BUDI PEKERTI
Disusun Oleh :
Isma Yennita
NIM. P07125216046
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budi Pekerti
A. Pengertian budi pekerti berdasarkan kebahasaan (etimologis):
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Secara etimologis, budi pekerti bisa diartikan sebagai penampilan diri yang berbudi. Secara
leksikal, budi pekerti merupakan sebuah tingkah laku, perangkai, watak, atau akhlak
seseorang. Dalam KBBI, budi pekerti dapat dikatakan sebagai alat batin yang berisi tentang
paduan akal dan perasaan guna menimbang baik dan buruk.
2. Majid
Budi dapat bermakna akhlak, perangai, kesopanan, atau tabiat. Sehingga budi pekerti
dapat dikatakan sebagai baik hati.
3. Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional
Secara operasional, budi pekerti memiliki makna sebagai perilaku yang tercermin dalam kata,
pikiran, perasaan, sikap, dan perbuatan. Dalam hal ini, budi pekerti dapat diartikan sebagai
suatu sikap atau perilaku sehari-hari, baik individu, keluarga, maupun bermasyarakat
berbangsa dan bernegara yang mengandung nilai yang berlaku dan di anut di dalam bentuk
jati diri seseorang berkesinambungan dengan suatu sistem nilai moral dan menjadi pedoman
perilaku seorang (khususnya di negara Indonesia) untuk bermasyarakat, bernegara, dan
berbangsa yang bersumber kepada falsafah pancasila dan dituntun ajaran agama serta
kebudayaan Indonesia.
2.3 Manfaat Budi Pekerti terhadap Peran dan Tugas Perawat Gigi
A. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat
Dasar – dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang
baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat
adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit
maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan
yang suci.
Perawat gigi juga termasuk tenaga kesehatan yang di didik dan nantinya juga
bekerja untuk masyarakat luas. Jadi sudah seharusnya menjadi kewajiban untuk
perawat gigi memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada individu masyarakat.
Selain itu perawat gigi juga wajib untuk memperhatikan dan mendapat persetujuan apa
yang akan dilakukan terhadap pasien. Jika tidak, perawatan tidak mungkin bisa
diteruskan. Jika iya, harus laksanakan semaksimal mungkin. Dengan adanya prosedur
seperti ini, tidak mendapat kesan kalau pasien tidak tahu apa yang dilakukan perawat
terhadapnya, walaupun si perawat sudah menjelaskan tentang indikasi yang sesuai
dengan keadaan penderitanya, tapi pasien lah yang sepenuhnya menentukan akan
dilakukan tindakan atau tidak.
Apabila seorang perawat gigi tidak dapat menangani sebuah kasus, dikarenakan
hal tersebut bukan kompetensinya, maka ia harus merujuknya ke tenaga medis yang
lebih ahli atau berkompeten dalam bidangnya misalnya ke dokter gigi atau dokter gigi
spesialis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah dijabarkan pada bab pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang baik. Bagi anggota
perawat gigi, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat gigi adalah seorang
yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit maupun terhadap
orang sehat.
b. Dapat dijadikan evaluasi bagi seluruh perawat gigi Indonesia terhadap profesinya.
3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan khususnya perawat gigi agar memiliki
budi pekerti yang luhur dalam menjalankan profesinya sehingga mampu meningkatkan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara optimal
DAFTAR PUSTAKA