Anda di halaman 1dari 35

HALAMAN JUDUL

KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN TERKAIT KASUS


PERSALINAN BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-9CM DI RUMAH
SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya


Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta

Disusun Oleh:

RIAS AYU KUSUMA PERTIWI


1314018

PROGRAM STUDI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN
KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN TERKAIT KASUS
PERSALINAN BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-9CM DI RUMAH
SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMI SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan oleh:

RIAS AYU KUSUMA PERTIWI


1314018

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu
Syarat untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal:.................

Menyetujui:

Penguji Pembimbing

Sis Wuryanto, A.Md.Perkes., SKM., MPH Arief Kurniawan Nur Prasetyo, A.Md. SKM. MPH
MPHNUP: 9905536224
Arief Kurniawan Nur Prasetyo, A.Md. SKM. MPH

Mengesahkan,
a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogykarta
Ketua Program Studi Perekam Medis dan Infomasi Kesehatan (D-3)

Sis Wuryanto, A.Md.Perkes., SKM., MPH


NUP: 9905536224

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini, adalah mahasiswa Stikes Jenderal


Achmad Yani Yogyakarta,
Nama : Rias Ayu Kusuma Pertiwi
NPM : 1314018
Program Studi : Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3)
Judul Karya Ilmiah : Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakan Terkait Kasus
Persalinan Berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah
Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta.
Menyatakan bahwa hasil penelitian dengan judul tersebut diatas adalah asli karya
sendiri dan bukan hasil plagiarisme. Dengan ini saya menyatakan untuk
menyerahkan hak cipta penelitian kepada Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta guna kepentingan ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan
dan pihak manapun.

Yogyakarta, 08 Agustus 2017

Rias Ayu Kusuma Pertiwi

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya yang diberikan kepada saya, sehingga dapat menyusun Karya Tulis
Ilmiah (KTI) ini dalam rangka penyelesaian program ahli madya. Oleh karena itu
saya banyak mengharapkan bantuan dari berbagai pihak yang terkait, dalam
proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Banyak kesulitan yang dihadapi oleh saya namun atas bantuan dari
berbagai pihak sehingga saya dapat melaluinya, saya sangat mengucapkan banyak
terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu, yaitu:
1. dr. Kuswanto Hardjo, M.Kes. selaku ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Sis Wuryanto, A.Md.Perkes., SKM., MPH. Selaku ketua program studi
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta serta selaku penguji.
3. Arief Kurniawan Nur Prasetyo, A.Md., SKM,. M.P.H. selaku dosen
pembimbing akademik dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah.
4. Direktur dan jajaran Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan Sleman
Yogyakarta.
5. Seluruh Dosen Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah membantu
saya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Ayah dan ibu di Pemalang yang terhormat dan tersayang yang telah
memberi dukungan dan semangat kepada saya selama penelitian maupun
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7. Teman-teman mahasiswa D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Angkatan 2014 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini yang
tidak bisa disebut satu persatu.
8. Serta semua pihak yang terkait dan tidak saya sebutkan satu persatu, yang
telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan usulan
penelitian karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulih ilmiah
ini.. Demikian hasil penelitian karya tulis ilmiah ini disusun.

Yogyakarta, 08 Agustus 2017

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. ix
INTISARI ....................................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................................4
E. Keaslian Penelitian ..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................6
A. Landasan Teori ....................................................................................................6
B. Kerangka Teori .................................................................................................. 14
C. Pertanyaan Penelitian......................................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 16
A. Desain Penelitian ............................................................................................... 16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 16
C. Subjek dan Objek .............................................................................................. 19
D. Definisi Konsep ................................................................................................. 19
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................................................. 19
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................................. 19
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 19
H. Etika Penelitian ................................................................................................. 21
I. Jalanannya Penelitian......................................................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 24
B. Hasil.................................................................................................................. 24
C. Pembahasan....................................................................................................... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 38
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 38
B. Saran ................................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 19


Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Persalinan Fisiologis dan Persalinan Patologis................. 26

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Teori ......................................................................................... 14
Gambar 4. 1 Rekapitulasi Hasil Kelengkapan Persalinan Fisiologis dan Patologis.......... 27
Gambar 4. 2 Rekapitulasi Hasil Ketepatan Persalinan Fisiologis dan Patologis .............. 28

vii
DAFTAR SINGKATAN

Depkes : Departemen Kesehatan


DRM : Dokumen Rekam Medis
ICD :International Statistical Clasification of Disease and Related
Health Problem
Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
SC : Sectio Caesarean
RS : Rumah Sakit
WHO : World Health Organizaation
PPPM : Pendidikan Pengabdian Penelitian Mahasiswa
BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
SDM : Sumber Daya Manusia
SPO : Standar Prosedur Operasional

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Dari PPPm Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA
Lampiran 3 Surat Balasan dari Rs At-Turots Al-Islamy Seyegan
Lampiran 4 Surat Etika Penelitian
Lampiran 5 SPO Pengodean Penyakit Di RS At-Turots Al-Islamy Seyegan
Sleman Yogyakarta
Lampiran 6 Informent Consent Responden
Lampiran 7 Transkip Wawancara Responden
Lampiran 8 Ceklis Ketepatan Kode
Lampiran 9 Lembar Konsul

ix
KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN TERKAIT KASUS
PERSALINAN BERDASARKAN ICD-10 DAN ICD-9CM DI RUMAH
SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN 2016

Oleh:

Rias Ayu Kusuma Pertiwi 1, Arief Kurniawan Nur Prasetyo 2

INTISARI

Latar Belakang:Diagnosis Merupakan istilah yang merujuk pada nama penyakit


yang ada pada pasien yang perlu dirumuskan (ditetunkan) oleh dokter, penetapan
diagnosis akhir tersebut kemudian baru akan dilakukan pengodean berdasarkan
ICD-10 untuk diagnosis sedangkan ICD-9CM untuk kode tindakan. Ketepatan
kode diagnosis dan tindakan sangat mempengaruhi data statistik dan pelayanan
kesehatan serta pembayaran biaya kesehatan yang ada di Rumah Sakit. Rumah
Sakit At-Turots Al-Islamy merupakan rumah sakit tipe D dan sudah terakreditasi
Kars 2012 dan mendapatkan bintang dua, namun kode untuk diagnosis dan
tindakan terkait kasus persalinan masih kurang spesifik.
Tujuan Penelitian: mengetahui ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait
ksus persalinan berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM dan mengetahui faktor
penyebab ketidak tepatan kode diagnosis dan tindakatan tekait kasus persalinan
berdasarkan ICD-10 dan ICD-9Cm di Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Godean
Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian: jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif pendekatan
kualitatif dan rancangan fenomenoligi, metode pengumpulan data dengan cara
ceklis ketepata kode dan wawancara.
Hasil Penelitian: Hasil dari 88 berkas persalinan patologis maupun fisiologis
dapat diperoleh yaitu 42% untuk kondisi ibu/janin yang tepat, 58% yang tidak
tepat, 52% untuk metode persalinan yang tepat seluruhnya dan 48% kode tidak
tepat, untuk ketepatan dinyatakan masih kurang karena dibawah dari 56%.
Kesimpulan: Ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus persalinan
fisiologis maupun patologis dinyatakan kurang karena presentasi dari masing-
masing kondisi dibawah 56%, sebagian petugas belum mendapatkan SPO
pengodean, berkas rekam medis tidak terisi lengkap, belum terdapat anggaran
untuk pelatihan bagi petugas koder.

Kata Kunci: Ketepatan, Coding, Persalinan.


1
Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2
Dosesn Pembimbing Program Studi Diploma 3 Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan STIKES jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

x
THE ACCURACY OF DIAGNOSIS CODE AND MEDICAL
INTERVENTION ON DELIVERY CASE BASED ON ICD-10 AND
ICD-9CM IN AT-TUROTS AL-ISLAMY SEYEGAN SLEMAN
YOGYAKARTA 2016

By:

Rias Ayu Kusuma Pertiwi 1, Arief Kurniawan Nur Prasetyo 2

ABSTRACT
Background : Diagnosis is a term that refers to a name of a disease of a patient
which is identified by a doctor. A final diagnosis will then be followed by coding
based on ICD-10 for diagnosis and ICD-9CM for a medical intervention. The
accuracy of diagnosis code and intervention are very influential to statistical data
and treatment medication and health cost payment in a hospital. At-Turots Al-
Islamy hospital is a hospital of primary type and has obtained accreditation from
Kars (Indonesian Commission for Hospital Accreditation) in 2012 with 2 stars
level, but its diagnosis code and intervention on delivery case remain unspecific.
Objective : To identify The Accuracy of Diagnosis Code and Medical
Intervention on Delivery Case Based on ICD-10 and ICD-9 CM and identify the
causal factors of inaccuracy of diagnosis code and medical intervention on
delivery case Based on ICD-10 and ICD-9 CM in At-Turots Al-Islamy Hospital of
Godean, Sleman, Yogyakarta.
Method : This was a descriptive study with qualitative approach and
phenomenological design. Data compilation method applied checklist of code
accuracy and interview.
Result : The result of 88 files identified 42% of mother/fetal condition accuracy
and 58% inaccuracy, 52% for the methode of delivery accuracy 48% for the
methode of delivery inaccuracy, For accuracy is stated still less because below than
56%
Conclusion : The accuracy of diagnostic codes and related intervention of both
physiological and pathological delivery cases is less than the presentation of each
condition under 56%, Some officers have not received SPO socialization, medical
record file is not filled completely, there is no budget for training for the officer of
the coder.

keywords : Accuracy, Coding, Delivery.


1
A student of Medical Record and Health Information D3 Study Program in
Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta.
2
A counseling lecturer of Medical Record and Health Information D3 Study
Program in Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah


sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat serta
meningkatan derajat kesehatan seluruh lapisan masyarakat. Rumah Sakit
perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan dukungan dari
berbagai faktor yang terkait, salah satunya melalui penyelenggaraan rekam
medis pada setiap pelayanan kesehatan.
Rekam medis menurut Ismaniar (2015), merupakan berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas, amanesa, diagnosis,
tindakan, dan pelayanan penunjang yang diberikan kepada pasien selama
mendapatkan pelayanan di unit rawat jinap, rawat jalan, dan gawat darurat,
serta cacatan yang juga harus dijaga kerahasiannya dan merupakan sumber
informasi tentang pasien yang datang berobat kerumah sakit. pengolahan
rekam medis dilakukan oleh instalasi rekam medis, pengolahan tersebut
meliputi penyusunan, analisis, pengodean, indeks, dan pelaporan. Dalam
pengolahan pengodean diperlukan diagnosis pasti yang dituliskan oleh
dokter atau dokter gigi di akhir perawatan pasien.
Diagnosis merupakan istilah yang menunjuk pada nama penyakit
yang ada pada pasien yang perlu dirumuskan (ditentukan) oleh dokter.
Diagnosis terbagi mnejadi tiga tahapan yaitu diagnosis kerja, diagnosis
banding dan diagnosis akhir, setelah dilakukan penetapan diagnosis akhir
tesebut kemudian baru akan dilakukan pengodean berdasarkan ICD-10
untuk kode diagnosis sedangkan ICD-9CM untuk kode tindakan
(Hardjodisastro 2006,).
Pemberlakuan klasifikasi statistik internasional mengenai penyakit
revisi kesepuluh (ICD-10), yang mendasari bahwa sarana pelayanan

1
2

kesehatan harus melakukan pengodean (Kepmenkes No 50 Tahun 1998) .


Hatta (2010), pengodean adalah penetapan sandi atau penentuan
penggunaan angka, atau kombinasi huruf angka untuk mewakili
komponen data terkait. Hasil pengodean dijadikan indeks data rumah sakit
yang berguna untuk kepentingan selanjutnya baik untuk pelopran,
pendidikan, penelitian serta kepentingan manajemen. Pengodean
dilakukan oleh petugas yang berkompete dalam bidang tersebut sesuai
dengan peraturan yang ada.
Menurut Permenkes RI Nomor 55 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis, seorang ahli madya yang
lulus program studi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, yang
memiliki STR dan SIK dapat melakukan sistem klasifikasi klinis dan
kodifikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis
sesuai terminologi medis yang benar. Ketepatan kode diagnosis dan
tindakan sangat memengaruhi data statistik dan pelayanan kesehatan, serta
pembayaran biaya kesehatan yang ada di Rumah Sakit.
At-Turots Al-Islamy sebagai rumah sakit yang dahulunnya
merupakan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin dan menjadi Rumah
sakit Khusus Ibu dan Anak serta menjadi Rumah Sakit Umum, kasus yang
lebih dominan adalah kasus persalinan, sehingga peneliti mengambil kasus
persalinan di Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit At-Turots Al-Isalamy
merupakan rumah sakit tipe D dan sudah terakreditasi Kars 2012 dan
mendapatkan bintang dua.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal


13 Mei 2017, peneliti melakukan analisis terhadap 30 berkas rekam medis
kasus persalinan, didapatkan 2 berkas rekam medis yang tidak dapat
dinilai karena diagnosis utama tidak jelas, 28 berkas lainnya dinilai
ketepatan dalam pemberian kode. Berdasarkan ketepatan kode dari
keseluruhan karakter terdapat 35% berkas rekam medis yang tepat,
sedangkan 60% berkas rekam medis yang tidak tepat dalam pemberikan
3

kode kondisi ibu/janin dan metode persalinan pada karakter ke-4, dan
3,5% berkas rekam medis tidak di beri kode, sedangkan Outcome Delivery
seluruhnya belum diberi kode serta kode untuk tindakan kurang spesifik
karena diagnosis tindakan belum jelas. Sehingga peneliti terdorong
melakukan penelitian terkait “Ketepatan Kode Disgnosis dan Tindakan
terkait kasus Persalinan di Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan
Sleman Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengodean pada berkas rekam medis kasus persalinan bulan


Januari s.d. Desember 2016 berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah
Sakit At-Turots Al Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Menganalisis ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus
persalinan berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah Sakit At-
Turots Al Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui ketepatan kode diagnosis dan tindakan pada berkas
rekam medis persalinan bulan Januari s.d Desember 2016
berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah Sakit At-Turots Al
Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta
b. Mengetahui faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis dan
tindakan pada berkas rekam medis persalinan berdasarkan ICD-10
dan ICD-9CM di Rumah Skit At-Turots Al Islamy Seyegan
Sleman Yogyakarta.
4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
dan mendalam terkait penelitian tentang ketepatan kode kasus
persalinan, serta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah
dimiliki.
2. Bagi Lahan Penelitian
Digunakan sebagai informasi, masukan dan evaluasi pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan kinerja petugas rekam medis dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit At-Turots
Al-Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Bahan pertimbangan dan panduan untuk mahasiswa Stikes Jenderal
Achmad Yani khususnya program studi D3 Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan yang akan melakukuan penelitian di masa yang
akan datang dan menambah kerja sama dengan rumah sakit pemerintah
maupun swasta.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakan


terkait Kasus Persalinan Berdasarkan ICD-10 dan ICD-9CM di Rumah
Sakit At-Turots Al-Islamy Seyegan Sleman Yogyakarta” belum pernah
dilakukan sebelumnya. Namun demikian, berikut ini penelitian sejenis
yang telah dilakukan:
1. (Alik, 2016) melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan
Ketepatan Kode Diagnosis Obstetric terhadap Kelancaran Klaim BPJS
di RSUD Sawerigading Palopo Sulawesi Selatan” jenis penelitian
kuantitatif dengan desain cross sectional , populasi 182 rekam medis
obstetric tahun 2016, sampel penelitian 44 rekam medi. Hasil
penelitian diagnosis obstetric tidak tepat terhadap klaim BPJS yang
5

tidak lancar 66,7%, diagnosis obstetric yang tidak tepat terhadap kalim
BPJS yang lancar 33,3%, kode tepat terhadap klaim BPJS tidak lancar
17,6%, kode tepat terhadap klaim BPJS yang lancar 82,4%. Persamaan
dengan peneliti ini adalah kasus yang diteliti, sedangkan perbedaannya
terletak pada jenis penelitian yang menggunakan kuantitatif serta
tempat dan waktu penelitian.
2. (Wafa, 2016) melakukan penelitian dengan judul “ Kelengkapan dan
Ketepatan Kode pada Persalinan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping Sleman Yogyakarta” jenis penelitian deskriptif kuantitatif,
populasi 214 rekam medis tahun 2016, sampel penelitian 145 rekam
medis yang diperoleh menggunakan dari tabel Iscaac dan Michael
dengan kesalahan 5%. Hail penelitian kelengkapan kondisi baik 87%,
kelengkapan metode persalinan baik 92%, ketepatan kondisi kurang
32%, ketepatan metode persalinan fisiologis 0%, patologis 37%.
Persamaan dengan peneliti ini adalah kasus yang diteliti, sedangkan
perbedaannya terletak pada tempat dan waktu penelitian.
3. (Karimah dkk, 2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Ketepatan Kode Diagnosis Penyalit Gastroenteritis Acute Berdasarkan
Dokumen Rekam Medis di Rumah Sakit Balung Jember” jenis
penelitian kualitatif, perolehan data dengan cara wawancara dan
observasi. Hasil observasi dokumen rekam medis di unit rawat inap
triwulan I 2015 terdapat angka ketepatan penentuan kode diagnosis
sebayak 17 dokumen rekam medis kasus gastroenteritis acute dan
penentuan kode diagnosis tidak tepat sebanyak 63 dokumen rekam
medis. Penyebab masalah tidak pernah dilakukannya sosialisasi kepada
dokter dan petugas rekam medis terkait pengelolaan rekam medis.
Persamaan dengan peneliti ini adalah jenis penelitian yaitu analisis
kualitatif, sedangkan perbedaannya terletak pada kasus yang diteliti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
a. Sejarah Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy
Berlokasi di dukuh Klaci I desa Margoluwih kecamatan Seyegan
kabupaten Sleman, Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Yogyakarta Pada
April 2001 mulai beroperasi dan melayani masyarakat sebagai Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin (BPRB). Kemudian rumah sakit At-
Turots Al-Islamy ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
(RS KIA) dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala Dinas kesehatan
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bernomor 445/1662/IV.2
Akhirnya di tetapkan sebagai Rumah Sakit Umum (RSU) diberikan
kepada Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy berdasarkan izin operasional
dari Bupati Sleman dengan keluarnya Izin Sementara Penyelenggaraan
Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman melalui Surat Keputusan Nomor: 503/0786/DKS/2008 tertanggal
1 April 2008 yang kemudian diperpanjang dengan dikeluarkannya surat
bernomor : 503/1647a yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
Sleman dengan pada tanggal 18 Mei 2009.
b. Profil Rumah Sakit At-Turots Al-Ilsamy
Rumah sakit At-Turots Al-Islamy merupakan rumah sakit umum
yang di bawahi Yayasan Majelis At-Turots Al-Islamy dengan nomor ijin
operasional 503/3183/DK/2013 yang bertipe D (Dasar) dan sudah
terakreditasi mendapatkan bintang dua, serta mempunyai kapasitas
tempat tidur dengan jumlah 51 bad.
1) Visi
Menjadi rumah sakit umum pilihan di daerah Sleman barat, yang
memiliki pelayanan sesuai syariat Islam dengan pelayanan yang
berfokus pada pasien (patient centered care).

24
25

2) Misi
a) Menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh aspek pelayanan
dan manajemen rumah sakit.
b) Mewujudkan pelayanan yang professional dan budaya patient
safety pada semua unit.
c) Meningkatkan kepuasan, menjaga keloyalan, dan peningkatan
jumlah pasien baru.
d) Mewujudkan pengembangan diklat, SDM dan peningkatan
sarana prasarana rumah sakit.
3) Jenis Pelayanan rawat jalan :
a) Poliklinik Umum;
b) Poliklinik Gigi;
c) Poliklinik Spesialis;
d) Instalasi Gawat Darurat;
e) Poliklinik Fisioterapi.
4) Bidang spesialis meliputi :
a) Spesialis Obstetri dan Gynekologi;
b) Spesialis Penyakit Dalam;
c) Spesialis Bedah;
d) Spesialis Anak;
e) Spesialis THT;
f) Spesialis Syaraf;
g) Spesialis Radiologi;
h) Spesialis Patologi Klinis.
2. Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakatan Terkait Kasus Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian tentang diagnosis dan tindakan terkait kasuss
persalinan di rumah sakit At-Turots Al-Islamy, dengan menggunakan lembar
ceklis yang dilihat dari resume medis, catatan data individu morbiditas pasien
obstetric, laporan operasi serta lembar lainnya yang dapat mendukung
ketepatan kode.
Data yang diperoleh penelitian terkait ketepatan kode persalinan
didapatkan sebanyak 90 berkas rekam medis yang terdiri atas dua kategori
yaitu persalinan fisiologi dan patologis dan 2 berkas rekam medis untuk
persalinan fisiologis tidak dapat dinilai ketepatnnya karena diagnosis tidak
jelas, persalinan fisiologi sebanyak 55 berkas rekam medis, dan persalinan
patologis sebanyak 33 berkas rekam medis. Hasil yang di dapat untuk
persalinan fisiologis dan patologis sebagi dapat di lihat pada tabel :
26

Tabel 4. 1 Rekapitulasi Hasil Persalinan Fisiologis dan Persalinan Patologis

No Persalinan Jumlah Kelengkapan Jumlah Ketepatan


Berkas
Lengkap Tidak Lengkap Tepat Tidak Tepat

1 Fisiologis 55

a. Kondisi Ibu/Janin 37 (67%) 18 (33%) 55 (100%) 19 (51%) 18 (49%)

b. Methode Persalinan 43 (78%) 12 (22%) 55 (100%) 20 (47%) 23 (53%)

c. Outcome Delivery 0 (0%) 52 (100%) 52 (100%)

d. Tindakan 11 (48%) 12 (52%) 23 (100%) 11 (48%)

2 Patologis 33

a. Kondisi Ibu/Janin 29 (56%) 23 (44%) 52 (100%) 9(31%) 20 (69%)

b. Methode Persalinan 20 (61%) 13 (39%) 33 (100%) 13(65%) 7 (35%)

c. Outcome Delivery 0 (0%) 33 (100%) 33 (100%)

d. Tindakan 25 (76%) 8 (24%) 33 (100%) 25 (76%)


27

Gambar 4. 1 Rekapitulasi Hasil Kelengkapan Persalinan Fisiologis dan


Patologis

100

90

80

70

60

50
Kondisi Ibu/Janin
40 Metode
Outcome Delivery
30
Tindakan
20

10

0
Lengkap Tidak Lengkap
28

Gambar 4. 2 Rekapitulasi Hasil Ketepatan Persalinan Fisiologis dan


Patologis

100

90

80

70

60
Kondisi Ibu/janin
50 Metode
Outcome Dilevery
40 Tindakan

30

20

10

0
Tepat Tidak tepat

Berdasarkan Grafik 4.1 dan grafik 4.2, dari 88 berkas kasus persalinan
fisiologis dan patologis untuk kondisi ibu/janin terdapat (62%) yang lengkap
terdapat diagnosis dan kode serta hanya (42%) yang tepat kodenya, sedangkan
methode persalinan (72%) lengkap dengan diagnosis dan kode untuk yang tepat
(52%), sedangkan untuk outcome delivery keseluruhan tidak kode atau (100%).
Pada kode tindakan terdapat 36 (100%) yang lengkap jenis tindakannya.
29

3. Faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode diagnosis dan Tindakan Terkait Kasus


Persalinan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhdap responden yang bertugas


di unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamy terbagi dalam 5
kategori yang di sebeut 5 manajemen atau 5 M dapat di jabarkan sebgai
berikut :
a. Man (Manusia)
Petugas rekam medis bagian pengodean di unit rekam medis rumah
sakit At-Turots Al-Islamy berlatarbelakang pendidikan D3 Rekam Medis
dan S1 SKM. Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh
ke 5 responden pada wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 Juli dan
13 juli 2017 di unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamy
keterangan yang di berikan sebagai berikut:

“ Iya D3 Rekam Medis dan S1 Kesehatan Masyarakat”

Responden

Keterangan tersebut dibenarkan dengan hasil triangulasi sumber


dengan kepala unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamy yang
dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2017 di unit rekam medis rumah sakit
At-Turots Al-Islamy. Keterangan triangulasi tersebut adalah sebgai
berikut :

“ Iya, lulusan D3 Rekam Medis dan ada yang SKM”

Triangulasi Sumber

b. Methode (Kebijakan)
Berdasarkan keterangan dari 5 responden terkait kebijakan terkait
sosialisasi, prosedur pengodean maupun sanksi namun masih terdapat
beberapa petugas yang belum pernah mendapatkan sosialisasi tentag SPO
pengodean , yang di jelaskan sebagai berikut :
30

“ belum pernah”
“ sesuai dengan buku ICD”
“tidak ada sanksi”
Responden

Keterangan lain diberikan juga dari sebgaian petugas yang pernah


mendapatkan sosialisasi tentang SPO terkait sistem pengodean
keterangan yang diberikan adalah :

“pernah.”
“tidak ada sanksi”
“sesuai yang ditulis dokter di resume medis”
Responden

Keterangan dari responden di perkuata dengan jawaban yang serupa


oleh kepala unit rekam medis rumah sakit At-Turots Al-Islamya yaitu
sebagai berikut:
“ pernah membaca SPOnya”
“Ada”
“tidak ada sanksi, tapi dokter sekarang bisa diminta kelengkapannya
kembali, dulu pernah ada teguran”
“setelah kembali dari pelayanan kita koding, e..kita sesuai yang
dituliskan dokter”
Triangulasi Sumber

c. Materil (Bahan)
Hasil wawancara terkait materi atau bahan yang digunakan dalam sistem
pengodean yaitu dengan berkas rekam medis yang sudah lengkap atau
belum dan apakah diagnosis dan tindakan sudah jelas atau belum dan di
dapatkan hasil dari 5 responden bahwa berkas rekam medis belum terisi
dengan lengkap sepeti berikut:

“ biasanya belum”
“kalo selama ini sudah jelas”
Responden
31

Keterangan yang sama juga diberikan oleh kepala unit rekam medis rumah
sakit At-Turots Al-Islamy bahwa masih terdapat berkas rekam medis kasus
persalinan belum terisi lengkap hal tersebut dikutip dari hasil wawancara
yaitu sebgai berikut:

“ pasti masih ada yang belum lengkap”


“sudah jelas”
Triangulasi Sumber

d. Machine (alat/sarana dan prasarana)


Keterangan responden terkait alat/saranan dan prasarana yang digunakan
dalam proses melakukan pengodean petugas menggunakan komputer
dimana diagnosis langsung diinputkan ke sistem yang ada di komputer,
jika data dirasa masih belum lengkap petugas selanjutnnya akan mencari
di buku ICD dan buku pintar dan hal ini di jelaskan dalam hasil
wawancara sebagai berikut:

“ disini pake input komputer, kita pke buku ICD dan buku pintar”
Responden

Keterangan dari responden diperkuat juga dengan keterangan dari kepala


unit rekam medis rumah sakit At-Turots dimana sarana dan prasarana yang
digunakan dalam proses pengodean menggunakan sistem komputer dan
buku ICD. Al-Islamy yaitu sebagai berikut :

“ Pakek ICD, nanti juga pakek sistem di komputer”


Responden

e. Money (Uang/Anggaran)
Hasil dari keterangan responden terkait tentang anggaran tentang
mengikuti pelatihan, melanjutkan pendidikan ataupun reward kepada
petugas rekam medis dari 5 responden menyatakan sebagian ada namun
32

sebagian menyatakan tidak ada untuk anggran pengembangan bagi


petugas koder yaitu adalah sebagai berikut:

“belum ada”

Responden

“ ada”
“disini belum ada”
“nggak ada”
Responden

Keterangan tersebut di berikan yang sama juga oleh kepala unit rekam
medis rumah sakit t-Turost Al-Islamy terkait pengembangan pendidikan
ataupun pelatihan bagi petugas koder yaitu sebagai berikut :

“ untuk pelatihan pernah ada”


“ belum ada”
“belum ada”
Triangulasi Sumber

B. Pembahasan

1. Ketepatan Kode Diagnosis dan Tindakan Terkait Kasus Persalinan


Ketepatan kode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam
pendokumentasian. Petugas koder harus sangat teliti dan paham untuk
memilih kode yang paling tepat untuk setiap hal yang harus diberi kode.
Ketepatan kode harus tepat setiap karakter mulai dari karakter ke-1 hingga
karakter ke-4. Terkait hasil dalam penelitian ini yang banyak persentasenya
dalam ketidaktepatan yaitu pada karakter ke-4 pada metode persalian dan
kondisi. Pada metode persalinan fisiologis maupun patologis pada karakter
ke-4 lebih banyak menggunakan .9 dibandingkan .0, .1, .2, .3, .4, .5, .6, .7 dan
.8. Pengodean menggunakan karakter ke-4 yang lebih spesifik dibandingkan
dengan yang tidak spesifik, seperti persalinan Spontan tunggal menggunakan
O80.9 lebih tepatnya pada karakter ke-4 dengan .0 karena posisi janin normal,
yaitu posisi kepala di bawah, dengan pertolongan yang sewajarnya. Menurut
33

buku ICD-10 penggunaan karakter ke-4 harus yang lebih spesifik terlebih
dahulu, jika diagnosis yang ditulis oleh dokter kurang lengkap dalam resume
medis atau formulir yang mendukung untuk informasi lebih lengkap, maka
petugas koder harus melihat lembar lain dalam berkas rekam medis tersebut
untuk melihat informasi supaya mendapat kode yang lebih spesifik.
Persalinan seksio sesaria tunggal menggunakan O82.9 karakter ke-4
dengan .0 untuk jenis seksio sesaria yang elektif sedangkan seksaria yang
bersifat gawat darurat atau emergency lebih tepat menggunakan .1, lode yang
ada di dalam berkas rekam medis masih banyak yang gunakan .9. Ketuban
pecah dini di kode O42.9 , kode tersebut di gunakan untuk kondisi ketuban
pecah dini namun untuk karakter yang ke-4 lebih tepat menggunakan .0 untuk
ketuban pecah dini di bawah 24, sedangkan untuk di atas 24 jam
menggunakan.1, namun dalam berkas rekam medis untuk kodisi ketuban
pecah dini lebih banyak tidak diberi kode.
Induksi gagal masih menggunakan 061.9 lebih tepat jika menggunkan .0
untuk induksi gagal dengan menggunkan oxytocin dan prostaglandis, serta .1
untuk induksi gagal dengan mechanical dan surgical. Letak bokong dalam
proses persalinan pada berkas rekam medis menggunakan kode O64.9,
seharusnya pada karakter k-4 menggunkan .1 karena dalam buku ICD-10
sudah jelas dan disebutkan menggunakan kode yang yang lebih spesifik pada
karakter ke-4. Partus tak maju masih menggunakan O63.9 pada berkas rekam
medis yang sehatusnya lebih tepat menggunakan kode sesuai dengan kala
yang sudah di tentuakan dalam buku ICD-10 seperti .0 untuk kala 1, .1 untuk
kala II.
Kode tidak tepat pada karakter ke-2, -3, -4 berikut kasus yang ditemukan
dalam ketidaktepatan pada karakter ke-2 s.d ke-4. Seperti DKP (disproposi
kepala panggul) atau panggul sempit dalam berkas rekam medis kasus
persalinan menggunakan kode O33.9, namun kode yang lebih tepat
mdigunakan untuk proses persalinan yaitu O65.0. sedangkan Kode yang tepat
minimal harus 4 karakter, sehingga jika kode dalam ICD-10 hanya ada 3
34

karakter harus di tambah dengan “X” sebagai karakter ke-4 seperti kode O48.
Yang seharusnya menjadi O48.X.
Outcome delivery dalam penelitian ini hampir seluruhnya tidak dikode
sedangkan dalam buku ICD-10 ada kodenya untuk outcome delivery
meskipun pada bab XXI yaitu Z37.0-Z37.9. Presentasi hasil ketepatan seperti
berikut untuk diagnosis dan tindakan terkait kasus persalinan dari keseluruhan
berkas yaitu 88 berkas persalinan patologis maupun fisiologis dapat diperoleh
yaitu 42% untuk kondisi ibu/janin yang tepat, 58% yang tidak tepat, 52%
untuk metode persalinan yang tepat seluruhnya dan 48% kode tidak tepat,
untuk ketepatan dinyatakan kurang karena kurang dari 56%.
Menurut (Alik, 2016) yang menyatakan bahwa hasil tidakketapatan kode
terkait klaim BPJS terdapat 66.7%, sedangkan menurut hasil penelitian
(Wafa, 2016) menyatakan bahwa hasil ketepatan kode kondisi metode
persalinan fisiologis 0% dan patologis 37% dimana hasil tersebut
menunjukan bahwa untuk ketepatan kode di rumah sakit dari sampel
penelitian di atas menyatakan masih banyak yang belum tepat yang dimana
untuk ketidaktepatan masih di atas 50% dan yang tepat dibawah 50%.
Menurut Hatta (2012), ketepatan adalah nilai data harus cukup besar
untuk mendukung aplikasi atau proses, dan sangat krusial dibidang
manajemen data klinis, penagihan kembali biaya. Audit kode harus dilakukan
untuk me-review kode yang dipilih oleh petugas. Proses pengodean harus
ditinjau dari kekonsistenan kode walapun berbeda petugas yang mengerjakan
kodenya harus tetap sama, kodenya tepat sesuai diagnosis dan tindakan, dan
tepat waktu.
2. Faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus
persalinan.
a. Man (Manusia)
Manusia merupakan unsur manajemen yang paling pokok, manusia
tidak disamakan oleh benda lain, ia mempunyai perasaan, pikiran,
harapan serta gagasan. Manusia disini diartikan sebagai petugas rekam
medis.
35

Rumah sakit At-Turots Al-islamy petugas pengodean merupakan lulusan


D3 rekam medis dan S1 Kesehatan Masyarakat, dan masih kurang
telitinya petugas koder dalam mencari informasi yang mendukung dalam
mentukan kode yang spesifik, sedangkan dalam Permenkes No 55 tahun
2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan rekam medis dimana seorang
lulusan rekam medis yang telah mempunyai STR dan SIK yang dapat
melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan tindakan medis sesuai
terminologi medis yang benar, hal ini juga sejalan dengan penelitian
(Rochim, 2016) tentang faktor penyebab ketidakterisian karakter ke-5
pada kasus fraktur di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping dimana
yang menyatakan bahwa kurangnya kepedulian petugas dalam
menuliskan karakter ke-5 dalam pengodean. Faktor man (manusia) dapat
mempengaruhi hasil dari ketepatan kode atau kelengkapan informasi oleh
karena itu petigas koder harus lebih teliti dalam mementukan kode pada
kasus persalinan.
b. Methode (Kebijakan)
Metode adalah suatu tata cara yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer, untuk memperlancar pekerjaan dalam pengodean petugas rekam
medis membutuhkan suatu kebijakan atau aturan yang menyakut tentang
sistem pengodean.
Rumah sakit At-turots Al-Islamy untuk kebijakan yang mengatur
tentang sistem pengodean sudah ada seperti SPO, dan belum ada sanksi
untuk dokter yang tidak melengkapi berkas rekam medis sedangkan
prosedur dalam pengodean petugas koder menggunakan buku ICD-10
untuk diganosis dan ICD-9CM dan tambahan dengan buku pintar dalam
proses menentukan kode petugas hanya melihat apa yang ada ditulis oleh
dokter pada lembar resume medis saja baik kasus persalinan maupun
kasus yang lain. Sedangkan dalam aturan ICD volume 2 harus identifikasi
terlebih dahulu maslahnya setalah itu mencari lead term pada volume 3,
kemudian buka volume 1 untuk mematikan kode yang benar, setelah kode
dianggap benar kemudian di tetapkan.
36

Kenyataannya proses pengodean yang dilakukan di unit Rekam Medis


rumah sakit At-Turots Al-islamy belum sepenuhnya mengacu pada
prosedur pengodean yang ada dalam ICD-10 volume 2. Pada
pelaksanaannya diagnosis yang tidak memiliki spesifikasi khusus dikode
dengan hanya menggunakan ICD-10 volume 3 tanpa melihat kembali
pada ICD-10 volume 1 untuk mengecek kembali ketepatan kodenya.
Sedangkan diagnosis dengan spesifikasi khusus dikode dengan
menggunakan ICD-10 volume 3 dan kemudian melihat kembali pada
ICD-10 volume 1. Hal ini tentu bertentangan dengan prosedur pengodean
yang ada pada ICD-10 Volume 2. Hal ini sejalan dengan apa yang di
ungkapkan oleh penelitian (Rochim, 2016) bahwan kebijakan sangat
penting untuk menjadi pedoman untuk melakukan proses atau pekerjaan
seperti seorang koder di rumah sakit harus memahami SPO dan
menjalankan sesuai aturan yang tertulus serta aturan yang ada di ICD-10.
c. Material (Bahan)
Materil terdiri dari bahan setangah jadi dan bahan jadi, selain manusia
yang ahlinya dalam bidangnya harus dapat menggunakan bahan atau
materi merupakan salah satu saranannya.
Berkas rekam medis kasus persalinan masih ada yang belum terisi
lengkap dan kurang jelasnya keterbacaan tulisan pada berkas rekam medis
, namun belum ada sanksi untuk dokter yang tidak mengisi berkas rekam
medis. Hal ini dapat membuat atau menyebabkan kode yang dihasilkan
tidak spesifik atau tidak akurat karena kurangnya data atu informasi yang
ada pada rekam medis pasien. hal ini sejalan dengan penelitian (Rochim,
2016) yang menyatakan bahawa kurang kepedulian dokter dalam
mendokumentasikan diagnosis pada berkas rekam medis.
d. Mechine (Alat yang digunakan)
Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. Rumah
sakit At-Turots Al-Islamy dalam melakukan pengodean menggunakan
ICD-10 dan ICD-9CM dan buku pintar. Hal ini sudah mengacu dalam
37

Peraturan Kesehatan No 50 tahun 1998 yang telah di tetapkan menteri


kesehatan tentang pemberlakukan penggunaan ICD.
e. Maney (Uang)
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai serta merupakan
unsur yang tidak dapat diabaikan dalam sebuah perusahaan atau instasi
besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
didapatkan. Rumah sakit At-Turots Al-Islamy untuk pengaggaran
pelatihann untuk petugas koder , pernah ada namun belum menyeluruh
bagi semua petugas hanya sebagian sudah mendapatkan, untuk dana
pengajuan pendidikan lebih lanjut belum pernah ada, dan reward untuk
petgas koder belum ada dalam hal ini sejalan dengan penelitian (Windari,
2016) terkait analisis ketepatan koding yang dihasilkan koder di RSUD
Ungaran yang menyatakan bahwa kurangnya wawasan atau ilmu
pengetahuan yang lebih luas dikarenakan petugas koder belum pernah
diikutsertakan pelatihan tentang koding sesuia dengan Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Jabatan Fungsional Perekam Medis Tahun 2013 tentang
koding juga harus senantiasa mengikuti pelatihan dibidang rekam medis
untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ketepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus persalinan fisiologis


maupun patologis dinyatakan kurang karena presentasi dari masing-
masing kondisi dibawah 56%.
2. Faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis dan tindakan terkait kasus
persalinan.
a. Man (Manusia)
Masih terdapat petugas koder belum lulusan D3 Rekam Medis
b. Methode (Kebijakan)
Sebagian petugas belum mendapatkan SPO tentang sistem
pengodean
c. Materil (Bahan)
Berkas rekam medis masih belum terisi lengkap
d. Mechine (Alat)
Sarana dan prasaranya prosedur pengodean menggunakan sistem
komputer serta buku ICD-10 ICD-9CM
e. Maney (Uang)
Belum terdapat anggaraan untuk pengembangan ilmu bagi petugas
koder.

38
39

B. Saran

1. Ketepatan kode karakter ke-4 dengan .9 seminimal mungkin tidak digunakan


sehingga data yang dihasilkan akan lebih akurat, dan sebaiknya sosialisasi
kembali diberikan terhadap petugas koder, serta petugas koder lebih teliti
dalam melaukan pengodean dengan melihat lembar-lembar pendukung
lainnya.
2. Outcome delivery sebaiknya di kode untuk kelengkapan informasi yang ada di
berkas rekam medis.
3. Sebaiknya diberikan anggaran bagi petugas koder untuk pelatihan atau
pendidikan lanjut agar lebih mendapatkan mengembangkan atau menmbah
ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih.
DAFTAR PUSTAKA

Bunguin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Jakarta. Kencana.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Asuhan Persalinan Normal.
JNPK-KR. Jakarta.
Hardjodisastro, Daldiyono. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran. Bagaimana
dokter berfikir, bekerja, dan menampilkan diri. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hatta, Gemala. 2012. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-PRESS.
Ismaniar, Hetty. 2015. Manajemen Unit Kerja. Yogyakarta: Budi Utama.
Moleong. Lexy. 2015. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipata.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian dan Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan
Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/PER/MeNKES/2008 Tentang Rekam Medis. Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin).
Jakarta: Fitramaya.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Seketariat Negara.
Windari, Andhani. 2016. Analisis Ketepatan Koding Yang Dihasilkan Koder di
RSUD Ungaran. Jurnal Riset Kesehatan ISSN 2252-5068. Semarang.
World Health Organization. 2010. ICD-10 Vol 1, 2, 3 Second Edition Th. 2010.
Wolrd Health Organization. 2010. ICD-9CM Classication Of Procedures. 2010.

40
LAMPIRAN
Lampiran 9

Anda mungkin juga menyukai