Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan, kesempatan,
rahmat dan karunia-Nya akhirnya makalah ini yang berjudul “aktivitas kejiwaan manusia ”
telah selesai dengan baik. Sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai psikologi
pendidikan. Untuk itu, penyusunan makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk kita
semua termasuk penulis.

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas “ mata kuliah psikologi pendidikan”.
Penulisan makalah ini dapat selesai berkat sumber-sumber referensi yang sangat membantu
mengenai psikologi pendidikan dan aktivitas kejiwaan manusia Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan materi-materi yang sangat bermanfaat. Saya yakin modul ini masih
jauh dari kesempurnaan, meskipun saya sudah berusaha secermat mungkin. Terimakasih.

Banda Aceh, September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A.  Latar Belakang.............................................................................................................................1
B.  Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian Aktivitas Kejiwaan......................................................................................................2
B. Aktivitas- Aktivitas Kejiwaan....................................................................................................2
C. Jenis-jenis perasaan...................................................................................................................5
D. Kemauan.......................................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................8
KESIMPULAN.....................................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kejiwaan adalah tingkat kecerdasan sifat dan perilaku, serta kepribadian seperti
emosi, adaptasi dan minatnya terhadap sesuatu. Pembentukan kejiwaan dimulai sejak
seseorang terlahir ke dunia. Tiap-tiap individu telah membawa bibit-bibit sifat dalam diri
yang sepanjang proses kehidupannya akan senantiasa berkembang menjadi kejiwaan tertentu.
Selama proses itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya,
pengalaman dan cara menghadapinya sesuai tingkat kesadaran atau usia, periode dalam
menghadapi suatu masalah, kondisi mental dan fisik dan bentuk tekanan yang diterima. Bibit
sifat dan faktor yang mempengaruhinya akan menyatu membentuk sifat dan mental yang
kuat, akhlak serta jiwa yang dapat dipelajarinya berdasarkan ilmu psikologi.
Psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi pendidikan
adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan
pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat
erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan
keberhasilan belajar.
,Pentingnya psikologi dalam pendidikan, dalam psikologi kepatuhan yang datang dari
luar merupakan isyarat adanya konflik antara otoritarianisme dan demokrasi. Dalam
pendidikan, kepatuhan sebaiknya terjadi secara timbale-balik diantara semua pihak yang
terlibat didalam, baik anak didik, pendidik, kurikulum maupun fasilitas pendidikan, semua
pihak yang terlibat dalam proses pendidikan perlu mengarahkan perhatian kepada sifat dan
hakikat anak didik, sehingga pelayanan pengajaran membuahkan pribadi-pribadi yang
berkembang secara wajar dan efektif.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana aktivitas-aktivitas kejiwaan manusia?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam makalah ini adalah
mendeskripsikan aktivitas-aktivitas kejiwaan manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aktivitas Kejiwaan
Makna dari aktivitas kejiwaan dapat ditelusuri pada kata aktivitas dan kata kejiwaan.
Aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang diikuti dengan terjadinya perubahan tingkah
laku, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Berikutnya, kejiwaan adalah tingkat
kecerdasan sifat, perilaku, dan kepribadian seperti emosi, adaptasi, dan minatnya terhadap
sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa aktivitas kejiwaan adalah kegiatan
perubahan tingkah laku baik yang berkaitan dengan kecerdasan, emosional, maupun dengan
bakat seseorang.

Aktivitas kejiwaan berkaitan dengan psikologi. Betapa tidak, psikologi


mempersoalkan tingkah laku manusia, baik tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang
tidak dapat dilihat. Oleh karena itu, setiap tingkah laku manusia pasti berdasarkan psikologis
seseorang. Dengan kata lain, tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis. Hal
ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Soemanto (2006:17) bahwa secara umum aktivitas-
aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psikologis yang mendasarinya. Misal, seorang guru
harus memahami kekuatan-kekuatan jiwa siswanya. Oleh karena itu, guru tersebut pun harus
memahami hukum-hukum psikologis yang mendasari setiap aktivitas siswanya.

Aktivitas kejiwaan perlu dipahami oleh seorang guru. Hal ini agar pendidik dapat
mengenal siswanya dengan baik. Dengan demikian, pendidik tersebut mampu membimbing
dan melayani belajar anak didiknya dengan lebih tepat dan efektif. Oleh karena itu, ada
beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan yang harus
dipelajari oleh seorang pendidik. Aktivitas-aktivitas tersebut seperti pengamatan, ingatan, dan
pikiran.

B. Aktivitas- Aktivitas Kejiwaan


Aktivitas-aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan terdiri
atas pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran, perhatian, perasaan, dan kemauan.
Namun, berikut hanya akan dijelaskan beberapa dari aktivitas-aktivitas tersebut.

a) Ingatan
Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman
secara aktif. Fungsi ingatan sendiri meliputi tiga aktivitas, yaitu :
1. Mengancamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan – kesan.

2
2. Menyimpan kesan – kesan.
3. Mereproduksi kesan – kesan.
Sifat – sifat dari ingatan yang baik ialah : cepat, setia, kuat, luas, dan siap. Sifat cepat
berlaku untuk aktivitas mencamkan, sifat – sifat setia, kuat dan luas berlaku dalam hal
menyimpan, sedangkan sifat siap berlaku dalam hal mereproduksi kesan – kesan. Ingatan
dikatakan cepat, apabila dalam mencamkan kesan – kesan tidak mengalami kesulitan. Ingatan
dikatakan setia apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil.
Ingatan dikatakan kuat apabila kesan – kesan yang disimpan bertahan lama. Ingatan
dikatakan luas apabila kesan yang tersimpan sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Ingatan
dikatakan siap apabila kesan – kesan yang tersimpan sewaktu – waktu mudah
direproduksikan kealam sadar.
Pengecaman terhadap suatu kesan akan lebih kuat, apabila :
 Kesan – kesan yang dicamkan dibantu dengan penyuaraan.
 Pikiran subjek lebih terkonsentrasi pada kesan – kesan itu.
 Teknik belajar yang dipakai oleh subjek adalah efektif.
 Subjek menggunakan titian ingatan.
 Struktur bahan dari kesan – kesan yang dicamkan adalah jelas.
Dalam hal mengingat, orang sering mengalami kesulitan yang disebabkan karena
adanya interferensi. Interferensi adalah hambatan ingatan atau belajar akibat masuknya bahan
– bahan terlebih dahulu. Jadi , kesan terdahulu menganggu usaha reproduksi kesan – kesan
terbaru. Interferensi lebih banyak terjadi pada saat jaga daripada saat tidur.
Dalam hal mereprofuksi, dikenal dua macam reproduksi, yaitu :
1. Mengingat kembali ( recall ) dalam hal ini tidak ada objek yang dipakai untuk
merangsang reproduksi, misalnya mengingat ciri – ciri benda yang sudah tidak
ada atau hilang.
2. Mengenai kembali ( recognition ) dalam hal ini ada sesuatu objek yang dipakai
sebagai perangsang untuk mengadakan reproduksi. Objek yang dimaksud sebagai
bahan untuk mencocokkan ciri – ciri kesan tentang benda sejenisnya, misal
mengenai sesuatu benda apakah benar dengan ciri – ciri benda yang pernah
diamati.

Oleh karena hal ingatan ternyata banyak berhubungan dengan hal belajar, maka
pendidikan hendaknya memperhatikan kemungkinan serta kondisi ingatan anak didik. Dalam

3
hubungan itu, pendidikan hendaknya mengetahui dan mengamalkan pengetahuan yang
dihasilkan dari penelitian – penelitian tentang ingatan, karena setiap individu terciptanya daya
ingatan yang unik maka setiap guru maupun dosen harus memahami tentang psikologi agar
dapat menerapkan metode belajar yang efektif dan efisien.

b) Pikiran
Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan atar bagian pengetahuan yang
telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi, disini akal adalah sebagai kekuatan yang
mengendalikan pikiran. Berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang
di peroleh manusia. Yang dimaksud pengetahuan disini mencakup segala konsep, gagasan,
dan pengertian yang telah dimiliki atau di peroleh manusia.
Berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga langkah berpikirr, yaitu :
1. Pembentukan pengertian ini melalui proses mendeskripsikan ciri – ciri objek yang
sejenis, mengklasifikasikan ciri – ciri yang sama mengabstraksikan dengan
menyisihkan, membuang, menganggap ciri – ciri yang hakiki.
2. Pembentukan pendapat , merupakan peletakan hubungan antardua buah pengertian
atau lebih yang hubungan itu dapat verba, berupa : pendapat menolak, pendapat
menerima, pendapat asumtip.
3. Pembentukan keputusan ini merupakan penarikan kesimpulan yang berupa keputusan,
keputusan adalah hasil pekerjaan akal yang berupa pendapat baru yang dibentuk
berdasarkan pendapat-pendapat yang sudah ada
Setiap keputusan yang kita ambil merupakan hasil pekerjaan akal melalui pikiran. Setiap
keputusan akan mengarahkan atau mengendalikan tindakan atau tingkah laku. Dengan
demikian akal atau pikiran sangat menentukan dalam pembentukan atau perubahan tingkah
laku manusia serta dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadian lainnya, oleh karena itu
hendakanya pendidikan memberikan perhatian dan pelajaran terbaik untuk dapat
berkembangnya akal atau pikiran guna untuk perubahan tindakan dan tingkah laku peserta
didik.
Beberapa cara membimbing pikiran agar pikiran itu berkembang dengan baik antar lain
dengan jalan :
1. Mengembangkan keterampilan atau kemampuan berbahasa dengan baik pada pesertan
didik.
2. Pendidik bukannya memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya melainkan
membimbing dan mengembangkan pikiran nya untuk perubahan tingkah laku.

4
3. Disamping memberikan pengertian-pengertian kuci, agar anak didik mampu berpikir
secara tepat dan cepat perlu dibekali dengan pengetahuan siap.
4. Menggunakan alat-alat peraga dalam pengajaran.

c) Perasaan
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam
situasi, dnegan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau
nilai dalam diri. Apabila berpikir objektif, maka perasaan itu bersifat subjektif karena lebih
banyak dipengaruhi oleh keadaan diri, apa yang baik, indah, menarik bagi seseorang belum
tentu baik, indah dan menarik bagi orang lain. Penilaian sebjek terhadap sesuatu objek
membentuk perasaan subjek yang bersangkutan. Karena itu, perasaan pada umumnya
bersangkutan dengan fungsi mengenai, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,
menanggap, membayangkan, mengingat, atau memikirkan sesuatu. Disamping itu, perasaan
juga berhubungan dengan keadaan dan peristiwa jasmaniah.

C. Jenis-jenis perasaan
1. Perasaan jasmaniah, jenis perasaan ini sering disebut pula perasaan rendah, terdiri
dari:
a) Perasaan sensoris , yaitu perasaan yang berhubungan dengan stimuli terhadap
indra, misalnya: dingin, panas, pahit, masam, dan sebagainya.
b) Perasaan vital, yaitu perasaan yang pada umumnya berhubungan dengan jasmani,
misalnya: lelah, lesu segar, sehat, dan sebagainya.
2. Perasaan rohaniah, sering pula disebut sebagai perasaan luhur, terdiri dari:
a) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berhubungan dengan kesanggupan
intelektual dalam mengatasi suatu masalah, misalnya: senang atau puas ketika
berhasil, kecewa dan kesel ketika gagal.
b) Perasaan etis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan baik dan buruk atau
norma, mislanya: senang atau puas ketika mampu melakuka hal yang baik,
menyesal ketika gagal melakukan yang terbaik.
c) Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan,
penghayatan, dan apresiasi tentang suatu yang indah atau tak indah.
d) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang cenderung mengaitkan diri dengan orang
lain, misalnya perasaan cinta sesama manusia, rasa ingin bergaul dan sebagainya.

5
e) Perasaan harga diri, yaitu perasaan yang berhubungan dengan harga diri
seseorang, misalnya: senang dan gembira ketika mendapat perlakuan baik dari
orang lain.
Perasaan banyak mendasari juga mendorong tingkah laku manusia, suasana jiwa anak
didik juga mempengaruhi kegairahan belajar, maka pendidik harus mampu menciptakan
perasaan dan suasana yang disenangi dan dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik.
Perasaan anak didik dapat diwujudkan dalam bentuk ekspresi. Ekspresi adalah
pernyataan emosi atau perasaan yang dapat diamati oleh orang lain. Misalnya tersenyum ,
tertawa, menangis dan sebaginya. Karena itu ekspresi ini dapat membantu pendidik dalam
usaha mengenal emosi dan perasaan anak didik.
Kita dapat pula mengenali perasaan yang merdeka dengan yang terikat. Perasaan
menjadi merdeka, apabila tidak adanya tekanan dan masalah yang menekan jasmani peserta
didik. Perasaan dapat terikat apabila adanya tekanan dan gangguan dari luar yang
menyebabkan peserta didik tertekan jasmani atau rohani.

D. Kemauan
Kemauan adalah bukan aktivitas ataupun usaha kejiwaan . kemauan yang juga disebut
kekuatan, kehendak, dapat diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan merealisasi suatu
tujuan. Tujuan ini merupakan pilihan diantara berbagai tujuan yang bertentangan.
Tujuan adalah titik sasaran dari pengarahan yang perspektif, atau kondisi akhir dari
gerakan yangn mengikuti suatu arah, pemilihan dan realisasi tujuan diperlukan suatu
kekuatan yang disebut kemauan.
Kemauan bukanlah keinginan, orang yang ingin belum tentu mau, dan sebaliknya orang
yang ingin belum tentu mau. Kemauan merupakan pengendali dari keinginan. Kemauan tidak
selamanya bebas. Kemauan dapat berkerja, baik secara paksaan maupun dalam bentuk
pilihan sendiri. Kemauan yang bebas adalah kemauan yang sesuai dengan keinginan diri
sendiri. Sedangkan kemauan yang tidak bebas adalah kemauan yang ditimbulkan oleh kondisi
kebutuhan yang terbatasi oleh norma sosial ataupun kondisi lingkungan.
Kekuatan kemauan beraksi, apabila dipancing oleh adanya usaha memenuhi kebutuhan,
bila ditekankan pada kepentingan pribadi, maka kemauan mengaktualisasikan diri sebagai
kekuatan yang mendorong perbuatan mencapai tujuan. Bila ditekankan pada segi lainnya,
maka kemauan mengaktualisasi diri sebagai kekuatan yang menarik perbuatan mencapai
tujuan. Kekuatan kemauan dapat diterangkan berupa dorongan-dorongan pemilihan yang

6
dilatarbelakangi oleh nilai-nilai, kebutuhan-kebutuhan. Pengetahuan, keterampilan sikap, dan
bahkan kebiasaan yang dimiliki oleh pribadi dengan perkataan lain kuat atau lemahnya
kemauan seseorang dilatarbelakangi oleh pengalaman atau hasil kerjanya.
Oleh karena kemauan berdasarkan hasil belajar, maka pendidikan mempunyai peranan
penting dalam mengendalikan kemauan anak didik untuk belajar lebih lanjut

7
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. aktivitas kejiwaan adalah kegiatan perubahan tingkah laku baik yang berkaitan
dengan kecerdasan, emosional, maupun dengan bakat seseorang.
2. Ingatan adalah Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan
jalan pengecaman secara aktif.
3. Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan atar bagian pengetahuan yang
telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal.
4. Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam
situasi, dnegan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan
atau nilai dalam diri.
5. pemilihan dan realisasi tujuan diperlukan suatu kekuatan yang disebut kemauan.

8
DAFTAR PUSTAKA
H.Mustaqim, psikologi pendidikan, yogyakarta : pustaka belajar,2004.

Darsono, M,dkk. Belajar dam pembelajaran, semarang: CV.IKIP. semarang press.2000.

Dalyono, M.psikologi pendidikan, Jakarta: Rineka cipta, 2009.

Anda mungkin juga menyukai