Anda di halaman 1dari 72

PENGETAHUAN KELUARGA PADA

PENANGANAN AWAL KEJADIAN


STROKE: LITERATURE REVIEW
SKRIPSI

Disusun oleh:
HANNY PUSPITA SARI

1810201187

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2023
PENGETAHUAN KELUARGA PADA
PENANGANAN AWAL KEJADIAN
STROKE: LITERATURE REVIEW
SKRIPSI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Keperawatan
Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
HANNY PUSPITA SARI
1810201187

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

PENGETAHUAN KELUARGA PADA PENANGANAN AWAL KEJADIAN


STROKE :
LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Disusun oleh :
HANNY PUSPITA SARI
1810201187

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Pada tanggal:

12 Agustus 2023

Dewan Penguji :

1. Penguji I : Ns. Dwi Prihatiningsih, M. Ng.

2. Penguji II : Ns. Widaryati, M. Kep.


PENGETAHUAN KELUARGA PADA

PENANGANAN AWAL KEJADIAN

STROKE : LITERATURE REVIEW1

Hanny Puspita Sari2, Widaryati3

Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Siliwangi No.63 Nogotirto Gamping


Sleman, Yogyakarta 55292, Indonesia

hannypuspitasari0@gmail.com penguji

ABSTRAK

Latar belakang: Menurut data dari World Healt Organization (WHO) prevalensi
stroke pada tahun 2018 naik 7% menjadi 10,9%. Jumlah penderita stroke di Indonesia
pada tahun 2013 berjumlah 12,1 per mil, sedangkan pada tahun 2018 menurut Riskesdas
jumlah penderita stroke menurun 10,9 per mil ( Kemenkes, 2019). Penanganan awal,
pengenalan cepat dan reaksi terhadap tanda-tanda stroke dan keluhan pertama
kebanyakan pasien (95%) mulai sejak di luar rumah sakit.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan keluarga terhadap
penanganan awal kejadian stroke
Metode: Penelitian literature review menggunakan instrument JBI Critical Apraisal
Checklist for Cross Sectional yang terdiri dari 8 pertanyaan. Database yang
digunakan Google Scholar dengan kriteria inklusi yang ditentukan. Jurnal yang
didapatkan kemudian dilakukan uji kelayakan untuk selanjutnya dilakukan sintesis
kualitatif
Hasil: Analisa didapatkan bahwa penanganan awal kejadian stroke oleh keluarga
sangat berpengaruh, sebaliknya apabila penanganan awal kejadian stroke kurang
maka akan menyebabkan hal yang membahayakan.
Kesimpulan: Literature review ini adalah pengetahuan keluarga pada penanganan
awal kejadian stroke. Pengetahuan keluarga adalah suatu hal tahu mengenai stroke
yang diderita anggota keluarga, tanda gejala, dan cara pengobatan, serta keluarga
sebagai pengawas dalam penanganan awal kejadian stroke.
Saran: bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian
ini ,memberikan asuhan keperawatan dan meneliti secara langsung serta lebih
spesifik mengenai pengetahuan penanganan awal pada pasien stroke..

Kata kunci : Pengetahuan Keluarga, Penanganan Awal, Stroke

Daftar pustaka : 17 buah (2008-2021)

Halaman :
FAMILY KNOWLEDGE OF EARLY

STROKE HANDLING: LITERATURE

REVIEW1

Hanny Puspita Sari2, Widaryati3

Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Siliwangi No.63 Nogotirto Gamping


Sleman, Yogyakarta 55292, Indonesia

hannypuspitasari0@gmail.com penguji

ABSTRACT

Background: Data from WHO stroke prevalence in 2018 rose 7% to 10.9%. The
number of stroke sufferers in Indonesia in 2013 was 12.1 per mile, while in 2018
according to Riskesdas the number of stroke sufferers decreased by 10.9 per mile
(Ministry of Health, 2019). Early treatment, rapid recognition and reaction to signs of
stroke and the first complaint of most patients (95%) started outside the hospital.
Objective: This study aims to determine family knowledge of early handling of stroke
events
Methods: The JBI Critical Appraisal Checklist for Cross-Sectional instrument
encompassing eight questions was used to conduct this literature review research.
The determined inclusion criteria were employed to find relevant journal articles on
Google Scholar. After the journal articles were retrieved, a feasibility test for
qualitative synthesis was performed.
Results: The analysis found that the initial handling of stroke events by the family is
very influential, on the contrary if the initial handling of stroke events is lacking it will
cause harm.
Conclusion: This literature review is family knowledge in the early management of
stroke events. Family knowledge is a matter of knowing about strokes suffered by
family members, signs and symptoms, and how to treat them, as well as the family as
supervisors in the initial handling of stroke events.
Suggestion: Future researchers they can develop this research, provide nursing care
and research directly and be more specific about knowledge of initial treatment in
stroke patients.

Keywords : Family Knowledge, Early Treatment, Stroke

References : 17 pieces (2008-2021)

Page : i-viii, 1-69


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh

gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti

juga tidak terdapat karya oranglain atau terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Yogyakarta,

Hanny Puspita Sari


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa atas berkat

dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang

berjudul “PENGETAHUAN KELUARGA PADA PENANGANAN AWAL

KEJADIAN STROKE : LITERATURE REVIEW”.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui

penanganan awal kejadian stroke oleh keluarga

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga

proposal penelitian ini dapat selesai tepat waktu. Ucapan terima kasih ini penulis

tujukan kepada:

1. Ibu Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat., selaku Rektor Universitas

Aisyiyah Yogyakarta.

2. Bapak Moh. Ali Imron, S.Sos., M. Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta

3. Ibu Ns. Deasti Nurma Ghupita, M. Kep., Sp. Kep.J., selaku Ketua

Program Studi Keperawatan – Pendidikan Profesi Ners

4. Ns. Widaryati, M. Kep. selaku dosen pembimbing peneliti yang telah

memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi dalam penyusunan

Skripsi ini.

5. Ns. Dwi Prihatiningsih, M.Ng. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan, koreksi, serta arahan yang bermanfaat.


6. Dosen, Staf dan Mahasiswa kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta

7. Secara khusus peniliti menyampaikan terimakasih kepada kedua orang

tua dan keluarga atas doa dan dukungan yang sangat luar biasa dalam

perjalanan pendidikan saya.

8. Kepada teman-teman yang sudah selalu menemani dan mendengarkan

keluh kesahku

9. Ucapan terimakasih juga kepada Akhmad Zaki yang sudah selalu

mensupport, menyemangati, menemani serta mendukung saya selalu

10. Terimakasih terhadap diri saya sendiri karena sudah berjuang dan

menyelesaikan proses penyusunan Skripsi sampai akhir. “Saya

hebat dan saya harus sadari itu, jangan membandingkan apapun dengan

orang lain, tapi bandingkan diri kamu dengan diri kamu yang dulu,

Apakah semakin baik? Atau sebaliknya. Tetaplah berproses!”

Meskipun telah berusaha menyelesaikan Skripsi ini sebaik mungkin, peneliti

menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

peneliti mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan segala kekurangan

dalam penyusunan Skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Yogyakarta, 2023

Peneliti
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke pada saat ini dipandang sebagai kedaruratan medis selain serangan

jantung. Keterlambatan untuk mendapatkan pertolongan medis dapat meningkatkan

jumlah kematian dan kecacatan. Data yang didapat dari WHO 2017, stroke

membunuh satu orang setiap enam detik di dunia. Dengan perkiraan setiap tahun 15

juta orang menderita stroke, dimana lima juta mengalami kematian dan lima juta

stroke lainnya mengalami kecacatan. Keterlambatan seseorang untuk mendapatkan

pertolongan medis pertama bisa meningkatkan jumlah kematian dan kecacatan

(Hariyanti, 2020). Prevalensi stroke menurut data World Stroke Organization

menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13,7 juta kasus baru stroke, dan sekitar 5,5

juta kematian terjadi akibat penyakit stroke. Sekitar 70% penyakit stroke dan 87%

kematian dan disabilitas akibat stroke terjadi pada negara berpendapatan rendah dan

menengah. Di negara Indonesia prevelensi stroke tahun 2018 meningkat

dibandingkan tahun 2013 yaitu dari 7%) menjadi (10,9%). Secara nasional,

prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada

penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar (10,9%) atau diperkirakan sebanyak 2.120.362

orang (Kemenkes RI, 2018)

Gejala stroke untuk pertama kalinya biasa disebut dengan stroke ringan,

perbedaan mendasar antara stroke ringan dengan stroke adalah ukuran atau tingkat

10
keparahan sumbatan yang menghalangi aliran darah ke otak. Pada stroke ringan,

sumbatan masih kecil dan belum menyebabkan kerusakan saraf otak yang permanen

(Siswanti, 2021)

Penanganan awal stroke merupakan keadaan gawat darurat dan biasa dikenal

dengan istilah Time is brain. Artinya, penanganan pasien stroke tahap pra hospital

penting dan tidak boleh terlambat dengan melalui identifikasi keluhan dan gejala stroke

bagi pasien dan orang terdekat(Setianingsih et al., 2019). Beberapa tanda atau gejala

yang umum pada pasien stroke antara lain: hemiparesis, kelainan sensorik sebagian sisi

tubuh, hemianopia atau buta secara tiba-tiba, diplopia, afasia, vertigo, disfagia, disatria,

ataksia, kejang atau penurunan kesadaran yang berlangsung mendadak. Penggunaan

istilah untuk memudahkan dalam deteksi dibuat FAST (Facial movement, Arm

movement, Speech, Test all three) (AHA, 2015). Menurut National Stroke Association

(NSA), untuk FAST dengan cara minta orang tersebut untuk tersenyum, kemudian

mengangkat kedua lengan, dan mengulangi kata-kata sederhana. Jika Anda mengamati

tanda-tanda ini, segera hubungi pihak medis. Alat ukur ini cukup sederhana dan dapat

digunakan oleh orang awam maupun petugas kesehatan (Pinzon & Laksmi, 2010).

Keberhasilan penanganan stroke akut dimulai dari pengetahuan masyarakat dan

petugas kesehatan, bahwa stroke merupakan keadaan gawat darurat sehingga

penanganan stroke dapat dilakukan secepat mungkin(Wardhani w,2006). Penanganan

stroke harus dilakukan secara dini oleh keluarga. Keluarga diharapkan mempunyai

pengetahuan dalam mengenali tanda awal stroke sehingga dapat mengambil

keputusan untuk segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan atau memanggil tim

emergency(Setianingsih et al., 2019).

Penatalaksanaan stroke secara umum dilakukan untuk menurunkan angka


11
kesakitan, kecacatan dan kematian(Wardhani w,2006). Dampak penanganan stroke

yang terlambat mendapat akan mengakibatkan kelumpuhan luas dan gangguan pada

kognitif. Seperempat dari jumlah penderita stroke iskemik yang dirawat di rumah

sakit adalah setelah enam jam serangan. Efektifitas dari tindakan akan semakin

menurun jika semakin lama tenggang waktu antara serangan stroke dan penanganan

awal. Keberhasilan tindakan sangat tergantung terhadap upaya meminimalkan

keterlambatan untuk segera diantar ke fasilitas kesehatan(Rosmary, 2019).

Terlambatnya penanganan terhadap kejadian stroke sekitar 83,9% disebabkan

oleh keterlambatan sebanyak 62,3% karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang

faktor resiko dan peringatan gejala stroke sehingga menyepelekan tanda-tanda dini

stroke, keluarga dan penderita tergadap gejala dan tanda akan menghilang 2,7% serta

sebanyak 7,1% penderita stroke yang tinggal sendiri penderita yang tinggal jauh dari

sarana kesehatan / masalah demografi, serta ketiadaan sarana transportasi dan

masalah ekonomi(Wardhani & Martini, 2014)

Faktor yang mempengaruhi penanganan awal stroke

Beberapa faktor yang mempengaruhi penanganan awal kejadian stroke yaitu

menekankan komponen dari keluarga pada saat penanganan, koordinasi, komunikasi,

dukungan keluarga pasien serta pemberdayaan fasilitas kesehatan (Charles, 2013).

Faktor lain yang mempengaruhi penanganan stroke adalah pengalaman, pengetahuan

dan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan awal stroke (Murtaqib,

2018). Oleh karena itu faktor pengalaman, kemampuan, fasilitas kesehatan, sistem

rujukan dalam memberikan pelayanan awal stroke, merupakan salah satu faktor

keterlambatan penanganan stroke (Traynelis, 2012).

12
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2017) didapatkan rata- rata

keterlambatan kedatangan penderita ke instalasi gawat darurat sekitar 23 jam 12

menit (87,9%) setelah serangan stroke, hal ini dikarenakan keluarga pasien tidak

mengetahui jika stroke merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan

pertolongan segera, sehingga cenderung tidak segera diantar ke fasilitas kesehatan.

Keluarga diharapkan agar mempunyai pengetahuan yang baik tentang gejala stroke,

mampu mengenali dan menginterprestasikan stroke dengan segera mengantar pasien

ke fasilitas kesehatan/ mencari bantuan kesehatan , segera mengaktivasi layanan

gawat darurat (EMS) dan mengantar penderita ke Instalasi Gawat Darurat.

Pertolongan yang akurat dan cepat harus segera dilakukan untuk menghindari

dampak teburuknya yaitu kematian atau kecacatan. Setiap menit keterlambatan

pertolongan otak akan kekurangan darah dan jika terlambat maka akan

mengakibatkan 1,9 juta sel otak dan serabut otak akan mati(Rachmawati et al., 2017).

Pengalaman aktual dari pelayanan kesehatan didapatkan bahwa pasien yang

diantar ke Puskesmas atau rumah sakit kurang lebih enam jam bahkan sampai satu

atau dua hari setelah serangan stroke. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan keluarga

yang mengira bahwa itu hanya gejala lemas pada anggota gerak dan keluarga tidak

mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan(Rosmary, 2019).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Penanganan Awal kejadian stroke oleh Keluarga”

13
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Pengetahuan Keluarga Pada

Penanganan Awal Kejadian Stroke?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan keluarga terhadap

penanganan awal kejadian stroke oleh keluarga

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dalam merencanakan,

melaksanakan dan menyusun suatu penelitian ilmiah serta memberikan

pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan berkaitan dengan

pentingnya peran keluarga dalam menangani kejadian awal stroke.

2. Bagi Keluarga Pasien

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebagai gambaran bagi pasien dan

keluarga mengenai pentingnya penanganan cepat terhadap kejadian stroke agar

menghindari kecacatan permanen bahkan kematian.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Stroke

Stroke (berasal dari kata strike) yang berarti pukulan pada sel otak. Biasanya

terjadi karena adanya gangguan distribusi oksigen ke sel otak, ini disebabkan

gangguan aliran darah pada pembuluh darah otak, karena aliran yang terlalu

perlahan atau karena aliran yang terlalu kencang sehingga pecah (perdarahan)

akhirnya sel- sel otak yang diurus oleh pembuluh darah tersebut mati (Yatim,

2005).. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian

reaksi biokimia yang dapat merusakan atau mematikan sel-sel saraf otak

(Kemenkes, 2018)Menurut WHO stroke merupakan suatu keadaan dimana

ditemukan tanda- tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik

fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau

lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas

selain vascular. Stroke atau sering disebut CVA (Cerebro-Vascular Accident)

merupakan penyakit/gangguan fungsi saraf yang terjadi secara mendadak yang

disebabkan oleh terganggunya aliran darah dalam otak(Hariyanti, 2020).

a. Klasifikasi dari penyakit stroke menurut (Yueniwati, 2016) sebagai berikut :

1) Stroke Hemoragik

Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan


15
subaraknoid yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak

pada area otak tertentu. Biasa terjadi pada saat melakukan aktivitas/

saat aktif. Namun dapat juga terjadi pada saat istirahat, kesadaran

klien umumnya menurun. Stroke hemoragi dibagi menjadi dua jenis

antara lain:

a) Perdarahan Intraserebral

Pembuluh darah karena hipertensi mengakibatkan darah masuk

kedalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan

otak dan menimbulkan oedema otak. Peningkatan TIK yang terjadi

cepat sehingga mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi

otak. Sering dijumpai pada daerah putamen, talamus, pons dan

serebelum.

b) Perdarahan Subaraknoid

Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid

mengakibatkan terjadinya peningkatan TIK yang mendadak,

meregangnya struktur peka nyeri sehingga menimbulkan nyeri kepala

yang hebat

2) Stroke Non Hemoragik/ Iskemia

Berupa iskemia/ emboli dan trombosis serebral yang terjadi karena

suplai darah ke jaringan otak yang berkurang. Biasanya terjadi saat

setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari. Tidak

terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia


16
dan terjadinya edema sekunder, kesadaran pasien umumnya baik.

b. Tanda Gejala Awal Stroke

Kejadian stroke seringkali terkesan mendadak, namun sesungguhnya

tidaklah demikian. Sebelum serangan stroke terjadi, telah ada gejala-

gejala yang memberikan petunjuk adanya resiko stroke pada diri

seseorang. Gejala-gejala stroke ringan sebelum menuju stroke yang lebih

parah (WHO, 2012) :

1) Stroke ringan dapat menyebabkan kelemahan otot wajah, tanda-

tandanya adalah wajah turun ke salah satu sisi (wajah terlihat tidak

simetris), tidak bisa senyum, tidak dapat mengerutkan dahi, dan

mata atau mulut turun ke bawah

2) Penderita stroke ringan kemungkinan tidak mampu mengangkat

kedua lengan dan tungkai. Hal ini terjadi karena anggota gerak

mereka lemas atau mati 21 rasa pada salah satu sisi

3) Kesemutan di bagian tubuh yang terkena serangan stroke ringan,

seperti wajah, lengan, dan tungkai pada sisi yang terganggu.

4) Kemampuan bicara juga bisa terganggu. Misalnya bicara cadel,

tidak beraturan, tidak dapat memahami ucapan orang lain, atau

bahkan tidak mampu bicara sama sekali.


17
5) Pandangan terganggu pada salah satu atau kedua mata,sakit kepala

dan pusing.

6) Kesulitan berjalan atau mempertahankan posisi tubuh karena

adanya gangguan sistem koordinasi tubuh.

c. Etiologi Stroke

Sebagian besar stroke terjadi akibat kombinasi faktor penyebab

medis misalnya, peningkatan tekanan darah dan faktor penyebab perilaku

misalnya merokok (Udani, 2013).

1) Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa

darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga

menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut

juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis,

stroke trombotik dan stroke embolik.

2) Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan

menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak 25 dapat dipicu oleh

beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut

meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh

darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri

dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid (Wijaya,


18
2017)

d. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis stroke tergantung pada arteri serebral yang terkena,

fungsi otak dikendalikan atau diperantarai oleh bagian otak yang terkena,

keparahan kerusakan serta ukuran daerah otak yang terkena selain bergantung

pula pada derajat sirkulasi kolateral, manifestasi klinis pasien stroke juga sangat

beragam tergantung dari daerah yang terkena dan luasnya kerusakan jaringan

serebral (Mardjono, 2009). Pada stroke akut gejala klinis meliputi:

1) Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) yang

timbul secara mendadak karena lesi pada hemisfer yang

berlawanan.

2) Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan

3) Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letargi, stupor atau koma),

terjadi karena lobus temporalis medial mengalami infark.

4) Afasia (kesulitan dalam bicara).

5) Disatria (bicara cadel atau pelo)

6) Gangguan penglihatan, diplopia (penglihatan ganda) diakibatkan

karena gangguan jaras sensori primer diantara mata dan korteks

visual.

7) Apraksia/ ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang

dipelajari sebelumnya, terjadi karena gangguan peredaran darah ke

19
batang otak.

8) Verigo, mual, muntah dan nyeri kepala

e. Patofisiologi

Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti yang

terjadi pada stroke, di otak akan mengalami perubahan metabolik, kematian

sel dan kerusakan permanen (AHA, 2015). Pembuluh darah yang paling

sering terkena adalah arteri serebral dan arteri karotis interna yang ada di

leher (Guyton & Hall, 2014). Adanya gangguan pada peredaran darah otak

dapat mengakibatkan cedera pada otak melalui beberapa mekanisme, yaitu:

1) Penebalan dinding pembuluh darah (arteri serebral) yang menimbulkan

penyembitan sehingga aliran darah tidak adekuat yang selanjutnya akan

terjadi iskemik.

2) Pecahnya dinding pembuluh darah yang menyebabkan hemoragik.

3) Pembesaran satu atau sekelompok pembuluh darah yang menekan

jaringan otak.

20
4) Edema serebral yang merupakan pengumpulan cairan pada ruang

interstitial jaringan otak (Smeltzer & Bare, 2013).

Penyempitan pembuluh darah otak mula-mula menyebabkan perubahan

pada aliran darah dan setelah terjadi stenosis cukup hebat dan melampaui

batas krisis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Obtruksi suatu

pembuluh darah arteri di otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana

jaringan otak normal sekitarnya masih mempunyai peredaran darah yang baik

berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada.

f. Faktor Resiko Stroke

Faktor resiko stroke adalah faktor yang memperbesar kemungkinan

seseorang untuk menderita stroke, faktor ini terbagi menjadi faktor yang tidak

dapat diubah seperti genetik, jenis kelamin dan usia (Suwaryo et al., 2019).

Sedangkan faktor resiko yang bisa diubah adalah :

1) Perokok

2) Konsumsi alkohol

3) Diabetes mellitus

4) Peningkatan kolesterol

g. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaaan penunjang Menurut Junaidi (2011), dilakukan beberapa


21
pemeriksaan sebagai berikut :

1) Computed Tomography Scanning (CT scan) Memperlihatkan

secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan

otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.

2) Magnetic Resonance Imaging (MRI) Menentukan posisi dan

besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya

di dapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari

hemoragik.

3) Electrocardiograph (ECG) Menunjukkan grafik detak jantung

untuk mendeteksi penyakit jantung yang mungkin mendasari

serangan stroke serta tekanan darah tinggi.

4) Electroencephalogram (EEG) Melihat masalah yang timbul dan

dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls

listrik dalam jaringan otak.

5) Angiogram Membantu menentukan penyebab stroke secara

spesifik misalnya perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan

untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau

malformasi vaskuler.

6) Sinar x tengkorak Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng


22
pineal daerah yang berlawanan dari masa yang meluas, klasifikasi

karotis interna terdapat pada trombosis serebral, klasifikasi parsial

dinding aneurisma pada perdarahan subaraknoid.

h. Penatalaksanaan umum

Penatalaksanaan umum ini meliputi memperbaiki jalan napas dan

mempertahankan ventilasi, menenangkan pasien, menaikkan atau elevasi

kepala pasien 30º yang bermanfaat untuk memperbaiki drainase vena, perfusi

serebral dan menurunkan tekanan intrakranial, atasi syok, mengontrol tekanan

rerata arterial, pengaturan cairan dan elektroklit, monitor tanda-tanda vital,

monitor tekanan tinggi intrakranial, dan melakukan pemeriksaan pencitraan

menggunakan Computerized Tomography untuk mendapatkan gambaran lesi

dan pilihan pengobatan(Affandi & Panggabean, 2016). Berdasarkan

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) (2011)

penatalaksanaan umum lainnya yang dilakukan pada pasien stroke yaitu

meliputi pemeriksaan fisik umum, pengendalian kejang, pengendalian suhu

tubuh, dan melakukan pemeriksaan penunjang(PERDOSSI, 2011).

Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu berupa pemeriksaan tekanan darah,

pemeriksaan jantung, dan neurologi(Aprilia & Wreksoatmodjo, 2015).

Pengendalian kejang pada pasien stroke dilakukan dengan memberikan

diazepam dan antikonvulsan profilaksi pada stroke perdarahan intraserebral

23
dan untuk pengendalian suhu dilakukan pada pasien stroke yang disertai

dengan demam(Julianti, 2015).

2. Penanganan Awal

Pengenalan cepat dan reaksi terhadap tanda-tanda stroke dan keluhan pertama

kebanyakan pasien (95%) mulai sejak di luar rumah sakit(Setianingsih et al.,

2019). Hal ini penting bagi masyarakat luas dan petugas kesehatan profesional

(dokter umum dan resepsionisnya , perawat penerima telpon, atau petugas gawat

darurat) untuk mengenal stroke dan perawatan kedaruratan.(Hemphill et al., 2015).

The golden period merupakan waktu yang terbaik untuk memberikan pertolongan

kepada pasien stroke, setelah tiga jam kejadian awal stroke, diharapkan pasien

yang terserang stroke segera mendapatkan penanganan medis yang memadai untuk

mencegah cacat permanen bahkan kematian, sebelum pasien diantar kerumah

sakit, keluarga atau orang terdekat pasien perlu melakukan tindakan pertolongan

sementara untuk menyelamatkan nyawa pasien yaitu(Sari et al., 2019):

a. Tenangkan diri, periksa napasnya, jika tidak ada pergerakan segera

memanggil ambulance atau tenaga medis untuk memberikan pertolongan

kepada pasien sesegera mungkin di tempat kejadian.

b. Sebelum pertolongan medis datang, keluarga dapat melakukan pertolongan

awal dengan membaringkan pasien di tempat yang aman dan melakukan

prosedur sebagai berikut:


24
1) Baringkan dengan hati-hati di tempat tidur yang rata dan mengatur

posisi kepala (ditinggikan 300 ) sambil tubuh pasien diselimuti hingga

sebatas pundak

2) Jika pasien dalam kondisi sadar, tenangkan diri pasien sambil

menunggu pertolongan medis datang.

3) Jika stroke didahului jatuh sehingga menyebabkan perdarahan, hentikan

perdarahan dengan menekan pada bagian yang mengalami perdarahan

selama 5 menit.

4) Jika pasien memakai gigi palsu, maka lepaskan terlebih dahulu gigi

palsu tersebut untuk memudahkan jalan napas baginya.

c. Ketika seseorang diduga mengalami serangan stroke maka harus dilakukan

pengecekan sederhana yang disingkat FAST (Face, Arms, Speech, Time).

Segera diperhatikan wajah pasien apakah ada yang tertarik sebelah (tidak

simetris), meminta pasien mengangkat tangan, berbicara, serta

memperhatikan kapan dimulainya serangan itu. Apabila ditemukan wajah

yang tidak simetris, tangan yang tidak dapat diangkat dan bicara tidak

jelas, maka selanjutnya harus segera menghubungi petugas

kesehatan/mengirim pasien ke sarana kesehatan.

d. Jika pasien tidak sadar, maka Ketika pasien baru mengalami stroke

sebelum di antar ke rumah sakit, yang pertama kali dilakukan oleh

keluarga yaitu melakukan pertolongan darurat dengan cara membaringkan


25
pasien di suatu tempat yang rata dan keras, misalnya lantai atau kasur yang

keras sambil mengamati tanda- tanda visual pada diri pasien untuk

melakukan tindakan ABC (Airway, breathing and circulation).

1) Airway: Tindakan untuk memperlancar jalan napas pasien, dengan cara:

a) Membuka jalan napas pasien, dengan cara:

I. Meletakkan satu tangan penolong pada dahi korban, dan ujung telunjuk dan jari tengah

tangan yang lain diletakkan dibawah dagu pasien.

II. Gunakan tangan untuk mendorong kepala ke belakang dan ujung jari untuk mengangkat

dagu pasien dan menyokong rahang bawah.

b) Hilangkan sumbatan, jika ada sumbatan /obstruksi seperti gigi palsu,

makanan, cairan atau lidah yang jatuh kebelakang.

2) Breathing: Menambahkan pasokan oksigen lewat hidung/ mulut, dengan

cara:

a) Perhatikan gerakan dada, dengarkan aliran udara.

b) Membuka mulut pasien lebar- lebar, menempatkan mulut penolong

mengelilingi mulut korban

c) Menekan lubang hidung pasien sehingga hidungnya tertutup

d) Menghembuskan napas ke dalam mulut pasien hingga terlihat

pengembangan dada.

3) Chest compression

26
Sebelum melakukan chest compression (kompresi dada) perhatikan napas

pasien. Jika pasien tudak bernapas atau bernapas tidak normal maka segera lakukan

kompresi dada, dengan cara:

a) Berlutut disamping pasien

b) Tentukan titik kompresi, yakni di tulang dada setinggi kedua puting pada

laki- laki atau 1/3 bagian bawah tulang dada.

c) Lakukan kompresi dengan kedua tangan yang saling mengunci

d) Posisikan tubuh vertikal diatas pasien dengan lengan lurus dan manfaatkan

berat tubuh penolong sebagai tenaga agar tidak cepat lelah

e) Lakukan 30 kali kompresi dada secara berirama dan tepat dengan

kedalaman minimal 5 cm dan kecepatan lebih dari 100 kali/ menit

f) Kurangi istirahat selama melakukan kompresi

g) Setelah kompresi 30 kali berikan napas buatan dua kali.

h) Rasio yang dipakai 30: 2 baik untuk 2 penolong maupun 1 penolong.

i) Hentikan kompresi jika:

I. Bantuan telah datang

II. Penolong kelelahan

III. Pasien sadar atau meninggal

Penanganan stroke harus secepat mungkin stroke yang terlambat akan

berdampak mengakibatkan kelumpuhan luas dan gangguan pada kognitif, sehingga

diperlukan penanganan yang secepat mungkin untuk menurunkan angka cacat fisik
27
akibat stroke, namun jika pasien stroke dapat ditangani dengan benar dan dilakukan

golden time period penanganannya maka kemungkinan pemulihan akan lebih besar

dan pemulihan akan lebih baik atau tanpa cacat(Hariyanti, 2020). Pasien harus

segera diantar ke rumah sakit yang memiliki unit stroke agar dapat diberikan

penatalaksanaan yang tepat untuk meminimalkan resiko dan efek dari stroke yang

merugikan(Sakti Oktaria Batubara, 2010).

3. Pengetahuan Kelurga

a. Keluarga

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi

satu sama yang lain (Harmoko, 2012). Keluarga merupakan suatu ikatan atau

persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis

yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah

sendiri dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam

sebuah rumah tangga (Dion dan Betan, 2013). Keluarga adalah sekumpulan orang

dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional

serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman, 2013).

Keluarga memiliki tipe dan bentuk keluarga, diantaranya adalah:

28
1) Keluarga inti (Nuclear Family)

2) Keluarga Besar (Extended Family)

3) Keluarga bcrantai (Serial Family)

4) Keluarga duda / janda (Single Family)

5) Keluarga berkomposisi (Composite Family)

6) Keluarga kabitas (Cahabitation Family)

Keluarga mempunyai fungsi yang penting untuk setiap anggota keluarganya.

Fungsi keluarga menurut Dion dan Betan (2013), sebagai berikut:

1) Fungsi Afektif

Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan keberlangsungan unit keluarga

yang dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikologis anggota keluarga

2) Fungsi Sosialisasi

Merupakan fungsi yang melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.

3) Fungsi Ekonomi

Kebutuhan dalam keluarga mencakup kebutuhan makan, pakaian, tempat

berlindung yang aman dan nyaman (rumah). Keluarga dalam menjalani

fungsinya dengan mencari sumber penghasilan, serta menabung untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang seperti pendidikan anak

dan jaminan hari tua.

4) Fungsi Reproduktif

Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga,

dan keberlangsungan masyarakat. Komponennya adalah meneruskan keturunan,


29
memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga,

merawat keluarga.

5) Fungsi Perawatan Keluarga

Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar

tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

Selain itu, Harmoko (2012), menyatakan ada lima pokok tugas kesehatan keluarga

yaitu sebagai berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan atau kerjasama

antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Segenap apa yang

diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suriasumantri dalam Nurroh 2017).

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui

indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan

adalah berbagai macam hal yangdiperoleh oleh seseorang melalui panca indera.

Enam tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif. (Notoatmodjo, 2014), yakni:

30
1) Tahu (know)

Tahu atau mengetahui adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tingkat ini adalah pengetahuan tingkat mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang hal atau obyek yang

diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar.

Seseorang dalam tingkatan ini dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, memperkirakan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Kemampuan untuk menggunkan materi yang telah dipelajari pada kondisi dan

situasi yang sebenarnya atau nyata. Seseorang dapat menggunakan hukum-

hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.

Adapun faktor-faktor yang dapat memengaruhi pengetahuan, antara lain:

1) Faktor Internal

a) Umur

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berpikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011).
31
b) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is the best teacher),

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu merupakan cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan.

Pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapai pada masa lalu

(Notoadmodjo, 2010).

c) Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki. Sebaliknya semakin pendidikan yang kurang akan mengahambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan

(Nursalam, 2011).

d) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarganya (Menurut Thomas 2007, dalam Nursalam

2011). Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan berulang dan banyak tantangan (Frich 1996

dalam Nursalam, 2011). Seseorang berkerja dengan bidang yang berbeda ini akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan tiap individu.

32
e) Jenis Kelamin

Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki

maupun perempuan yang dikontruksikan secara sosial maupun kultural. Pemahaman

pengetahuan dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, karena persepsi laki-laki dan

perempuan sering berbeda.

2) Faktor Eksternal

a) Informasi

Menurut Long (1996) dalam Nursalam dan Pariani (2010) informasi merupakan

fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas. Seseorang yang

mendapat informasi akan mempertinggi tingkat pengetahuan terhadap suatu hal.

b) Lingkungan

Menurut Notoatmodjo (2010), hasil dari beberapa pengalaman dan hasil

observasi yang terjadi di lapangan (masyarakat) bahwa perilaku seseorang

termasuk terjadinya perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman-pengalaman

seseorang serta adanya faktor eksternal (lingkungan fisik dan non fisik)

c) Sosial Budaya.

Tingkat pengetahuan akan semakin tinggi apabila seseorang semakin tinggi

tingkat pendidikan dan status sosialnya

33
B. Tinjauan Islami

Di antara bidang ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah

kedokteran atau ilmu pengobatan. Tidak hanya bertutur tentang ilmu kesehatan atau

ilmu kedokteran, Al-Qur’an sendiri sejatinya merupakan petunjuk dan rahmat bagi

seluruh manusia, Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah swt. QS Yunus 57:

‫َي ا َأ ُّي َه ا ال َّن اُس َق ْد َج ا َء ْتُك ْم َم ْو ِع َظ ٌة ِم ْن َر ِّب ُك ْم َو ِش َف ا ٌء ِل َم ا ِف ي الُّص ُد و ِر‬

‫َو ُهًدى َو َر ْح َم ٌة ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن يَن‬

Terjemahnya:

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan

penyembuh penyakit (yang ada) dalam dada serta petunjuk dan rahmat bagi orang

yang beriman.

Dan untuk keluarga pentingnya untuk kita saling melindungi keluarga kita dari mara

dengan membacakan doa :

‫ َالَّلُهَّم ِإِّنْي َأْس َأُلَك اْلَع ْفَو َو اْلَع اِفَيَة ِفي ِد ْيِنْي َو ُد ْنَياَي َو َأْهِلْي‬،‫َالَّلُهَّم ِإِّنْي َأْس َأُلَك اْلَع ْفَو َو اْلَع اِفَيَة ِفي الُّد ْنَيا َو ْاآلِخَرِة‬

، ‫ َو َع ْن َيِم ْيِنْي َو َع ْن ِش َم اِلْي‬، ‫ َوِم ْن َخ ْلِفْي‬،‫ َالَّلُهَّم اْح َفْظِنْي ِم ْن َبْيِن َي َدَّي‬.‫َو َم اِلْي الَّلُهَّم اْس ُتْر َعْو َر اِتى َو آِم ْن َر ْو َع اِتى‬

34
‫ َو َأُع ْو ُذ ِبَع َظَم ِتَك َأْن ُأْغ َتاَل ِم ْن َتْح ِتْي‬، ‫َوِم ْن َفْو ِقْي‬

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan

akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam

agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu

yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah,

peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan

kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam)

35
C. Kerangka Konsep Penelitian

Di bawah ini dijelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti, sehingga

kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dampak positive :
Pengetahuan penanganan awal - kemungkinan
Stroke stroke oleh keluarga pemulihan akan
lebih besar
- pemulihan akan
lebih baik atau
Faktor yang
tanpa cacat
mempengaruhi :
Dampak negative :
- faktor pengalaman
-kelumpuhan luas
- faktor kemampuan
- gangguan pada
- fasilitas kesehatan
kognitif
- sistem rujukan dalam
memberikan pelayanan
awal stroke

Keterangan :

: Diteliti
: Tidak Diteliti

36
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literature

Literatur review merupakan teori, penemuan dan bajan penelitian yang dapat dijadikan

landasan kegiatan penelitian dalam menyusun kerangka dan perumusan masalah yang

ingin diteliti, keunggulan dari literatur revew yaitu temuan yang valid pada pada

semua fenomena yang spesifik (Latifah & Ritongan, 2020)

1. Analisis Masalah

Strategi yang digunakan dalam pencarian literatur revew menggunakan PICOST, yaitu

PICOST JENIS DATA

Population keluarga pada pasien stroke


Intrvention -
Comparation -
Output Penanganan awal stroke
Study Cross Sectional
Time 1 Januari 2018- 31 Desember 2022
Tabel 3.1
Format PICOST dalam Literature Review

2. Kata kunci dan database

Dalam pencarian jurnal menggunakan kata kunci (AND, OR NOT or AND

NOT) yang dipakai untuk lebih detail lagi dalam pencarian jurnal dan dapat

mempermudah pencarian jurnal yang diinginkan. Kata kunci yang digunakan

adalah dalam bahasa Inggris “Family Knowledge and Early Treatmen and
37
Stroke”. Sedangkan dalam bahasa Indonesia “Pengetahuan Keluarga dan

Penanganan Awal dan Stroke”

Database merupakan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.

Dimana data yang didapatkan tidak langsung terjun pengawasan, tetapi mengambil

data penelitian terdahulu yang telah terlaksana. Sumber data yang digunakan

menggunakan database Google Scholar dan PubMed yang berupa artikel atau

jurnal.

Kata Kunci

Pengetahuan Keluarga DAN Penanganan Awal DAN Stroke

Family Knowladge AND Early Treatmen AND Stroke

Tabel 3.2

Kata Kunci dalam pencarian Literatue Review

B. Kriteria Literature

Kriteria artikel yang akan dicari dan digunakan sebagai sumber literature review

disusun dalam bentuk kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi yang

disusun untuk mendapatkan artikel yang dipilih adalah:

1. Kriteria Inklusi

a. Diakses dari search engine Google Scholar dan PubMed.

b. Subjek keluarga pada pasien Stroke

c. Naskah fulltext berupa artikel dan jurnal

d. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

e. Tahun terbit 1 Januari 2018 sampai 31 Desember 2022.

38
2. Kriteria Ekslusi

a. Naskah dalam bentuk abstrak atau tidak dapat diakses.

b. Artikel tidak sesuai topik penelitian.

c. Artikel dengan bentuk naskah publikasi.

3. Penilaian Kualitas/Kelayakan

Penilaian kualitas literature menggunakan JBI Critical Appraisal (Penggunaan

alat menyesuauikan jenis study yang digunakan). Analisis kualitas atau kelayakan

menggunakan checklist daftar penilaian penelitian Cross Sectional dengan

beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi. Setidaknya literature yang

dapat digunakan adalah literature yang memiliki nilai minimal 50% untuk

memenuhi kriteria yang telah disepakati. Hasil studi literatur dari 2 database

dilakukan screening judul menyeluruh dengan menggunakan keyword

teridentifikasi, didapatkan beberapa artikel yang dianggap peneliti bisa

memberikan kontribusi data artikel terkait hasil yang ingin dicapai peneliti, brikut

rincian perolehan artikel dari 2 database.

a. Google Schola ada

b. PubMed ada

39
C. Seleksi Litererature (PRISMA)

1. Hasil Pencarian Artikel

Jumlah
Jumlah Artikel
Skrining yang Artikel dariArtikel
Jumlah Search Jumlah Artikel dari
Engine:
Identifikasiduplikat Google Scholar (n= database PubMed
setelah ceking
(n=9820) 9870) (n=36)
duplikasi

Jumlah Artikel setelah Jumlah Artikel yang


Kelayakan diskrining (inklusi) dieliminasi
(n=21 ) (n=29)

Jumlah Artikel yang


dieliminasi
(n=15)

Jumlah Artikel sesuai


uji kelayakan
Jumlah Artikel sesuai
Gambar 3.1uji
Diterima (n= 6)
kelayakan
Diagram
(n= 6) PRISMA

40
2. Proses Pengumpulan Data Literature Review

Penelitian ini proses pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut :

a. Penyusunan Literature Review sesuai topik yang telah disetujui antara

pembimbing dan mahasiswa.

b. Menentukan kata kunci dan kriteria literature yang digunakan menggunakan

PICOST.

c. Menentukan database yang akan digunakan.

d. Melakukan pennyisiraan literature menggunakan guideline PRISMA dan

penilaian kelayakan menggunakan JBI Critical appraisal.

e. Melakukan analisis literature dan pelaporan hasil literature

41
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pada penelitian ini dilakukan seleksi artikel dengan kata kunci yang
digunakan adalah dalam Bahasa Inggris “Stroke AND Early Treatment AND
Family Knowladge”. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia “Stroke dan
Penanganan awal dan Pengetahuan Keluarga”. Pengumpulan jurnal
menggunakan database Google berjumlah 9.870 jurnal dan menggunakan
database PubMed berjumlah 36 jurnal. Kemudian jurnal yang dapat diunduh
dilakukan ceking duplicate menggunakan mendeley terdapat 9820 jurnal yang
duplikasi, lalu dilakukan skrining menggunakan kriteria inklusi terdapat 21
jurnal yang sesuai.
Seluruh jurnal yang telah lolos skrining inklusi, kemudian masuk ke tahap
kelayakan. Pada tahap ini jurnal dilakukan uji kelayakan menggunakan JBI
Critical Appraisal Checklist For Analytical Cross Sectional Studies. Setelah
melakukan uji kelayakan, peniliti mendapatkan 6 artikel yang relevan dengan
topik penelitian ini. Jumlah rata-rata peserta adalah 40-65 responden. Setelah
dilakukan seleksi, artikel dikumpulkan dan dibuat ringkasan artikel yang meliputi
judul, nama penulis, tahun terbit, negara, bahasa, tujuan penelitian, jenis
penelitian, pengumpulan data, populasi atau jumlah sampel dan hasil.

1. Hasil rangkuman literature review


Hasil dari rangkuman jurnal yang sudah didapatkan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

42
Metode
Tujuan
No Judu Jenis Penelitian Pengumpulan P
Penelitian
l/ Data
P
e
n
u H
li
s/
T
a
h
u
n
1. Hub Untuk Pengumpulan
J data Populasi dalam Hasil penelitian
u mengetahui menggunakan penelitian menunjukan
n tingkat kuesioner dan adalah keluarga pengetahuan stroke
g pengetahuan dianalisa dengan anggota baik dengan
a keluarga menggunakan keluarga yang penanganan pre-
n tentang chi-square. mengalami hospital baik :
T penyakit stroke dan 19(54.3%)
i strok dengan dirawat di responen,
n penanganan RSUD Dr. H. penanganan pre
g pre-hospital. Soewondo hospital kurang :
k Kendal sejumlah 13(25.0% )
a 87 keluaga pengetahuan stroke
t dengan kurang dengan
P menggunakan penanganan pre-
e purposive hospital baik :
n sampling. 16(45.7) kurang
g baik: 39(75.0) nilai
e p value 0,005 (p<
t 0,05) yang artinya
a ada hubungan
h antara tingkat
u pengetahuan
a keluarga tentang
n penyakit stroke
43
K dengan penanganan
e pre-hospital
l
u
a
r
g
a
T
e
n
t
a
n
g
P
e
n
y
a
k
it
S
t
r
o
k
e
d
e
n
g
a
n
P
e
n
a
n
g
44
a
n
a
n
P
r
e
H
o
s
p
it
a
l.
Ainu
n
N
a

i
m
,
T
r
i
a
n
a
A
r
i
s
d
i
a
n
i,
H
e
r
45
m
a
n
t
o
.
2019
Metode
Tujuan
No Judu Jenis Penelitian Pengumpulan
Penelitian
l/ Data
P
e
n
u
li Hasil
s/
T
a
h
u
n
2. Hubun Penelitian ini Desain penelitian Alat pengumpulan Populasi dalamHasil penelitian
ga bertujuan yang digunakan data dengan penelitian ini menunjukkan 88%
n untuk adalah deskriptif menggunakan adalah keluarga responden dalam
Pe mengetahui korelasional dengan kuesioner yang pasien stroke penanganan pre-
ng hubungan antara pendekatan sudah di uji yang dirawat hospital kuang baik,
eta pengetahuan cross–sectional. validitas dan inap di RSKD dengan nilai p value
hu dan sikap reabilitas. Dadi dengan = 0,000 dan r
an keluarga dalam jumlah sampel =0,838 yang artinya
da memberikan sebanyak 79 dapat dikatakan
n penanganan orang dengan tedapat hubungan
awal tejadinya
Sik teknik non- kuat antara
stroke.
ap probability pengetahuan
Ke sampling jenis tentang faktor
lua accindental resiko dan gejala
rga sampling awal stroke dan
Da sikap keluarga pada
la penanganan awal
m stroke.
Me
46
lak
uk
an
Pe
na
ng
an
an
A
wa
l
Ke
jad
ian
Str
ok
e.
Muha
m
ma
Ab
u
La
Ma
sah
ud
din
.
2022

47
Metode
Tujuan
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi Hasil
Penelitian
Data
3. Hubungan Pengetahuan Indonesia Indonesia Untuk Jenis penelitian Pengumpulan Populasi dalam Hasil uji statistik
dan Sikap Keluarga mengetahui yang digunakan data dilakukan penelitian ini diperoleh hasil
Terhadap Kemampuan hubungan adalah dengan alat ukur adalah 75 keluarga pasien yang
Deteksi DiniSerangan pengetahuan kuantitatif, kuesioner keluarga dengan memiliki
Stroke Isekemik Akut dan sikap dengan metode kemudian diolah pasien stroke pengetahuan dan
pada penanganan Pre keluarga Deskriptif menggunakan sikap yang baik
Hospital terhadap Analisis dengan uji chi squere sebanyak 21(72,4%),
keluarga pasien yang
Lisa Mustika Sari kemampuan menggunakan
memiliki sikap
Almudriki deteksi dini desain
keluarga yang kurang
2019 serangan penelitian Cross baik 25(54,3%) hasil
stroke sectional uji statistik diperoleh
hasil p value = 0,013
maka dapat
disimpulkan bahwa
ada hubungan
bermakna antara
pengetahuan
terhadap deteksi dini
serangan stroke

48
Metode
Tujuan
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi Hasil
Penelitian Data
4. Hubungan Pengetahuan Indonesia Indonesia Penelitian ini Penelitian ini Menggunakan Responden yang Hasil analisis
Keluarga dan Perilaku bertujuan menggunakan wawancara diteliti sebanyak bivariat
Keluarga pada untuk rancangan kepada 77 orang yaitu menunjukkan
Penanganan Awal mengetahui deskriptif responden dan keluarga dari perilaku keluarga
Kejadian Stroke hubungan korelasional menggunakan pasien saat pada penanganan
Marina T.N Rosmary antara dengan daftar serangan stroke awal stroke kurang
Fitria Handayani pengetahuan pendekatan pertanyaan berlangsung. baik sebanyak
2020 keluarga cross- sectional (kuesioner). 79,2%, maka ada
dengan hubungan antara
perilaku pengetahuan
keluarga pada keluarga tentang
penanganan faktor resiko dan
awal kejadian perilaku keluarga
stroke. pada penanganan
awal stroke sebesar
p = 0,000 (p< 0,05)

49
Metode
Tujuan
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi Hasil
Penelitian Data
5. Hubungan Pengetahuan Indonesia Indonesia Untuk Cross Sectional Purposive Untuk Temuan dari
Keluarga dengan mengetahui sampling populasinya penelitian ini
Penanganan Awal hubungan Dengan penelitian ini didapatkan hasil
Kejadian Stroke di Rsud pengetahuan wawancara menggunakan pengetahuan keluarga
Prof. Dr. Aloei Saboe dan prilaku teknik pasien stroke baik
Sri Elisa Nento keluarga Purposive dengan jumlah 45
Harismayanti dengan Sampling responden (67,2%),
Fadli Syamsuddin. penanganan dengan jumlah penanganan awal
2022 awal kejadian sampel 67
keluarga pada
stroke. keluarga pasien
stroke di RSUD
pasien stroke
Prof. Dr. Aloei kurang dengan
Saboe. jumlah 41
responden (61,2%).
Hasil uji analisis
chi-square
didapatkan nilai p-
value = 0.000 < α
0,05, maka dapat
disimpulkan adanya
hubungan
pengetahuan
keluarga dengan
penanganan awal
pasien stroke
.

50
Metode
Tujuan
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi Hasil
Penelitian Data
6. Early Hospital Arrival Cina Inggris Untuk Cross Purposive Untuk Temuan dari
After Acute Ischemic mengidentifi Sectional sampling populasinya penelitian ini
Stroke Is Associated kasi faktor- Dengan penelitian ini didapatkan hasil
With Family Members’ faktor yang wawancar menggunakan penanganan pre-
Knowledge About berhubungan a teknik hospital baik
Stroke dengan Purposive sebanyak
Rongyu Wang,Zhiqiang ketelambatan Sampling 267(14.98%),
Wang,Dongdong Yang, pre- hospital dengan jumlah penanganan pre-
Jian Wang, Chongji dan sampel 1,782 hospital kurang baik
Gou, mengetahui pasien stoke sebanyak 722
Yaodan Zhang, Liulin dampak yang berada di (40.52%) maka
Xian, and Qingsong perilaku Rumah Sakit dapat disimpulkan
Wang anggota Umum adanya hubungan
2021 keluarga Chengdu Cina pengetahuan dan
terhadap sikap perilaku
keterlambata keluaga terhadap
n pasien penanganan awal

51
Berdasarkan hasil penelusuran Literature review terlihat pada tabel

diapatkan 6 jurnal dengan menggunakan bahasa indonesia. Tujuan dari enam

jurnal yaitu untuk mengetahui persamaan pengetahuan dan perilaku keluarga

dengan penanganan awal kejadian stroke. Analisis dari semua jurnal didapatkan

bahwa jurnal menggunakan studi cross-sectional, subjek yang digunakan adalah

keluarga dengan pasien stroke serta instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah

kuesioner. Jumlah responden pada jurnal yang pertama yaitu 87, jurnal kedua 79, jurnal

ketiga 75, jurnal keempat 77, jurnal kelima 67, jurnal keenam 1,782 responden yang

menderita penyakit stroke. Hasil dari 6 jurnal mengatakan terdapat hubungan antara

pengetahuan keluarga dengan penanganan awal kejadian stroke.

2. Distibusi frekuensi jurnal

a. Pengetahuan dan perilaku

Terdapat tiga jurnal yang membahas mengenai hubungan antara

pengetahuan keluarga dan perilaku keluarga pada penanganan awal kejadian

stroke. Berdasarkan penelitian Marina T dkk (2020) menjelaskan bahwa perilaku

keluarga kurang baik pada penanganan awal stroke sebanyak 58,44% dapat

dilihat dari keluarga yang tidak melakukan penilaian pasien dengan metode FAST

sebanyak 93,5%. Berdasarkan pengujian menggunakan uji spearman rank

menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05). Korelasi antar kedua variabel kuat

dan arah korelasi positif (r= 0,839). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan

antara pengetahuan keluarga dengan periku keluarga pada

penanganan awal kejadian stroke.

52
Sri Elisa Nento(2022)memaparkan dalam penelitiannya populasi yang

digunakan adalah 67 responden dengan keluarga pasien stroke di RSUD Prof.Dr.

Aloe Saboe. Dalam jurnal penelitian menunjukan hubungan Tingkat pengetahuan

keluarga terhadap penanganan awal kejadian stroke diperoleh Tingkat

pengetahuan baik 14 responden (20,9%) dengan penanganan awal stroke baik dan

tidak ada responden dengan kurang. Pengetahuan cukup 12 responden (17,9%)

penanganan awal baik dan 33 Responden (49,3%) kurang. pengetahuan kurang

dengan 8 responden (11,9%) penanganan awal kurang dan tidak ada kategori baik.

Hubungan pengetahuan keluarga dengan penanganan awal kejadian stroke

menunjukkan berdasarkan uji Chi-square didapatkan nilai p value = 0.000 yang

artinya ada Hubungan pengetahuan keluarga terhadap penanganan awal kejadian

stroke.

Rongyu Wang dkk (2021) memaparkan pada penelitannya Waktu timbulnya

gejala didefinisikan sebagai waktu kapan gejala terkait stroke pertama kali terjadi.

Penundaan pra-rumah sakit didefinisikan sebagai periode dari onset gejala hingga

awal didokumentasikan waktu di departemen darurat atau umum departemen

rumah sakit yang berpartisipasi. Penundaan pra-rumah sakit dibagi menjadi 4,5

jam atau lebih dan 6 jam atau lebih menunda. Waktu keputusan didefinisikan

sebagai periode dari gejala mulai menjangkau layanan medis. Untuk hasil dari

jurnal didapatkan hasil penanganan pre- hospital baik sebanyak 267(14.98%),

penanganan pre-hospital kurang baik sebanyak 722 (40.52%) maka dapat

disimpulkan adanya hubungan pengetahuan dan sikap perilaku keluaga terhadap

penanganan awal.

53
b. Pengetahuan dan sikap

Terdapat dua jurnal yang membahas mengenai hubungan antara

pengetahuan dan sikap keluarga dalam penanganan awal kejadian stroke,

penelitian oleh Muhammad Abu dkk (2021) memaparkan Sikap yang didasari

pengetahuan lebih optimal dibandingkan tanpa didasari pengetahuan. Secara teori

perubahan sikap seseorang terdiri dari 3 tahapan yaitu pengetahuan,sikap dan

tindakan (Notoadmojo,2010). Sebelum mengadopsi sikap baru seseorang terlebih

dahulu harus mengetahui manfaat sikap bagi diri sendiri dan keluarga. Setelah itu

proses yang dilakukan adalah memberikan penilaian sikap terhadap rangsangan

atau objek kesehatan tersebut sesuai dengan yang diketahui, pengetahuan akan

membentuk suatu sikap. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan sikap keluarga dengan nilai p=0.000 dan r= 0,838.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan

perilaku keluarga dalam melakukan penanganan awal stroke dengan kekuatan

korelasi antar kedua variabel kuat dan menunjukkan arah korelasi positif dimana

semakin tinggi pengetahuan maka semakin baik perilaku keluarga.

Lisa Mustika Sari dkk (2019) memaparkan Sikap pada umumnya berkaitan

dengan sikap sehat, yang memiliki pengertian merupakan sikap yang didasarkan

pada prinsip-prinsip kesehatan dimana hal tersebut didapat dari proses belajar.

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, pandangan dan

ketrampilan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sikap atau sikap tertentu

(Machfoedz, 2005). Perubahan sikap dalam kehidupan manusia menurut teori

Bloom dalam (Notoadmodjo 2007) terjadi melalui tiga tahap. Tahap pertama

54
adalah pengetahuan yang merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Tahap kedua adalah sikap yang

merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus sehingga tidak dapat langsung dilihat. Sikap merupakan kesiapan untuk

bertindak tetapi bukan merupakan suatu tindakan. Tahap ketiga adalah

pelaksanaan dari apa yang disikapi seseorang, terwujud dalam tindakan nyata

yang merupakan bentuk dari sikap. (Notoadmodjo 2007) Berdasarkan uji analisa

hubungan sikap keluarga terhadap kemampuan deteksi dini (tanda dan gejala)

pada pasien stroke iskemik di ruang IGD RSSN Bukittinggi di peroleh hasil 29

orang responden yang memiliki sikap baik dalam kemampuan deteksi dini ( tanda

dan gejala) baik adalah 21 orang responden (72,4%) sedangkan keluarga yang

memiliki sikap kurang baik dalam kemampuan deteksi dini (tanda dan gejala) baik

adalah 25 orang responden (54,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,013

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara sikap keluarga

dengan kemampuan deteksi dini (tanda dan gejala) pada pasien stroke iskemik di

ruangan IGD RSSN Bukittinggi tahun 2018.

c. Pengetahuan tentang penyakit stroke

Dalam penelitian Ainun Na’im dkk (2019) memaparkan Pengetahuan

tentang penyakit stroke dan penanganan di rumah (pre-hospital) menjadi penting

karena dapat mengurangi angka kematian dan meminimalkan gangguan

neurologis yang terjadi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan keluarga tentang penyakit stroke dengan penanganan pre-hospital di

RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Pendidikan terutama yang diperoleh secara

55
formal akan lebih mengeksplore dan memudahkan akses untuk mendapatkan

informasi tentang stroke sehingga memungkinkan pengetahuan yang dimiliki

lebih baik (Obembe, 2014). Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2017)

tentang pengetahuan keluarga berperan terhadap keterlambatan kedatangan pasien

stroke iskemik akut di Instalasi Gawat Darurat didapatkan hasil bahwa

penanganan keluarga yang membawa pasien stroke lebih dari 3 jam mayoritas

berpendidikan SD sebanyak 27 (46,5%) responden. Hasil penelitian ini

menunjukkan pengetahuan stroke baik dengan penanganan pre-hospital baik

sebanyak 19 (54.3%), penanganan prehospital kurang sebanyak 13 (25.0%).

Sedangkan pengetahuan stroke kurang dengan penanganan pre-hospital baik

sebanyak 16 (45.7%), penanganan pre-hospital kurang sebanyak 39 (75.0%).

Berdasarkan analisis hasil penelitian dengan uji square di peroleh hasil nilai P =

0,005 dengan signifikasi (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan pengetahuan keluarga tentang stroke dengan penanganan prehospital.

B. Pembahasan

Review ini bertujuan untuk menganalisa adanya hubungan tingkat

pengetahuan keluarga terhadap awal penanganan kejadian stroke, Stroke

merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang akibat adanya gangguan fungsi

otak secara cepat baik fokal maupun global karena pecahnya pembuluh darah

maupun sumbatan pada pembuluh darah di otak denganberlangsungnya gejala

selama 24 jam atau lebih (World Health Organization, 2016). Stroke

menyebabkan 6 kematian setiap 60 detik dan dalam setiap 60 detik dapat terjadi

30 insiden stroke yang baru diseluruh dunia. American Heart Association

56
(AHA)tahun 2016, Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan beban

akibat stroke tersebut adalah dengan memberikan tindakan atau penanganan

segera pada saat serangan pertama pada pasien stroke (Utaminingsih, 2015).

Pentingnya penanganan pada orang stroke yaitu mengurangi angka kematian dan

mencegah cidera, salah satu cara yang mudah digunakan pada penanganan stroke

pre hospital adalah dengan metode Fast, Arms, Speech dan Time (FAST). Metode

FAST digunakan untuk menilai adanya gejala gangguan pada otot wajah,

kelemahan anggota gerak dan adanya gangguan bicara. Semakin baik pengetahuan

seseorang tentang stroke maka penanganan terhadap anggota keluarga yang

terkena serangan stroke semakin baik pula. Hal ini disebabkan karena

pengetahuan merupakan salah satu faktor utama seseorang dalam memberikan

tindakan atau pertolongan pertama yang tepat untuk penderita serangan stroke.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rini & Indarwati(2010) yang meneliti

tentang tingkat pengetahuan keluarga dan kesiapan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang menderita stroke di desa Kebak Kramat Karanganyar

menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang

stroke dengan kesiapan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita

stroke. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Green dalam

Notoadmodjo (2012: 178-179).

Menurut penelitian Muhammad Abu(2022) Adanya pengetahuan tentang

faktor resiko dan gejala stroke memiliki hubungan kuat dengan sikap keluarga

dalam melakukan penanganan awal stroke. Sehingga bisa dikatakan bahwa

57
semakin banyak pengetahuan seseorang maka sikap yang ditunjukkan dalam

melakukan tindakan juga semakin optimal.

Marina T.(2020) Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara pengetahuan dan perilaku keluarga pada penanganan awal kejadian stroke

dengan kekuatan korelasi antar kedua variabel kuat dan menunjukkan arah

korelasi positif dimana semakin tinggi pengetahuan maka semakin baik perilaku

keluarga. Bagi keluarga dan masyarakat meningkatkan kesadaran untuk segera

membawa pasien ke rumah sakit, karena gold period untuk penanganan pasien

stroke adalah 3 jam dan time is brain. Keluarga disarankan meningkatkan

pengetahuan dengan cara aktif mencari informasi melalui petugas kesehatan dan

media lain.

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka sebagian artikel menyimpulkan

bahwa terdapat hubungan pengetahuan keluarga terhadap penanganan awal

kejadian stroke, apabila pengetahuan baik maka penanganan kejadian stroke akan

tepat, sedangkan sebaliknya jika pengetahuan keluarga kurang maka penanganan

awal stroke akan tidak tepat atau terlambat.

58
C. Keterbatasan Literature Review

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian literature review yang telah dilakukan

sesuai prosedur ilmiah, namun demikian pula masih banyak kerbatasan di dalam

proses penelitian ini yaitu peneliti sedikit mengalami kesulitan dalam pencarian

jurnal di beberapa database seperti Pubmed karena Kurangnya literature yang

diperoleh dalam Bahasa Inggris dan banyak yang tidak masuk dikreteria inklusi,

artikel yang ditemukan rata-rata tidak sesuai dengan topik penelitian, banyak

literature yang tidak mencantumkan variable perancu dan banyak jurnal yang

berbayar serta tidak dapat di download oleh peneliti

59
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil literature review di atas, menunjukkan bahwa adanya

hubungan pengetahuan keluarga pada penanganan awal kejadian stroke dengan

kekuatan korelasi antar variabel kuat dan menunjukkan arah korelasi positif

dimana semakin tinggi pengetahuan maka semakin baik prilaku untuk

penanganan awal. Bagi keluarga diharapkan meningkatkan kesadaran untuk

segera membawa pasien kerumah sakit, karena waktu yang tepat untuk

penanganan pasien stroke adalah 3 jam, jika semakin lama menunda penanganan

maka semakin banyak sel- sel otak yang rusak, maka dari itu keluarga disarankan

untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara aktif mencari informasi melalui

petugas kesehatan dan sarana informasi lainnya sehingga dapat mengetahui lebih

luas tentang faktor resiko, gejala awal, dan cara penanganan penyakit stroke.

B. Saran

Berdasarkan hasil literature review ini diharapkan, peneliti menyarankan

untuk dapat mengembangkan penelitian ini ,memberikan asuhan keperawatan

dan meneliti secara langsung serta lebih spesifik mengenai pengetahuan

penanganan awal pada pasien stroke.

60
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, I. G., & Panggabean, R. (2016). Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada

Stroke. Cdk-238, 43(3), 180–184.

Aprilia, M., & Wreksoatmodjo, B. (2015). Pemeriksaan Neurologis pada Kesadaran

Menurun. Cdk-233, 42(10), 780–786.

Hariyanti. (2020). hubungan pengetahuan keluarga dan perilaku pada penanganan awal

kejadian stroke. 3(1), 32–39.

Hemphill, J. C., Greenberg, S. M., Anderson, C. S., Becker, K., Bendok, B. R., Cushman,

M., Fung, G. L., Goldstein, J. N., MacDonald, R. L., Mitchell, P. H., Scott, P. A.,

Selim, M. H., & Woo, D. (2015). Guidelines for the Management of Spontaneous

Intracerebral Hemorrhage: A Guideline for Healthcare Professionals from the

American Heart Association/American Stroke Association. Stroke, 46(7), 2032–2060.

https://doi.org/10.1161/STR.0000000000000069

Julianti, N. (2015). Haemorrhagic Stroke on Elderly Man With Uncontrolled Hypertension.

Jurnal Agromedicine, 2(1), 32–38.

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1261

Kemenkes RI. (2018). Stroke Dont Be The One (p. 10).

Murtaqib. (2018). Analisis Faktor Penanganan Yang Mempengaruhi Keterlambatan Dalam

Mengatasi Pasien stroke Saat Merujuk ke RSUD JombaMurtaqib. (2016). Analisis

Faktor Penanganan Yang Mempengaruhi Keterlambatan Dalam Mengatasi Pasien

stroke Saat Merujuk ke RSUD Jombang. Hes. Hesti Wira Sakti, 4, 1–12.

PERDOSSI. (2011). Guideline Stroke 2011. Perdossi, 49–50.

61
Rachmawati, D., Andarini, S., & Ningsih, D. (2017). Pengetahuan Keluarga Berperan

terhadap Keterlambatan Kedatangan Pasien Stroke Iskemik Akut di Instalasi Gawat

Darurat The Effect of Family Knowledge on Acute Ischemic Stroke Patients ’ Arrival

Delay at Emergency. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29(04), 369–376.

http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/1783

Rosmary, M. T. N. (2019). Hubungan Pengetahuan Keluarga Dan Perilaku Keluarga Pada

Penanganan Awal Kejadian Stroke. Departemen Ilmu Kedokteran, Fakultas

Kesehatan, Universitas Diponegoro.

Sakti Oktaria Batubara, F. T. (2010). Hubungan Antara Penanganan Awal Dan Kerusakan

Neurologis Pasien Stroke. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of

Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010, 5(2), 105–114.

file:///C:/Users/User/Downloads/104251-ID-hubungan-antara-penanganan-awal-dan-

luas.pdf

Sari, L. M., Yuliano, A., & Almudriki, A. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap

Keluarga Terhadap Kemampuan Deteksi Dini Serangan Stroke Iskemik Akut Pada

Penanganan Pre Hopsital. In JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health

Journal) (Vol. 6, Issue 1). https://doi.org/10.33653/jkp.v6i1.241

Setianingsih, S., Darwati, L. E., & Prasetya, H. A. (2019). Study Deskriptif Penanganan

Pre-Hospital Stroke Life Support Pada Keluarga. Jurnal Perawat Indonesia, 3(1), 55.

https://doi.org/10.32584/jpi.v3i1.225

Siswanti, H. (2021). kenali tanda gejala stroke. In ‫ثبثبثب‬: Vol. ‫( ث ققثق‬Issue ‫)ثق ثقثقثق‬.

Suwaryo, P. A. W., Widodo, W. T., & Setianingsih, E. (2019). The Risk Factors That

62
Influence the Incidence of Stroke. LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal,

11(4), 251–260.

Wardhani, N. R., & Martini, S. (2014). Faktor yang berhubungan dengan pengetahuan

tentang stroke pada pekerja institusi pendidikan tinggi. Universitas Airlangga, 2, 13–

23. https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/download/149/23

63
LAMPIRAN

64
Lampiran 1 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional

Reviewer : Hanny Puspita Sari Tanggal : 12 Agustus


Penulis : Ainun Na’im dkk Tahun : 2023

Nomor :1

JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDA TIDAK TIDAK
YA
K JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
4. tentang penentuan kriteria dalam √
uji validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang faktor atau variabel √
perancu?
Apakah terdapat penjelasan
6. tentang cara mengatasi faktor atau √
variable perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima

: Ditolak

Keterangan : Diterima

65
Lampiran 2 : Tool Critical Appraisal Penelitian: Cross Sectional

Reviewer : Hanny Puspita Sari Tanggal : 12 Agustus


Penulis : Muhammad Abu, La Tahun : 2023
Masahudin Nomor :2

JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan tentang
4. penentuan kriteria dalam uji √
validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan tentang
5. √
faktor atau variable perancu?
Apakah terdapat penjelasan tentang
6. cara mengatasi faktor atau variable √
perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima

: Ditolak

Keterangan : Diterima

66
Lampiran 3 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional

Reviewer : Hanny Puspita Sari Tanggal : 12 Agustus


Penulis : Lisa Mustika S, Almudriki Tahun : 2023

Nomor :3

JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
4. tentang penentuan kriteria dalam √
uji validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang faktor atau variabel √
perancu?
Apakah terdapat penjelasan
6. tentang cara mengatasi faktor atau √
variable perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓:: Diterima

: Ditolak

Keterangan : Diterima

67
Lampiran 4 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional

Reviewer : Hanny Puspita Sari Tanggal : 12 Agustus


Penulis : Marina T dkk Tahun : 2023

Nomor :4

JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
4. tentang penentuan kriteria dalam √
uji validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang faktor atau variabel √
perancu?
Apakah terdapat penjelasan
6. tentang cara mengatasi faktor atau √
variable perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima

: Ditolak

Keterangan : Diterima

68
Lampiran 5: Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional

Reviewer : Hanny Puspita Sari Tanggal : 13 Agustus


Penulis : Sri Elisa Nento dkk Tahun : 2023

Nomor :5

JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. pada √
artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
tentang
4. penentuan kriteria dalam uji √
validitas
reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang √
faktor atau variabel perancu?
Apakah terdapat penjelasan
tentang cara mengatasi faktor atau
6. √
variabel
perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima

: Ditolak

Keterangan: Diterima

69
Lampiran 6 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional

Reviewer : Hanny Puspita Sari Tanggal : 13 Agustus


Penulis : Rongyu Wang dkk Tahun : 2023

Nomor : 6

JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. pada √
artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
tentang
4. penentuan kriteria dalam uji √
validitas
reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang √
faktor atau variabel perancu?
Apakah terdapat penjelasan
tentang cara mengatasi faktor atau
6. √
variabel
perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima

: Ditolak

Keterangan: Diterima

70
71
72

Anda mungkin juga menyukai