak cocok dengan gaya hidup mereka, meskipun ada
diantara mereka sadar akan manfaatnya (Sauliyusta, M., & Rekawati, E.,
2016).Selain itu, pandemi COVID-19 yang menyebabkan lockdown
mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup termasuk pola aktivitas
fisik. Penurunan aktivitas fisik akibat pembatasan sosial berskala besar
diamati pada seluruh populasi usia (Knell et al., 2020).Bahkan, penurunan
aktivitas fisik dalam kurun waktu yang singkat(1-4 minggu) berkaitan
dengan dampak negatif terhadap fungsi kardiovaskuler dan peningkatan
faktor resiko penyakit kardiovaskuler (Bu et al., 2021). Dengan demikian,
dampak yang ditimbulkan dari penurunan aktivitas fisik pada masa

2
pandemi ini tentunya akan menimbulkan percepatan penurunan fungsi
pada lansia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya
pendampingan dan pelatihan berupa edukasi dan pelatihan kepada lansia
serta pendamping lansia (keluarga, kader, dan petugas) di posbindu terkait
pentingnya aktivitas fisik serta latihan yang tepat dalam rangka menjaga dan
meningkatkan komponen kebugaran lansia.
B. Rumusan Keperawatan
1. Apa pengertian latihan fisik pada lansia ?
2. Apa manfaat latihan fisik pada lansia ?
3. Apa jenis – jenis latihan fisik pada lansia ?
4. Apa saja contoh latihan fisik pada lansia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian latihan fisik pada lansia
2. Mengetahui manfaat latihan fisik pada lansia
3. Mengetahui jenis – jenis latihan fisik pada lansia
4. Mengetahui contoh latihan fisik pada lansia
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan
dan praktik terutama dalam pemberian latihan fisik pada lansia.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan Pelayanan Keperawatan
Diharapkan memberikan masukan dalam peningkatan kualitas
pelayanan latihan fisik pada lansia.
b. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan memberikan kontribusi dalam peningkatan status
kesehatan melalui upaya promotif khususnya bagi lansia dan
keluarganya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Latihan Fisik Pada Lansia


Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang membutuhkan energi dalam setiap gerakannya, termasuk
aktivitas saat seseorang bekerja, bergerak, olahraga, dan termasuk kegiatan
di rumah. Aktivitas fisik dapat dilakukan secara terencana, terstruktur,
berkelanjutan serta untuk tujuan mempertahankan atau memperbaiki
kebugaran jasmani dan rohani (WHO, 2020).
Aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living) adalah aktivitas yang
dilakukan oleh lansia setiap hari, dalam kemandirian lansia melakukan
aktivitas fisik sehari-hari merupakan keterampilan dasar seseorang dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau berhubungan dengan perannya
sebagai pribadi dalam keluarga ataupun masyarakat (Mia Fatma Ekasari, Ni
made Riasmini, Tien Hartini, 2018). Aktivitas fisik sangat penting untuk
manusia guna keberlangsungan hidup, karena dengan melakukan aktivitas
fisik dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan berat badan
berlebih (Ardiyanto dan Mustafa, 2021).
B. Manfaat Latifan Fisik Pada Lansia
Menurut Kemenkes (2018), manfaat aktivitas fisik sebagai berikut:
1. Mengendalikan berat badan
2. Mengontrol tekanan darah
3. Menurunkan resiko tulang keropos pada wanita
4. Mencegah penyakit diabetes melitus
5. Membantu mengendalikan kadar kolesterol dalam darah
6. Meningkatkan dan menguatkan sistem kekebalan tubuh
7. Menjaga dan memperbaiki kelenturan sendi dan otot
8. Memperbaiki postur tubuh
9. Mengendalikan stres
10. Mengurangi kecemasan

4
C. Jenis-Jenis Aktivitas Fisik
Ada banyak pilihan jenis olahraga atau aktivitas fisik untuk lansia
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk intensitas sedang,
misalnya, jalan kaki jarak dekat, membersihkan rumah, bersepeda santai,
naik tangga, hingga berkebun. Sementara itu, aktivitas berat meliputi
berenang, tai chi, yoga, jogging, jalan cepat, menggendong anak, sampai
bulu tangkis (Kemenkes, 2018).
Menurut Rosmalina (2012 dalam Lestari, 2019) ada 3 jenis aktivitas
fisik yang dapat lansia lakukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh
yaitu:
1. Ketahanan (endurance)
Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung,
paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita
lebih bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik
yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu). Contoh beberapa
kegiatan yang dapat dipilih seperti:
a. Berjalan kaki
b. Lari ringan
c. Berenang
d. Senam
e. Bermain tenis
f. Berkebun
g. Kerja di taman
2. Kelenturan (flexibility)
Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu
pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas
(lentur) dan sendi berfungsi dengan baik. Untuk mendapatkan
kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7
hari per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

5
a. Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau
sentakan, lakukan secara teratur untuk 10-30 detik, bisa mulai dari
tangan dan kaki.
b. Senam tai chi, yoga
c. Mencuci pakaian
d. Mencuci mobil
e. Mengepel lantai
3. Kekuatan (strength)
Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot
tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat,
dan mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan
pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis. Untuk mendapatkan
kekuatan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (2-4 hari
per minggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:
a. Push-up, pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot dan sendi
dari kecelakaan
b. Naik turun tangga
c. Angkat berat/beban
d. Membawa belanjaan
e. Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness)
D. Contoh Latihan Fisik Pada Lansia
Aktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan Lansia sebaiknya
memenuhi kriteria FITT (frequency, intensity, time, type). Frekuensi adalah
seberapa sering aktivitas dilakukan, berapa hari dalam satu minggu.
Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan. Biasanya
diklasifikasikan menjadi intensitas rendah, sedang, dan tinggi. Waktu
mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas dilakukan dalam satu
pertemuan, sedangkan jenis aktivitas adalah jenis-jenis aktivitas fisik yang
dilakukan. Jenis-jenis aktivitas fisik pada Lansia menurut Kathy (2002),
meliputi latihan aerobik, penguatan otot (muscle strengthening),
fleksibilitas, dan latihan keseimbangan. Seberapa banyak suatu latihan

6
dilakukan tergantung dari tujuan setiap individu, apakah untuk kemandirian,
kesehatan, kebugaran, atau untuk perbaikan kinerja (performance).
1. Latihan Aerobik
Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya
selama 30 menit pada intensitas sedang hampir setiap hari dalam
seminggu. Berpartisipasi dalam aktivitas seperti berjalan, berkebun,
melakukan pekerjaan rumah, dan naik turun tangga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.
Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan
olahraga yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan
dalam air, bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara yang
menyenangkan. Bagi Lansia yang tidak terlatih harus mulai dengan
intensitas rendah dan peningkatan dilakukan secara individual
berdasarkan toleransi terhadap latihan fisik. Olahraga yang bersifat
aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan paru bekerja lebih
keras untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan oksigen, misalnya
berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain.
Latihan fisik dilakukan sekurangnya 30 menit dengan intensitas
sedang, 5 hari dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi,
3 hari dalam seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari
dalam seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalam
seminggu.
2. Latihan Penguatan Otot
Bagi Lansia disarankan untuk menambah latihan penguatan otot
disamping latihan aerobik. Kebugaran otot memungkinkan melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Latihan fisik untuk penguatan otot
adalah aktivitas yang memperkuat dan menyokong otot dan jaringan
ikat. Latihan dirancang supaya otot mampu membentuk kekuatan untuk
mengerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan
gravitasi seperti gerakan berdiri dari kursi, ditahan beberapa detik,

7
berulang-ulang atau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan
dengan tali elastik.
Latihan penguatan otot dilakukan setidaknya 2 hari dalam
seminggu dengan istirahat diantara sesi untuk masing-masing kelompok
otot. Intensitas untuk membentuk kekuatan otot menggunakan tahanan
atau beban dengan 10-12 repetisi untuk masing-masing latihan.
Intensitas latihan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan
individu. Jumlah repetisi harus ditingkatkan sebelum beban ditambah.
Waktu yang dibutuhkan adalah satu set latihan dengan 10-15 repetisi.
3. Latihan Fleksibilitas dan Keseimbangan
Kisaran sendi (ROM) yang memadai pada semua bagian tubuh
sangat penting untuk mempertahankan fungsi muskuloskeletal,
keseimbangan dan kelincahan pada Lansia. Latihan fleksibilitas
dirancang dengan melbatkan setiap sendi-sendi utama (panggul,
punggung, bahu, lutut, dan leher). Latihan fleksibilitas adalah aktivitas
untuk membantu mempertahankan kisaran gerak sendi (ROM), yang
diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan tugas sehari-hari secara
teratur.
Latihan fleksibilitas disarankan dilakukan pada harihari
dilakukannya latihan aerobik dan penguatan otot atau 2-3 hari per
minggu. Latihan dengan melibatkan peregangan otot dan sendi.
Intensitas latihan dilakukan dengan memperhatikan rasa tidak nyaman
atau nyeri. Peregangan dilakukan 3-4 kali, untuk masing-masing tarikan
dipertahankan 10-30 detik. Peregangan dilakukan terutama pada
kelompok otot-otot besar, dimulai dari otot-otot kecil. Contoh: latihan
Yoga.
Latihan keseimbangan dilakukan untuk membantu mencegah
Lansia jatuh. Latihan keseimbangan dilkakukan setidaknya 3 hari dalam
seminggu. Sebagian besar aktivitas dilakukan pada intensitas rendah.
Kegiatan berjalan, Tai Chi, dan latihan penguatan otot memperlihatkan
perbaikan keseimbangan pada Lansia. Program latihan untuk Lansia

8
meliputi latihan daya tahan jantung paru (aerobik), kekuatan (strenght),
fleksibilitas, dan keseimbangan dengan cara progresif dan
menyenangkan.
Latihan melibatkan kelompok otot utama dengan gerakan
seoptimal mungkin pada ROM yang bebas dari nyeri. Pembebanan pada
tulang, perbaikan postur, melatih gerakan-gerakan fungsional akan
meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Olahraga
dilakukan dengan cara menyenangkan disertai berbagai modifikasi,
termasuk mengkombinasikan beberapa aktivitas sekaligus. Kombinasi
berjalan yang bersifat rekreasi dan senam di air dengan intensitas yang
menantang namun tetap nyaman dilakukan, kombinasi latihan spesifik
untuk memperbaiki kekuatan dan fleksibilitas (latihan beban, circuit
training, latihan dengan musik, menari) bisa dilakukan.
Kombinasi latihan kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas bisa
dilakukan dengan menggunakan alat bola. Latihan difokuskan pada
teknik yang menstabilkan dan meningkatkan kekuatan, keseimbangan
dan fleksibilitas, selain itu juga mengintegrasikan tubuh dan pikiran
serta melibatkan teknik pernafasan, konsentrasi dan kontrol gerakan.
Bagi Lansia yang lemah secara fisik, aktivitas yang dilakukan dikaitkan
dengan kegiatan sehari-hari dan mempertahankan kemandirian,
misalnya teknik mengangkat beban yang benar, berjalan, cara menjaga
postur yang benar, dan sebagainya.
4. Senam
Senam adalah suatu aktivitas olahraga yang melibatkan aktivitas
fisik dengan menggerakan bagian tubuh tertentu dan dengan gerakan
tertentu dan dipilih dengan selektif. “Latihan tubuh yang dipilih dan
diciptakan dengan sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dan
metodis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi
keseluruhan yang harmonis” kata Farhan tentang senam. Manfaatnya
antara lain melatih dan membentuk kekuatan tubuh, tubuh lebih flexibel,
melatih kemampuaan koordinasi tubuh, memperlambat proses penuaan

9
dan meningkatkan kepercayaan diri. Menurutnya prinsip olahraga pada
lansia adalah selalu mempertahankan keselamatan, latihan teratur dan
tidak terlalu berat dan tidak dianjurkan jika tekanan darah ≥180 mmhg
serta memiliki penyakit berat.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang membutuhkan energi dalam setiap gerakannya, termasuk
aktivitas saat seseorang bekerja, bergerak, olahraga, dan termasuk kegiatan
di rumah. Lanjut usia sering dikaitkan dengan usia yang sudah tidak
produktif, karena disebabkan oleh perubahan fungsi tubuh, otot, tulang dan
sendi, pernafasan serta lansia rentan terkena gangguan kesehatan. Otot pada
lansia menjadi lebih kaku dan penurunan kekuatan otot. Olahraga dapat
meningkatkan kekuatan otot. Sendi tidak dapat digerakan sesuai dengan
gerakannya maka gerakan menjadi terbatas sehingga fleksibilitas menjadi
latihan bagi lansia.
Manfaat olahraga pada lansia antara lain dapat memperpanjang usia,
menyehatkan dan memperbaiki daya tahan jantung, otot, tulang, membuat
lansia lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan
depresi, dan memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi. Olahraga juga
dikatakan dapat menurunkan risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi
dan penyakit jantung. Secara umum dikatakan bahwa olahraga pada lansia
menunjang kesehatan dengan meningkatkan nafsu makan, membuat
kualitas tidur lebih baik, dan mengurangi kebutuhan obat-obatan. Olahraga
yang baik bagi lansia adalah jalan kaki, jogging ringan, bersepeda sesuai
kemampuan masing-masing, yoga dan aerobik ringan.
B. Saran
Partisipasi Lansia dalam aktivitas fisik yang teratur atau program latihan
fisik yang terstruktur sangat disarankan dan mempunyai banyak manfaat.
Perbaikan cara berjalan, keseimbangan, kapasitas fungsional tubuh secara
umum, dan kesehatan tulang dapat diperoleh melalui latihan. Kesehatan
olahraga bagi Lansia merupakan hal 10 penting yang harus diprogramkan,
baik dari petugas kesehatan, profesional olahraga, maupun masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, D., & Mustafa, P. S. (2021). Upaya Mempromosikan Aktivitas Fisik dan
Pendidikan Jasmani via Sosio-Ekologi. Jurnal Pendidikan: Riset dan
Konseptual, 5(2), 169-177.
Ekasari, Mia Fatma, Ni Made Riasmini, dan Tien Hartini. (2018). Meningkatkan
Kualitas Hidup Lansia (Konsep dan Berbagai Strategi Intervensi). Malang:
Wineka Media.
Kemenkes. (2018). Aktivitas Fisik untuk Lansia.
https://promkes.kemkes.go.id/?p=8816
Kemenkes. (2018). Manfaat Aktivitas Fisik.
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi/manfaat-
aktivitas-fisik
Lestari, Giswena Lavika. (2019). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif
pada Lansia. Skripsi. Jombang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang.
WHO. (2020). Physical Activity. https://www.who.int/en/news-room/fact-
sheets/detail/physical-activity

12

Anda mungkin juga menyukai