Anda di halaman 1dari 21

Pengertian Suhu Tubuh

Suhu yang dimaksud adalah panas atau dingin suatu substansi. Suhu tubuh

adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbangan antara produksi dan pengeluaran
panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat.

b. Proses pengaturan suhu tubuh

Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –> Preoptika hypotalamus –>
Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas.

Faktor yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain :

1. Usia Bayi, sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus dilindungi dari perubahan suhu
yang sangat ekstrem. Suhu tubuh anak akan terus bervariasi dibandingkan suhu tubuh orang dewasa
hingga menginjak pubertas atau masa remaja. Sebagian lansia, terutama mereka yang diatas 75
tahun, beresiko mengalami hipotermia (suhu tubuh dibawah 36) karena berbagai alasan, seoerti diet
makanan yang tidak adekuat, kehilangan lemak subkutan, kurangnya aktivitas, dan penurunan
efesiensi pengaturan suhu (termoregulator). Lansia juga sangat sensitive terhadap suhu lingkungan
yang ekstrem karena penurunan control termoregulator.

2. Variasi diurnal (irama sirkadian). Suhu tubuh normalnya akan berubah sepanjang hari, dengan
perbedaan 1C antara pagi dan sore hari. Titik suhu tubuh tertinggi biasanya terjadi antara pukul
20.00 dan 24.00, dan titik tubuh terendah terjadi saat tidur, yaitu pada pukul 04.00 dan 06.00.

3. Olahraga. Kerja berat dan olahraga yang keras dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40
ºC apabila diukur melalui rectal.

4. Hormon. Wanita biasanya mengalami fluktuasi hormone lebih sering daripada pria. Pada
wanita, sekresi progesterone pada saat ovulasi akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6 ºC
diatas suhu basal (LADEWIG, LONDON, & OLDS,1998)

5. Stres. Stimulasi pada system saraf simpatis dapat meningkatkan produksi epinefrin dan
norepinefrin yang akan meningkatkan aktivitas metabolisme basal dan produksi panas lingkungan.

6. Lingkungan. Suhu tubuh yang ekstrem dapat mempengaruhi system pengaturan suhu tubuh
seseorang. Jika suhu tubuh dikaji dalam ruangan yang hangat dan tidak dapat di modifikasi melalui
proses konveksi, konduksi, atau radiasi, suhu tubuh akan meningkat. Selain itu apabila klien baru
saja berada di luar ruangan yang suhunya sangat dingin tanpa menggunakan pakaian yang sesuai,
suhu tubuhnya akan rendah.

d. Pengkajian Keseimbangan Suhu Tubuh


Unit perawatan intensif mengukur suhu inti melalui arteri pulmonal,esofagus, dan kandung
kemih.tindakan ini membutuhan penempatan alal kedalam rongga tubuh atau organ dan menyajikan
hasil pembacaan kontinu pada monitor elektronik.

Pengukuran suhu intermitem dapat di lakuan di mulut,rektum,membram tinpani, arteri


temporalis, dan aksila. Pengukuran ini juga dapat dilakukan dengan mengunakan lembaran
termometer ke kulit. Suhu oral, rectal. Aksila, dan kulit bergantung pada sirkulasi daerah keloksih
pengukuran. Panas pada daerah akan di smapai kan ke termometer. Suhu timpani bergantung pada
rediasi panas tubuh ke sensor inframerah. Karena memiliki suplai daerah arteri yang sama dengan
hipotalamus, maka suhu timpani di katagorikan sebagi suhu inti. Pengukuran arteri temporalis
mendeteksi suhu aliran darah.

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, tiap lokasi harus di ukur dengan benar. Pengukuran suhu
akan berperiasi sesuai lokasi pengukuran, tetepi biasanya berkisar antara 36’C dan 38’C. suhu rectal
lebih tinggi 0.5’C dari suhu oral, sedangkan suhu aksila lebih rendah 0.5’C dari suhu oral. Tiap lokasih
pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangan, pilihlan lokasih yang aman bagi klien dan gunakan
lokasi yang sama saat pengukuran ulang.

Metode pengukuran suhu tubuh

Ada beberapa metode cara yang bisa dilakukan untuk mengukur suhu tubuh anak, yaitu:

Image result for termometer aksila

Oral

Termometer dimasukkan ke dalam mulut anak. cara ini membutuhkan kerjasama dengan anak yang
sulit dilakukan sehingga jarang sekali digunakan. Hasil pengukuran sering kali terganggu karena
dipengaruhi oleh suhu makanan/minuman yang ada dalam mulut. suhu tubuh normal dengan
pengukuran oral, menurut metode pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah 35,5 - 37,5
C.

Image result for alat pemeriksa tubuh yang sangat luar biasa

Membran timpani

Suhu tubuh anak diukur dengan menggunakan termometer inframerah yang dimasukkan ke dalam
lubang telinga. membran timpani merupakan tempat yang ideal untuk pengukuran suhu inti karena
terdapat arteri yang berhubungan dengan pusat termoregulasi (kemampuan tubuh
mempertahankan suhu dalam batas sehat tertentu). akan tetapi ada beberapa kekurangan , yaitu
perbedaan model termometer inframerah bisa menyebabkan hasil yang bervariasi, lekukan lubang
telinga juga memberikan kesulitan untuk mencapai membran timpani, terutama pada bayi baru
lahir. Suhu tubuh normal dengan pengukuran membran timpani menurut metode pengukuran
canadian paediatric society (2004) adalah 35,8 - 38 ºC.

Image result for termometer telinga

Rektal
Termometer dimasukkan ke dalam rektum anak. cara ini dianggap paling mendekati suhu sentral,
namun ketika suhu sentral meningkat atau menurun secara tiba-tiba , maka temperatur rektal
berubah lebih lama dan dapat berbeda dari temperatur sentral. Hasil pemeriksaan melalui rektal
tidak direkomendasikan pada pasien bati baru lahir ataupun pasien diare. suhu tubuh normal
dengan pengukuran rektal menurut metode pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah
36,6 - 38 ºC.

Aksila

Cara ini adalah dengan termometer diselipkan di ketiak anak. cara ini mudah dilakukan dan nyaman
bagi anak, hanya saja memiliki sensitivitas yang bervariasi. pemeriksaan dengan cara aksila
dipengaruhi oleh jenis termometer, lama pengukuran dan suhu lingkungan. biasanya suhu aksila
lebih rendah 0,5 derajat selcius daripada suhu rektal ataupun membran timpani. suhu tubuh normal
dengan pengukuran aksila menurut metode pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah
34,7 - 37,3 C.

1.Kebutuhan Rasa Aman Keamanan

adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan amandan tentram
(Potter& Perry, 2006).Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahayafisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancamanmekanis,,kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan
keaman terkait dengan konteks fisiologisdan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan
dengan sesuatu yang mengancam tubuhdan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau
hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas,dan sebaginya). Dalam konteks hubungan
interpersonal bergantung pada banyak faktor, sepertikemampuan berkomunikasi, kemampuan
mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku

yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di


sekitarnya danlingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan
cemas dan tidak aman.(Asmadi, 2005).Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan
mengurangi atau mengelurkan ancamanpada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut
mungkinpenyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajananpada lingkungan. Pada saat sakit, seorang
klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi,oleh karena itu bergantung pada
profesional dalam sistem pelayann kesehatan untuk perlindungan.Memenuhi kebutuhan
keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di ataspemenuhan kebutuhan
fisiologis.Misalnya,seorang perawat mungkin perlu melindungiklien disointasidari kemungkinan
jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhannutrisi.
(Potter&Perry, 2005).Lingkup kebutuhan keamanan atau keselamatan lingkungan klien mencakup
semua faktor fisikdan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan
kelangsungan hidup klien.Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dariorang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi
perawatan kesehatan. Seseorang harusmengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman
yang baru, dan hal-hal yang dijumpaidalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa
ancaman keselamatan psikologis padapengalaman yang baru dan yang tidak dikenal.
(Potter&Perry,2005).Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan
keselamatan fisik danpsikologis merekat tanpa bantuan dari profsional pemberi perawatan
kesehatan.Bagaimanapun,orangyang sakit atau acat lebih renta untukterncam kesejahteraan fisik
dan emosinya,sehingga intervensiyang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi
mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005).

2.Konsep Rasa Nyaman

Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang


tidakmenyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito,
Linda Jual,2000). Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa
nyaman adalahsuatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatukepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dantransenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandangsecara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:a.Fisik,
berhubungan dengan sensasi tubuh.b.Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan sosial.c.Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
yang meliputi hargadiri, seksualitas, dan makna kehidupan).d.Lingkungan, berhubungan dengan latar
belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya,bunyi, temperatur, warna, dan unsur
alamiah lainnya.Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan
kekuatan, harapan,hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya
pemenuhan kebutuhanrasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal inidisebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhiperasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien.Kebutuhan rasa nyaman(Aziz 2004:172, Kebutuhan Dasar Manusia)
yang dimaksud di siniadalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia
mengingat nyeri danhipo/hipertermia merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perasaan
tidak nyaman bagi tubuh.Rasa tidak nyaman ini ditunjukkan dengan ada tanda dan gejala seperti
ketika ada nyeri, pasienmenunjukan prilaku protektif dan tidak tenang,peningkatan tekanan,
frekuensi nadi, peningkatan ataupenurunanan napas, diaforesis, wajah mnyeringai, dan prilaku
distraksi, sperti menangis dan merintih.Sedangkan rasa nyaman pada hipo/hipertermia merupakan
suatu keadaan yang dialami pasien denganmerasakan kedinginan atau kepanasan yang ditandai
dengan suhu dibawah 35,50C (hipotermia) dandiatas 370C (hipertermia). Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan1.EmosiKecemasan, depresi, dan marah akan mudah
terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan2.Status Mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan


terjadinyaresiko injury3.Gangguan Persepsi SensoryMempengaruhi adaptasi terhadap
rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman danpenglihatan4.Keadaan
ImunitsGangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit5.Tingkat KesadaranPada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.6.Informasi atau KomunikasiGangguan komunikasi seperti aphasia
atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.7.Gangguan Tingkat
PengetahuanKesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.8.Penggunaan antibiotik yang tidak rasionalAntibiotik dapat menimbulkan resisten dan
anafilaktik syok9.Status nutrisiKeadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikiansebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.10.UsiaPembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansiamempengaruhi reaksi terhadap nyeri11.Jenis KelaminSecara umum pria dan
wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12.KebudayaanKeyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyamanan yang mereka punyai.

Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang


tidakmenyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito,
Linda Jual,2000). Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa
nyaman adalahsuatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatukepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dantransenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandangsecara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:a.Fisik,
berhubungan dengan sensasi tubuh.b.Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan sosial.c.Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
yang meliputi hargadiri, seksualitas, dan makna kehidupan).d.Lingkungan, berhubungan dengan latar
belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya,bunyi, temperatur, warna, dan unsur
alamiah lainnya.Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan
kekuatan, harapan,hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya
pemenuhan kebutuhanrasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal inidisebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhiperasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien.Kebutuhan rasa nyaman(Aziz 2004:172, Kebutuhan Dasar Manusia)
yang dimaksud di siniadalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipo/hipertermia
mengingat nyeri danhipo/hipertermia merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perasaan
tidak nyaman bagi tubuh.Rasa tidak nyaman ini ditunjukkan dengan ada tanda dan gejala seperti
ketika ada nyeri, pasienmenunjukan prilaku protektif dan tidak tenang,peningkatan tekanan,
frekuensi nadi, peningkatan ataupenurunanan napas, diaforesis, wajah mnyeringai, dan prilaku
distraksi, sperti menangis dan merintih.Sedangkan rasa nyaman pada hipo/hipertermia merupakan
suatu keadaan yang dialami pasien denganmerasakan kedinginan atau kepanasan yang ditandai
dengan suhu dibawah 35,50C (hipotermia) dandiatas 370C (hipertermia). Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan1.EmosiKecemasan, depresi, dan marah akan mudah
terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan2.Status Mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan


terjadinyaresiko injury3.Gangguan Persepsi SensoryMempengaruhi adaptasi terhadap
rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman danpenglihatan4.Keadaan
ImunitsGangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit5.Tingkat KesadaranPada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.6.Informasi atau KomunikasiGangguan komunikasi seperti aphasia
atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.7.Gangguan Tingkat
PengetahuanKesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.8.Penggunaan antibiotik yang tidak rasionalAntibiotik dapat menimbulkan resisten dan
anafilaktik syok9.Status nutrisiKeadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikiansebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.10.UsiaPembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-
anak dan lansiamempengaruhi reaksi terhadap nyeri11.Jenis KelaminSecara umum pria dan
wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan
tingkatkenyamanannya.12.KebudayaanKeyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi
cara individu mengatasi nyeri dan tingkatkenyaman yang mereka punyai.
A. Pengertian Istirahat Tidur

Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam

menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang
membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apat dikatakan bahwa istirahat
merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari kecemasasn,
(Ansietas).

Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang di kutip oleh Perri an
Potter 1993 Mengemukakan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan istirahat
diantaranya :

1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi

2. merasa di terima

3. mengetahui apa yang terjadi

4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan

5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang memepunyai tujuan.

6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu mememrlukan

Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap lingkungan menurun
atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup (Guyton 1986)
dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri
adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis
dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda sebagai berikut :

1. Aktivitas fisik minimal


2. Tingkat kesadaran yang bervariasi

3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh

4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.

Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses

fisiologis,antara lain :

1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi

2. Diatasi pembuluh darah perifer

3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.

4. Relaksasi otot-oto rangka

5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%

Terdapat dua jenis tidur yaitu :

1. Tidur NREM(Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat

Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng otak lebih lebih
lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan tanda : mimpi berkurang,
keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun dan
gerakan bola mata lambat.

a. Tahap I
Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks, masih sadar dengan
lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping, frekueansi nadi dan
nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima meanit.

b. Tahap II

Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata umumnya menetap,
denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme
menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10 menit

c. Tahap III

Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat,
di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan sulit banngun.

d. Tahap IV

Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit
di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng turun, tonus otot turun.

B. Fungsi Tidur

Efek Fisiologis :

a) Efek p[ada system saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan di antara berbagai susunan saraf.

b) Efek struktur tubuh dengn memulihkan kesegaran dan funngsi dalam organ tubuh karena selama
tidur terjadi penurunan.

C. Kebutuhan tidur pada semua usia.


Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan seseorang. Semakin tua
usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di butuhkan.

Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :

Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal

0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM.,
banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit

1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari,
punya pola terbangun sebentar.

18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala hari,terbangun
dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada umur 3
tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.

6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan.

12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.

18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10% tidur terhadap I, 50% tidur
tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.

40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia dan sulit
untuk dapat tidur.

60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang
terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

Faktot-faktor yang mempengaruhi tidur.

1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun
demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur, misalnya pada
pasien degan gangguan pernafasan seperti asma,bronkitis,penyakit kardiovaskuler dan lain-lain.

2. Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat menenngah orang dapat
tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan priode tidur REM
lebih pendek

3. Stres Psikologis

Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini di sebabkan karena
pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah melalui sisitem saraf simpatis.zat ini akan
mengurangi tahap IV REM dan NREM.

4. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu :

a) Diuretik : menyebabkan imsomnia

b) Anti depresan : Suprnsi REM

c) Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.

d) Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia.

e) Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk.

f) Amfetamin : Menurunkan tidur REM

5. Nutrisi.
Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang di
cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mamperceapat terjadinya ptoses tidur.

6. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk tidur . Pada lingkungan yang
tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang dapat tidur dengan nyeyak dan saebaliknya.

7. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan
tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.

8. Alkohol

Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum alkohol dapat
menyebabkan insomnia dan lekas marah.

Pengertian Sek dan Seksulitas

Sek merupakan kegiatan fisik, sedangkan seksualitas merupakan total, multi-determined dan
multidimensi. Oleh karena itu seksualitas bersifat holistik yang melibatkan aspek biopsikososial,
kultural dan spiritual. Dalam sumber yang lain seks adalah tindakan alamiah, spontan, yang
meningkatkan kepuasan pasangan.

Proses Perkembangan Kesadaran Diri terhadap Seksualitas

Tingkat kesadaran diri perawat tehadap seksualitas mempunyai dampak langsung pada
kemampuannya melakukan intervensi keperawatan, menurut Stuart dan Sundeen (1995), empat
tahap proses kesaaran diri meliputi :

1. Tahap Ketidaksesuaian Kognitif, dapat diatasi dengan :

Menghindari tanggung jawab profesional dan tetap berpegang pada keyakinan pribadi, memeriksa
fakta bahwa seksualitas merupakan bagian integral dari keadaan manusia.
2. Tahap Ansietas

Perawat mengalami ansietas, rasa takut dan syok.

Perawat menyadari bahwa semua orang mengalami ketidakpastian, merasa tidak aman, bertanya-
tanya dan bermasalah yang berkaitan dengan seksualitas.

3. Tahap Marah

Kemarahan umumnya ditujukan pada diri sendiri, klien dan masyarakat.

Perawat mulai mengakui bahwa masalah yang berkaitan dengan seks dan seksualitas bersifat
emosional.

4. Tahap Tindakan

Pada tahap terakhir ini, perasaan marah mulai berkurang. Perawat mulai menyadari bahwa
menyalahkandiri sendiri atau masyarakat karena ketidaktahuannya tidak akan membantu klien
dengan masalah seksualnya.

Dengan memahami ke empat tahap perkembangan perawat tentang seksualitas tersebut, akan
memudahkan dan memungkinkan perawat untuk menjalankan empat tugas utamanya sebagai
perawat berkaitan dengan yang dikemukakanoleh johnson (1989), yaitu berpengetahuan tentang
seksualitas dan norma masyarakat. Menggunakan pengetahuan tersebut untuk memahami
perbedaan antara perilaku dan sikap orang lain dengan diri sendiri sebagai akibat dari pengaruh
sosial budaya. Menggunakan pemahaman ini untuk membantu adaptasi klien dan keadaan sehat
yang optimal, menyadari dan merasa nyaman dengan seksualitas diri sendiri.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seksualitas

a. Pertimbangan Perkembangan

Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial, emosional dan biologis kehidupan
yang selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu.
b. Kebiasaan Hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan

Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk mencapai kepuasan seksual.

Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan kegiatan atau
fungsi kehidupan sehari-hari yang tentunya juga mempengaruhi ekspresi seksualitasnya termasuk
penyakit. Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang positif
mengkonstribusi pada kehidupan seksual yang membahagiakan.

c. Peran dan Hubungan

Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya sangat mempengaruhi kualitas hubungan
seksualnya. Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi rasa nyaman
seseorang terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya dengan seseorang yang dicintai dan
dipercayai.

Konsep Diri

Pandangan individu terhadap dirinya sendiri mempunyai dampak langsung terhadap seksualitasnya.

e. Budaya, Nilai dan Keyakinan

Faktor budaya termasuk pandangan masyarakat tentang seksualitas dapat mempengaruhi individu.
Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu tentang identitas dan perilaku seksual.

f. Agama

Pandangan agama tertentu yang diajarkan ternyata berpengaruh terhadap ekspresi seksualitas
seseorang.

Berbagai bentuk ekspresi seksual yang diluar kebiasaan dianggap tidak wajar.

g. Etik
Seksualitas yang sehat menurut Taylor, Lilis dan Le Mone (1997) tergantung pada terbebasnya
individu dari rasa bersalah dan ansietas.

Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaankekurangan dan ingin
diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melaluisuatu usaha atau tindakan (Murray dalam
Bherm, 1996).Kebutuhan dasarmanusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan
cinta yangmerupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.King (1987, dalam
Potter, 2005) mengatakan bahwa pemenuhankebutuhan dasar manusia berfokus pada tiga
sistem yakni, sistem personal, interpersonal, dan sistem sosial. Kebutuhan dasar
manusiamerupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalammempertahankan
keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yangtentunya bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan.Dalam hal ini Abraham Maslow mengemukakan Teori
HierarkiKebutuhan yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki limakebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis; kebutuhan rasa aman dan perlindungan; kebutuhan rasa cinta,
memiliki dan dimiliki; kebutuhanharga diri; serta kebutuhan aktualisasi diri (Potter dan Perry
1997).Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar, yang dipengaruhioleh stimulus
internal maupun eksternal.Kebutuhan dasar saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Manusia dapat merasakan adanyakebutuhan dan akan beruasaha memenuhinya dengan segera
(Asmadi,2008).

2.2. Kebutuhan Memiliki dan dimiliki (Belonging needs)Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan
akan rasa aman telahterpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan
rasamemiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untukdekat pada keluarga dan kebutuhan
antarpribadi seperti kebutuhan untukmemberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan
cintanya sudahrelatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolakcinta. Ia
akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterimaorang-orang yangmemang penting
bagi dirinya

2.3. Konsep Kebutuhan Harga diri (esteem needs)Maslow menemukan bahwa setiap orang
memiliki dua kategorikebutuhan akan penghargaan yakni:A.Harga Diri penilaian terhadap hasil yang
di capai dengan analisis, sejauh manamemenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka
cenderung hargadirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan harga diri menjadirendah. Harga
diri di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga dirimeliputi kebutuhan akan kepercayaan diri,
kompetensi, penguasaan,kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan dan kebebasanKebutuhan
harga diri meliputi:

a. Menghargai diri sendiri

b. Menghargai orang lain

c. Dihargai orang lain

d. Kebebasan yang mandiri

e. Preshies

f. Di kenal dan di akui

g. Penghargaan
B. Penghargaan dari orang lainMeliputi prestis, pengakuan,
penerimaan,perhatian,kedudukan,nama baik serta penghargaan. Penghargaan dari orang
lainsanggat di perlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan ituseseorang akan menjadi
lebih kreatif, mandiri, percayaakan diri sendiridan juga lebih produktif.Kebutuhan penghargaan dari
orang lain meliputi :

a. Kekuatan

b.Pencapaian

c. Rasa cukup

d.Kompetisi

e. Rasa percaya diri

f. kemerdekaan

Sebagai conoh:Seorang pemahat di puji oleh pelanggannya makaiya akan lebih semangat dalam
membuatmemproduksi karyanya dalam jumlah maupun model atau Seorang guru yang mengajar,
mengabdi bertahun-tahun dan mendapatkan pengangkatan pegawai negeri oleh pemerintah

2.4. Konsep Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization needs)Aktualisasi diri adalah kebutuhan
naluriah pada manusia untukmelakukan yang terbaik dari yang dia bisa.tingkatan tertinggi dari
perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasarsudah dipenuhi dan
pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulaidilakukan.Pada saat manusia sudah memenuhi
seluruh kebutuhan padasemua tingkatan yang lebih rendah , melalui aktualisasi diri di katakan
bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal. Maslowmenggambarkan aktualisasi diri
sebagai “Self Actualization is theintrinsic growth of what is already in the organism, or more
accurately, ofwhat the organism is”. (Psychological Review,1949).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar

Kebutuhan dalam hidup manusia dapat timbul karena dipengaruhiolehbebrapa faktor atau hal-
hal tertentu.kebutuhan yang timbulakanmemiliki tujuan tertentu misalnya untuk
melangsungkankehidupannya atau untuk memuaskan hatinya, dan lainnya.Kebutuhan manusia
sifatnya tidak terbatas.Artinya, semakin harikebutuhan manusia semakin bertambah.Banyak hal
yang mempengaruhi bertambahnya jumlah kebutuhan manusia.Menurut AbrahamMaslow(1907-
1970) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhandasar manusia yaitu:Kebutuhan dasar
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut

:a. Penyakit.Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan


kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis,karena beberapa fungsi organ tubuh
memerlukan pemenuhankebutuhan lebih besar dari biasanya.

b. Hubungan Keluarga.Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhankebutuhan


dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenanganhidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-
lain.

c. Konsep Diri.Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhandasar.Konsep diri
yang positif memberikan makna dan keutuhan bagiseseorang.Konsep diri yang sehat
menghasilkan perasaan positiftentang diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidupyang sehat, sehingga mudah
memenuhi kebutuhan dasarnya
d. Tahap Perkembangan.

Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap


perkembangan tersebut memilikikebutuhan dasar yang berbeda, baik kebutuhan psikologis,
biologis,sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh jugamengalami proses
kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

Pengertian harga diri

Harga diri merupakan salah satu dimensi dari konsep diri. Harga diri

adalah proses evaluasi yang ditujukan indivu pada diri sendiri, yang nantinya

berkaitan dengan proses penerimaan individu terhadap dirinya. Dalam hal ini

evaluasi akan menggambarkan bagaimana penilaian individu tentang dirinya

sendiri, menunjukan penghargaan dan pengakuan atau tidak, serta menunjukkan

sejauh mana individu tersebut merasa mampu, sukses dan berharga. Secara

singkat harga diri diartikan sebagai penilaian terhadap diri tentang keberhargaan

diri yang di ekspresikan melalui sikap-sikap yang dianut individu.

2. Karakteristik Harga Diri

Harga diri seseorang tergantung bagaimana dia menilai tentang dirinya

yang dimana hal ini akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Penilaian individu ini diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat tinggi

dan negatif.

A. Karakteristik harga diri tinggi

Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri,

penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa

bahwa kehadirannya diperlukan didalam dunia ini. Contoh : seorang

remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan yakin dapat

mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya,

keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh

mencapai apa yang diinginkan.

B. Karakteristik harga diri rendah

Remaja yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa

bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Disamping itu remaja
dengan harga diri rendah cenderung untuk tidak berani mencari tantangantantangan baru dalam
hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang

sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh

dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran

serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapai respon dari

orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung

merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga diri

rendah inilah sering muncul perilaku rendah. Berawal dari perasa tidak

mampu dan tidak berharga, mereka mengkompensasikannya dengan

tindakan lain yang seolah-olah membuat dia lebih berharga. Misalnya

dengan mencari pengakuan dan perhatian dari teman-temannya. Dari

sinilah kemudian muncul penyalahgunaan obat-obatan, berkelahi, tawuran,

yang dilakukan demi mendapatkan pengakuan dari lingkungan.

Proses Pembentukkan Harga Diri

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khon (Jusuf, 1984 : 53),

menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara penilaian anak terhadap

dirinya dengan pola asuh orang tua. Anak dengan harga diri tinggi biasanya

diasuh oleh orang tua yang mudah mengekspresikan kasih sayang, mempunyai

perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi anak, memiliki hubungan yang

harmonis dengan anak, memilki aktifitas yang dilakukan bersama, memilki

peraturan yang jelas dan memberikan kepercayaan kepada anak.

Selain hubungan dengan orang tua, identitas berkelompok yang dimilki

anak juga mempengaruhi harga diri mereka. Anak usia sekolah mulai

mengidentifikasikan dirinya pada kelompok tertentu ‘nilai lebih’ dibanding

kelompok lain, hal ini akan menghasilkan harga diri yang tinggi pada diri anak.

Namun pengaruh ini sangat kecil sebagaimana ditunjukkan oleh hasil peneliti

Coopersmith tahun 1968, yaitu bahwa harga diri anak hanya sedikit saja

berhubungan dengan posisi sosial dan tingkat penghasilan orang tuanya.

Harga diri anak terbentuk melalui berbagai pengalaman yang dialaminya,


terutama yang diperolehnya dari sikap orang lain terhadap dirinya.

A. Aktualisasi Diri

1. Pengertian

Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk

melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arinato,

2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan

mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi

diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar

khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan

dengan perkembangan hidup seseorang.

Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of

Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai

kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan

bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia

mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam

kehidupannya. Kebutuhan tersebut meliputi:

a. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan akan pangan,

pakaia, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis,

b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan

akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan,

keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam,

c. Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social), meliputi

kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan

kasih sayang,

d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan akan harga

diri, status, prestise, respek, dan penghargaan dari pihak lain,

e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan

akan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui

memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.


Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri

merupakan suatu proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan

sifat-sifat serta potensi individu sesuai dengan keunikannya yang ada

untuk menjadi kepribadian yang utuh.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri

Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami

bahwa ada eksistensi atau hambatan lain tinggal (indwelling) didalam

(internal) atau di luar (eksternal) keberadaannya sendiri yang

mengendalikan perilaku dan tindakannya untuk melakukan sesuatu.

a. Internal

Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari

dalam diri seseorang, yang meliputi :

1) Ketidaktahuan akan potensi diri

2) Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga

potensinya tidak dapat terus berkembang.

Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui, digali dan

dimaksimalkan. Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita

mengetahui potensi yang ada dalam diri kita kemudian

mengarahkannya kepada tindakan yang tepat dan teruji (Fadlymun,

2009).

b. Eksternal

Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri

seseorang, seperti :

1) Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi

potensi diri seseorang karena perbedaan karakter. Pada

kenyataannya lingkungan masyarakat tidak sepenuhnya

menuunjang upaya aktualisasi diri warganya.

2) Faktor lingkungan

Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap upaya mewujudkan

aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan


mengizinkannya. (Asmadi, 2008). Lingkungan merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan

perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosio-psikologis (Sudrajat, 2008).

3) Pola asuh

Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak

sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut

berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor

dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam

pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak (Brown,

1961)

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system
tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien danmemungkinkan perawat untuk mebuat
penilaian klinis. )eakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien
dan penetuan respon terhadapterapi tersebut.*Potter dan Perry, #++'.Pemeriksaan fisik dalah
pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk
memperoleh data yang sistematif dankomprehensif, memastikan-membuktikan hasil anamnesa,
menentukan masalah danmerencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.

a. infeksi

0nspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan


penciuman. 0nspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran atau
kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu
inspeksi local yang berfokus padasuatu system tunggal atau bagian dan biasanya mengguankan alat
khusus sepertooptalomoskop, otoskop, speculum dan lainlain. *1aura $.(albot dan 2ary 2eyers,!
334 0nspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagiantubuh yang diperiksa
melalui pengamatan *mata atau kaca pembesar. *DewiSartika, #+!+."okus inspeksi pada setiap
bagian tubuh meliputi / ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan-
pembengkakan.setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu
dengan bagiantubuh lainnya.

b. palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba denganmeletakkan tangan pada
bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. 1aura $.(albotdan 2ary 2eyers, !334.Palpasi adalah
teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba 5 tangandan jarijari, untuk mendeterminasi
ciri# jaringan atau organ seperti/ temperatur,keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan
penonjolan.*Dewi Sartika,#+!+. Halyang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan,
ibrasi, pertumbuhanatau massa, edema, krepitasi dan sensasi.
c. Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk menghasilkan bunyi
yang akan membantu dalam membantu penentuan densitas,lokasi, dan posisi struktur di
bawahnya.*1aura $.(albot dan 2ary 2eyers, !334.Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan
mengetuk bagian permukaan tubuhtertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya
*kiri-kanan denganmenghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas- lokasi
dankonsistensi jaringan.

d. Auskultasi

$uskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacammacam organ
dan jaringan tubuh.*1aura $.(albot dan 2ary 2eyers,!334.$uskultasi $dalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan dengan caramendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat
yangdisebut dengan stetoskop. Halhal yang didengarkan adalah / bunyi jantung, suaranafas, dan
bising usus.*Dewi Sartika, #+!+.Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsipprinsip yang harus
di perhatikan, yaitu sebagai berikut /a.)ontrol infeksi2eliputi mencuci tangan, memasang sarung
tangan steril, memasangmasker, dan membantu klien mengenakan baju periksa jika ada. b.)ontrol
lingkungan6aitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri. 2isalnya menutup
pintu-jendala atau skerem untuk menjaga priacy klien.

B.Tujuan Pemeriksaan (isik

Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan

Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalamriwayat


keperawatan & untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.

Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan.

Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

Anda mungkin juga menyukai