Menurut undang-undang N0.20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik dan penguruan tinggi. Pendidik juga bisa dikatakan Tenaga Kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpastisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan, sebagaimana juga yang disebutkan dalam undang-undang No.20 Tahun 2003, pasal 1 (BAB 1 Ketentuan Umum). Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU No.20 Tahun 2003, pasal 1 BAB 1 Kententuan Umum) atau merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada sasuan pendidikan (UU No.20 Tahun 2003, pasal 39 ayat 1) Dari penejelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya pendidik itu bisa dikatakan tenaga kependidikan, sedangkan tenaga pendidikan tidak bisa dikatakan pendidik.
2. Tujuan Manajamen Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan secara umum adalah: 1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi yang tinggi. 2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan. 3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insetif yang disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu. 4. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang berharga serta membantu mengembangkan iklim kerja sama dan kepercayaan bersama. 5. Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
3. Jenis-jenis tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan merupaka seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Tenaga struktural Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan. Kelompok tenaga struktural tersebut, yaitu: Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah b. Tenaga fungsional Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan. Kelompok tenaga fungsional tersebut, yaitu: Guru, pembimbing/penyuluh (guru BP), pengembangan kurikulum dan teknologi kependidikan, pengembang tes, pustakawan. c. Tenaga teknis kependidikan Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif Kelompok tenaga teknis tersebut, yaitu: Laboran, teknisi sumber belajar, pelatih (olahraga, kesenian & keterampilan), petuga TU 4. Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik dan kependidikan
Tugas dan fungsi pendidik Menurut Undang-Undang dalam Undang–
Undang Sisdiknas Bab XI pasal 39, 40 dan 42 sebagaimana dalam UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, bahwa guru memiliki tugas sebagai berikut: Memiliki akademik yang berlaku, Memiliki kompetensi pedagogik, memiliki kompetensi kepribadian, Memiliki kompetensi sosial, Memiliki kompentensi profesional. Selain tugas- tugas tersebut, seorang guru juga mempunyai fungsi yang juga penting sebagaimana dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, dikatakan bahwa guru sebagai tenaga profesioanal berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20
Tahun 2003 menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelanggaraan Pendidikan pasal 171 pendidik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Guru sebagai pendidik profesional mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. b. Dosen sebagai pendidik profesioanal dan ilmuwan mentrasformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pada jenjang pendidikan tinggi. c. Konseler sebagai pendidik profesional mememberikan pelayanan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasarr, pendidikan menengah, dan endidikan tinggi. d. Pamong belajar sebagai pendidik profesional mendidik,membimbing, mengajar, melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik, dan mengembangkan model program pembelajaraan, alat pembelajaran, dan pengololaan pembelajaran pada jalur pendidikan nonformal. e. Widyaiswara sebagai pendidik profesional mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik pada program pendidikan dan pelatihan prajabatan dan/atau dalam jabatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah. f. Tutor sebagai pendidik profesional memberikan bantuan belajar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran jarak jauh dan/atau pembelajaran tatap muka pada satuan pendidikan jalur formal dan nonformal. g. Instruktur sebagai pendidik profesional memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kursus dan/atau pelatihan. h. Fasilitator sebagai pendidik profesional memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kursus dan/atau pelatihan. i. Pamong pendidikan anak usia dini sebagai pendidik profesional mengasuh, membimbing, melatih, menilai perkembangan anak usia dini pada kelompok bermain, penitipa anak dan bentuk lain yang sejenis pada jalur pendidikan non formal. j. Guru pembimbing khusus sebagai pendidik profesional membimbing, mengajar, menilai, dan mengevaluasi peserta didik berkelainan pada satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejurusan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. k. Nara sumber teknis sebagai pendidik proesional melatih keterampilan tertentu bagi peserta didik pada pendidikan kesetaraan.
Supardi (2013: 91) menyebutkan tugas seorang pendidik terdiri atas beberapa hal yaitu sebagai berikut.
1) Tugas guru sebagai profesi
Tugas ini menenutut kepada guru untuk mengembangkan potensi profesionalisme diri sesuai perkembangangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih adalah mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
2) Tugas guru di bidang kemanusiaan
Tugas guru di bidang kemanusiaan adalah sebagai orang tua kedua di sekolah. Sebagai orang tau di sekolah, guru harus tampil sebagai idola yang dapat menarik simpati siswa. Guru harus dapat memotivasi siswanya untuk secara aktif melakukan kegiatan belajar di kelas maupun diluar kelas, serta secara mandiri di rumah.
3) Tugas guru di bidang kemasyarakatan
Tugas guru di bidang kemasyarakatan adalah mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang bertanggungjawab dan menjunjung tinggi nilai moral, sosial maupun keagamaan dan menjadikan anggota masyarakat sebagai insan pembangun. Masyarakat memerlukan sumbangsih guru dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, dan sampai sekarang masih menempatkan guru sebagai sosok yang di depan memberikan teladan, di tengah-tengah membangun dan di belakang memberikan motivasi.
5. Kewajiban dan Hak Pendidik
Kewajiban pendidik dalam (UU no. 20/2003) antara lain 1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; 2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan 3) memberi teladanan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Hak pendidik dalam (UU No. 20/2003) adalah 1) penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai; 2) penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; 3) pembinaan karier sesuai dengan tuntunan pengembangan kualitas; 4) perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dan 5) kesempatan untuk menggunakan saran, prasarana, fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. (Sumber: Kristiawan, 2017: 62)
6. Aspek-aspek Manajemen Tenaga Pendidik dan kependidikan
1. Formasi Menurut istilah, formasi berarti susunan (pegawai, pengurus, kabinet, dsb) dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam dunia tenaga pendidik dan kependidikan berupa lowongan yang dibutuhkan dari guru dan kualifiasinya yang ditentukan oleh kementrian, dan lembaga pendidikan seperti kepala sekolah, rektor, dekan, dan sebagainya. 2. Seleksi Proses untuk memilih pelamar untuk dijadikan karyawan dan menempatkan mereka pada posisi yang dibutuhkan oleh organisasi. Syarat dari seleksi ini adalah: a. Dilengkapi dengan persyaratan calon pelamar kerja. b. Seleksi terdiri dari seleksi administratif, bakat,dan sikap. 3. Penempatan Penempatan merupakan suatu cara dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan andal perlu adanya suatu perencanaan dalam menetukan pegawai yang akan mengisi pekerjaan yang ada dalam perusahaan atau suatu lembaga. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penepatan: a. Sebelum ditempatkan, ada pengumuman terlebih dahulu. b. Pada penempatan, harus ada induksi (pengenalan) baik terhadap tempat kerja dan lain sebagainya. c. Setelah induksi, ada masa pra jabatan d. Setelah pra-jabatan dan dinyatakan lulus, baru 100% menjadi pegawai tetap. 4. Pengembangan dan pembinaan Pengembangan dan pembinaan secara umum dapat diartikan sebagai usaha untuk memberikan pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pengembangan dan pembinaan dapat dilakukan melalui: a. Rapat-rapat sekolah. b. Pembinaan oleh guru seminar. c. Workshop, seminar, dll. d. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). e. Dilakukan melalui pembinaan kegiatan supervisi oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tim pengembang dan pengawas. f. Pelatihan guru dalam mengembangkan strategi proses belajar mengajar yang diberikan Dinas Pendidikan, LPMP, LPTK, dsb. 5. Penilaian Penilaian merupakan suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes maupun non-tes. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian: a. Yang dinilai adalah kepemimpinannya, sikap disiplain, komitmen, kerja sama, loyalitas, prestasi, tanggung jawabnya. b. Yang melakukan penilaian adalah kepala sekolah, wakil kepala di bidang kurikulum, pengawas, dan tim pengembangan. c. Hasil penilaian dijadikan keputusan pimpinan untuk menentukan apakah guru tersebut, guru teladan,berprestasi, sehingga bisa ditentukan: 1. Promosi : Dinaikan tingkatan 2. Mutasi : Dipindahkan tempat 3. Demosi : Diturunkan tingkatan d. Dilakukan minimal 1 semseter sekali 6. Kompensasi/Renumerasi Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima dapat berupa fisik maupun non-fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang yang umumnya merupakan objek yang dikecualikan dari pajak pendapatan. Dalam hal ini, kompensasi berupa imbalan dalam bentuk gaji, maupun honor yang didasarkan pada pangkat seseorang. 7. Kesejahteraan Dalam istilah umum, kesejahteraan menunjukkan kepada keadaan yang baik, yaitu kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat, dan damai. 8. Pemutusan kerja Pemutusan kerja merupakan penghakiman hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena: a. Pengunduran diri (permohonan berhenti kerja) b. Masa kerjanya sudah habis c. Pemberhentian oleh suatu lembaga: 1. Secara hormat 2. Secara tidak hormat, contohnya: dipecat. 9. Pelaporan Pelaporan adalah aktivitas yang berlawanan arah dari pengawasan, jika pengawasan dilakukan oleh pihak atasan untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja bawahan, maka pelaporan merupakan jawaban dari kegiatan pengawasa tersebut. Pelaporan harus memperhatikan prinsip akuntabilitasi, yaitu dapat dipertanggung jawaban. DAFTAR PUSTAKA