Anda di halaman 1dari 35

Sejarah Mikrobiologi dan Perkembangbiakannya

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau
kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.

Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa,


virus, algae, dan cendawan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan.
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal),
beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan:
pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin,
sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah.
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai
penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini
menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis
mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Asal-usul Kehidupan mikroorganisme

Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan


bernama Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut,
dan kotoran gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak ditemukan jasad renik,
diantaranya protozoa, khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu, Leeuwenhoek hanya
menggunakan jenis mikroskop yang sangat sederhana.

Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari dekomposisi jaringan


tumbuhan/hewan yang telah mati atau dengan kata lain kehidupan muncul begitu
saja dan berasal dari bahan mati, sehingga dikenal dengan teori Generatio
Spontanea: Abiogenesis (abio: tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat
dengan pembuktian bahwa daging yang dibiarkan membusuk akan menghasilkan
belatung.

Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa
percobaan yang dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal
dengan Generatio Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari bahan yang hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang
membusuk tidak terjadi secara mendadak dan berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat
tertarik dengan daging yang membusuk, kemudian bertelur di atas kain yang
menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya
disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa mikroorganisme
terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John Needham,
Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-
tokoh yang memberikan sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea
dengan dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa
mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.

Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar,
khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah
digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula
pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme
manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme.
Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa
Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang
menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi
tentang mikroorganisme.

Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi
merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Diharapkan di
waktu mendatang, dapat mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti
kanker. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas
hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan penyakit, dan
produktivitasnya tinggi).

Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme


Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untuk menumbuhkan
(membiakan) mikroorganisme di laboratorium. Terdapat beberapa mikroorganisme
memerlukan keadaan yang sangat khusus, misalnya tidak ada O2 sama sekali
(kondisi an aerob), sedikit O2 (microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada
O2 (fakultatif). Selain itu, biasanya mikroorganisme di alam masih terdapat dalam
bentuk campuran, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau
belum murni. Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme,
selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Berikut ini akan dibahas tentang
beberapa teknik isolasi mikroba dan pertumbuhan/pembiakannya.

A. Isolasi Mikroba
Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita,
misal: mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-
ribu mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan
bakteri. Udara, air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.

Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi


campuran. Amat jarang mikroorganisme tersebut dijumpai sebagai satu spesies
tunggal. Di sisi lain, untuk mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies
mikroorganisme tertentu, yang pertama harus dilakukan adalah memisahkannya dari
organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang
sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.

Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena


semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara
mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada agar cawan, 2) isolasi pada medium cair,
dan 3) Isolasi sel tunggal

1) Isolasi pada agar cawan


Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari
organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut
setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam
metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar
cawan tuang
Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan
terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.

Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang
menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian
dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir
mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.

2) Isolasi pada medium cair


Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh
pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair.
Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

3) Isolasi sel tunggal


Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme
berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair.
Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat
halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

B. Isolasi Mikroba
Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal),
mikroorganisme tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian
ditumbuhkan sesuai tujuan.

Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total


massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan
sebelumnya, bahwa sistem reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan
biner melintang, satu sel membelah diri menjadi 2 sel anakan yang identik dan
terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua
kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak
sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai
berjam-jam atau berhari-hari.

Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi
tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan.
Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga
akan diperoleh kurva pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase
pertumbuhan, yaitu:

1) fase lamban/lag phase/fase adaptasi


2) fase cepat/fase log/eksponensial
3) fase statis
4) fase kematian

Fase lamban
Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri
(adaptasi), sehingga tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang
jumlah sel menurun.

Fase cepat
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat
teramati ciri-ciri sel yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan
pada fase cepat ini. Pada fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah,
yang lainnya setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai membelah.

Fase statis
Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju
pembiakan sama dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap
konstan. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun
terbentuknya produk metabolisme yang cenderung menumpuk mungkin menjadi
racun bagi bakteri yang bersangkutan.

Fase kematian
Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya
sudah mati, yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian
melampaui laju pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.
Sumber buku Mikrobiologi Karya Inggit Winarni
Sejarah mikrobiologi
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah
membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman
ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan
berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur
menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu
menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan
pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli
mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam
perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah
yang disebut dengan biohemial divesity atau keanekaragaman biokimia yang menjadi ciri khas
mikroorganisme. Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisma perubahan kimia oleh
mikroorganisme sangat mirip dengan unity inbiochemistry yang artinya bahwa proses biokimia pada
mikroorganisme adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia.
Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme dari mikroba
hingga manusia adalah DNA. Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya
sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisma. Saat
ini mikroorganisme diteliti secara insentif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.
Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses yang menguntungkan
masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai
sumber energi. Strain-strain dari mikroorganisme yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika
dapat diterima. Sekarang insulin yang dibutuhkan manusia dapat diproduksi dalam jumlah tak
terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa. Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup
besar untuk membersihkan lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan dipergunakan
sebagai herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai
kemampuan untuk mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan
mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan lahan baru dalam
mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisme
anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus
merupakan organisme yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi
manusia, hewan maupun tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi
banyak diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya
digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun
industri makanan.
Leeuwenhoek dan perkembangan mikroskop
Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional.
Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca
pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam
penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya
salah seorang penemu mikrobiologi. Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat
sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan
banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-
hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda
tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak
lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang
mampu memperbesar 200-300 kali.

Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British
Royal Society Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan
adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia
menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya
adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-
penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang
akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi. Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi
perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan
animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya.
Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda
mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio
spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules
sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut
dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan
dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam
eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.
Pembuktian ketidakbenaran dari Abiogenesis
Franscesco Redi (1926-1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva
yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari
mikroorganisma yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop?
Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan
organisma yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya
kolono pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisma terjadi spontan
dari daging. Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani (1729 – 1799) merebus kaldu daging selama 1
jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya
mikroorganisma dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi
Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan
Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara.

Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan
kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke
dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor
Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu.
Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat
maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya
asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai
akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan
menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut
dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan
demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba
dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
Bukti teori biogenesis
Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis Louis Pasteur (1822 – 1895) seorang
ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisma. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti
peran mikroba dalam industri anggur dana pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio
spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada
tahun 1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat
membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikanpendapatnya, Pasteur melakukan
serangkaian eksperimen. Ia menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang
dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan
bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisma
di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada bagian tabung yang
berbentu U sehingga tidka dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan
Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganima terbawa debu oleh udara dan ia
menyimpilkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang
terjadi.
Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I have kept them and am still keeping
from them, that one thing that is above the power of man to make; I have kept from
them, the germ that float in the air, I have kept them from life. Salah satu argumen klasik
untuk menantang buiogenesis adalh bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau
bahan juga dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat
bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidka dapat muncul serta spontan.
Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat dengan mudah
dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melakukan percobaab dengan meletakkan tabung
reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa
yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar
dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan
adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogenesis.
Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur
dan mikroba yang menyebabkan penyakit.
Teori tentang fermentasi
Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan
senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang
pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan
hasil dari kikroorganisma yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisma sebagaimana
yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850 an pasteur memecahkan masalah yang timbul
dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur
menemukan mikroorganisma yang berbeda. Mikroorganisma tertentu mendominasi anggur yang
bagus sementara tipe yang lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia menyimpulkan bahwa
pemilihan mikroorganisma yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia
memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah
dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yangberkualita baik yang mengandung
mikroorganisma yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki
kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi
dulu selama beberapa menit pada 50 – 60 ºC. Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan
secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi
melalui trial and error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisma tertentu.
Penyakit
Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industry anggur, Pasteur dan
asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka
menemukan agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi juga sebelum
Pasteur membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat
argument yang kuat terhadap teori kuman terhadap penyakit. Sebelumnya, dalam sejarah manusia
ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara
yang jelek, darah yang jelek dan lain-lainnya. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483 – 1553)
menyarankan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisma yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat yang ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya berasal dari
percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana
mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von
Plenciz (1705-1786) mengatakan bahwa tidak hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab
penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang
bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menghisap nutrien mulai diterima.
Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang
merugikan industri Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa
mikrroorganisma yang disebut dengan protozoa yang dapat menyebabkna penyakit. Pasteur juga
menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana menghilangkan penyakit dengan cara memilih
ulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan. Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang
profesional di bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang
tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh
Pasteur. Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui
penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya
menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan
prkateknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara
memisahkan bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya
ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan
bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit
sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah
menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan
dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri
dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan anthraxnya
Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit
tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera.
Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisma. Koch dan anggotanya
banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur
pengecatan bakteri untuk pengamatan dengna mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch
adalah Paul Erlich (1854 –1915) yang melakukan penelitian terhadap dyes dan menggunakannya
untuk mengecat bakteri termasuk bakteri penyebab tuberculosisi.
Teknik biakan murni
Secara kebetulan seorang para Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada kentang yang telah
direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya;
mereka mengembangkan media spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisma. Media adalah
substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisma. Koch dan koleganyanya juga
menunjukkan bahwa senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat media menjadi
padat. Richard J.Petri (1852 – 1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan media
agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun
1892, dengan menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen
penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch mengenalkan penggunaan
binatang model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke dalam menit, kelinci,
babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan
menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan keraguan.
Postulat Koch Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium
danmenentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan
penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
1. Mikroorganisma tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2. Mikroorganisma dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisma tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut.
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit
dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1
mikroorganisma memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun 1892 Dimitri
Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat
ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter yang ditemukan
oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian
selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri.
Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus. Pada
tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851-1902) dengan menggunakan manusia
sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa
protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah
mengurus air yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak.
Perkembangan dan Pencegahan penyakit
Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit bubon yang
dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama
perioda 1347 – 1350. Sepertiga sampai setengah populasi di Eropa meninggal karena penyakit
tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber bakteri bacillus dan
ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Slama 1917 – 1919 malaria telah
membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 manusia di seluruh dunia. Jumlah tersebut
mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih
mematikan dibanding peluru. Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisma dapat merupakan
penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya pada cara pencegahan dan
perlakuannya.
Penemuan antiseptik
Secara umum septis berati efek toksis dari mikroorganisma penyebab penyakit pada tubuh selama
infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang menghentikan efek tersebut dengan pencegahan
infeksi. Oliver Weldell Holmes (1809 – 1894) seorang dokter Ameraka pada tahun 1843
menekankan bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan dari
satu wanita lain melalui tangan dikter. Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp
Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan dokter. Pada tahun
1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan asam karbol atau phenol dapat digunakan
untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk merendam alat-alat bedah dan
menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi
yang sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima
dan dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik
aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat fisik lain dapt
mengurangi mikroorganisma di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur dan ruangan tempat
memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.
Imunisasi
Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri
yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat
demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di
laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai
ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu
karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang
menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan
biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak
pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar.
Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat. Pertama
hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya. Pasteur menemukan
bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan
virulensinya atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat
menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan
terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax.
Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen tersebut engan vaccin dari bahasa latin vaccayang
artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui hasil kerja sebelumnya yang dilakukan
oleh Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah sukses memfaksinasikan para pekerjanya di
peternakan yang telah terkena copox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi
serius. Jenner menduga bahwa karena terbiasa menghadapi cowpox akan mencegahnya dari serangan
smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener menginokulasi James Phipps pertama
dengan materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dengan agen smallpox.
Anak laki-laki tersebut tidak menunjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal
dimana-mana dan oleh banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisma yang ajaib.
Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang
ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan
bahwa penyebab penyakit rabies adalah belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan yang
kuat bahwa itu adalah mikroorganisma. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah
diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang
belakang kelinci tersebut dan mengeingkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang
diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap
anjing sangat berbeda dengan manusia.Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph
Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut.
Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati.
Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk
mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal.
Chemoterapi
Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah digunakan untuk
mengobati syilis pada tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan untuk mengobati
malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan berperan sebagai sumber bahan untuk chemoterapi. Paul
Erlich meulai chemoterapi modern dengan membuat ‘magig bullet’ senyawa kimia yang dapat
membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis tanpa membahayakan orangnya. Ia menyebut camouran
tadai dengan ‘salvarsan’ yang terbukti sangat efektif membasmi bakteri penyebab sifilis. Untuk
penemuan tersebut Ia mendapat Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881 – 1955) menemukan
penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisma jamur Peniceliium notatum. Fleming
menduga bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian saat peneliti
dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa antibakteri yang berasal dari mikroorganisma.
Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti
yang dipimpin oleh Howard W.Florey dan Ernst Chain melakukan pengobatan dengan penicilin
yang hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai ‘miracle drug’. Dan
bertiga, Florey, Chain dan Fleming mendapat Nobeluntuk penemuan tersebut.
Dari sini terlihat bahwa timbulnya pertentangan-pertentangan dari para ilmuwan yang
mengemukakan teori asal-usul kehidupan ialah salah satunya adanya faktor pertentangan ahli-ahli
ilmuwan dari paham gereja yang lebih berlandaskan atas unsur materialisme semata, dan adanya
pemisahan ilmu pengetahuan dengan urusan agama yang terutama berhubungan dengan Tuhan
sebagai sang Khalik yang menciptakan alam semesta. Sehingga teori-teori yang mengungkap tentang
rahasia darimana sebenarnya asal-usul kehidupan itu berasal, sesungguhnya belum semuanya
terbukti. Jawaban atas ini bergantung pada pandangan hidup seseorang, jika dikaitkan dengan segi
spiritual yaitu aqidah Islam yaitu keyakinan dasar seseorang tentang adanya Allah SWT sebagai
pencipta, dan pengatur seluruh alam semesta. Dialah yang maha kuasa atas segala sesuatunya, baik
yang ada di langit dan di bumi semua berada di bawah pengawasan dan kekuasaan Allah SWT. Bukti-
bukti tentang penciptaan alam semesta termasuk di dalamnya seluruh makhluk hidup di muka bumi,
jelas tercantum dalam Al-Quran
sebagaimana firman Allah yaitu:

Dari penggalan bukti ayat  Al-quran tersebut telah jelas bahwa kita sebagai orang yang beriman, yang
yakin akan adanya sang Khalik harus percaya bahwa seluruh makhluk baik di langit dan di bumi, baik
berukuran besar maupun kecil, bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik) yang tidak dapat
terlihat dengan mata telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga dengan mempelajari
sejarah mikrobiologi. Secara tidak langsung pengetahuan tentang aqidah kitapun semakin bertambah.
Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit pengetahuannya, jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT
yang maha luas dan tak terbatas.
Pengaruh Sejarah Mikrobiologi Dan Penemuan-Penemuannya Dalam Membangun
Peradaban Manusia Sejahtera
Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini
digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang “kompleks”: dicirikan oleh praktik dalam
pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah
peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.
Sejahtera mengandung pengertian aman sentosa, makmur, serta selamat , terlepas dari berbagai
gangguan. Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU No 6 tahun 1974 dengan sangat
abstrak, yaitu suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi
oleh rasa keselamatan, kesusilaan danketentraman lahir batin dan seterusnya.
(www.kamushukum.com). Lebih lengkap, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi
pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan,
pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman
dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (www.menkokesra.go.id).
Walaupun sulit diberi pengertian, namun kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi
kebutuhan dasar, makmur, sehat, damai dan selamat, beriman dan bertaqwa. Untuk mencapai
kesejahteraan itu manusia melakukan berbagai macam usaha, misalnya di bidang pertanian,
perdagangan, pendidikan, kesehatan serta keagamaan, pertahanan-keamanan dan sebagainya.
Manusia juga melakukan upaya-upaya secara individu serta berkelompok. Upaya mencapai
kesejahteraan lewat kelompok misalnya membentuk paguyuban, koperasi, assosiasi, organisasi serta
membentuk Negara. Kesejahteraan juga bisa dibedakan menjadi lahiriyah/fisik dan batiniyah.
Namun, mengukur kesejahteraan, terutama kesejahteraan batin/spiritual, bukanlah yang mudah.
Kesejahteraan yang bersifat lahir yang biasa dikenal dengan kesejahteraan ekonomi lebih mudah
diukur daripada kesejahteraan batin. Ukuran kesejahteraan lebih kompleks dari kemiskinan.
Kesejahteraan harus dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kerohanian.
Kesejahteraan dapat diraih jika seseorang dapat mengakses pekerjaan, pendapatan, pangan,
pendidikan, tempat tinggal, kesehatan, dan lainnya. (Ali Khomsan, www.Kompas.com).
Berikut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksudkan dengan:
1. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
2. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang
dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna
memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
3. Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah seseorang yang dididik dan dilatih secara profesional untuk
melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial dan/atau seseorang yang
bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang ruang lingkup kegiatannya di bidang
kesejahteraan sosial.
 
4. Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun
swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial
yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman praktek pekerjaan sosial untuk
melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
5. Relawan Sosial adalah seseorang dan/atau kelompok masyarakat, baik yang berlatar belakang
pekerjaan sosial maupun bukan berlatar belakang pekerjaan sosial, tetapi melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan di bidang sosial bukan di instansi sosial pemerintah atas kehendak sendiri dengan
atau tanpa imbalan.
6. Pelaku Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah individu, kelompok, lembaga kesejahteraan
sosial, dan masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
7. Lembaga Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang
melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
8. Rehabilitasi Sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan
seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
9. Perlindungan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangani risiko
dari guncangan dan kerentanan sosial.
10. Pemberdayaan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang
mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
11. Jaminan Sosial adalah skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
12. Warga Negara adalah warga negara Republik Indonesia yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
13. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
15. Menteri adalah menteri yang membidangi urusan sosial.
Pasal 2
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan berdasarkan asas:
a. kesetiakawanan;
b. keadilan;
c. kemanfaatan;
d. keterpaduan;
e. kemitraan;
f. keterbukaan;
g. akuntabilitas;
h. partisipasi;
i. profesionalitas; dan
j. keberlanjutan.
Pasal 3
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan:
a. meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;
b. memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;
c. meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah
kesejahteraan sosial;
d. meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;
e. meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan
f. meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
 
Penemuan Insulin
Penemuan insulin juga merupkan bukti bahwa perkembangan mikrobiologi memberi sumbangan
besar dalam bidang kesehatan. Pada 1920, Dr Frederick Banting bereksperimen untuk membuat
ekstrak pankreas yang diharapkan akan memiliki kualitas anti-diabetes. Pada tahun 1921, di
Universitas Toronto, Kanada, bersama dengan mahasiswa kedokteran bernama Charles Best, mereka
berhasil membuat ekstrak pankreas. Metode yang mereka gunakan adalah dengan mengikatkan tali di
saluran pancrease. Ketika diperiksa beberapa minggu kemudian, sel-sel pencernaan pankreas telah
mati dan diserap oleh sistem kekebalan tubuh. Proses ini meninggalkan ribuan kelenjar Pulau
Langerhans. Mereka lantas mengisolasi ekstrak Pulau Langerhans ini untuk memproduksi ‘isletin’.
Isletin di kemudian hari lantas dikenal sebagai insulin.
Banting dan Best menguji insulin ini pada anjing yang menderita diabetes. Hasilnya, anjing tersebut
tetap hidup meski pankreasnya telah diambil. Ekstrak insulin ternyata mampu mengatur kadar gula
darah anjing. Pada titik ini, Profesor J. MacLeod, seorang sejawat Banting mengatakan ia ingin
melihat kembali eksperimen ini secara keseluruhan. Setelah melihat hasilnya, MacLeod memutuskan
mengerahkan seluruh tim penelitinya untuk bekerja pada produksi dan pemurnian insulin.JB Collip
bergabung dengan tim tersebut, yang kemudian terdiri dari Banting, Best, Collip dan MecLeod.
Mereka berhasil memproduksi insulin yang cukup, dalam kualitas yang cukup murni, untuk
mengujinya pada pasien.
Pada tahun 1922 insulin diuji pada Leonard Thompson, seorang pasien diabetes berusia 14 tahun
yang terbaring sekarat di Rumah Sakit Umum Toronto. Pada awalnya ia menderita reaksi alergi parah
sehingga suntikan lebih lanjut dibatalkan. Para ilmuwan kemudian bekerja keras untuk
meningkatkan kualitas ekstrak insulin. Suntikan kedua akhirnya diberikan pada Thompson dan
hasilnya spektakuler. Para ilmuwan lantas pergi menyuntikkan cairan yang sama pada pasien
diabetes lain yang sudah koma. Mereka pergi dari ranjang ke ranjang untuk memberikan insulin.
Setelah disuntik, para pasien mulai terbangun dari koma mereka. Sebuah momen yang
menggembirakan bagi anggota keluarga dan staf rumah sakit. Karena suatu hal Collip akhirnya
meninggalkan proyek tersebut. Sementara itu Best berusaha untuk meningkatkan produksi insulin
sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Sebuah perusahaan bernama Eli Lilly akhirnya mendengar tentang penemuan insulin ini dan
menawarkan bantuan. Tak lama kemudian Eli Lilly berhasil memproduksi insulin murni dalam
jumlah besar.
Praktis penggunaan teknologi DNA rekombinan dalam sintesis insulin manusia membutuhkan jutaan
salinan plasmid bakteri yang telah digabungkan dengan gen insulin dalam rangka untuk
menghasilkan insulin. Gen insulin diekspresikan bersama dengan sel mereplikasi galaktosidase-B di
dalam sel yang sedang menjalani mitosis.

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Protein yang terbentuk, sebagian terdiri dari B-galaktosidase, bergabung ke salah satu rantai insulin A
atau B. Rantai insulin A dan rantai B kemudian diekstraksi dari fragmen B-galaktosidase dan
dimurnikan.

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Kedua rantai dicampur dan dihubungkan kembali dalam reaksi yang membentuk jembatan silang
disulfida, menghasilkan Humulin murni (insulin manusia sintetis).
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.html
Penemuan Vaksin berbentuk bubuk
Pengembangan vaksin untuk melindungi manusia dari penyakit virus adalah salah satu keunggulan
dari pengobatan modern. Vaksin pertama diproduksi oleh Edward Jenner pada tahun 1796 untuk
memberikan perlindungan terhadap penyakit cacar. Jenner menyadari bahwa pemerah susu yang
telah tertular cacar sapi, sebuah infeksi yang relatif tidak berbahaya, menjadi tahan terhadap penyakit
cacar, sebuah penyakit manusia yang sering menjadi epidemi dengan angka kematian yang sangat
tinggi.
Vaksin flu dalam bentuk bubuk bisa menyelamatkan jutaan nyawa, kalau terjadi epidemi flu. Jean
Pierre Amorij, seorang peneliti muda di Universitas Groningen berhasil mengembangkan vaksin
bubuk tersebut. Belanda telah memberlakukan lagi kewajiban mengandangkan ungkas.
Di Jerman dan Polandia juga muncul virus flu burung H5N1. Flu burung versi ini memang bisa
membuat orang sakit, tapi tidak akan terjadi penularan dari manusia ke manusia. Sejak beberapa
tahun diketahui bahwa Flu Spanyol, yang abad lalu menelan nyawa puluhan juta orang, cikal bakalnya
adalah virus flu burung. Ketika virus itu berubah menjadi semacam flu baru yang bisa menular antar
manusia, bencana pun menjadi kenyataan.
Para ilmuwan sependapat bahwa pandemi seperti itu lambat laun akan datang kembali. Ini adalah
fenomena alamiyah. Jadi, masalahnya bukan masalah ya atau tidak, tapi masalah kapan datangnya.
Karena pesatnya peningkatan jumlah penduduk dunia dan meningkatnya jumlah perjalanan
internasional, para pakar virus memperhitungkan, korbannya bisa mencapai 81 juta orang. Sembilan
puluh persen korban dari negara ketiga.
Vaksin flu dalam bentuk bubuk ini mungkin satu-satunya cara untuk mencegah bencana dunia
sebesar itu. Drs Amorij, penemu vaksin baru itu, menjelaskan kenapa penting bahwa virus itu justru
berbentuk bubuk.
Vaksin flu berbentuk bubuk yang tidak gampang rusak ini juga jauh lebih murah dan lebih mudah
untuk disimpan dan didistribusi. Malah bisa menumpuk cadangan sebagai persiapan menghadapi
bencana. Karena satu-satunya cara untuk menghambat proses pandemi adalah sebanyak mungkin
menyuntik orang. Oleh karena itu cadangan vaksin yang banyak adalah sangat penting.
Gambar .Vaksin Bentuk Bubuk
Masih banyak lagi kelebihan vaksin berbentuk bubuk ini. Karena bubuknya sangat halus, maka cocok
sekali untuk dihirup sehingga vaksin mudah masuk ke bawah paru-paru. Dan bubuk halus gampang
dibuat vaksin hirupan yang bisa dibuang setelah dipakai, yang mengandung sedikit vaksin kering.
Jadi masa depan vaknsi ini cemerlang.
Efektifitas vaksin flu baru ini sudah terbukti dalam ujicoba yang disebut “Model tikus”. Tikus dan
manusia memang tidak sama, tapi cara paru-paru bekerja hampir sama. Cara menghirup bubuk
halus, itu juga sama. Oleh karena itu, ujicoba dengan manusia – yang sekarang sudah dimulai-
dipastikan akan berhasil.
Kalau pandemi virus terjadi, cara kerjanya pertama-tama sama dengan vaksin flu lain. Vaksin
‘dipanen’ dan produksi vaksin pun dimulai. Saat ini caranya persis seperti injeksi flu tahunan. Tapi
vaksin bubuk ini akan membawa perubahan besar. Apa yang selama ini dianggap sebagai vaksin
‘biasa’ akan berubah menjadi senjata ampuh melawan flu. Jean Pierre Amorij berani mengatakan,
bahwa vaksin bubuk ini dalam waktu sepuluh tahun akan siap untuk didistribusi. Sidang desertasi
Amorij digelar Januari mendatang. Setelah itu dia berhak menyandang gelar Doktor.Sumber:  Radio
Nederland Wereldomroep (RNW).
Produksi vaksin dimulai dengan sejumlah kecil virus tertentu (atau disebut benih). Virus harus bebas
dari ‘kotoran’, baik berupa virus yang serupa atau variasi dari jenis virus yang sama. Selain itu, benih
harus disimpan dalam kondisi “ideal”, biasanya beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau
lebih lemah dari yang diinginkan. Benih disimpan dalam gelas kecil atau wadah plastik. Jumlah yang
kecil hanya 5 atau 10 sentimeter kubik, mengandung ribuan hingga jutaan virus, nantinya dapat
dibuat menjadi ratusan liter vaksin. Freezer dipertahankan pada suhu tertentu. Grafik di
luar freezer akan mencatat secara terus menerus suhu freezer. Sensor terhubung dengan alarm yang
dapat didengar atau alarm komputer yang akan menyala jika suhu freezer berada di luar suhu yang
seharusnya. Setelah mencairkan dan memanaskan benih virus dalam kondisi tertentu secara hati-hati
(misalnya, pada suhu kamar atau dalam bak air), sejumlah kecil sel virus ditempatkan ke dalam
“pabrik sel,” sebuah mesin kecil yang telah dilengkapi sebuah media pertumbuhan yang tepat
sehingga sel memungkinkan virus untuk berkembang biak.
Setiap jenis virus tumbuh terbaik di media tertentu, namun semua media umumnya mengandung
protein yang berasal dari mamalia, misalnya protein murni dari darah sapi. Media juga mengandung
protein lain dan senyawa organik yang mendorong reproduksi sel virus. Penyediaan media yang
benar, pada suhu yang tepat, dan dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, virus akan bertambah
banyak.
Selain suhu, faktor-faktor lain harus dipantau adalah pH. pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan,
diukur pada skala dari 0 sampai 14. dan virus harus disimpan pada pH yang tepat dalam pabrik sel.
Air tawar yang tidak asam atau basa (netral) memiliki pH 7. Meskipun wadah di mana sel-sel tumbuh
tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah katup, tabung, dan sensor yang
terhubung dengannya. Sensor memantau pH dan suhu, dan ada berbagai koneksi untuk
menambahkan media atau bahan kimia seperti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk
mengambil sampel untuk analisis mikroskopik, dan pengaturan steril untuk menambahkan
komponen ke pabrik sel dan mengambil produk setengah jadi ketika siap.
Virus dari pabrik sel ini kemudian dipisahkan dari media, dan ditempatkan dalam media kedua untuk
penumbuhan tambahan. Metode awal yang dipakai 40 atau 50 tahun yang lalu yaitu menggunakan
botol untuk menyimpan campuran, dan pertumbuhan yang dihasilkan berupa satu lapis virus di
permukaan media. Peneliti kemudian menemukan bahwa jika botol itu berubah posisi saat virus
tumbuh, virus bisa tetap dihasilkan karena lapisan virus tumbuh pada semua permukaan dalam botol.

Gambar . Teknologi Pembuatan Vaksin


Sebuah penemuan penting dalam tahun 1940-an adalah bahwa pertumbuhan sel sangat dirangsang
oleh penambahan enzim pada medium, yang paling umum digunakan yaitu tripsin. Enzim adalah
protein yang juga berfungsi sebagai katalis dalam memberi makan dan pertumbuhan sel.
Dalam praktek saat ini, botol tidak digunakan sama sekali. Virus yang sedang tumbuh disimpan
dalam wadah yang lebih besar namun mirip dengan pabrik sel, dan dicampur dengan “manik-manik,”
partikel mikroskopis dimana virus dapat menempelkan diri. Penggunaan “manik-manik” memberi
virus daerah yang lebih besar untuk menempelkan diri, dan akibatnya, pertumbuhan virus menjadi
yang jauh lebih besar. Seperti dalam pabrik sel, suhu dan pH dikontrol secara ketat. Waktu yang
dihabiskan virus untuk tumbuh bervariasi sesuai dengan jenis virus yang diproduksi, dan hal itu
sebuah rahasia yang dijaga ketat oleh pabrik.

Gambar. Pemisahan Virus


Ketika sudah tercapai jumlah virus yang cukup banyak, virus dipisahkan dari manik-manik dalam
satu atau beberapa cara. Kaldu ini kemudian dialirkan melalui sebuah filter dengan bukaan yang
cukup besar yang memungkinkan virus untuk melewatinya, namun cukup kecil untuk mencegah
manik-manik dapat lewat. Campuran ini sentrifugasi beberapa kali untuk memisahkan virus dari
manik-manik dalam wadah sehingga virus kemudian dapat dipisahkan. Alternatif lain yaitu dengan
mengaliri campuran manik-manik dengan media lain sehingga mencuci manik-manik dari virus.
Vaksin bisa dibuat baik dari virus yang dilemahkan atau virus yang dimatikan. Pemilihan satu dari
yang lain tergantung pada sejumlah faktor termasuk kemanjuran vaksin yang dihasilkan dan efek
sekunder. Virus yang dibuat hamper setiap tahun sebagai respon terhadap varian baru virus
penyebab, biasanya berupa virus yang dilemahkan. Virulensi virus bisa menentukan pilihan; vaksin
rabies, misalnya, selalu vaksin dari virus yang dimatikan.
Jika vaksin dari virus dilemahkan, virus biasanya dilemahkan sebelum dimulai proses produksi.
Strain yang dipilih secara hati-hati dibudidayakan (ditumbuhkan) berulang kali di berbagai media.
Ada jenis virus yang benar-benar menjadi kuat saat mereka tumbuh. Strain ini jelas tidak dapat
digunakan untuk vaksin ‘attenuated’. Strain lainnya menjadi terlalu lemah karena dibudidayakan
berulang-ulang, dan ini juga tidak dapat diterima untuk penggunaan vaksin. Seperti bubur, kursi, dan
tempat tidur yang disukai Goldilocks, hanya beberapa virus yang “tepat” mencapai tingkat atenuasi
yang membuat mereka dapat diterima untuk penggunaan vaksin, dan tidak mengalami perubahan
dalam kekuatannya. Teknologi molekuler terbaru telah memungkinkan atenuasi virus hidup dengan
memanipulasi molekul, tetapi metode ini masih langka.

Gambar . Pemilih Strain Virus


Virus ini kemudian dipisahkan dari media tempat dimana virus itu tumbuh. Vaksin yang berasal dari
beberapa jenis virus (seperti kebanyakan vaksin) dikombinasikan sebelum pengemasan. Jumlah
aktual dari vaksin yang diberikan kepada pasien akan relatif kecil dibandingkan dengan jumlah
medium yang dengan apa vaksin tersebut diberikan. Keputusan mengenai apakah akan menggunakan
air, alkohol, atau solusi lain untuk injeksi vaksin, misalnya, dibuat setelah tes berulang-ulang demi
keselamatan, steritilitas, dan stabilitas.

Gambar .Pengontrolan Kualitas dengan Gaun Tyvek untuk melindungi pekerja yang membuat dan
mengemas vaksin
Untuk melindungi kemurnian vaksin dan keselamatan pekerja yang membuat dan mengemas vaksin,
kondisi kebersihan laboratorium diamati pada seluruh prosedur. Semua transfer virus dan media
dilakukan dalam kondisi steril, dan semua instrumen yang digunakan disterilisasi dalam autoklaf
(mesin yang membunuh organisme dengan suhu tinggi, dan yang berukuran sekecil kotak perhiasan
atau sebesar lift) sebelum dan sesudah digunakan. Pekerja yang melakukan prosedur memakai
pakaian pelindung yang meliputi gaun Tyvek sekali pakai, sarung tangan, sepatu bot, jaring rambut,
dan masker wajah. Ruangan pabrik sendiri memakai AC yang khusus sehingga jumlah partikel di
udara minimal.
 
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1989.  Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djamban
Fardiaz, Srikandi.1992.  Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Michael DKK. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Stanier DKK. 1982. Dunia Mikrobe 1. Jakarta: Barathara Karya Aksara
Suriawiria, Unus. 1980. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa
Berlow, LH. How vaccine is made [disitasi 30 November 2010]. Diunduh
dari: http://www.madehow.com/Volume-2/Vaccine.html

SEJARAH PERKEMBANGAN
MIKROBIOLOGI
Posted by F AD H LA N MU CH LAS  on D ES EM BER 12, 2009
SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

PERSETERUAN ANTAR TEORI DAN


PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI DARI MASA KE MASA

Ringkasan
Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi
menjadi empat periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya rahasia
suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada tahun
1675. Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan
mengenai asalmula kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan
tahun 1860an, ketika teori generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya
dan prinsip biogenesis diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak
lagi bersifat spekulatif semata-mata. Selama periode berikutnya antara tahun
1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan penemuan dasar yang penting.
Perkembangan teori nutfah panyakit dalam tahun1876, hal ini secara tiba-tiba
menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan
mencirikan mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak
mikroorganisme penyebab penyakit serta metode-metode untuk mencegah
dan mendiagnosis serta mengobati penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-
penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran membawa perombakan yang
besar dan cepat di dalam praktik kedokteran. Periode terakhir tahun 1910-
sekarang ditandai dengan dipergunakannya banyak metode dan peralatan
mutakhir, seperti mikroskop elektron dan komputer.
Pendahuluan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan
dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai
mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun
jasad renik (Anonymous. 2008).
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora
normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi
makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll,
produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta yang berkaitan dengan
proses pengolahan limbah. Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan biotic maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena
berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam
tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan, humifikasi dan
mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat
lemas (N) dari udara bebas sehungga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di
dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya
merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan Cuma itu, sekarang
mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai
bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu
banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini
menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan
berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung dan
flu babi yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang
disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga
terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.
Isi

1. A. Pengertian Mikrobiologi dan Perkembangannya

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang


mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua
makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa,
dan Archaea (Anonymous.2009). Virus sering juga dimasukkan walaupun
sebenarnya ia tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, micros = kecil, bios = hidup dan
logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal
lebih kurang 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang
terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang
mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme
diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji
tentang:
1         karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan
2         karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang
mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
3         keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan
mengapa muncul macam-macam mikroorganisme.
4         keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan.
5         peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi
6         bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu
dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk
manusia.
Secara garis besar mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan
menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis
Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasianggur (wine) dan
membuat serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19
terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya
bidang penting lain, yaitu: biokimia. Awal perkembangan ilmu mikrobiologi
pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan
bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari
tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan
bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi
merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi
minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa
mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan
awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisme bagi
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah
meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam
perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik
yang baru. Hal inilah yang disebut dengan biohemial divesity atau keaneka
ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisme. Disamping itu,
yang penting lainnya adalah mekanisme perubahan kimia oleh
mikroorganisme sangat mirip dengan unity in biochemistry yang artinya
bahwa proses biokimia pada mikroorganisme adalah sama dengan proses
biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru
menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme dari mikroba
hingga manusia adalah DNA.
Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya
sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai
variasi metabolisma. Saat ini mikroorganisme diteliti secara insentif untuk
mengetahui dasar fenomena biologi.
Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses yang
menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui
proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi. Strain-strain dari
mikroorganisme yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat
diterima. Sekarang insulin yang dibutuhkan manusia dapat diproduksi dalam
jumlah tak terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa.
Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk
membersihkan lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan
dipergunakan sebagai herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini
karena mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk
mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan
mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan lahan
baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi. Jika anda
membaca tentang mikroorganisme anda akan menghargai, mengagumi
mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus merupakan
organisme yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen
bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan
lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya berperan penting dalam
lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya digunakan dalam
menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan
maupun industri makanan (Minasari. 2008).

1. B. Antony Van Leeuwenhoek dan Mikroskopnya

Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) sebenarnya bukan peneliti atau


ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebegai wine terster di
kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati
serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam
penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam
semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk
mengamati air sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik
dengan banyaknya benda-benda bergerak tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan animalculeyang menurutnya
merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih
antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan
fungsi mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa
dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250
mikroskop yang mampu memperbesar 200–300 kali. Leewenhoek mencatat
dengan teliti hasil pengamatan tersebut dan mengirimkannya ke British Royal
Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September
1974 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil, sekarang dikenal
dengan protozoa. Antara tahun 1632–1723 ia menulis lebih dari 300 surat
yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya
adalah bentuk batang, kokus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan
bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya
bentuk kehidupan yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan ilmu
mikrobiologi.
Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana
asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan animacules
ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi
misalnya. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk
hidup berasal dari proses benda mati melalui abiogenesis. Konsep ini dikenal
dengan generatio spontanea. Kedua mengatakan bahwa animalcules berasal
dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi.
Pendapat atau teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang
sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran
teori biogenesis. Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen yang
nampaknya sederhana tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun
(Minasari. 2008).

1. C. Kemenangan Teori Biogenesis

Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam


daging busuk adalah larva, yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari
generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari mikroorganisme yang
hanya bisa dilihat dengan mikroskop?
John Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk
menghilangkan organisme yang ada dan menempatkannya dalam toples yang
terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan daging
tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi spontan dari daging.
Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan
menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak
ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi eksperimen ini
menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber
makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut
tidak berinteraksi langsung dengan udara.
Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba
memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz
Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi
daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan
udara panas melalui pipa ke dalam tabung tertutup yang berisi kaldu.
Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh
adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori
generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan
mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai
akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan
melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah
dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang sebagiannya
diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba
akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya
mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak
ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori
generatio spontanea adalah salah.

1. D. Bukti Teori Biogenesis


Pada periode yang sama muncul ilmuwan baru dari Fransis Louis Pasteur
(1822–1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada
mikroorganisme. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba
dalam industri anggur dalam pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori
generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix
Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia banyak
mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat
membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan pendapatnya,
Pasteur melakukan serangkaian eksperimen, ia menggunakan bejana dengan
leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa. Bejana ini
diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas
melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya
mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu atau asap
akan mengendap pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat
mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes
dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh
udara dan ia menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk
ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Pada tanggal 7
April 1864 ia mengatakan bahwa: For I hape kept them and am still keeping
from them, that one thing that is above the power of man to make; i have kept
from them, the germ that float in the air, i have kept them from file.
Salah satu argumen klasik untuk menantang biogenesis adalah bahwa panas
yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap
merusak vital force. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat
bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebutmikroorganisme tidak dapat
muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall
mengatakan udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme
dengan cara melakukan pecobaan dengan meletakkan tabung reaksi berisi
kaldu steril ke dalam kotaktertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak
melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral.
Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi
tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba.
Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogensis.
Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran mikroba
dalam pembuatan anggur dan mikroba yang menyebabkan penyakit.

1. E. Teori Tentang Fermentasi

Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan
biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu
alasan mengapa Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea
adalah keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil
mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisme
sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850. Pasteur
memecahkan masalah yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti
anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan
mikroorganisme yang berbeda.
Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe
mikroorganisme lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia
menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan
menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang
telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah
dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yang
berkualitas baik yang mengandung mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya
menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan
tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi
dulu selama beberapa menit pada 50–600 Proses ini dikenal dengan
pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang industri makanan.
Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and
error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisme tertentu.

1. F. Penyebab Infeksi/Penyakit

Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri


anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai
penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan agen penyebab
penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi sebelum Pasteur
telah membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab penyakit, beberapa
peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori bakteri penyebab
penyakit. Sebelumnya, dalam serajah manusia ada kepercayaan bahwa
penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara
yang jelek, darah yang jelek dan lain-lainnya.
Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang lain.
Sebagian besar informasinya berasal dari percakapannya dengan para pelaut
yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana mereka
menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian
Anton von Plenciz (1705–1786) mengatakan bahwa tidak hanya makhluk
hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain
merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang bersamaan
konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menggunakan nutrien
mulai diterima. Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta untuk
meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan industri di Perancis. Dia
menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa mikroorganisme
yang disebut dengan protozoa dapat menyebabkan penyakit. Pasteur juga
menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana cara menghilangkan
penyakit dengan cara memilih ulat sutera yang bebas penyakit untuk
diternakkan.
Di Jerman, Robert Koch (1843–1910) seorang profesional di bidang
kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari isterinya untuk hadiah ulang
tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisme
yang sudah dilihat oleh Pasteur. Pasteur maupun Koch bersama-sama ingin
mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi
dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang telah
mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan prakteknya sebagai dokter,
Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara
memisahkan bakteri untuk bahan tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian
menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya
menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari
tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit
sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch
mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia
juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau
dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh
bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan.
Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang
membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya
Koch dan peneliti lain menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera.
Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisme. Koch
dan anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut.
Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan
mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch adalah Paul Erlich (1854–1915)
yang melakukan penelitian terhadap spesimen dan menggunakannya untuk
mewarnai bakteri termasuk bakteri penyebab tuberkulosis.

1. G. Teknik Biakan Murni

Secara kebetulan seorang pria Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh
pada kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan
untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya: mereka mengembangkan
media spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media adalah substansi
yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Koch dan koleganya juga
menunjukkan senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat media
menjadi padat. Richard J. Petri (1852–1921) membuat piringan kaca bertutup
untuk menempatkan media agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish
yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan
menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-
agen penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch
mengenalkan penggunaan hewan sebagai model untuk penyakit manusia
dengan cara menginjeksikan bakteri ke tubuh mencit, kelinci, babi atau
domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk
mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan
keraguan.

1. H. Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metode laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba
spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan
postulat Koch yaitu:
1         Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit
yang ditimbulkan.
2         Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni
di laboratorium
3         Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit
4         Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri
penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30
tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1
mikroorganisme memerlukan modifikasi dari postulat Koch.
Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang
menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui
ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak tersebut disaring dengan filter yang
ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat
menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut
mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan
penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus.
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851 –1902)
dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus
tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab
malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah
menguras air tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang
biak.

1. I. Perkembangan Penyakit

Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya


penyakit bubon yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang
disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama periode tahun 1347–1350.
Sepertiga sampai setengah populasi di Eropa meninggal karena penyakit
tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber bakteri
basilus dan ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Tahun 1917–
1919 malaria telah membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 juta
manusia di seluruh dunia. Jumlah tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia
yang terbunuh selama perang dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih mematikan
dibanding peluru. Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisme dapat
merupakan penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya
bagaimana cara pencegahan dan therapinya.
1. J. Penemuan Antiseptik

Secara umum septis berarti efek toksis dari mikroorganisme penyebab


penyakit pada tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang
menghentikan efek tersebut dengan pencegahan infeksi.
Oliver Weldell Holmes (1809-1894) seorang dokter Amerika pada tahun 1843
menekankan bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh
karena itu ditularkan dari satu wanita lain melalui tangan dokter. Tahun 1846
seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweiz menemukan
penggunaan klorin sebagai desinfektan untuk tangan dokter. Pada tahun 1860
ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister menemukan asam karbol atau phenol
dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini
untuk merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara
tersebut demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang
sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut
segera dapat diterima dan dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan
tersebut merupakan hari penemuan teknik aseptik untuk mencegah infeksi.
Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat fisik lain dapat
mengurangi mikroorganisme di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur
dan ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.

1. K. Imunisasi

Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan
membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk
membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi di hadapan
publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di
laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri kolera pada ayam sehat dan
menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan
tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup
dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang
menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara
kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan
sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah diinokulasi.
Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar.
Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam pertama
tetap sehat.
Hal ini mebuatnya bingung, tetapi Pasteur segara menemukan jawabannya.
Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua
menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk
menyebakan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat
menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya
menjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan
prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebutkan bakteri yang
telah avirulen tersebut dengan vaccine dari bahasa latin ”vacca” artinya sapi
dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali mengetahui hasil kerja
sebelumnya oleh Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses
memvaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena cowpox
dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner
menduga bahwa menghadapi cawpox akan mencegahnya dari serangan
smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya Jenner menginokulasi pendapat
dari James Philips pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang
diambil dari luka, kemudian dari agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak
menununjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-
mana banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang
ajaib. Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies,
penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, kucing atau hewan
yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan
Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa
penyebab penyakit rabies belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai
keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat
kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya
Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulangbelakang kelinci tersebut
dan menginginkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang
diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi
vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli
1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan
keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut
Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-
laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan
memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk mendirikan
Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal (Minasari. 2008).

1. L. Penemuan-Penemuan Berharga Para Tokoh Mikrobiologi

Pada sekitar periode ketiga banyak sekali ditemukan penemuan-penemuan


dalam bidang mikrobiologi, diantaranya:

1. Gram (1844) menemukan sistem pewarnaan bakteri, sehingga bakteri


terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan grram
negatif;
2. Chamberland (1887) menemukan bahan dengan sistem saringan atau
filter secara fisik;
3. Spencer (1851) menemukan penyakit kolera;
4. Lord Lister (1854) menggunakan semprotan asam karbolat pada luka
selama berlangsungnya pembedahan;
5. Hansen (1874) menemukan kuman lepra;
6. Neisser (1879) menemukan kuman gonokokus;
7. Ogston (1881) menemukan stafilokokus;
8. Nicolaier (1884) mengamati kuman tetanus pada nanah;
9. Fraenkel (1886) menemukan kuman pneumokkokus;
10.  Schaudin dan Hoffman manamukan kuman spiroketa sifilis
11.  Roux dan Yersin (1888) menjelaskan mekanisme dari patogenis difteri
setelah menemukan toksin bakteri.
12.  Welch (1894) menemukan penyakit tifus;
13.  Loeffler dan Frosch (1898) mengamati bahwa penyakit kuku dan mulut
pada ternak disebabkan oleh mikroba yang dapat melewati saringan kuman,
yakni virus;
14.  Landsteiner dan Popper (1909) menyatakan bahwa poliomeilitis
disebabkan oleh mikroba yang dapat melewati saringan kuman, yakni virus;
15.  Mc Coy (1910) menemukan penyakit difteri (Waluyo. 2005).

1. M. Chemoterapi

Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah


digunakan untuk mengobati sifilis pada tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina
(cinchona) digunakan untuk mengobati malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan
berperan sebagai bahan untuk chemoterapi.
Paul Erlich melalui chemoterapi modern dengan membuat senyawa kimia
yang dapat membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis. Untuk penemuan
tersebut ia mendapat Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881–1955)
menemukan penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisme
jamur Penicellium notatum. Fleming menduga bahwa jamur tersebut
menghasilkan sesuatu yang menghambatpertumbuhan bakteri. Tulisannya
mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian
saat peneliti dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa
antibakteri yang berasal dari mikroorganisme. Sebagian dari riset ini untuk
mengobati korban perang
dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W.
Florey dan Ernest Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang
hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai obat
mujarab. Florey, Chain, dan Fleming mendapat Nobel untuk penemuan
tersebut.
Dalam perkembangannya mikrobiologi juga ditandai dengan beberapa hadiah
nobel dalam bidang mikrobiologi. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tahun Penemu Hal yang ditemukan

1913 Rickkets Anafilaksis


Bordet Imunologi
1919 Nicolle Demam tikus
1928 Landsteiner Golongan darah
1930 Domagk Sulfonamida
1939 Fleming, Florey, dan Chain Penisilin
1945 Theiler Vaksin demam kuning
1951 Waksman Streptomisin
1952 Ender Biakan sel virus polio
1954 Lederberg, Tatum, dan Beadle Genetika
1958 Ochoa Kornberg ARN
1959 Burnet, dan Medawar Struktur imunologi
1960 Watson, dan Crick Kode genetika, struktur ADN
1961 Jacob, Monod, dan Lwoff Episom Genetik dan profaga
1965 Rous Virus penyebab kanker
1966 Nirenberg, Holley, dan Khuranna Sintesis ADN
1968 Dulbeco, Luria, dan Delbruck Genetika, mutasi
1969 Porter dan Edelman Struktur imunoglobulin
1972 Christian Lisosom
1974 Dulbeco, Baltimore, dan Teonin Genetika dan mutasi
1975 Gajdusck, dan Blumberg Virus lambat dan antigen Australia
1976 Rosalyn Yalow Radioimmunoassay
1977 Arber, Nathans, dan Smith Enzim pembatas
1978 Barbara Mc Clintosh Unsur genetika yang dapat berpindah
1983 Niele Jerne dan George Koehler pindah
1984 Tonegawa Susuma Antibodimonoklonal
1987 Terjadinya keanekaragaman
imunoglobin
(Sumber: Waluyo. 2005)

1. N. Perjalanan Panjang Sejarah Perkembangan Mikrobiologi dan


Perseteruan yang menyeliputinya

Dalam perkembangannya, mikrobiologi terdapat banyak perselisisihan paham


antara penganut paham teori abiogenesis dan biogenesis. Dan dengan
semakin berkembangnya mikrobiologi maka dari pemahaman abiogenesis
yang sudah mendarah daging dapat tergantikan oleh biogenesis yang sejalan
dengan fakta dari peneletian yang ada. Selain itu, penemuan-penemuan
beberapa tokoh juga ikut andil dalam perkembangan mikrobiologi hingga saat
ini.

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka


merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri  (Ar-ra’d: 11).

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna (An-Najm: 39-42)
Dengan melihat dua ayat di atas kita dapat melihat usaha-usaha para tokoh
dalam bidang mikrobiologi yang berusaha sedemikian gigihnya sehingga
mendapatkan sesuatu yang dia usahakan sedemikian kerasnya. Bahkan
dengan kegigihan para tokoh mereka dapat merubah pemahaman orang yang
salah tentang pemahaman teori abiogenesis ke teori biogenesis yang rasional
dan sesuai dengan fakta penelitian yang ada.
Sebagai orang muslim yang diberi kemampuan berfikir kita seharusnya juga
selalu berusaha membuat suatu perubahan atau mendapatkan penemuan-
penemuan lain di bidang mikrobiologi khususnya.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah: Perkembangan mikrobiologi dari sejak
peertama kali ditemukannya mikroba sampai dengan saat ini merupakan
perjalanan yang sangat panjang. Dalam perkembangannya terjadi
pertemmpuran sengit antar teori hingga mencapai titik temu yang dapat
disepakati bersama. Selain itu dunia mikrobiologi juga turut andil dalam
kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang.
Daftar Pustaka
Anonymous. 2009. Mikrobiologi. http://id.wikipedia.org/mikrobiologi. diakses
tanggal 15 September 2009
Anonymous. 2008. Sejarah Perkembangan
Mikrobiologi. http://www.ubb.ac.id/. diakses tanggal 10 September 2009
Waluyo. Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
Minasari dan Lista Unita Rasyid. 2008. Mikrobiologi Umum
Final. http://pdfstack.com/ download. diakses tanggal 15 September 2009

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.[1] Objek


kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. [2]
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting
dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan
membuat vaksin rabies[2] Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami
pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari
cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik
kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.[1]

Daftar isi
  [sembunyikan] 

 1Sejarah perkembangan mikrobiologi


o 1.1Era Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek
o 1.2Era Pasteur
o 1.3Era Robert Koch
o 1.4Era mikrobiologi umum
 1.4.1Martinus Beijerinck dan teknik kultur pengkayaan
 1.4.2Sergei Winogradsky dan konsep kemolitotrofi
 2Mikrobiologi modern
 3Istilah yang dipakai pada anti mikroorganisme
 4Mekanisme kerja dari zat anti mikroorganisme
 5Faktor-faktor yang memengaruhi resistensi mikroorganisme terhadap zat-zat antimikroorganisme
 6Referensi
 7Lihat pula

Sejarah perkembangan mikrobiologi[sunting | sunting sumber]

Ilustrasi dari mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1664. Lensa objektif dipasang di
ujung tuas pengatur (G), dengan fokus pada spesimen menggunakan lensa tunggal (1)

Era Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek[sunting | sunting


sumber]
Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi
asal Inggris.[2] Dalam bukunya yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke mengilustrasikan
struktur badan buah dari suatu jenis kapang[2] Ini adalah deskripsi pertama
tentang mikroorganisme yang dipublikasikan.[2]

Wajah Antonie van Leewenhoek diabadikan dalam prangko di Belanda pada tahun 1937

Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang


pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda.[2] Pada tahun 1684, Antonie van
Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk
mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam.[2] Mikroskop yang digunakan
Leeuwenhoek pada saat itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan
spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam.[3] Alat itu
dipegang dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk
mendapatkan fokus[3]. Dengan alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai
antara bakteri yang mengambang dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan
dengan jelas[3]. Dia menemukan bakteri pada tahun 1676 saat mempelajari infusi lada
dan air (pepper-water infusion).[2] Van Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat surat pada
Royal Society of London, yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 1684.[2] Ilustrasi
van Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya dikenal dengan nama "wee animalcules". [2]

Era Pasteur[sunting | sunting sumber]

Skema percobaan Pasteur

Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van
Leeuwenhoek, namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan
keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150 tahun berikutnya. [2] Baru pada
abad ke 19, yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah
keingintahuan manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi.[2] Louis Pasteur dikenal
luas karena berhasil menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu
saja.[2] Percobaan Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa
membuktikan tentang adanya mikroorganisme. [2]

Era Robert Koch[sunting | sunting sumber]


Sejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab penyakit yang dapat
menularkan penyakit.[2] Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen
yang dimaksud, namun belum ada pernah ada bukti. [2] Robert Koch (1842-1910),
seorang dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menemukan konsep
hubungan antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti
eksperimental.[2][4] Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini
menjadi standar emas penentuan penyakit menular.[2]

Era mikrobiologi umum[sunting | sunting sumber]


Mikrobiologi umum merujuk pada aspek mikrobiologi non medis. [2] Dua raksasa yang dikenal
pada era ini adalah Beijerinck dan Winogradsky.[2] Keduanya memulai aspek mikrobiologi
lingkungan [5]
Martinus Beijerinck dan teknik kultur pengkayaan[sunting | sunting sumber]
Martinus Beijerinck (1851-1931) adalah profesor berkebangsaan Belanda yang berkontribusi
besar terhadap teknik kultur pengkayaan.[2] Pada teknik ini, mikroorganisme diisolasi dari alam
dan ditumbuhkan di laboratorium dengan memanipulasi nutrisi dan kondisi inkubasinya.
[2]
 Dengan menggunakan teknik ini, Beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni berbagai
mikroorganisme air dan tanah untuk pertama kalinya. [2] alfian
Sergei Winogradsky dan konsep kemolitotrofi[sunting | sunting sumber]
Pekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia, mirip dengan yang dilakukan Beijerinck,
namun dia mendalami bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan siklus sulfur.[2] Konsep
kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan dengan adanya hubungan antara oksidasi senyawa
anorganik dengan konservasi energi. [2] Dengan menggunakan teknik pengkayaan, Winogradsky
berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen, Clostridium pasteurianum yang bersifat anaerob,
dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.[2]

Mikrobiologi modern[sunting | sunting sumber]

Seorang pekerja di laboratorium sedang mengamati pertumbuhan bakteri pada cawan petri

Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling
berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied).[2] Mikrobiologi
dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini. [2] Sedangkan mikrobiologi
teraplikasi mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan
dengan bidang ini.[2] Sejak ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun
memasuki era molekuler.[2] Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan
filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri.[2]

Istilah yang dipakai pada anti mikroorganisme[sunting | sunting sumber]


Bakteriostatik : Kemampuan menghambat perkembangbiakan bakteri temporer. [6] Jadi pada saat
zat ini tidak ada, bakteri dapat berkembangbiak kembali
Bakterisidal : Bahan kimia yang mematikan bakteri secara permanen. [6] Disinfektan : Bahan-
bahan kimia yang digunakan untuk mematikan mikroorganisme patogen yang ada pada benda
mati.[6]
Steril : Bebas dari kehidupan mikroorganisme patogen.[7] Septik : Adanya bakteri patogen di
dalam jaringan hidup yang dalam suatu proses infeksi.[8]
Mekanisme kerja dari zat anti mikroorganisme[sunting | sunting sumber]

1. Perusakan DNA
2. Denaturasi protein
3. Gangguan pada gugus sulfhidril
4. Antagonisme kimiawi
5. perusakan pada dinding sel bakteri

Faktor-faktor yang memengaruhi resistensi mikroorganisme terhadap zat-zat


antimikroorganisme[sunting | sunting sumber]

1. Unsur-unsur fisik, yang meliputi:


1. Panas
2. Penyinaran oleh sinar UV
3. pendinginan pada suhu yang standar
2. Unsur-unsur kimia, yang meliputi:
1. Alkohol
2. Ion logam berat
3. Detergen
4. Oksidator

Anda mungkin juga menyukai