Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau
kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.
Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa
percobaan yang dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal
dengan Generatio Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari bahan yang hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang
membusuk tidak terjadi secara mendadak dan berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat
tertarik dengan daging yang membusuk, kemudian bertelur di atas kain yang
menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya
disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa mikroorganisme
terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John Needham,
Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-
tokoh yang memberikan sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea
dengan dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa
mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.
Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar,
khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah
digunakan untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula
pada bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme
manusia yang diketahui sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme.
Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa
Genetik, yang tidak lain merupakan perkembangan genetika molekuler yang
menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel. Semua ini berasal dari studi
tentang mikroorganisme.
Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi
merupakan studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Diharapkan di
waktu mendatang, dapat mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti
kanker. Selain itu, juga diharapkan dapat diperoleh berbagai varietas
hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan penyakit, dan
produktivitasnya tinggi).
A. Isolasi Mikroba
Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita,
misal: mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-
ribu mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan
bakteri. Udara, air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang
menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian
dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir
mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.
B. Isolasi Mikroba
Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal),
mikroorganisme tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian
ditumbuhkan sesuai tujuan.
Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi
tetapi ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan.
Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga
akan diperoleh kurva pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase
pertumbuhan, yaitu:
Fase lamban
Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri
(adaptasi), sehingga tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang
jumlah sel menurun.
Fase cepat
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat
teramati ciri-ciri sel yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan
pada fase cepat ini. Pada fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah,
yang lainnya setengah membelah, dan yang lainnya lagi selesai membelah.
Fase statis
Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju
pembiakan sama dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap
konstan. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun
terbentuknya produk metabolisme yang cenderung menumpuk mungkin menjadi
racun bagi bakteri yang bersangkutan.
Fase kematian
Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya
sudah mati, yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian
melampaui laju pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.
Sumber buku Mikrobiologi Karya Inggit Winarni
Sejarah mikrobiologi
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah
membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman
ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan
berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur
menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu
menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan
pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli
mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam
perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah
yang disebut dengan biohemial divesity atau keanekaragaman biokimia yang menjadi ciri khas
mikroorganisme. Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisma perubahan kimia oleh
mikroorganisme sangat mirip dengan unity inbiochemistry yang artinya bahwa proses biokimia pada
mikroorganisme adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia.
Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme dari mikroba
hingga manusia adalah DNA. Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya
sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisma. Saat
ini mikroorganisme diteliti secara insentif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.
Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses yang menguntungkan
masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai
sumber energi. Strain-strain dari mikroorganisme yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika
dapat diterima. Sekarang insulin yang dibutuhkan manusia dapat diproduksi dalam jumlah tak
terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa. Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup
besar untuk membersihkan lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan dipergunakan
sebagai herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai
kemampuan untuk mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan
mikroorganisme yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan lahan baru dalam
mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisme
anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus
merupakan organisme yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi
manusia, hewan maupun tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi
banyak diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya
digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun
industri makanan.
Leeuwenhoek dan perkembangan mikroskop
Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional.
Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca
pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam
penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya
salah seorang penemu mikrobiologi. Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat
sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan
banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-
hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda
tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak
lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang
mampu memperbesar 200-300 kali.
Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British
Royal Society Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan
adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia
menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya
adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-
penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang
akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi. Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi
perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan
animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya.
Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda
mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio
spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules
sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut
dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan
dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam
eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.
Pembuktian ketidakbenaran dari Abiogenesis
Franscesco Redi (1926-1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva
yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari
mikroorganisma yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop?
Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan
organisma yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya
kolono pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisma terjadi spontan
dari daging. Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani (1729 – 1799) merebus kaldu daging selama 1
jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya
mikroorganisma dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi
Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan
Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara.
Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan
kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke
dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor
Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu.
Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat
maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya
asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai
akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan
menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut
dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan
demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba
dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
Bukti teori biogenesis
Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis Louis Pasteur (1822 – 1895) seorang
ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisma. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti
peran mikroba dalam industri anggur dana pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio
spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada
tahun 1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat
membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikanpendapatnya, Pasteur melakukan
serangkaian eksperimen. Ia menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang
dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan
bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisma
di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada bagian tabung yang
berbentu U sehingga tidka dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan
Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganima terbawa debu oleh udara dan ia
menyimpilkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang
terjadi.
Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I have kept them and am still keeping
from them, that one thing that is above the power of man to make; I have kept from
them, the germ that float in the air, I have kept them from life. Salah satu argumen klasik
untuk menantang buiogenesis adalh bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau
bahan juga dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat
bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidka dapat muncul serta spontan.
Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat dengan mudah
dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melakukan percobaab dengan meletakkan tabung
reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa
yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar
dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan
adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogenesis.
Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur
dan mikroba yang menyebabkan penyakit.
Teori tentang fermentasi
Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan
senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang
pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan
hasil dari kikroorganisma yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisma sebagaimana
yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850 an pasteur memecahkan masalah yang timbul
dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur
menemukan mikroorganisma yang berbeda. Mikroorganisma tertentu mendominasi anggur yang
bagus sementara tipe yang lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia menyimpulkan bahwa
pemilihan mikroorganisma yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia
memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah
dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yangberkualita baik yang mengandung
mikroorganisma yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki
kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi
dulu selama beberapa menit pada 50 – 60 ºC. Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan
secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi
melalui trial and error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisma tertentu.
Penyakit
Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industry anggur, Pasteur dan
asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka
menemukan agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi juga sebelum
Pasteur membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat
argument yang kuat terhadap teori kuman terhadap penyakit. Sebelumnya, dalam sejarah manusia
ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara
yang jelek, darah yang jelek dan lain-lainnya. Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483 – 1553)
menyarankan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisma yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat yang ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya berasal dari
percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana
mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von
Plenciz (1705-1786) mengatakan bahwa tidak hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab
penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang
bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menghisap nutrien mulai diterima.
Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang
merugikan industri Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa
mikrroorganisma yang disebut dengan protozoa yang dapat menyebabkna penyakit. Pasteur juga
menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana menghilangkan penyakit dengan cara memilih
ulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan. Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang
profesional di bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang
tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh
Pasteur. Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui
penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya
menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan
prkateknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara
memisahkan bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya
ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan
bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit
sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah
menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan
dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri
dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan anthraxnya
Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit
tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera.
Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisma. Koch dan anggotanya
banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur
pengecatan bakteri untuk pengamatan dengna mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch
adalah Paul Erlich (1854 –1915) yang melakukan penelitian terhadap dyes dan menggunakannya
untuk mengecat bakteri termasuk bakteri penyebab tuberculosisi.
Teknik biakan murni
Secara kebetulan seorang para Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada kentang yang telah
direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya;
mereka mengembangkan media spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisma. Media adalah
substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisma. Koch dan koleganyanya juga
menunjukkan bahwa senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat media menjadi
padat. Richard J.Petri (1852 – 1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan media
agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun
1892, dengan menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen
penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch mengenalkan penggunaan
binatang model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke dalam menit, kelinci,
babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan
menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan keraguan.
Postulat Koch Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium
danmenentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan
penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
1. Mikroorganisma tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2. Mikroorganisma dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisma tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut.
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit
dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1
mikroorganisma memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun 1892 Dimitri
Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat
ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter yang ditemukan
oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian
selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri.
Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus. Pada
tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851-1902) dengan menggunakan manusia
sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa
protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah
mengurus air yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang biak.
Perkembangan dan Pencegahan penyakit
Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit bubon yang
dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama
perioda 1347 – 1350. Sepertiga sampai setengah populasi di Eropa meninggal karena penyakit
tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber bakteri bacillus dan
ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Slama 1917 – 1919 malaria telah
membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 manusia di seluruh dunia. Jumlah tersebut
mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih
mematikan dibanding peluru. Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisma dapat merupakan
penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya pada cara pencegahan dan
perlakuannya.
Penemuan antiseptik
Secara umum septis berati efek toksis dari mikroorganisma penyebab penyakit pada tubuh selama
infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang menghentikan efek tersebut dengan pencegahan
infeksi. Oliver Weldell Holmes (1809 – 1894) seorang dokter Ameraka pada tahun 1843
menekankan bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan dari
satu wanita lain melalui tangan dikter. Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp
Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan dokter. Pada tahun
1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan asam karbol atau phenol dapat digunakan
untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk merendam alat-alat bedah dan
menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi
yang sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima
dan dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik
aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat fisik lain dapt
mengurangi mikroorganisma di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur dan ruangan tempat
memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.
Imunisasi
Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri
yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat
demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di
laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai
ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu
karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang
menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan
biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak
pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar.
Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat. Pertama
hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya. Pasteur menemukan
bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan
virulensinya atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat
menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan
terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax.
Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen tersebut engan vaccin dari bahasa latin vaccayang
artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui hasil kerja sebelumnya yang dilakukan
oleh Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah sukses memfaksinasikan para pekerjanya di
peternakan yang telah terkena copox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi
serius. Jenner menduga bahwa karena terbiasa menghadapi cowpox akan mencegahnya dari serangan
smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener menginokulasi James Phipps pertama
dengan materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dengan agen smallpox.
Anak laki-laki tersebut tidak menunjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal
dimana-mana dan oleh banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisma yang ajaib.
Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang
ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan
bahwa penyebab penyakit rabies adalah belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan yang
kuat bahwa itu adalah mikroorganisma. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah
diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang
belakang kelinci tersebut dan mengeingkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang
diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap
anjing sangat berbeda dengan manusia.Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph
Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut.
Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati.
Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk
mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal.
Chemoterapi
Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah digunakan untuk
mengobati syilis pada tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan untuk mengobati
malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan berperan sebagai sumber bahan untuk chemoterapi. Paul
Erlich meulai chemoterapi modern dengan membuat ‘magig bullet’ senyawa kimia yang dapat
membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis tanpa membahayakan orangnya. Ia menyebut camouran
tadai dengan ‘salvarsan’ yang terbukti sangat efektif membasmi bakteri penyebab sifilis. Untuk
penemuan tersebut Ia mendapat Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881 – 1955) menemukan
penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisma jamur Peniceliium notatum. Fleming
menduga bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian saat peneliti
dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa antibakteri yang berasal dari mikroorganisma.
Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti
yang dipimpin oleh Howard W.Florey dan Ernst Chain melakukan pengobatan dengan penicilin
yang hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai ‘miracle drug’. Dan
bertiga, Florey, Chain dan Fleming mendapat Nobeluntuk penemuan tersebut.
Dari sini terlihat bahwa timbulnya pertentangan-pertentangan dari para ilmuwan yang
mengemukakan teori asal-usul kehidupan ialah salah satunya adanya faktor pertentangan ahli-ahli
ilmuwan dari paham gereja yang lebih berlandaskan atas unsur materialisme semata, dan adanya
pemisahan ilmu pengetahuan dengan urusan agama yang terutama berhubungan dengan Tuhan
sebagai sang Khalik yang menciptakan alam semesta. Sehingga teori-teori yang mengungkap tentang
rahasia darimana sebenarnya asal-usul kehidupan itu berasal, sesungguhnya belum semuanya
terbukti. Jawaban atas ini bergantung pada pandangan hidup seseorang, jika dikaitkan dengan segi
spiritual yaitu aqidah Islam yaitu keyakinan dasar seseorang tentang adanya Allah SWT sebagai
pencipta, dan pengatur seluruh alam semesta. Dialah yang maha kuasa atas segala sesuatunya, baik
yang ada di langit dan di bumi semua berada di bawah pengawasan dan kekuasaan Allah SWT. Bukti-
bukti tentang penciptaan alam semesta termasuk di dalamnya seluruh makhluk hidup di muka bumi,
jelas tercantum dalam Al-Quran
sebagaimana firman Allah yaitu:
Dari penggalan bukti ayat Al-quran tersebut telah jelas bahwa kita sebagai orang yang beriman, yang
yakin akan adanya sang Khalik harus percaya bahwa seluruh makhluk baik di langit dan di bumi, baik
berukuran besar maupun kecil, bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik) yang tidak dapat
terlihat dengan mata telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga dengan mempelajari
sejarah mikrobiologi. Secara tidak langsung pengetahuan tentang aqidah kitapun semakin bertambah.
Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit pengetahuannya, jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT
yang maha luas dan tak terbatas.
Pengaruh Sejarah Mikrobiologi Dan Penemuan-Penemuannya Dalam Membangun
Peradaban Manusia Sejahtera
Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini
digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang “kompleks”: dicirikan oleh praktik dalam
pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah
peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.
Sejahtera mengandung pengertian aman sentosa, makmur, serta selamat , terlepas dari berbagai
gangguan. Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU No 6 tahun 1974 dengan sangat
abstrak, yaitu suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi
oleh rasa keselamatan, kesusilaan danketentraman lahir batin dan seterusnya.
(www.kamushukum.com). Lebih lengkap, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi
pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan,
pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman
dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (www.menkokesra.go.id).
Walaupun sulit diberi pengertian, namun kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi
kebutuhan dasar, makmur, sehat, damai dan selamat, beriman dan bertaqwa. Untuk mencapai
kesejahteraan itu manusia melakukan berbagai macam usaha, misalnya di bidang pertanian,
perdagangan, pendidikan, kesehatan serta keagamaan, pertahanan-keamanan dan sebagainya.
Manusia juga melakukan upaya-upaya secara individu serta berkelompok. Upaya mencapai
kesejahteraan lewat kelompok misalnya membentuk paguyuban, koperasi, assosiasi, organisasi serta
membentuk Negara. Kesejahteraan juga bisa dibedakan menjadi lahiriyah/fisik dan batiniyah.
Namun, mengukur kesejahteraan, terutama kesejahteraan batin/spiritual, bukanlah yang mudah.
Kesejahteraan yang bersifat lahir yang biasa dikenal dengan kesejahteraan ekonomi lebih mudah
diukur daripada kesejahteraan batin. Ukuran kesejahteraan lebih kompleks dari kemiskinan.
Kesejahteraan harus dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan kerohanian.
Kesejahteraan dapat diraih jika seseorang dapat mengakses pekerjaan, pendapatan, pangan,
pendidikan, tempat tinggal, kesehatan, dan lainnya. (Ali Khomsan, www.Kompas.com).
Berikut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksudkan dengan:
1. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
2. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang
dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna
memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
3. Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah seseorang yang dididik dan dilatih secara profesional untuk
melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial dan/atau seseorang yang
bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang ruang lingkup kegiatannya di bidang
kesejahteraan sosial.
4. Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun
swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial
yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman praktek pekerjaan sosial untuk
melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.
5. Relawan Sosial adalah seseorang dan/atau kelompok masyarakat, baik yang berlatar belakang
pekerjaan sosial maupun bukan berlatar belakang pekerjaan sosial, tetapi melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan di bidang sosial bukan di instansi sosial pemerintah atas kehendak sendiri dengan
atau tanpa imbalan.
6. Pelaku Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah individu, kelompok, lembaga kesejahteraan
sosial, dan masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
7. Lembaga Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang
melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
8. Rehabilitasi Sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan
seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
9. Perlindungan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangani risiko
dari guncangan dan kerentanan sosial.
10. Pemberdayaan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang
mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
11. Jaminan Sosial adalah skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
12. Warga Negara adalah warga negara Republik Indonesia yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
13. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
15. Menteri adalah menteri yang membidangi urusan sosial.
Pasal 2
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan berdasarkan asas:
a. kesetiakawanan;
b. keadilan;
c. kemanfaatan;
d. keterpaduan;
e. kemitraan;
f. keterbukaan;
g. akuntabilitas;
h. partisipasi;
i. profesionalitas; dan
j. keberlanjutan.
Pasal 3
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan:
a. meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;
b. memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;
c. meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah
kesejahteraan sosial;
d. meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;
e. meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan
f. meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Penemuan Insulin
Penemuan insulin juga merupkan bukti bahwa perkembangan mikrobiologi memberi sumbangan
besar dalam bidang kesehatan. Pada 1920, Dr Frederick Banting bereksperimen untuk membuat
ekstrak pankreas yang diharapkan akan memiliki kualitas anti-diabetes. Pada tahun 1921, di
Universitas Toronto, Kanada, bersama dengan mahasiswa kedokteran bernama Charles Best, mereka
berhasil membuat ekstrak pankreas. Metode yang mereka gunakan adalah dengan mengikatkan tali di
saluran pancrease. Ketika diperiksa beberapa minggu kemudian, sel-sel pencernaan pankreas telah
mati dan diserap oleh sistem kekebalan tubuh. Proses ini meninggalkan ribuan kelenjar Pulau
Langerhans. Mereka lantas mengisolasi ekstrak Pulau Langerhans ini untuk memproduksi ‘isletin’.
Isletin di kemudian hari lantas dikenal sebagai insulin.
Banting dan Best menguji insulin ini pada anjing yang menderita diabetes. Hasilnya, anjing tersebut
tetap hidup meski pankreasnya telah diambil. Ekstrak insulin ternyata mampu mengatur kadar gula
darah anjing. Pada titik ini, Profesor J. MacLeod, seorang sejawat Banting mengatakan ia ingin
melihat kembali eksperimen ini secara keseluruhan. Setelah melihat hasilnya, MacLeod memutuskan
mengerahkan seluruh tim penelitinya untuk bekerja pada produksi dan pemurnian insulin.JB Collip
bergabung dengan tim tersebut, yang kemudian terdiri dari Banting, Best, Collip dan MecLeod.
Mereka berhasil memproduksi insulin yang cukup, dalam kualitas yang cukup murni, untuk
mengujinya pada pasien.
Pada tahun 1922 insulin diuji pada Leonard Thompson, seorang pasien diabetes berusia 14 tahun
yang terbaring sekarat di Rumah Sakit Umum Toronto. Pada awalnya ia menderita reaksi alergi parah
sehingga suntikan lebih lanjut dibatalkan. Para ilmuwan kemudian bekerja keras untuk
meningkatkan kualitas ekstrak insulin. Suntikan kedua akhirnya diberikan pada Thompson dan
hasilnya spektakuler. Para ilmuwan lantas pergi menyuntikkan cairan yang sama pada pasien
diabetes lain yang sudah koma. Mereka pergi dari ranjang ke ranjang untuk memberikan insulin.
Setelah disuntik, para pasien mulai terbangun dari koma mereka. Sebuah momen yang
menggembirakan bagi anggota keluarga dan staf rumah sakit. Karena suatu hal Collip akhirnya
meninggalkan proyek tersebut. Sementara itu Best berusaha untuk meningkatkan produksi insulin
sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Sebuah perusahaan bernama Eli Lilly akhirnya mendengar tentang penemuan insulin ini dan
menawarkan bantuan. Tak lama kemudian Eli Lilly berhasil memproduksi insulin murni dalam
jumlah besar.
Praktis penggunaan teknologi DNA rekombinan dalam sintesis insulin manusia membutuhkan jutaan
salinan plasmid bakteri yang telah digabungkan dengan gen insulin dalam rangka untuk
menghasilkan insulin. Gen insulin diekspresikan bersama dengan sel mereplikasi galaktosidase-B di
dalam sel yang sedang menjalani mitosis.
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Protein yang terbentuk, sebagian terdiri dari B-galaktosidase, bergabung ke salah satu rantai insulin A
atau B. Rantai insulin A dan rantai B kemudian diekstraksi dari fragmen B-galaktosidase dan
dimurnikan.
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Kedua rantai dicampur dan dihubungkan kembali dalam reaksi yang membentuk jembatan silang
disulfida, menghasilkan Humulin murni (insulin manusia sintetis).
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.html
Penemuan Vaksin berbentuk bubuk
Pengembangan vaksin untuk melindungi manusia dari penyakit virus adalah salah satu keunggulan
dari pengobatan modern. Vaksin pertama diproduksi oleh Edward Jenner pada tahun 1796 untuk
memberikan perlindungan terhadap penyakit cacar. Jenner menyadari bahwa pemerah susu yang
telah tertular cacar sapi, sebuah infeksi yang relatif tidak berbahaya, menjadi tahan terhadap penyakit
cacar, sebuah penyakit manusia yang sering menjadi epidemi dengan angka kematian yang sangat
tinggi.
Vaksin flu dalam bentuk bubuk bisa menyelamatkan jutaan nyawa, kalau terjadi epidemi flu. Jean
Pierre Amorij, seorang peneliti muda di Universitas Groningen berhasil mengembangkan vaksin
bubuk tersebut. Belanda telah memberlakukan lagi kewajiban mengandangkan ungkas.
Di Jerman dan Polandia juga muncul virus flu burung H5N1. Flu burung versi ini memang bisa
membuat orang sakit, tapi tidak akan terjadi penularan dari manusia ke manusia. Sejak beberapa
tahun diketahui bahwa Flu Spanyol, yang abad lalu menelan nyawa puluhan juta orang, cikal bakalnya
adalah virus flu burung. Ketika virus itu berubah menjadi semacam flu baru yang bisa menular antar
manusia, bencana pun menjadi kenyataan.
Para ilmuwan sependapat bahwa pandemi seperti itu lambat laun akan datang kembali. Ini adalah
fenomena alamiyah. Jadi, masalahnya bukan masalah ya atau tidak, tapi masalah kapan datangnya.
Karena pesatnya peningkatan jumlah penduduk dunia dan meningkatnya jumlah perjalanan
internasional, para pakar virus memperhitungkan, korbannya bisa mencapai 81 juta orang. Sembilan
puluh persen korban dari negara ketiga.
Vaksin flu dalam bentuk bubuk ini mungkin satu-satunya cara untuk mencegah bencana dunia
sebesar itu. Drs Amorij, penemu vaksin baru itu, menjelaskan kenapa penting bahwa virus itu justru
berbentuk bubuk.
Vaksin flu berbentuk bubuk yang tidak gampang rusak ini juga jauh lebih murah dan lebih mudah
untuk disimpan dan didistribusi. Malah bisa menumpuk cadangan sebagai persiapan menghadapi
bencana. Karena satu-satunya cara untuk menghambat proses pandemi adalah sebanyak mungkin
menyuntik orang. Oleh karena itu cadangan vaksin yang banyak adalah sangat penting.
Gambar .Vaksin Bentuk Bubuk
Masih banyak lagi kelebihan vaksin berbentuk bubuk ini. Karena bubuknya sangat halus, maka cocok
sekali untuk dihirup sehingga vaksin mudah masuk ke bawah paru-paru. Dan bubuk halus gampang
dibuat vaksin hirupan yang bisa dibuang setelah dipakai, yang mengandung sedikit vaksin kering.
Jadi masa depan vaknsi ini cemerlang.
Efektifitas vaksin flu baru ini sudah terbukti dalam ujicoba yang disebut “Model tikus”. Tikus dan
manusia memang tidak sama, tapi cara paru-paru bekerja hampir sama. Cara menghirup bubuk
halus, itu juga sama. Oleh karena itu, ujicoba dengan manusia – yang sekarang sudah dimulai-
dipastikan akan berhasil.
Kalau pandemi virus terjadi, cara kerjanya pertama-tama sama dengan vaksin flu lain. Vaksin
‘dipanen’ dan produksi vaksin pun dimulai. Saat ini caranya persis seperti injeksi flu tahunan. Tapi
vaksin bubuk ini akan membawa perubahan besar. Apa yang selama ini dianggap sebagai vaksin
‘biasa’ akan berubah menjadi senjata ampuh melawan flu. Jean Pierre Amorij berani mengatakan,
bahwa vaksin bubuk ini dalam waktu sepuluh tahun akan siap untuk didistribusi. Sidang desertasi
Amorij digelar Januari mendatang. Setelah itu dia berhak menyandang gelar Doktor.Sumber: Radio
Nederland Wereldomroep (RNW).
Produksi vaksin dimulai dengan sejumlah kecil virus tertentu (atau disebut benih). Virus harus bebas
dari ‘kotoran’, baik berupa virus yang serupa atau variasi dari jenis virus yang sama. Selain itu, benih
harus disimpan dalam kondisi “ideal”, biasanya beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau
lebih lemah dari yang diinginkan. Benih disimpan dalam gelas kecil atau wadah plastik. Jumlah yang
kecil hanya 5 atau 10 sentimeter kubik, mengandung ribuan hingga jutaan virus, nantinya dapat
dibuat menjadi ratusan liter vaksin. Freezer dipertahankan pada suhu tertentu. Grafik di
luar freezer akan mencatat secara terus menerus suhu freezer. Sensor terhubung dengan alarm yang
dapat didengar atau alarm komputer yang akan menyala jika suhu freezer berada di luar suhu yang
seharusnya. Setelah mencairkan dan memanaskan benih virus dalam kondisi tertentu secara hati-hati
(misalnya, pada suhu kamar atau dalam bak air), sejumlah kecil sel virus ditempatkan ke dalam
“pabrik sel,” sebuah mesin kecil yang telah dilengkapi sebuah media pertumbuhan yang tepat
sehingga sel memungkinkan virus untuk berkembang biak.
Setiap jenis virus tumbuh terbaik di media tertentu, namun semua media umumnya mengandung
protein yang berasal dari mamalia, misalnya protein murni dari darah sapi. Media juga mengandung
protein lain dan senyawa organik yang mendorong reproduksi sel virus. Penyediaan media yang
benar, pada suhu yang tepat, dan dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, virus akan bertambah
banyak.
Selain suhu, faktor-faktor lain harus dipantau adalah pH. pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan,
diukur pada skala dari 0 sampai 14. dan virus harus disimpan pada pH yang tepat dalam pabrik sel.
Air tawar yang tidak asam atau basa (netral) memiliki pH 7. Meskipun wadah di mana sel-sel tumbuh
tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah katup, tabung, dan sensor yang
terhubung dengannya. Sensor memantau pH dan suhu, dan ada berbagai koneksi untuk
menambahkan media atau bahan kimia seperti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk
mengambil sampel untuk analisis mikroskopik, dan pengaturan steril untuk menambahkan
komponen ke pabrik sel dan mengambil produk setengah jadi ketika siap.
Virus dari pabrik sel ini kemudian dipisahkan dari media, dan ditempatkan dalam media kedua untuk
penumbuhan tambahan. Metode awal yang dipakai 40 atau 50 tahun yang lalu yaitu menggunakan
botol untuk menyimpan campuran, dan pertumbuhan yang dihasilkan berupa satu lapis virus di
permukaan media. Peneliti kemudian menemukan bahwa jika botol itu berubah posisi saat virus
tumbuh, virus bisa tetap dihasilkan karena lapisan virus tumbuh pada semua permukaan dalam botol.
Gambar .Pengontrolan Kualitas dengan Gaun Tyvek untuk melindungi pekerja yang membuat dan
mengemas vaksin
Untuk melindungi kemurnian vaksin dan keselamatan pekerja yang membuat dan mengemas vaksin,
kondisi kebersihan laboratorium diamati pada seluruh prosedur. Semua transfer virus dan media
dilakukan dalam kondisi steril, dan semua instrumen yang digunakan disterilisasi dalam autoklaf
(mesin yang membunuh organisme dengan suhu tinggi, dan yang berukuran sekecil kotak perhiasan
atau sebesar lift) sebelum dan sesudah digunakan. Pekerja yang melakukan prosedur memakai
pakaian pelindung yang meliputi gaun Tyvek sekali pakai, sarung tangan, sepatu bot, jaring rambut,
dan masker wajah. Ruangan pabrik sendiri memakai AC yang khusus sehingga jumlah partikel di
udara minimal.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djamban
Fardiaz, Srikandi.1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Michael DKK. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Stanier DKK. 1982. Dunia Mikrobe 1. Jakarta: Barathara Karya Aksara
Suriawiria, Unus. 1980. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa
Berlow, LH. How vaccine is made [disitasi 30 November 2010]. Diunduh
dari: http://www.madehow.com/Volume-2/Vaccine.html
SEJARAH PERKEMBANGAN
MIKROBIOLOGI
Posted by F AD H LA N MU CH LAS on D ES EM BER 12, 2009
SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
Ringkasan
Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi
menjadi empat periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya rahasia
suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada tahun
1675. Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan
mengenai asalmula kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan
tahun 1860an, ketika teori generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya
dan prinsip biogenesis diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak
lagi bersifat spekulatif semata-mata. Selama periode berikutnya antara tahun
1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan penemuan dasar yang penting.
Perkembangan teori nutfah panyakit dalam tahun1876, hal ini secara tiba-tiba
menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan
mencirikan mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak
mikroorganisme penyebab penyakit serta metode-metode untuk mencegah
dan mendiagnosis serta mengobati penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-
penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran membawa perombakan yang
besar dan cepat di dalam praktik kedokteran. Periode terakhir tahun 1910-
sekarang ditandai dengan dipergunakannya banyak metode dan peralatan
mutakhir, seperti mikroskop elektron dan komputer.
Pendahuluan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan
dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai
mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun
jasad renik (Anonymous. 2008).
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora
normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi
makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll,
produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta yang berkaitan dengan
proses pengolahan limbah. Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan biotic maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena
berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam
tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan, humifikasi dan
mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat
lemas (N) dari udara bebas sehungga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di
dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya
merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan Cuma itu, sekarang
mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai
bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu
banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini
menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan
berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung dan
flu babi yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang
disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga
terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.
Isi
Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan
biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu
alasan mengapa Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea
adalah keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil
mikroorganisme yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisme
sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850. Pasteur
memecahkan masalah yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti
anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan
mikroorganisme yang berbeda.
Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe
mikroorganisme lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia
menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang sesuai akan
menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang
telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah
dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yang
berkualitas baik yang mengandung mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya
menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan
tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi
dulu selama beberapa menit pada 50–600 Proses ini dikenal dengan
pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang industri makanan.
Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and
error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisme tertentu.
1. F. Penyebab Infeksi/Penyakit
Secara kebetulan seorang pria Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh
pada kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan
untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya: mereka mengembangkan
media spesifik untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media adalah substansi
yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Koch dan koleganya juga
menunjukkan senyawa dari alga yang disebut agar dapat membuat media
menjadi padat. Richard J. Petri (1852–1921) membuat piringan kaca bertutup
untuk menempatkan media agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish
yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan
menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-
agen penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch
mengenalkan penggunaan hewan sebagai model untuk penyakit manusia
dengan cara menginjeksikan bakteri ke tubuh mencit, kelinci, babi atau
domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk
mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan
keraguan.
1. H. Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metode laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba
spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan
postulat Koch yaitu:
1 Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit
yang ditimbulkan.
2 Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni
di laboratorium
3 Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit
4 Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah
terinfeksi tersebut
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri
penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30
tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1
mikroorganisme memerlukan modifikasi dari postulat Koch.
Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang
menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui
ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak tersebut disaring dengan filter yang
ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat
menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut
mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan
penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus.
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851 –1902)
dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus
tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab
malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit tersebut adalah
menguras air tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat berkembang
biak.
1. I. Perkembangan Penyakit
1. K. Imunisasi
Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan
membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk
membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi di hadapan
publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di
laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri kolera pada ayam sehat dan
menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan
tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup
dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang
menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara
kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan
sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah diinokulasi.
Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar.
Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam pertama
tetap sehat.
Hal ini mebuatnya bingung, tetapi Pasteur segara menemukan jawabannya.
Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua
menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk
menyebakan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat
menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya
menjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan
prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebutkan bakteri yang
telah avirulen tersebut dengan vaccine dari bahasa latin ”vacca” artinya sapi
dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali mengetahui hasil kerja
sebelumnya oleh Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses
memvaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena cowpox
dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner
menduga bahwa menghadapi cawpox akan mencegahnya dari serangan
smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya Jenner menginokulasi pendapat
dari James Philips pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang
diambil dari luka, kemudian dari agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak
menununjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-
mana banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang
ajaib. Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies,
penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, kucing atau hewan
yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan
Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa
penyebab penyakit rabies belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai
keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat
kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya
Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulangbelakang kelinci tersebut
dan menginginkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang
diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi
vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli
1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan
keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut
Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-
laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan
memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk mendirikan
Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal (Minasari. 2008).
1. M. Chemoterapi
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna (An-Najm: 39-42)
Dengan melihat dua ayat di atas kita dapat melihat usaha-usaha para tokoh
dalam bidang mikrobiologi yang berusaha sedemikian gigihnya sehingga
mendapatkan sesuatu yang dia usahakan sedemikian kerasnya. Bahkan
dengan kegigihan para tokoh mereka dapat merubah pemahaman orang yang
salah tentang pemahaman teori abiogenesis ke teori biogenesis yang rasional
dan sesuai dengan fakta penelitian yang ada.
Sebagai orang muslim yang diberi kemampuan berfikir kita seharusnya juga
selalu berusaha membuat suatu perubahan atau mendapatkan penemuan-
penemuan lain di bidang mikrobiologi khususnya.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah: Perkembangan mikrobiologi dari sejak
peertama kali ditemukannya mikroba sampai dengan saat ini merupakan
perjalanan yang sangat panjang. Dalam perkembangannya terjadi
pertemmpuran sengit antar teori hingga mencapai titik temu yang dapat
disepakati bersama. Selain itu dunia mikrobiologi juga turut andil dalam
kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang.
Daftar Pustaka
Anonymous. 2009. Mikrobiologi. http://id.wikipedia.org/mikrobiologi. diakses
tanggal 15 September 2009
Anonymous. 2008. Sejarah Perkembangan
Mikrobiologi. http://www.ubb.ac.id/. diakses tanggal 10 September 2009
Waluyo. Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
Minasari dan Lista Unita Rasyid. 2008. Mikrobiologi Umum
Final. http://pdfstack.com/ download. diakses tanggal 15 September 2009
Daftar isi
[sembunyikan]
Ilustrasi dari mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1664. Lensa objektif dipasang di
ujung tuas pengatur (G), dengan fokus pada spesimen menggunakan lensa tunggal (1)
Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van
Leeuwenhoek, namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan
keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150 tahun berikutnya. [2] Baru pada
abad ke 19, yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah
keingintahuan manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi.[2] Louis Pasteur dikenal
luas karena berhasil menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu
saja.[2] Percobaan Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa
membuktikan tentang adanya mikroorganisme. [2]
Seorang pekerja di laboratorium sedang mengamati pertumbuhan bakteri pada cawan petri
Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling
berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied).[2] Mikrobiologi
dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini. [2] Sedangkan mikrobiologi
teraplikasi mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan
dengan bidang ini.[2] Sejak ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun
memasuki era molekuler.[2] Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan
filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri.[2]
1. Perusakan DNA
2. Denaturasi protein
3. Gangguan pada gugus sulfhidril
4. Antagonisme kimiawi
5. perusakan pada dinding sel bakteri