radiasi
konduksi
konveksi
evakurasi
aktivitas otot
tiroksin
Selama terjadi keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas, suhu tubuh akan tetap
konstan.
2. Hipertermia
Hipertermia adalah meningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
3. Demam
Demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tubuh tidak mampu untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas. Demam tidak
berbahaya apabila suhu tubuh masih berada di bawah 39ºC.
4. Heat Stroke
Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Heat stroke memliki angka mortalitas
yang tinggi.
5. Hipotermia
Pengeluran panas akibat paparan yang terus-menerus terhadap dingin akan
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.
Berikut adalah klasifikasi hipotermia melalui pengukuran suhu tubuh:
a) Ringan: 33-36 ºC
b) Sedang: 30-33 ºC
c) Berat: 27-30 ºC
1. Oral
Termometer dimasukkan ke dalam mulut anak. cara ini membutuhkan kerjasama dengan
anak yang sulit dilakukan sehingga jarang sekali digunakan. Hasil pengukuran sering kali
terganggu karena dipengaruhi oleh suhu makanan/minuman yang ada dalam mulut. suhu
tubuh normal dengan pengukuran oral, menurut metode pengukuran canadian paediatric
society (2004) adalah 35,5 - 37,5 C.
2. Membran timpani
Suhu tubuh anak diukur dengan menggunakan termometer inframerah yang dimasukkan
ke dalam lubang telinga. membran timpani merupakan tempat yang ideal untuk
pengukuran suhu inti karena terdapat arteri yang berhubungan dengan pusat
termoregulasi (kemampuan tubuh mempertahankan suhu dalam batas sehat tertentu).
akan tetapi ada beberapa kekurangan , yaitu perbedaan model termometer inframerah bisa
menyebabkan hasil yang bervariasi, lekukan lubang telinga juga memberikan kesulitan
untuk mencapai membran timpani, terutama pada bayi baru lahir. Suhu tubuh normal
dengan pengukuran membran timpani menurut metode pengukuran canadian paediatric
society (2004) adalah 35,8 - 38 ºC.
3. Rektal
Termometer dimasukkan ke dalam rektum anak. cara ini dianggap paling mendekati suhu
sentral, namun ketika suhu sentral meningkat atau menurun secara tiba-tiba , maka
temperatur rektal berubah lebih lama dan dapat berbeda dari temperatur sentral. Hasil
pemeriksaan melalui rektal tidak direkomendasikan pada pasien bati baru lahir ataupun
pasien diare. suhu tubuh normal dengan pengukuran rektal menurut metode pengukuran
canadian paediatric society (2004) adalah 36,6 - 38 ºC.
4. Aksila
Cara ini adalah dengan termometer diselipkan di ketiak anak. cara ini mudah dilakukan
dan nyaman bagi anak, hanya saja memiliki sensitivitas yang bervariasi. pemeriksaan
dengan cara aksila dipengaruhi oleh jenis termometer, lama pengukuran dan suhu
lingkungan. biasanya suhu aksila lebih rendah 0,5 derajat selcius daripada suhu rektal
ataupun membran timpani. suhu tubuh normal dengan pengukuran aksila menurut metode
pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah 34,7 - 37,3 C.
5. Dahi
Thermometer yang digunakan kan pada bayi merupakan thermometer arteri temporalis yang
memanfaatkan scanner inframerah untuk mengukur suhu tubuh melalui arteri temporalis pada
dahi.
a) Tujuan:
memperlancar sirkulasi darah
mengurangi rasa sakit
memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
merangsang peristatik usus
b) Indikasi :
klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
klien dengan perut kembung
klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian sepasme otot
adanya abses, hematoma
c) Kontraindikasi :
Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan perdarahan
dan pembengkakan
Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkanperdarahan
Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan
sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder)
Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau
menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
h. Kompres Dingin
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat
menimbulkan beberapa efek fisiologis. Menempatkan suatu zat dengan suhu rendah bertujuan
untuk melakukan terapi penyembuhan
a) Tujuan
Menurunkan suhu tubuh
Mencegah peradangan meluas
Mengurangi kongesti
Mengurangi perdarahan setempat
Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
b) Indikasi
Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
Klien dengan batuk dan muntah darah
Pascatonsilektomi
Radang, memar
c) Kontraindikasi :
Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran ke
luka terbuka
Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan
menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin akan
meningkatkan spasme arteri
Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi terhadap
dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema, hive, bengkak,
nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika orang
tersebut hipersensitif.
b. Tujuan
Tujuan pencegahan infeksi adalah untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada tangan
dan tubuh yang mungkin dapat berpindah ke klien, pengunjung, peralatan, dan tenaga kesehatan
lain. Selain itu, juga untuk mencegah penyebaran kuman penyakit.
c. Rantai Infeksi
Rantai infeksi adalah rangkaian proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat
menimbulkan radang atau penyakit. Proses tersebut melibatkan beberapa unsur, diantarannya:
1. Reservoir
Reservoir adalah suatu tempat di mana patogen dapat bertahan hjidup, tetapi dapat atau tidak
dapat berkembang biak. Sebagai contoh pseudomonas dapat bertahan hidup dan berkembang
biak dalam reservoir nebulizer yang digunakan dalam perawata klien dengan masalah
pernapasan. Reservoir yang paling dikenal adalah tubuh manusia. Berbagai mikroorganisme
hidup di kulit dan berada dalam rongga, cairan, dan cairan yang keluar dari tubuh.
Karier adalah individu yang menunjukkan tidak adanya gejala penyakit, tetapi memiliki
organism patogen pada atau dalam tubuhnya yang yang dapat ditransfer ke individu lain.
2. Jalan masuk
Jalan masuk merupakan jalan masuknya mikroorganisme ke tempat penampungan dari berbagai
kuman seperti saluran pernapasan, pencernaan, kulit, dan lain-lain. Organisme masuk ke tubuh
melalui jalur yang sama saat merek keluar.
3. Inang (host)
Inang merupakan tempat berkembangnya suatu mikroorganisme yang dapat didukung oleh
ketahanan kuman.
4. Jalan keluar
Jalan keluar merupakan tempat keluarnya mikroorganisme dari reservoir seperti sistem
pernapasan, sistem pencernaan, alat kelamin, dan lain-lain. Setelah mikroorganisme menemukan
tempat untuk tunbuh dan berkembang biak, mereka harus menemukan jalur keluar jika mereka
ingin masuk ke tubuh pejamu lain dan menyebabkan penyakit. Jalur keluar dapat berupa darah,
kulit, ,membran mukosa, traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, dan transplasenta (ibu ke
janin).
5. Jalan penyebaran
Jalan penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman mikroorganisme ke
berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dan lain-lain.
d. Pengertian infeksi nosokomial
Infeksi nosokomial adalah adalah infeksi yang terjadi di rumah sarkit berasal dari fasilitas rumah
sakit atau tenaga kesehatan atau pasien lain. Infeksi ini dapat terjadi saat pasien dirawat di rumah
sakit atau setelah pasien pulang.
Sumber infeksi nosokomial
1. Klien
Klien dapat menyebarkan kuman penyakit ke klien lain, tenaga kesehatan, petugas rumah sakit,
pengunjung, dan ke benda atau alat-alat di rumah sakit.
2. Petugas atau perawat
Perawat dan petugas kesehatan dapat terkontaminasi kuman penyakit dari satu pasien dan
menyebarkannya ke pasien lain, tenaga kesehatan lain, pengunjung, dan ke alat-alat rumah sakit.
3. Pengunjung
Pengunjung dapat terkontaminasi kuman penyakit dari lingkungan luar atau dapat pula bertindak
sebagai pembawa (karier). Pengunjung dapat menyebarkan kuman ke klien dan lingkungan
rumah sakit.
4. Sumber lain
Sumber lain dapat berupa lingkungan rumah sakit yang kurang bersih, peralatan rumah sakit
yang tidak bersih atau steril, peralatan/barang milik klien yang dibawa dari rumah, dan lain-lain.
Kuman penyakit dapat menyebar ke klien, pengunjung, dan petugas kesehatan. Faktor
pendukung terjadinya infeksi nosokomial antara lain terapi medis, kurangnya kebiasaan cuci
tangan, dan rendahnya daya tahan tubuh.
g) Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan
memakai handuk atau tisu.
Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat disarankan
untuk kebersihan tangan yang maksimal. Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar
memakai sabun adalah agar kebersihan terjaga secara keseluruhan serta mencegah kuman dan
bakteri berpindah dari tangan ke tubuh anda.
Ketika diperlukan alat perlindungan diri lengkat, pertama-tama lakukan cuci tangan, kemudian
pakai gaun, gunakan masker dan kacamata (selama diperlukan), dan diakhiri dengan memakai
sarung tangan.
3. Pemasangan & Pelepasan Sarung Tangan Bersih dan Sarung Tangan Steril
a) Sarung Tangan Bersih
Cara pemasangan dan pelepasan bersih tidak memerlukan prosedur khusus. Pemasangannya
dilakukan seperti memasang sarung tangan pada umumnya, begitu juga saat pelepasan sarung
tangan bersih.
b) Sarung tangan steril
1) Pemasangan
1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang di tarik ke atas.
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3. Perawat mencuci tangan
4. Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan sisi - sisinya
5. Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam pembungkus
6. Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan pada tangan yang dominan
terlebih dahulu
7. Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan pegang tepi mancet sarung
tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan
8. Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari - jari ke dalam mancet sarung
tangan kedua
9. Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
10. Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah bersarung tangan menyentuh setiap bagian atau
benda yang terbuka
11. Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan jatuh ke tangan setelah pemakaian
sarung tangan
12. Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu jari adduksi ke belakang
13. Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat - alat steril.
2) Cara melepaskan sarung tangan steril
1. Pegang bagian luar dari satu mancet dengan tangan bersarung tangan, hindari menyentuh
pergelangan tangan
2. Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar kedalam, buang pada bengkok
3. Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung tangan, ambil bagian dalam sarung
tangan lepaskan sarung tangan kedua dengan bagian dalam keluar, buang pada bengkok.
Daftar Pustaka
Aimul, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental keperawatan, Ed. 7, Vol 1. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta: EGC.
Nasution, Septian. 2012. Prosedur Mengenakan dan Melepas Sarung Tangan [online].
Tersedia: http://septinas.blogspot.com/2012/06/prosedur-mengenakan-melepas-sarung.html
[9 Juni 2015].
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.