PROGRAM STUDI
PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
BADUNG
2018
SKRIPSI
PROGRAM STUDI
PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2018
SKRIPSI
PROGRAM STUDI
PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Mengetahui
Ketua Program Studi Perekam dan Informasi Kesehatan
Fakultas Iimu Kesehatan, Sains danTeknologi
Universitas Dhyana Pura
Ketua :
Anggota :
NIM : 14120901012
Apabila kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam tulisan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Medis Rawat Inap Terhadap Pelaporan Rumah Sakit Dan Klaim BPJS Di Rumah
Penulis meyakini bahwa seluruh tahapan proses penyusunan skripsi ini tidak
akan dapat berjalan lancar dan maksimal tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Bapak Dr. dr. Made Nyandra, Sp.K.J., M.Repro FIAS selaku Rektor
2. Bapak Dr. dr. Bambang Hadi Kartiko, MARS selaku Dekan Fakultas Ilmu
skripsi.
3. Bapak dr. Agus Donny Susanto, MARS selaku kaprodi Perekam dan Informasi
5. Para dosen di Universitas Dhyana Pura Bali yang telah memberikan bekal ilmu
6. Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah dr. T.C Hilers Maumere yang
telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian beserta seluruh
keluarga besar Rumah Sakit Umum Daerah dr. T.C Hilers Maumere
dan kerjasama yang baik yang telah diberikan dan semoga dapat menjadikan
7. Teristimewa kepada orang tua yaitu Bapak Bernadus Bola dan Mama Yudith
Amamoat yang selalu mendoakan dan mendukung saya secara moral maupun
8. Kakak Servi dan keempat adik saya Rin, Rosi, Ronal,Riko, sahabat Susen serta
seluruh keluarga besar yang sudah memberikan dukungan dan motivasi selama
ini dan seluruh pihak yang sudah membantu penulis dalam pembuatan skripsi
penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
banyak kekurangan, untuk itu penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................i
HALAMAN PRASYARAT GELAR ...........................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ......................................iv
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................................v
UCAPAN TERIMAKASIH ..........................................................................vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN ...............................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xv
ABSTRAK ......................................................................................................xvii
ABSTRACT ....................................................................................................xviii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Teori.............................................................................45
Gambar 3.2 Kerangka Konsep..........................................................................46
DAFTAR TABEL
Lampiran 1 Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. T.C
Hillers Maumere
Lampiran 2 Alur Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Lampiran 3 : SOP Pengisian Rekam Medis RSUD dr. T.C Hillers Maumere
Lampiran 5 : Uraian Tugas Pengadministrasi Billing Rawat Inap RSUD dr. T.C
Hillers Maumere
2017
Maumere
ABSTRAK
Rekam medis adalah catatan dan dokumen yang berisikan identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada
fasilitas pelayanan kesehatan. Semakin cepat rekam medis pasien pulang rawat
inap dikembalikan ke Unit Rekam Medis, semakin cepat proses pengolahan rekam
medis. Data studi pendahuluan di RSUD dr. T.C Hillers Maumere, menunjukkan
tingginya jumlah keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap, sehingga
dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana dampak dan tindak lanjut
keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap terhadap pelaporan rumah
sakit dan klaim BPJS.
Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rekam Medis dan Unit Klaim BPJS
RSUD dr. T.C Hillers Maumere. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik kualitatif dengan jenis penelitian potong lintang. Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 10 orang dan seluruh rekam medis yang dikembalikan pada bulan
Maret berjumlah 781 rekam medis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlambatan pengembalian rekam
medis rawat inap mengakibatkan keterlambatan dalam pembuatan pelaporan,
khususnya pelaporan RL 4a dan pelaporan RL 5.3 dengan rata-rata waktu
keterlambatan pengiriman pelaporan mencapai 2 bulan. Selain itu berdampak
terhadap keterlambatan proses klaim mencapai 2 bulan dari waktu yang telah
ditentukan dengan persentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan keterlambatan pengembalian
rekam medis rawat inap sangat berdampak terhadap pelaporan dan klaim BPJS.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai salah satu bagian
pelayanan kesehatan yang secara garis besar dapat memberikan pelayanan yang
bermutu tinggi kepada pasien[ CITATION Und09 \l 1033 ] . Rumah sakit memiliki
penunjang medik, dan non medik. Adapun pelayanan dari penunjang medik
seperti halnya rekam medis pasien yang menjadi aspek penting dalam pelayanan
Rekam medis adalah catatan dan dokumen yang berisikan identitas pasien,
sebagai sub sistem dari sistem informasi rumah sakit secara keseluruhan yang
memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan mutu dan pelayanan rumah
yang dilaksanakan guna mencapai pelayanan cepat, akurat dan tepat waktu,
kesehatan sampai dengan pasien keluar dari rumah sakit, sehingga menghasilkan
dilakukan diantaranya adalah coding dan indexing [ CITATION Sil14 \l 1033 ]. Salah
medis rawat inap ke bagian Instalasi rekam medis dengan tepat waktu [CITATION
nof16 \l 1033 ]. Semakin cepat rekam medis pasien pulang rawat inap
dikembalikan ke unit rekam medis, semakin cepat proses pengolahan rekam medis
[ CITATION Sil14 \l 1033 ] . Pengembalian rekam medis rawat inap merupakan sistem
yang cukup penting di unit rekam medis, karena pengembalian rekam medis
dimulai dari rekam medis berada di ruang perawatan sampai dengan rekam medis
kembali ke unit rekam medis sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
RSUD dr. T.C Hillers Maumere adalah rumah sakit tipe C yang memiliki
peran sebagai rumah sakit rujukan Kabupaten Sikka dan Flores bagian timur.
Secara umum indikator pelayanan rawat inap rumah sakit RSUD dr. T.C Hillers
Maumere meliputi, BOR mencapai 55,8%, ALOS mencapai 4,2 hari, TOI
mencapai 3,6 hari, BTO mencapai 45,3 kali, GDR mencapai 70,1 permil dan
NDR mencapai 40.3 permil (laporan tahunan RSUD dr. T.C Hillers Maumere,
2017). Dalam penyimpanan rekam medis, RSUD dr. T.C Hillers Maumere
rawat inap dan rawat jalan terpisah. Pengembalian rekam medis rawat inap ke
bagian assembling di RSUD dr. T.C Hillers Maumere dilakukan oleh petugas
administrasi billing ruang rawat inap. RSUD dr. T.C Hillers Maumere
menerapkan beberapa standar pelayanan, diantaranya adalah SPO no
medis diisi secara lengkap dan jelas oleh dokter, perawat maupun petugas medis
2x24 jam setelah pasien keluar rumah sakit baik sehat ataupun meninggal.
Peneliti melakukan studi pendahuluan pada Instalasi rekam medis RSUD dr.
T.C Hillers Maumere, dan memperoleh data distribusi rekam medis dari rawat
inap pasien umum, SKTM dan JKN periode April-Juni 2017, dengan jumlah
rekam medis sebesar 1969 rekam medis. Rekam medis yang dikembalikan tepat
waktu sebesar 114 (5,78%) dan rekam medis yang terlambat dikembalikan sebesar
medis diperoleh dari laporan KLPCM di RSUD dr. T.C Hillers Maumere, belum
mencapai target sasaran 2x24 jam sesuai dengan yang ditetapkan dalam SPO.
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Analisis Dampak Dan Tindak
Pelaporan Rumah Sakit Dan Klaim BPJS Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. T.C
Hillers Maumere”
rumah sakit dan Klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere?
Penelitian ini memiliki tujuan yang sejalan dengan rumusan masalah, antara
lain:
terhadap
pelaporan rumah sakit dan klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere.
rumah sakit dan Klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere.
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan bagi pihak rumah
rekam medis.
2. Bagi peneliti
sakit dengan menerapkan teori yang peneliti peroleh dari institusi pendidikan.
Sebagai referensi untuk dasar atau acuan dalam pendalaman materi untuk
TINJAUAN PUSTAKA
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat [ CITATION Und09 \l 1033 ]. Seiring
berjalannya waktu, rumah sakit mulai berkembang hingga menjadi bentuk yang
kompleks seperti sekarang. Saat ini rumah sakit menjadi salah satu institusi
Upaya ini merupakan fungsi utama dari rumah sakit pada umumnya[CITATION
Mud17 \l 1033 ].
berikut:
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
2. Rumah sakit merupakan satu sistem atau bagian dari sistem pelayanan
3. Rumah sakit merupakan tempat rujukan kesehatan yang melayani pasien rawat
jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis pelayanan medis serta
penunjang medis dalam suatu pelayanan rumah sakit [ CITATION Set13 \l 1033 ].
sebagai berikut:
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
eksternal rumah sakit. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi
yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat
JUKNIS SIRS revisi VI 2011, pelaporan SIRS terdiri dari pelaporan yang bersifat
terbarukan setiap saat (update) dan pelaporan yang bersifat periodik. Pelaporan
SIRS yang bersifat periodik dilakukan satu kali dalam satu bulan dan satu tahun
dalam satu tahun. Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima) Rekapitulasi
1. RL 1 berisikan data dasar rumah sakit yang dilaporkan setiap waktu ketika
terjadi perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini bersifat
resmi bekerja di suatu rumah sakit (full time) berdasarkan jenis kelamin sesuai
dengan keadaan, kebutuhan dan kekurangan dalam rumah sakit tersebut dan
dilaporkan satu kali dalam setahun paling lambat tanggal 15 Januari tahun
setiap tahun. RL 3 dilaporkan satu kali dalam setahun paling lambat tanggal
a. Formulir data keadaan morbiditas dan mortalitas padien rawat inap rumah
b. Formulir data keadaan morbiditas pasien rawat jalan rumah sakit (RL 4b).
2.2 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah dr. T.C Hillers Maumere
RSUD dr. T.C Hillers Maumere adalah rumah sakit kelas C dan merupakan
rumah sakit rujukan untuk wilayah Kabupaten Sikka dan Flores bagian timur.
RSUD dr. T.C Hillers Maumere didirikan pada tahun 1983, berlokasi di
Kelurahan Kota Baru dengan nama Rumah Sakit Umum (RSU) Maumere. Pada
tahun 1983 resmi berganti nama menjadi RSU dr. T.C Hillers Maumere untuk
mengenang Almarhum dr. Tjark Corneile Hillers sebagai direktur kelima yang
bertugas pada tahun 1973-1980. Pada tahun 1998 RSUD dr. T.C Hillers
dengan luas area 50.000m 2. Secara umum indikator pelayanan rawat inap rumah
sakit pada tahun 2017 meliputi, BOR mencapai 55,8%, ALOS 4,2 hari, TOI
mencapai 3,6 hari, BTO mencapai 43,3 hari, GDR mencapai 70,1 permil, dan
pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, dan pelayanan rawat inap.
RSUD dr. T.C Hillers Maumere memiliki Instalasi Rekam Medis yang
registrasi. Instalasi Rekam Medis memiliki kualifikasi sumber daya manusia yang
terdiri dari 1 orang sebagai kepala Instalasi Rekam Medis, 1 orang sebagai
pelaksana urusan pendaftaran pasien, 3 orang sebagai staf pelaksana filing dan
distribusi, 5 orang sebagai staf pelaksana assembling, koding dan indeksing, dan 2
pendaftaran pasien rawat jalan yang dilakukan pada pihak registrasi, pelayanan
rekam medis, pemisahan rekam medis inaktif, penghapusan rekam medis dan
pemusnahan arsip.
unit numbering system. Sistem penomoran ini memberikan satu nomor rekam
medis kepada pasien baik pasien rawat jalan maupun rawat inap yang akan
penyimpanan rekam medis, dimana penyimpanan rawat inap dan rawat jalan
terpisah tetapi tetap menggunakan satu nomor rekam medis untuk satu pasien,
selama berobat di rumah sakit (Pedoman pelayanan rekam medis RSUD dr. T.C
Hillers Maumere).
2.2.1.1 Gambaran Umum Pelaporan di RSUD dr. T.C Hillers Maumere
laporan rekam medis baik untuk kepentingan internal maupun eksternal secara
berkala, yang dilakukan oleh 2 orang petugas. Pelaporan rekam medis disusun
ruang rawat inap, maupun dari petugas koding dan indeksing secara berkala.
secara berkala
pelaporan yang bersifat Updated dan pelaporan yang bersifat periodik yang
dilaporkan setiap tanggal 15 untuk bulan berikutnya dan setiap tanggal 25 untuk
a. Data keadaan morbiditas dan mortalitas padien rawat inap rumah sakit (RL
4a)
b. Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan rumah sakit (RL 4b)
Pelayanan rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere terdiri dari
beberapa pelayanan antara lain, perawatan penyakit dalam, syaraf, jiwa khusus
wanita pada Ruang Mawar, perawatan penyakit dalam pada Ruang Flamboyan,
perawatan bedah, THT, mata pada ruang Dahlia, perawatan anak pada Ruang
Melati, pelayanan paviliun pada Ruang VIP, pelayanan bedah sentral, pelayanan
pada Ruang Anggrek dan perinatologi/NICU pada Ruang Teratai dan pelayanan
Maumere
Pengembalian rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere
dilakukan oleh petugas administrasi billing ruangan rawat inap (Uraian tugas
Alur pengembalian rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers
mengembalikan rekam medis rawat inap sesuai dengan waktu yang ditetapkan
pada SPO pengisian rekam medis rawat inap yaitu 2x24 jam setelah pasien keluar
Rekam medis rawat inap yang sudah dikembalikan diperiksa kelengkapannya oleh
petugas assembling. Jika rekam medis rawat inap lengkap, maka rekam medis
akan diteruskan ke bagian pengolahan data, akan tetapi jika rekam medis rawat
inap tidak lengkap, rekam medis akan dikembalikan ke ruangan perawatan untuk
dilengkapi
2.2.4.1 Prosedur Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Di RSUD dr. T.C
Hillers Maumere
RSUD dr. T.C Hillers Maumere memiliki aturan mengenai batas waktu
pengembalian rekam medis rawat inap tertera pada prosedur pengisian rekam
medis rawat inap yang sudah ditetapkan di RSUD dr. T.C Hillers Maumere,
dan petugas kesehatan lainnya yang menangani penderita harus melengkapi rekam
medis dan rekam medis harus dikembalikan dalam waktu 2x24 jam setelah pasien
medis rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere juga tertera pada kebijakan
rekam medis no.7 dalam pedoman pelayanan rekam medis RSUD dr. T.C Hillers
Maumere yang menyatakan bahwa, kaur rawat inap bertanggung jawab atas
kembalinya rekam medis pasien rawat inap dalam waktu tidak lebih dari 2x24
jam.
Tabel 2.1
Data Waktu Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap
RSUD dr. T.C Hillers Maumere Periode April-Juni 2017
Waktu Pengembalian
No Ruangan Jumlah
RM ≤ 2X24 Jam > 2X24 Jam
Jumlah % Jumlah %
1 Paviliun 93 0 0% 93 100%
2 Anggrek 603 1 0,16% 602 99,83%
4 Melati 214 11 5,14% 203 94,85%
5 Mawar 262 51 19,46% 211 80,53%
6 NICU 184 50 27,17% 134 72,82%
7 Flamboyan 276 0 0% 276 100%
8 ICU 60 1 1,66% 59 98,33%
Total 1969 114 5,78% 1855 94,21%
Sumber : Laporan Distribusi Rekam Medis dari rawat inap Pasien Umum,
SKTM, dan JKN 2017
tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan yang meliputi pendaftaran pasien yang dimuai dari tempat penerimaan
mengolah dan menjamin kelengkapan rekam medis dari unit rawat jalan, unit
rawat inap, unit gawat darurat dan unit penunjang lainnya [ CITATION Hat10 \l
1033 ].
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
Rekam medis rawat inap adalah rekam medis pasien baru atau pasien lama
yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam
medis pelayanan rawat inap adalah waktu pasien mulai diputuskan untuk rawat
inap oleh dokter sampai rekam medis rawat inap tersedia di bangsal pasien
medis rawat inap, bahwa rekam medis rawat inap sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas pasien
penyakit
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan dan tindakan
Dengan adanya tertib administrasi ini, merupakan salah satu faktor menentukan
dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dapat diraih atau dicapai
apabila didukung oleh suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar
Tujuan rekam medis dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu tujuan primer
dan tujuan sekunder [ CITATION Hat10 \l 1033 ]. Tujuan Primer rekam medis
yaitu:
1. Untuk kepentingan pasien rekam kesehatan merupakan alat bukti utama yang
mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga
yang berbeda.
Tujuan sekunder rekam medis dutujukan kepada hal yang berkaitan dengan
education,
education, documentation, and service), yaitu sebagai berikut [CITATION Pur12 \l
1033 ]:
1. Aspek Administrasi
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
2.Aspek Hukum
Suatu rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha
keadilan.
3.Aspek Keuangan
Suatu rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya menyangkut data
4. Aspek Penelitian
Suatu rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya memuat data atau
5. Aspek Pendidikan
Suatu rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data
bahan
referensi pengajaran bidang profesi pemakai.
6.Aspek Dokumentasi
7. Aspek Medis
Suatu rekam medis memiliki nilai medis, karena catatan tersebut digunakan
rekam medis wajib dibuat sesegera mungkin dan dilengkapi isinya setelah pasien
menerima suatu bentuk layanan kesehatan. Artinya, setiap kali terjadi transaksi
terapetik (pemberian layanan kesehatan) maka wajib dibuat rekam medis oleh
yang memberi layanan. Kondisi ini berlaku baik untuk layanan rawat inap, rawat
pada pelayanan kuratif (pengobatan) saja, tapi juga meliputi pelayanan promotif
(pemulihan). Jadi rekam medis juga wajib untuk pasien yang datang ke fasilitas
Berkaitan dengan waktu, untuk rekam medis pelayanan rawat darurat dan
rawat jalan umunya segera dibuat, dilengkapi, dan diselesaikan setelah selesai
pelayanan terhadap pasien (pada hari itu juga). Untuk rekam medis pelayanan
rawat inap umumnya dilengkapi dan diselesaikan 2x24 jam setelah pulang dari
manapun terjadi transaksi terapetik, baik di dalam gedung sebagai kegiatan rutin
massal, layanan operasi katarak gratis, dan sebagainya). Jadi, kegiatan bakti sosial
pengobatan massal atau pengobatan gratis juga wajib membuat rekam medis
disebutkan bahwa rekam medis wajib dibuat sesegera mungkin setiap kali terjadi
layanan kesehatan di manapun dan dalam bentuk apapun [ CITATION Ind14 \l 1033 ].
informasi yang hilang. Tujuan memberi nomor rekam medis pada dokumen rekam
medis adalah mempermudah pencarian kembali dokumen rekam medis yang telah
terisi berbagai informasi tentang pasien kemudian datang kembali berobat di
sarana pelayanan kesehatan yang sama yaitu dengan mencari nomor rekam medis
pendaftaran (Admission Numbering System) yang digunakan saat ini ada 3 yaitu
(Sarake, 2011):
Merupakan salah satu jenis penomoran dengan memberikan nomor rekam medis
baru kepada pasien setiap kali berobat. Jika pasien berkunjung lima kali, maka
pasien akan mendapat lima nomor yang berbeda. Semua nomor yang diberikan
kepada pasien tersebut harus dicatat pada KIUP pasien yang bersangkutan.
diperoleh.
Keuntungan:
a. Pelayanan lebih cepat karena tidak perlu mencari rekam medis lama (untuk
kunjungan ulang).
Kerugian:
medis.
pasien baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Pada saat pasien datang
pertama kali ke rumah sakit diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya
Keuntungan:
b. Semua rekam medis penderita memiliki satu nomor dan terkumpul dalam
Kerugian:
Sistem penomoran seri-unit merupakan gabungan antara sistem seri dan sistem
unit. Setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit diberikan satu nomor rekam
medis baru tetapi rekam medisnya yang terdahulu digabungkan dan disimpan
dibawah nomor yang paling baru sehingga menjadi satu unit rekam medis.
Apabila satu rekam medis lama diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor
Keuntungan:
a. Pelayanan dilakukan lebih cepat karena tidak perlu mencari rekam medis
lama.
Kerugian:
identitas pasien serta untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain
pasien yang berobat ke rumah sakit. Oleh sebab itu penulisan nama pasien di
setiap formulir rekam medis sangat penting artinya agar tidak terjadi kekeliruan
antara dokumen rekam medis pasien yang bersangkutan dengan dokumen rekam
ubah susunannya misalnya nama yang tertera pada KTP atau KK. Untuk
ditulis di akhir nama pasien, sedangkan untuk gelar atau title akan mengikuti di
belakangnya. Nama di tulis dengan huruf cetak dan jelas terbaca yaitu pada
formulir DRM rawat jalan, KIUP dan KIB. Tata cara pemberian nama pasien pada
1. Nama orang Indonesia yang diikuti dengan nama keluarga, di indeks menurut
kata akhir (nama keluarga) sebagai kata utama dan di ikuti tanda koma serta
2. Nama yang menggunakan nama marga suku dan kaum yang diutamakan nama
marga suku dan kaumnya. Contoh : Siti Nasution ditulis Nasution, Siti.
3. Nama-nama wanita
4. Nama bayi bila bayi baru lahir hingga saat pulang, belum mempunyai nama
a. Bila bayi lahir dan orang tuanya beragama islam. Contoh : Duta Pratama
binti (bila bayi wanita). Duta Pratama bin (bila bayi pria).
b. Bila bayi lahir dan orang tuanya beragama selain agama islam. Contoh :
tahun 2008 tentang rekam medis, bahwa yang berhak meminjam rekam medis
hanya dokter yang merawat. Secara umum peminjaman rekam medis dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu pinjaman rutin dan tidak rutin. Peminjaman rutin adalah
peminjaman rekam medis oleh dokter dikarenakan pasien yang memiliki rekam
pelayanan. Peminjaman tidak rutin adalah peminjaman rekam medis oleh tenaga
poliklinik, dari dokter yang melakukan riset, harus diajukan ke bagian rekam
medis, setiap hari pada jam yang telah ditentukan. Poliklinik yang meminta rekam
medis untuk melayani pasien perjanjian yang datang pada hari tertentu bertugas
membuat (mengisi) kartu permintaan. Petugas harus menulis dengan benar dan
langsung dari dokter dan bagian administrasi, surat permintaan dapat diisi
telpon dapat juga dilayani dan petugas bagian rekam medis harus mengisi surat
rumah sakit, pendistribusian dilakukan dengan tangan (manual) dari satu tempat
ketempat lainnya, oleh karena itu bagian rekam medis harus membuat satu jadwal
pengiriman dan pengambilan untuk berbagai macam bagian poliklinik/spesialisasi
yang ada di rumah sakit. Frekuensi pengiriman dan pengambilan ini ditentukan
Petugas rekam medis tidak dapat mengirim satu persatu rekam medis
secara rutin pada saat diminta mendadak. Untuk ini bagian-bagian lain yang
pipa tekanan medis yang dapat mengantarkan dengan cepat rekam medis ke
berbagai bagian. Namun pemakaian pipa angin ini sering macet karena tebalnya
unit rekam medis dimulai dari berkas tersebut berada di ruang rawat inap sampai
dengan rekam medis kembali ke unit rekam medis sesuai dengan kebijakan
2.3.5.8 Assembling
documents) yang diolah, ditata, dan disimpan secara manual ataupun berbasis
huruf dan angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan serta
diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya di
1033 ].
medis, agar rekam medis dapat dijaga keutuhan fisiknya dan kerahasiaan
terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita
1033 ].
2.3.5.11 Penyusutan
nantinya disortir satu-satu untuk mengetahui sajauh mana dokumen rekam medis
tersebut mempunyai nilai guna dan tidak mempunyai nilai guna. Penyusutan
dokumen rekam medis juga biasa dilakukan jika dokumen rekam medis sudah
2.3.5.12 Retensi
Retensi adalah waktu yang harus dilalui sebelum suatu record dapat
secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya.
mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat dikenal lagi isi maupun
1033 ].
Pengembalian rekam medis adalah sistem yang cukup penting di unit rekam
medis karena pengembalian rekam medis dimulai dari berkas tersebut berada di
ruang rawat sampai dengan rekam medis kembali ke unit rekam medis sesuai
1033 ]. Pengembalian rekam medis yang tidak tepat waktu, dapat menghambat
kinerja. Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pengetahuan,
1. Pengetahuan
yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil
demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak atau kurang memiliki pengetahuan
Kas16 \l 1033 ].
2. Disiplin kerja
secara sungguh-sungguh. Disiplin kerja dalam hal ini dapat berupa waktu
misalnya masuk kerja tepat waktu. Disiplin dalam mengerjakan apa yang
3. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka
seseorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan merasa
senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka akan ikut mempengaruhi hasil
4. Lingkungan kerja
bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasarana,
serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja dapat
seseorang menjadi lebih baik, karena bekerja tanpa gangguan. Namun sebaliknya,
jika suasana atau kondisi lingkungan kerja tidak memberikan kenyamanan atau
ketenangan, maka akan berakibat suasana kerja menjadi terganggu yang pada
5. Kepemimpinan
karyawan senang dengan mengikuti apa yang diperintahkan oleh atasannya. Hal
6. Rancangan kerja
dalam mencapai tujuannya. Pekerjaan yang memiliki rancangan yang baik, akan
Sebaliknya jika suatu pekerjaan tidak memiliki rancangan pekerjaan yang baik
maka akan sulit untuk menyelesaikan pekerjaanya secara cepat dan benar. Pada
7. Gaya kepemimpinan
seorang pemimpin yang demokratis tentu berbeda dengan gaya pemimpin yang
otoriter. Dalam praktiknya gaya kepemimpinan ini dapat diterapkan sesuai dengan
otoriter atau demokratis, dengan alasan tertentu pula. Gaya kepemimpinan atau
atau norma-norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara umum
serta harus dipatuhi oleh segenap anggota suatu perusahaan atau organisasi.
Demikian pula jika tidak mematuhi kebiasaan atau norma-norma maka akan
9. Kepribadian
kepribadian atau karakter yang berbeda satu sama lainnya. Seseorang yang
memiliki kepribadian atau karakter yang baik akan dapat melakukan pekerjaan
baik. Karyawan yang memiliki kepribadian atau karakter yang buruk akan bekerja
secara tidak sungguh-sungguh dan kurang bertanggung jawab dan pada akhirnya
hasil pekerjaannya pun tidak atau kurang baik dan tentu saja hal ini akan
mempengaruhi kinerja yang ikut buruk pula. Artinya bahwa kepribadian atau
10. Komitmen
kepatuhan untuk menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Janji yang telah
disepakati membuat seseorang berusaha untuk bekerja dengan baik dan merasa
bersalah jika tidak dapat menepati janji atau kesepakatan yang telah dibuatnya.
11. Loyalitas
Karyawan yang setia juga dapat dikatakan karyawan yang tidak membocorkan
apa yang menjadi rahasia perusahaannya kepada pihak lain. Karyawan yang setia
atau loyal tentu akan dapat mempertahankan ritme kerja, tanpa terganggu oleh
godaan dari pihak pesaing. Loyalitas akan terus membangun agar terus berkarya
agar menjadi lebih baik dengan merasa bahwa perusahaan seperti miliknya
Jika karyawan memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau dorongan
dari luar dirinya (misalnya dari pihak perusahaan), maka karyawan akan
terangsang atau terdorong untuk melakukan sesuatu dengan baik. Pada akhirnya
dorongan atau rangsangan baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang akan
menghasilkan kinerja yang baik. Karyawan yang tidak terdorong atau terangsang
untuk melakukan pekerjaannya maka hasilnya akan menurunkan kinerja karyawan
itu sendiri. Seseorang yang termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan maka
akan dapat menyelesaikan pekerjaan secara benar, sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik,
maka akan memberikan kinerja baik pula. Karyawan yang tidak memiliki
memberikan hasil yang kurang baik, yang pada akhirnya akan menunjukan kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Silfani Wanda Elsa dan
rekam medis.
tangan dalam resume medis dan lembar keluar masuk pasien setelah
pasien
pulang.
3. SPO : Belum ada SPO yang jelas pada unit keperawatan rawat inap sehingga
rawat inap.
rumah sakit dalam pengambilan rekam medis rawat inap yang dilakukan oleh
keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh
menjadi terlambat, review mutu, masalah hukum, dan education dan research
dengan rekam medis rawat inap adalah laporan morbiditas pasien rawat inap
klaim pada pihak asuransi menjadi terlambat, sehingga klaim dari pihak asuransi
yang masuk ke rumah sakit menjadi terlambat atau bahkan tidak keluar. Klaim
yang diberikan kepada pasien. Jika rekam medis terlambat dikembalikan maka
tidak dapat melihat data-data riwayat penyakit terdahulu dari pasien, sehingga
teknologi rekam medis [ CITATION Kep02 \l 1033 ]. Rekam medis yang terlambat
karena rumah sakit tidak dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan
akurat.
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien yang dapat dipergunakan sebagai
tidak dapat memberikan data dan kasus aktual untuk kepentingan tersebut.
UUR11 \l 1033 ]. BPJS Kesehatan berbadan hukum publik yang bertanggung jawab
sebagai berikut:
1. Rekapitulasi pelayanan
dari:
(manual atau automatic billing), dan berkas pendukung lain yang diperlukan
Faskes.
2. Dengan batas waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kerja, BPJS harus
membayar Faskes atas pelayanan yang diberikan dan dokumen juga harus di
BPJS Kesehatan.
a. Dalam upaya untuk melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya, BPJS
Kesehatan membuat tim kendali mutu dan kendali biaya yaitu organisasi
a. Klaim kolektif
Batas waktu klaim kolektif tidak berlaku adalah 2 (dua) tahun baik klaim
b. Klaim perorangan
c) Bukti pelayanan yang sudah ditanda tangani oleh peserta atau anggota
keluarga.
klaim.
2.4.1 Alur Klaim BPJS Rawat Inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere
Alur klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere disusun dalam standar
prosedur operasional rumah sakit tentang alur berkas JKN Rawat Inap sebagai
berikut:
1. Pasien masuk ke rumah sakit, diregistrasi oleh petugas admission
a. Verifikasi administrasi
c. Pembuatan SEP
5.Pengajuan klaim ke kantor cabang BPJS oleh bagian UUPJK untuk diverifikasi
oleh verifikator BPJS. Berkas yang sudah dikonfirmasi akan dibayar oleh pihak
BPJS nelalui rekening rumah sakit setelah 15 hari kerja. Jika ada berkas yang
Rekam medis rawat inap adalah rekam medis pasien baru atau pasien lama
yang digunakan pada pelayanan rawat inap [ CITATION Kep08 \l 1033 ] . Rekam
medis rawat inap wajib dikembalikan ke instalasi rekam medis setelah pasien
keluar dari rumah sakit. Pengembalian rekam medis rawat inap merupakan kinerja
pengembalian rekam medis yang tepat waktu dan pengembalian rekam medis
yang tidak tepat waktu (terlambat). Pengembalian rekam medis rawat inap
dikatakan tepat waktu jika pengembalian rekam medis dilakukan dalam waktu
kurang dari atau tepat dalam 2x24 jam setelah pasien pulang atau meninggal,
rekam medis rawat inap melebihi batas waktu yang telah ditentukan yaitu 2x24
pengajuan klaim menjadi terlambat, mutu rumah sakit menjadi kurang karena
rumah sakit tidak dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat,
keperluan hukum dan tidak dapat memberikan data dan kasus aktual untuk
dampak yang terjadi akibat keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap,
berikut:
Dampak keterlambatan
pengembalian rekam medis rawat
inap:
1. Pelaporan Rumah Sakit
2. Klaim BPJS
Tindak Lanjut
3. Pelayanan Pasien
4. Review mutu
5. Masalah hukum
6. Education dan research
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Garis Pengaruh
Gambar 3.1 Kerangka Teori
Keterlambatan
pengembalian rekam
medis rawat inap
Dampak terhadap
pelaporan rumah Sakit Dampak terhadap
klaim BPJS
3.3 Variabel
(berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan
ke satu satuan pengamatan lainnya atau untuk satuan pengamatan yang sama,
medis rawat inap yang meliputi pelaporan rumah sakit dan klaim BPJS.
Definisi operasional dari variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.4.1 Keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C
Hillers Maumere adalah kembalinya rekam medis rawat inap melebihi batas
waktu yang telah ditetapkan, yaitu dalam waktu 2x24 jam setelah pasien
keluar rumah sakit atau meninggal (SPO pengembalian rekam medis rawat
3.4.2 Pelaporan rumah sakit adalah proses pembuatan pelaporan oleh petugas
pelaporan di instalasi rekam medis di RSUD dr. T.C Hillers Maumere, yang
Maumere).
3.4.3 Klaim BPJS adalah proses penyiapan berkas dan penilaian oleh petugas di
unit klaim RSUD dr. T.C Hillers Maumere, terhadap kelayakan klaim yang
inap yang mempengaruhi pelaporan dan klaim BPJS di RSUD dr. T.C
Hillers Maumere.
BAB IV
METODE PENELITIAN
dengan jenis penelitian potong lintang (cross sectional) yaitu memaparkan atau
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus yang terdiri dari unit
Tempat penelitian ini dilaksanakan di instalasi rekam medis dan unit klaim
BPJS Rumah Sakit Umum Daerah dr. T.C Hillers Maumere dan periode
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 1 orang kepala instalasi rekam medis, 1
orang penanggung jawab unit klaim, seluruh staf pelaksana pelaporan yang
berjumlah 2 orang, seluruh petugas klaim BPJS pasien rawat inap yang berjumlah
6 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yang terdiri
dari 1 orang kepala instalasi rekam medis, 1 orang penanggung jawab Unit Klaim,
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik dari pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan [ CITATION Sug13 \l 1033 ] .
1. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi
melihat dan mencatat jumlah aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan
2. Wawancara
penanggung jawab klaim, dan seluruh petugas klaim di Unit Klaim BPJS
mengatasi keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C
Hillers Maumere.
3. Dokumentasi
[ CITATION Sis17 \l 1033 ]. Dokumentasi pada penelitian ini yaitu laporan distribusi
rekam medis rawat inap RSUD dr. T.C Hillers Maumere, pedoman
penyelenggaraan rekam medis RSUD dr. T.C Hillers Maumere, data sensus
pasien rawat inat, SPO, dan laporan tahunan RSUD dr. T.C Hillers Maumere.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung
pengambilan data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari [ CITATION
Sis17 \l 1033 ].
Dalam penelitian ini, sumber data primernya yaitu hasil wawancara dengan
kepala instalasi rekam medis, penanggung jawab unit klaim, seluruh staf
pelaksana pelaporan, dan seluruh petugas klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers
Maumere.
4.6.2 Data sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat
pihak
lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data
sekunder
biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari
Pada tahap persiapan ini, penelitian dimulai dengan meminta surat ijin
permohonan data awal dari pihak akademik untuk ajukan kepada pihak rumah
sakit. Setelah pihak rumah sakit menyetujui ijin pengambilan data awal, peneliti
proyek penelitian.
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti mulai melakukan penelitian dengan cara
pendokumentasian.
4.7.3 Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap ini peneliti mengolah data yang telah didapat untuk kemudian
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh
medis rawat inap dilakukan oleh petugas administrasi biling ruangan rawat inap.
Rekam medis yang dikembalikan dari ruangan kemudian dicatat pada buku
bagian pencatatan penerimaan dan assembling rekam medis rawat inap sesuai
laporan KLPCM di instalasi rekam medis RSUD dr. T.C Hillers Maumere,
berikut:
Tabel 5.1
Frekuensi Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap
Periode Maret-Mei 2018
No
Pengembalian Rekam Medis Rawat Frekuensi %
. Inap
1 Tepat Waktu 96 5,60
2 Terlambat 1.617 94,39
Total 1.713 100
Sumber: Hasil penelitian data sekunder
Pada tabel 5.1 di atas, menunjukan bahwa dari 1.713 rekam medis yang
dikembalikan ke instalasi rekam medis dengan tepat waktu dan rekam medis yang
inap kepada kepala instalasi rekam medis mengatakan bahwa masih sangat
banyak terjadi keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap dengan rata-
rata keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap dalam 1 hari adalah 22
rekam medis dengan jumlah pasien pulang dalam satu hari 24 pasien. Kepala
rekam medis rawat inap disebabkan karena petugas praktisi yang bertanggung
jawab untuk melengkapi rekam medis tidak mengisi rekam medis setelah pasien
dinyatakan pulang sehingga rekam medis. Hal ini yang menyebabkan terjadinya
kegiatan pelayanan selanjutnya, meliputi: pelaporan rumah sakit dan klaim BPJS
di RSUD dr. T.C Hillers Maumere. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah
pengembalian rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere, maka
tersebut.
Peneliti telah melakukan penelitian mulai dari tanggal 17 Juli sampai dengan
23 Juli di instalasi rekam medis dan unit klaim RSUD dr. T.C Hillers Maumere,
penelitian ini adalah wawancara terbuka dengan kepala instalasi rekam medis,
petugas pelaporan sebanyak 2 responden dan petugas klaim BPJS rawat inap
Pada table 5.2 dapat dilihat bahwa terdapat 3 responden yang diwawancara
oleh peneliti di instalasi rekam medis. Responden pertama adalah kepala instalasi
kedua dan ketiga adalah petugas pelaporan berjenis kelamin perempuan dengan
Tabel 5.3
Data karakteristik responden wawancara di Unit Klaim
No Responden Usia Jenis Pendidikan Masa
kelamin kerja
(Tahun)
1 I1 47 Perempuan D3 Rekam 24
Medis
2 I2 37 Perempuan D3 Rekam 5
Medis
3 I3 34 Perempuan SMEA 8
4 I4 27 Perempuan D3 Rekam 5
Medis
5 I5 33 Perempuan D3 8
Keperawatan
6 I6 28 Laki-laki D3 Rekam 2
Medis
7 I7 28 Laki-laki SMK 3
Sumber: Hasil lembar persetujuan informan wawancara penelitian
pendidikan D3 Rekam Medis dan sudah bekerja di RSUD dr. T.C Hillers
responden sebagai petugas unit klaim rawat inap yang terdiri dari 2 responden
dengan jenis kelamin laki-laki dengan masing-masing memiliki usia 28 tahun dan
yang berbeda yaitu D3 Rekam Medis, D3 Keperawatan, SMEA dan SMK, dengan
pelaporan di Instalasi Rekam Medis RSUD dr. T.C Hillers Maumere, yang
rekam medis baik untuk kepentingan internal maupun eksernal rumah sakit, yang
digunakan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan rumah sakit. Salah satu
tujuan dari pelaporan adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari
mutu pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien dalam kurun waktu
tertentu.
Pelaporan di RSUD dr. T.C Hillers Maumere terdiri dari data dasar rumah
rawat inap, rawat darurat, gigi dan mulut, kebidanan, perinatology, pembedahan,
berencana, obat, rujukan, cara bayar, penyakit rawat inap, penyakit rawat inap
kunjungan rawat jalan, 10 besar penyakit rawat inap, 10 besar penyakit rawat
jalan.
Tabel 5.4
Rekapitulasi Hasil Wawancara Terkait Dampak Terhadap
Pelaporan Rumah Sakit
No Responden Hasil Wawancara
Berdampak Kurang Berdampak
1 Kepala instalasi rekam √
medis
2 Petugas Pelaporan 1 √
3 Petugas Pelaporan 2 √
Total (persentase) 3 (100%) 0
Sumber: Hasil wawancara penelitian
terhadap pelaporan rumah sakit, karena sumber data yang digunakan untuk
pengembalian rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere sangat
(RL4a), dan laporan 10 besar penyakit rawat inap (RL 5.3), yang mengakibatkan
bulan. Hal ini tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, yaitu setiap tanggal 15
untuk bulan berikutnya atau selama 1 bulan. Wawancara tersebut sejalan dengan
dengan jangka waktu bisa mencapai 2 bulan melebihi batas waktu yang telah
ditetapkan.
Klaim BPJS merupakan proses penyiapan berkas dan penilaian oleh petugas
di Unit Klaim RSUD dr. T.C Hillers Maumere, terhadap kelayakan klaim untuk
Persayaratan klaim di RSUD dr. T.C Hillers maumere meliputi SEP, surat
jaminan pelayanan pasien, pengisian tindakan, bukti pelayanan dan bukti billing.
Tabel 5.5
Rekapitulasi Hasil Wawancara Terkait Dampak Terhadap
Klaim BPJS
No Responden Hasil Wawancara
Berdampak Kurang Berdampak
1 Penanggung Jawab Unit √
Klaim
2 Petugas Klaim 1 √
3 Petugas Klaim 2 √
4 Petugas Klaim 3 √
5 Petugas Klaim 4 √
6 Petugas Klaim 5 √
7 Petugas Klaim 6 √
Total (persentase) 7 (100%) 0
Sumber: Hasil wawancara penelitian
sebagai penanggung jawab unit klaim dan 6 responden sebagai petugas unit klaim
proses klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere. Responden mengatakan
bahwa bagian rekam medis rawat inap yang dibutuhkan untuk klaim BPJS terdiri
dari SEP, resume medis, sebab kematian (jika ada yang meninggal), hasil
pasien rawat inap sangat berpengaruh terhadap klaim BPJS, karena untuk proses
klaim pada saat mengkoding membutuhkan rekam medis pasien agar dapat
menelusuri riwayat pasien, selain itu klaim BPJS juga memiliki batas waktu klaim
yaitu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya atau selama satu bulan sehingga,
proses klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere sering mengalami
keterlambatan dengan jangka waktu 2-3 bulan. Hasil wawancara sesuai dengan
penundaan pengajuan klaim, yang dilihat pada saat peneliti melakukan penelitian
pada bulan juli, bahwa masih dilakukannya proses klaim untuk bulan Mei.
beserta petugas pelaporan di Instalasi Rekam Medis RSUD dr. T.C Hillers
keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap adalah dimulai dari ruangan
mengantar rekam medis ke ruangan agar segera diolah, selain itu ada juga yang
beserta petugas klaim BPJS di Unit Klaim RSUD dr. T.C Hillers Maumere dalam
rekam medis sudah dimulai dari ruangan sehingga rekam medis dapat
pengembalian rekam medis rawat inap yang tepat waktu, karena jika rekam medis
dikembalikan dengan tepat waktu maka proses pengklaiman juga dapat dengan
cepat dilakukan oleh petugas klaim BPJS, selain itu ada juga yang mengatakan
bahwa tindak lanjut yang dilakukan adalah dengan mengerjakan rekam medis
5.2 Pembahasan
Waktu penyediaan rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere
yang dicantumkan pada SPO pengisian rekam medis rawat inap adalah 2x24 jam
pengembalian rekam medis pasien rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere,
dimana waktu keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap pada periode
jawab unit klaim, dan 6 petugas klaim rawat inap, diperoleh hasil bahwa
eksternal. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan
untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat [ CITATION
Dep06 \l 1033 ].
rekam medis baik untuk kepentingan internal maupun eksternal yang digunakan
Pelaporan yang dibuat oleh petugas di Instalasi rekam medis RSUD dr. T.C
Hillers Maumere meliputi data dasar rumah sakit, indikator pelayanan, laporan
tempat tidur, laporan ketenagaan, laporan rawat inap, laporan rawat darurat,
laporan obat, laporan rujukan, laporan cara bayar, laporan penyakit rawat inap,
laporan penyakit rawat inap kecelakaan, laporan penyakit rawat jalan, laporan
jalan, laporan 10 penyakit rawat inap dan laporan 10 penyakit rawat jalan.
pengembalian rekam medis rawat inap di RSUD dr. T.C Hillers Maumere
meliputi laporan penyakit rawat inap, dan laporan 10 besar penyakit (RL 4a dan
mencapai 2 bulan, dari waktu yang ditetapkan yaitu setiap tanggal 15 untuk bulan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marsel pada
rekam medis rawat inap berdampak terhadap laporan morbiditas yang tidak
akurat.
UUR11 \l 1033 ]. Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang
mempunyai ikatan, agar haknya terpenuhi. Satu dari dua pihak yang melakukan
ikatan tersebut akan mengajukan klaimnya kepada pihak lainnya sesuai dengan
perjanjian atau provisi polis yang disepakati bersama oleh kedua pihak [ CITATION
Ily061 \l 1033 ].
Klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere adalah proses penyiapan
berkas dan penilaian oleh petugas di unit klaim BPJS, terhadap kelayakan klaim
yang dibayar oleh pihak BPJS yang berkaitan dengan kelengkapan dokumen.
Syarat klaim BPJS di RSUD dr. T.C Hillers Maumere adalah kelengkapan status
pasien yang terdiri dari SEP, surat jaminan pelayanan pasien, pengisian tindakan,
klaim pada pihak verifikasi BPJS mencapai waktu 2 bulan. Hal ini disebabkan
karena syarat klaim BPJS di RSUD dr.T.C Hillers maumere adalah isi dari rekam
medis, dan klaim memiliki batas waktu selama tanggal 10 untuk bulan berikutnya
atau selama 1 bulan untuk diserahkan ke bagian BPJS untuk dilakukan verifikasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zakiyah Hamidatuz tahun 2014 di
dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen
1033 ].
RSUD dr. T.C Hillers Maumere, dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah
Kepala instalasi rekam medis melakukan konfirmasi ke ruangan rawat inap untuk
segera melengkapi dan mengantar rekam medis ke instalasi rekam medis sesuai
dengan waktu yang sudah ditetapkan, dan dengan mengklarifikasi bahwa
Sakit
dengan mengerjakan rekam medis rawat inap yang terlambat diklaim untuk
inap memiliki petugas rekam medis agar proses pengecekan kelengkapan rekam
medis dapat dimulai dari ruangan sehingga rekam medis dapat di kembalikan
tepat waktu.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
2. Keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap berpengaruh terhadap proses koding
3. Tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi dampak keterlambatan pengembalian rekam
medis rawat inap terhadap pelaporan adalah dengan melakukan konfirmasi, bahwa
inap dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi keterlambatan pengajuan klaim
adalah dengan mengerjakan rekam medis rawat inap yang terlambat diklaim pada bulan
berikutnya .
6.2 Saran
1. Melakukan revisi dengan pemisahan antara SPO pengisian rekam medis rawat inap dan SPO
2. Melakukan koding dan penyiapan kelengkapan klaim pada saat pasien pulang yang
3. Mengupayakan pengadaan sistem informasi rumah sakit berbasis elektronik, sehingga sistem
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pedoman penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan, 2011. JUKNIS SIRS. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta
Farhany, N., 2016. Gambaran Kinerja Petugas Dalam Pengembalian Berkas Rawat inap
Dengan Penggunaan Tracer di Ruang Penyimpanan RSUP H. Adam Malik. Karya Tulis
Ilmiah Akademi Perawat Informasi Kesehatan, hal. 13
Fauziah, U., & Sugiarti, I., 2013. Gambaran Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
Ruang VII Triwulan IV di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1
Hatta, G., 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: UI Press.
Indradi, R., 2014. Sejarah Perkembangan Pengertian Dasar Rekam Medis dan PORMIKI.
Ilyas, Y., 2006. Mengenal Asuransi Kesehatan:Review Utilitas,Manajemen Klaim dan Fraund.
Depok: FKM UI.
Kasmir., 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniati Muda, S., 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidaklengkapan
Pengisian Asuhan Keperawatan Rawat Jalan Poliklinik Mata di Rumah Sakit Bali
Mandara. Skripsi. Program Studi Perekam Informasi Kesehatan. Universitas Dhyana
Pura, Bali
Loji Antara, A. G., & Arta, S. K., 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Dari Instalasi Rawat Inap Ke
Instalasi Rekam Medis Di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Skripsi. Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Universitas Udayana, Denpasar.
Mirfat, s., Andadari, N., & Nawa Indah, Y. N., 2017. Faktor Penyebab Keterlambatan
Pengembalian Dokumen Rekam Medis di RS X Kabupaten Kediri. Jurnal
Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit.
Nofiatu, u., & wuryanto, s., 2016. Tinjauan Ketepatan Waktu Pengembalian Berkas Rekam
Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Bulan Januari Sampai
Dengan Maret 2016.
Pedoman Pelaksanaan Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan [Online]. Tersedia
dalam www.bpjs-kesehatan.go.id. [Diakses 01 Juni 2016]
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013. Tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
Rustiyanto, E., 2009. Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan. Graha Ilmu,
Yogyakarta
Rustiyanto, E., & Rahayu, W. A., 2011. Manajemen Filing Dokumen Rekam Medis dan
Informasi kesehatan . POLTEKES Permata Indonesia, Yogyakarta
Setyawan, R., 2013. Faktor-Faktor Keterlambatan Penyerahan DRM Rawat Inap ke Bagian
Assembling di RSUD Tugurejo Semarang Pada Periode Bulan April.
Silfani, W. E., & Achadi, A., 2014. Analisis Faktor Ketidaktepatan Waktu Pengembalian Berkas
Rekam Medis Rawat Inap Di RS OMNI Medical Center.
Siswanto, Susila, & Suyanto., 2017. Metodologi Penelitian Kombinasi Kualitatif dan Kuantitatif
Kedokteran & Kesehatan. Bossscript, Klaten
Sugiyono., 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. CV Alfabeta, Bandung
Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. CV Alfabeta, Bandung
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit. Presiden
Republik Indonesia. Jakarta.
Zakiyah, H., 2014. Dampak Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam medis Rawat Inap Di
RSUD Genteng Banyuwangi. Skripsi. Program Studi D III Rekam Medis. Sekolah Vokasi
UGM, Yogyakarta.