Disusun oleh :
Menyetujui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
SEMESTER 4
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Dan Akreditasi Unit Rekam Medis, Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (Sim-Rs), Rekam Medis Elektronik, Aspek
Ergonomi Serta Klasifikasi Dan Kodefikasi
Penyakit Reproduksi Dan Genetika Di
Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan
Hari : Sabtu
Tanda Tangan
Pembimbing Lapangan :
(.................................)
Pembimbing Akademik
R.Haryo Nugroho, S.KM (...................................)
Direktur
Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat
dan nikmatnya berupa kesehatan, kesempatan, kekuatan, keinginan, serta
kesabaran, sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dan penyusunan pelaporan ini dengan baik. Laporan PKL ini bersumber
dari semua data yang kami peroleh dalam melaksanakan semua kegiatan PKL
yang mulai dilakukan pada tanggal 17 Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus 2017 di
Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan. Kami menyadari bahwa hasil laporan PKL
yang kami buat ini masih jauh dari yang diharapkan, sehingga banyak terdapat
kekurangan bahkan kesalahan yang terdapat dalam penulisan laporan PKL ini.
Dalam hal ini kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun
dalam menyusun laporan ini sehingga dapat menjadi laporan yang baik dan dapat
digunakan pada masa yang akan datang. Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada :
iv
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan
tersebut.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LAPORAN ............................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 3
C. Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 6
vi
1. Standar Pelayanan Minimal Penyediaan Berkas Rekam Medis dan
Akreditasi Unit Kerja Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan
47
BAB IV ................................................................................................................. 69
BAB V................................................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 76
LAMPIRAN .......................................................................................................... 78
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Struktur Kode Bab XV ......................................................................... 40
Tabel 2. 2 Struktur Kode Bab XVI ....................................................................... 41
Tabel 2. 3 Struktur Kode Bab XVII ...................................................................... 42
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Tampilan Login ke SIM- RS ............................................................ 50
Gambar 3. 2 Tampilan Awal SIM- RS ................................................................. 51
Gambar 3. 3 Tampilan Register ............................................................................ 51
Gambar 3. 4 Tampilan Menu Pencarian Pasien di Rawat jalan ............................ 52
Gambar 3. 5 Tampilan Register Rawat Jalan ........................................................ 52
Gambar 3. 6 Tampilan Register Rawat Inap ......................................................... 53
Gambar 3. 7 Tampilan Billing System .................................................................. 54
Gambar 3. 8 Bagan alur kerja unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah
Muntilan ................................................................................................................ 55
Gambar 3. 9 Work Space Rekam Media ............................................................... 56
Gambar 3. 10 Ruang Rekam Medis ...................................................................... 57
Gambar 3. 11 Tempat Pendaftaran RJ dan BPJS .................................................. 58
Gambar 3. 12 Desain Meja Pendaftaran ............................................................... 59
Gambar 3. 13 Kursi Tunggu Pasien ...................................................................... 59
Gambar 3. 14 Desain Kursi Bagian pendaftaran, Assembling, Analisis, Coding,
dan pelaporan ........................................................................................................ 60
Gambar 3. 15 Desain Kursi kerja Assembling ...................................................... 61
Gambar 3. 16 Desain Cover Rekam Medis ........................................................... 62
Gambar 3. 17 Desain Formulir Resume Rawat Jalan ........................................... 63
Gambar 3. 18 Rak Filling...................................................................................... 64
Gambar 3. 19 Ruang Aseembling .......................................................................... 65
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan Rumah Sakit tidak terlepas dari peran Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan, rekam medis merupakan system pelayanan
kesehatan yang berisi catatan mengenai identitas, pemeriksaan, pengobatan,
serta semua tindakan atau pelayanan yang di berikan kepada pasien. Rekam
Medis akan digunakan sebagai bukti tertulis bagi setiap pasien yang memiliki
fasilitas asuransi. Pihak asuransi sebagai penanggung biaya kesehatan pasien
tertanggung, akan meminta bukti ke rumah sakit atas segala pelayanan yang
sudah diberikan kepada pasien baik rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat.
1
2
Rumah Sakit juga mudah dan rawan terjadi konflik dalam proses memberi
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
atau prasarana, work flow dan work space, serta kenyamanan lingkungan yang
ada di Unit Rekam Medis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui standar pelayanan minimal dan akreditasi unit kerja
rekam medis, aspek ergonomi serta klasifikasi dan kedefikasi penyakit
(coding) di Unit Kerja Rekam Medis.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami
manajemen rekam medis dan menerapkan fungsi teknik penyelenggaraan
rekam medis di suatu Rumah Sakit atau Institusi Pelayanan Kesehatan,
antara lain:
a. Mengetahui standar pelayanan minimal penyediaan berkas rekam
medis dan akreditasi unit kerja rekam medis.
b. Mengetahui sistem informasi dirumah sakit dan mengetahui penerapan
Rekam Medis Kesehatan Elektronik di Sasaran Pelayanan Keseehatan.
c. Mengetahui dan menerapkan sistem ergonomi di setiap kegiatan Unit
Kerja Rekam Medis.
d. Memahami dan melakukan klasifikasi dan kodefikasi penyakit Sistem
Reproduksi dan Genetika.
C. Manfaat
Seiring dengan tercapainya beberapa tujuan dari kegiatan praktik kerja
lapangan, maka akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya :
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa mendapat pengalaman kerja secara langsung sehingga
lebih terampil dalam menangani dan mengelola unit kerja rekam medis
4
D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan adalah ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.
2. Ruang Lingkup Materi
Lingkup materi dalam praktik kerja lapangan ini meliputi peran
operasional perekam medis dan informasi kesehatan dalam mengetahui
standar pelayanan minimal dan akreditasi unit kerja rekam medis, aspek
ergonomic serta klasifikasi dan kodefikasi penyakit (coding) di Unit Kerja
Rekam Medis.
3. Ruang Lingkup Waktu
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 05 Agustus 2019
sampai tanggal 24 Agustus 2019.
4. Ruang Lingkup Tempat
5
No Aspek Standar
Waktu penyediaan dokumen rekam medik
1. ≤ 10 menit
pelayanan rawat jalan.
Waktu penyelesaian dokumen rekam medik
2. ≤ 15 menit
pelayanan rawat inap
6
7
g) Standar MKI. 7
Berkas rekam medis pasien tersedia bagi pemberi asuhan untuk
memfasilitasi komunikasi informasi penting.
(1) Maksud dan tujuan MKI. 7
Berkas rekam medis pasien adalah suatu sumber informasi utama
pada proses asuhan dan perkembangan pasien, sehingga merupakan
suatu alat komunikasi yang penting. Agar informasi dapat
digunakan dan mendukung asuhan pasien keberlajutan, hal ini
dibutuhkan selalu tersedia selama asuhan pasien di rawat inap,
untuk kunjungan rawat jalan dan setiap saat dibutuhkan, serta data
selalu diperbaharui (up to date). Catatan medis, keperawatan dan
catatan pelayanan pasien lainnya tersedia untuk semua pemberi
pelayanan pasien. Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi siapa
saja yang mempunyai akses pada berkas rekam medis pasien untuk
menjamin kerahasiaan informasi pasien.
(2) Elemen Penilaian MKI. 7
(a) Ditetapkan kebijakan (policy) siapa pemberi pelayanan yang
mempunyai akses pada berkas rekam medis.
(b) Berkas rekam medis tersedia bagi semua pemberi pelayanan
yang membutuhkannya untuk pelayanan pasien.
(c) Data Berkas rekam medis di perbaharui (up date) untuk
menjamin komunikasi dengan informasi mutakhir.
h) Standar MKI. 8
Informasi yang berkaitan dengan pelayanan pasien ditransfer bersama
dengan pasien.
(1) Maksud dan tujuan MKI. 8
Pasien sering berpindah (transfer) selama pelayanan di dalam rumah
sakit. Ketika tim pemberi pelayanan berganti/berubah sebagai hasil
dari suatu perpindahan (transfer), kesinambungan pelayanan pasien
mempersyaratkan bahwa informasi yang penting terkait pasien
tersebut juga dipindahkan (ditransfer) bersama dengan pasien.
14
j) Standar MKI. 10
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga
(1) Maksud dan tujuan MKI.10
Rumah sakit menjaga privasi dan kerahasiaan data serta informasi
dan terutama bagi data dan informasi yang bersifat sensitif. Yang
dituju adalah keseimbangan antara berbagi (sharing) data dan
kerahasiaan data. Rumah sakit menetapkan tingkat privasi dan
kerahasiaan yang harus dijaga untuk berbagai katagori informasi
yang berbeda (misalnya : data medis, data riset dan lainnya)
(2) Elemen Penilaian MKI. 10
(a) Ada kebijakan tertulis mengenai privasi dan kerahasiaan
informasi berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
(b) Rumah sakit mempunyai kebijakan yang mengindikasikan
bahwa pasien mempunyai hak akses terhadap informasi
kesehatan mereka dan proses ijin untuk mendapatkan informasi
tersebut.
(c) Kebijakan tersebut dilaksanakan.
(d) Kepatuhan terhadap kebijakan dimonitor.
k) Standar MKI. 11
Keamanan informasi, termasuk integritas data harus dijaga.
(1) Maksud dan tujuan MKI.11
Kebijakan dan prosedur mengatur prosedur pengamanan yang
memperbolehkan hanya staf yang mendapat kewenangan (otoritas)
untuk dapat akses pada data dan informasi. Akses informasi dari
katagori yang berbeda didasarkan pada kebutuhan dan ditentukan
berdasarkan tugas dan fungsi, termasuk mahasiswa. Proses yang
efektif menentukan:
(a) Siapa yang mempunyai akses pada informasi ;
(b) Informasi dimana seseorang individu mempunyai akses ;
(c) Kewajiban pengguna untuk menjaga kerahasiaan informasi ; dan
17
(g) Retensi dari kebijakan dan prosedur yang sudah tidak berlaku
minimal dalam kurun waktu yang dipersyaratkan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan tidak
terjadi kesalahan penggunaan.
(h) Identifikasi dan penelusuran dari sirkulasi seluruh kebijakan dan
prosedur.
Sistem penelusuran dari setiap dokumen hendaknya diidentifikasi
melalui : judul, tanggal berlaku, edisi dan atau tanggal revisi
sekarang, jumlah halaman, siapa yang memberikan otorisasi dan
atau review dokumen, serta identifikasi data base.
Ada proses untuk memastikan bahwa anggota staf telah membaca
dan familier dengan kebijakan dan prosedur yang relevan dengan
pekerjaan mereka. Proses untuk mengembangkan dan kebijakan dan
prosedur pemeliharaan dilaksanakan.
(2) Elemen Penilaian MKI. 18
(a) Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis yang menjelaskan
persyaratan untuk mengembangkan dan menjaga kebijakan dan
prosedur, meliputi paling sedikit item a) sampai dengan h)
dalam maksud dan tujuan dan dilaksanakan.
(b) Tersedia prosedur protokol tertulis yang menguraikan
bagaimana kebijakan dan prosedur yang berasal dari luar rumah
sakit dapat dikendalikan dan diimplementasikan.
(c) Tersedia kebijakan tertulis atau protokol yang menentukan
retensi kebijakan dan prosedur lama atau setidaknya untuk
kurun waktu yang dipersyaratkan oleh peraturan perundangan
yang berlaku, sambil memastikan bahwa tidak terjadi kekeliruan
penggunaan dan penerapannya.
(d) Tersedia kebijakan dan protokol tertulis yang menguraikan
bagaimana semua kebijakan dan prosedur yang beredar dapat
diidentifikasi dan ditelusuri, serta diimplementasikan.
24
s) Standar MKI. 19
Rumah sakit membuat dan memelihara rekam medis untuk setiap
pasien yang dikaji (assessted) dan diobati.
(1) Maksud dan tujuan MKI. 19
Setiap pasien yang dikaji (assessted) dan diobati oleh rumah sakit
baik dirawat inap, rawat jalan maupun di unit emergensi harus
memiliki rekam medis. Rekam medis harus menetapkan identifikasi
masing-masing pasien yang unik, atau mekanisme lain yang
digunakan agar menyatu dengan rekam medis pasien. Rekam medis
tunggal dan identitas tunggal bagi setiap pasien akan memudahkan
menempatkan rekam medis pasien dan dokumen pelayanan pasien
setiap saat.
(2) Elemen Penilaian MKI. 19
(a) Rekam medis pasien dibuat untuk setiap pasien yang dikaji dan
diobati rumah sakit.
(b) Rekam medis pasien dipelihara dengan menggunakan identitas
pasien yang unik/khas atau metode lain yang efektif.
t) Standar MIK . 19.1
Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk
mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis, justifikasi pengobatan
dokumen pemeriksaan dan hasil pengobatan dan meningkatkan
kesinambungan pelayanan diantara tenaga penyedia pelayanan
kesehatan.
u) Standar MKI.19.1.1.
Rekam medis setiap pasien emergensi memuat jam kedatangan,
kesimpulan saat mengakhiri pengobatan, kondisi pasien pada saat
dipulangkan dan instruksi tindak lanjut pelayanan.
25
4. Penerapan Ergonomi
Penerapan ergonomi merupakan aktivitas rancangan bangunan (desain)
ataupun rancangan ulang (re-desain). (Nurmianto, 2003) Hal ini meliputi
perangkat keras, seperti:
a. Bangku kerja (benches)
b. Kursi: Dalam perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan jenis
pekerjaan, postur yang diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah visual
dan kebutuhan akan perlunya mengubah posisi.
c. Meja kerja: Dalam perencanaan meja kerja perlu disediakan cukup
ruangan bagi peralatan, perlengkapan kerja dan aneka tempat
penyimpanan bahan. Hal ini dimaksudkan agar gerakan tidak terganggu.
Kriteria meja kerja yang ideal:
1) Tinggi meja kerja
Tinggi permukaan atas dari meja dibuat setinggi siku dan
disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu kerja. Tinggi meja kerja
untuk sikap duduk dianjurkan 54-58 cm yang diukur dari permukaan
daun meja sampai lantai.
2) Tebal daun meja dibuat dengan pertimbangan dapat memberikan
kebebasan gerak kaki.
3) Permukaan meja kerja rata dan tidak mengikat.
4) Lebar meja kerja adalah 80 cm, diusahakan tidak melebihi jarak
jangkauan tangan.
d. Pegangan alat kerja (workholder)
e. Sistem pengendali (control)
f. Pintu (door)
g. Jendela (windows)
5. Aplikasi Ergonomi di Unit Rekam Medis
Aplikasi Ergonomi di Unit Rekam Medis (Ery Rustiyanto,2010) antara
lain :
37
44
45
1) Cari pasien
2) Jadwal dokter
3) Rawat inap
4) Booking kamar
5) Info bangsal
6) Label RM
7) Label Pasien
8) Update info pasien
9) Pasien > 5 thn
e. Keluar Tampilan Register Rawat Inap
Gambar 3. 8 Bagan alur kerja unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah
Muntilan
56
(1) Tinggi : 68 cm
(2) Lebar : 45 cm
(3) Tinggi sandaran : 40 cm
(4) Panjang keseluruhan untuk 1 kursi: 208 cm
Suhu diruang tunggu pasien BPJS dan RJ
menggunakan suhu alami dengan pencahayaan
alami maupun lampu dan ventilasi udara yang cukup.
c) Desain Kursi Pendaftaran, Analisis Coding Dan
Pelaporan
b) Rak Filing
b. Sistem Perinatal
Tabel 3. 2 Klasifikasi dan Kodefikasi Sistem Prinatal
Sum
No No Rekam Medis Nama Penyakit Kode ICD-10 ber :
1 285040 BBLC, Asphyxia Neonatal P23.1 Unit
Kerj
2 280708 Neonatal Sepsis P36.9 a
Reka
m
BBLC, CB, SMK, Partus
3 250806 P03.4 Medi
Spontan s
Rum
4 281097 Hiperbillirubinemia P01.5 ah
Sakit
Umu
m
5 118925 Asphyxia BBL P21
Daer
ah
Munt
6 129980 Peritonitis P78.0 ilan
mencapai ≤ 10 menit.
69
Setelah melakukan wawancara di Rumah Sakit Umum Daerah
Muntilan merupakan rumah sakit tipe C, dengan menggunaka
70
71
pedoman dari KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) tahun 2012. Akreditasi
unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan sudah mengacu pada
pedoman KARS dengan standar MKI. . Pada tahun 2016 RSUD Kabupaten
Magelang kembali melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2014 dan
mendapatkan predikat lulus “Tingkat Madya (Bintang Tiga)” dari Komisi
Akreditasi dengan sertifikat akreditasi nomor KARS-SERT/551/X11/2016.
e. Filing
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, alur kerja di unit rekam
medis di Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan sudah sesuai dengan
buku karangan Rustiyanto (2010) Alur kerja adalah rangkaian
peristiwa-peristiwa yang berurutan dalam melakukan suatu kegiatan
assembling, , indexing, analisis ,reporting, coding dan filling.
2. Work Space ( Area Kerja )
Menurut Ery Rustiyanto (2010), Standar area kerja Unit Rekam Medis:
a. Kantor Unit Rekam Medis seharusnya dekat dengan unit yang lain,
agar dalam mencari dan pendistribusian rekam medis cepat dan
tepat.
b. Kantor Unit Rekam Medis harus memadai (nyaman, tenang dll)
bagi staff RM dalam menjalankan tugasnya.
c. Ruang penyimpanan harus memadai (baik untuk rak dokumen
rekam medis aktif dan inaktif).
d. Kantor Unit Rekam Medis harus aman (untuk melindungi
dokumen rekam medis dari kerusakan, kehilangan atau digunakan
oleh pihak yang tidak berwenang).
a. Kantor Unit Rekam Medis dekat dengan unit yang lain, sehingga
sesuai dengan teori Ery Rustiyanto, 2010.
b. Kantor Unit Rekam Medis harus memadai (nyaman, tenang dll)
bagi staff RM dalam menjalankan tugasnya.
c. Ruang penyimpanan belum memadai karena kebutuhan rak berkas
rekam medis sangat dibutuhkan, dan ruangan penyimpanan
memerlukan AC agar udara dalam ruang filing tetap sejuk dan
berkas rekam medis tidak berjamur. sehingga belum sesuai dengan
teori Ery Rustiyanto, 2010.
d. Kantor Unit Rekam Medis sudah aman untuk melindungi dokumen
rekam medis dari kerusakan, kehilangan atau digunakan oleh pihak
yang tidak berwenang.
A. Kesimpulan
1. Standar Pelayanan Minimal Penyediaan Berkas Rekam Medis dan
Akreditasi Unit Kerja Rekam Medis
a. Standar pelayanan minimal di Rumah RSUD Muntilan penyediaan
berkas rekam medis sudah sesuai menurut Keputusan Menteri
75
76
B. Saran
1. Sebaiknya di ruangan filling RSUD Muntilan menambah rak untuk
penyimpanan berkas rekam medis, menambah pencahayaan dan
sebaiknya memasang AC agar berkas rekam medis tidak berjamur.
2. Sebaiknya RSUD Muntilan mengganti kursi dibagian assembling
dengan kursi besi seperti di bagian pelaporan, analisis, dan coding agar
petugas dapat mengerjakan tugasnya secara efektif dan ergonomis.
3. Sebaiknya RSUD Muntilan menambah kursi kerja besi yang terdapat
sandarannya, agar petugas dapat mengerjakan tugasnya secara efektif
dan ergonomis.
4. Sebaiknya meja pendaftaran IGD di RSUD Muntilan menghadap ke
pasien agar lebih ergonomis dalam melakukan pelayanan kepada
pasien.
5. Sebaiknya RSUD Muntilan mengembangkan dan mengevaluasi SIM-
RS, agar menghasilkan data yang lebih falid.
6. Sebaiknya RSUD Muntilan menambah kursi tunggu pasien, karena
jumlah pasien yang datang lebih banyak dari jumlah tempat duduk
yang sudah di sediakan.
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN
78
79
80
81