Anda di halaman 1dari 15

Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Manajemen

Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Miranda Beggy
NIM: 22290624745
Mahasiswi MPI Pascasarjana UIN SUSKA RIAU

Abstract:
This article discusses the important role of educators and education personnel
management in optimizing the potential of human resources in educational
institutions. Educators as educational personnel who have special qualifications play
an important role in the learning and development of students. Human resource
management in education has evolved from initially focusing on performance to now
include aspects of staff development, rewards and legal protection. If done correctly,
educational institutions can maximize the potential of their human resources to
achieve the educational goals that have been set. Apart from that, the article also
explains the meaning and role of educators and education personnel. This article also
discusses human resource management in the educational context and its
development over time. Thus, the management of teachers and educational human
resources plays an important role in achieving national education goals and social
progress through effective management of human resources in educational
institutions.Keywords: Management, Educators, and Education Personnel
Abstrak:
Dalam artikel ini, dibahas bagaimana peran pendidik dan manajemen tenaga
kependidikan sangat penting untuk mengoptimalkan sumber daya manusia di
institusi pendidikan. Peran pendidik sebagai tenaga kependidikan yang memiliki
kualifikasi khusus sangat penting untuk perkembangan dan pembelajaran siswa.
Dimulai dengan fokus pada kinerja, manajemen sumber daya manusia pendidikan
sekarang mencakup pengembangan staf, penghargaan, dan perlindungan hukum.
Sekolah dapat menggunakan sumber daya manusia sebaik mungkin untuk mencapai
tujuan pendidikan jika dilakukan dengan benar. Selain itu, artikel ini membahas
pengertian dan peran pendidik dan tenaga kependidikan serta manajemen sumber
daya manusia dalam konteks pendidikan dan evolusinya dari waktu ke waktu.
Dengan demikian, pengelolaan guru dan sumber daya manusia pendidikan yang
efektif sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan kemajuan
sosial.
kata kunci: Manajemen, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan

Pendahuluan

Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan masyarakat dan negara.


Di balik setiap keberhasilan sistem pendidikan, terdapat sebuah proses pengelolaan
yang sangat penting, yaitu manajemen pendidik dan tenaga kependidikan. Proses ini
meliputi sejumlah tahap, dari perencanaan hingga pengembangan dan
pemberhentian, yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sumber daya manusia
di lembaga pendidikan. Dengan implementasi yang tepat, manajemen ini
berkontribusi besar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,
membawa dampak positif bagi kemajuan pendidikan nasional. Di dalam artikel ini,
akan dijelaskan lebih dalam tentang peran kunci pendidik dan tenaga kependidikan,
serta evolusi manajemen sumber daya manusia dalam konteks pendidikan.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan peniliti dalam artikel ini adalah metodde studi
kepustakaan. Menurut Darmalaksana, langkah pertama adalah mengumpulkan
sumber pustaka baik primer maupun sekunder. Anda kemudian memproses lebih
lanjut data dan mengutip referensi yang muncul sebagai temuan penelitian,
diabstraksi untuk memberikan informasi yang lengkap, dan ditafsirkan untuk
menarik kesimpulan. (Darmalaksana, 2020)

Menurut Mirshad, operasi perpustakaan dibagi menjadi empat fase:

1. Mencatat setiap insight dari sumber-sumber yang relevan dengan


pembahasan atau masalah penelitian.
2. Sertakan semua wawasan, baik wawasan teoretis maupun baru
3. Analisis setiap observasi bacaan atau hubungkan setiap tuturan di dalamnya
4. Mengkritik, menawarkan ide-ide kritis tentang penelitian sebelumnya dengan
menyajikan temuan baru dengan cara yang berbeda untuk merefleksikan
masalah penelitian.

Sedangkan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian kepustakaan menurut


Purwoko adalah sebagai berikut:(Sari & Asmendri, 2018)

1. Pemilihan subjek
2. Pencarian Informasi
3. Menentukan fokus untuk penelitian
4. Mengumpulkan sumber-sumber data
5. Mempersiapkan penyajian data
6. Membuat Laporan
Dari beberapa pemaparan diatas tahapan yang bisa diambil peneliti adalah langkah
penilitian menurut Mirsyad. Penulis juga mengambil 3 buah Data Primer dan 9 Data
Sekunder.

Pengertian Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan


menerapkan pendidikan, melakukan penilaian hasil pendidikan, memimpin orientasi
dan pelatihan, dan melaksanakan penelitian dan juga pengabdian kepada masyarakat.
Dan ini tidak dapat dipungkiri karena dunia kehidupan guru berada di luar institusi
pendidikan formal. Mayoritas waktu guru dihabiskan di sekolah, sementara sebagian
kecil waktunya dihabiskan di rumah dan di masyarakat.
Dalam institusi pendidikan, peran pendidik sangat penting karena mereka adalah
mesin perubahan; mereka tidak hanya bertindak sebagai agen perubahan, tetapi juga
sebagai pendidik yang hanya membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi siswa
untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka. Menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tenaga pendidik adalah orang
yang memiliki kualifikasi untuk berfungsi sebagai guru, pelatih, tutor, konselor,
asisten pengajar, instruktur, fasilitator, dan gelar lain sesuai dengan kekhasannya,
seperti konselor penyelenggaraan pendidikan. (Nurhayati, 2022)

Menurut Suharsimi dan Arikunto yang dikutip dalam bukunya Muhibuddin


Abdulmuid mengatakan berdasarkan tugas yang diembannya, maka tenaga
kependidikan dapat dibedakan sebagai berikut: (Abdi Muchlis Moch., 2018)
1. Para Pendidik:
Kelompok ini mencakup individu yang bertanggung jawab dalam proses
pendidikan. Mereka dapat berperan sebagai pembimbing, Pengajar, konselor,
guru, pamong belajar, tutor, instruktur, widya iswara, atau fasilitator.
2. Para Fungsional Kependidikan:
Kategori ini mencakup individu yang memiliki peran fungsional dalam konteks
pendidikan. Mereka dapat berperan sebagai penilik, pengawas, peneliti,
pustakawan, atau pengembang seperti pengembang kurikulum atau materi
pembelajaran.
3. Para Pengelola Satuan Pendidikan:
Grup ini mencakup individu yang bertanggung jawab atas pengelolaan satuan
pendidikan. Mereka bisa berperan sebagai Kepala Sekolah, direktur, rektor, atau
ketua.
4. Para Teknis Kependidikan:
Kelompok ini terdiri dari individu yang memiliki keahlian teknis yang penting
dalam dunia pendidikan. Mereka termasuk tenaga laboratorium, tenaga teknisi
media, dan tenaga teknisi sumber belajar.
5. Para Administrasi/Tata Usaha:
Kategori ini mencakup staf yang bertanggung jawab atas administrasi dan tata
usaha dalam satuan pendidikan.

Semua kelompok ini berkontribusi penting dalam sistem pendidikan dan bekerja
bersama untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Yang dimaksuk Tenaga kependidikan adalah sebagaimana yang tertulis didalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 1992 tanggal 17 juli 1992. Dalam PP
tersebut Pasal 3 ayat (1) sampai (3) dinyatakan:(Rusdiana, 2014)
a. Tenaga kependidikan terdiri dari pendidik, pengelolaan satuan pendidikan,
penelik, pengawas, pustakawan, peneliti dan pengembangan pendidikan, laboran,
teknisi media belajar, dan penguji.
b. Tenaga pendidik terdiri dari pembimbing, pengajar, dan pelatih.
c. Pengelolaan satuan pendidikan terdiri dari kepala sekolah, direktur, ketua, rector,
dan pimpinan satuan pendidikan di luar sekolah.

Tenaga kependidikan adalah seluruh bagian dari organisasi atau lembaga


pendidikan. Ini mencakup semua orang yang berpartisipasi dalam pendidikan, bukan
hanya guru. Dilihat dari posisinya, staf akademik dibagi menjadi:(Mustari, 2014)
a. Tenaga Struktural
Tenaga struktural adalah semua orang yang berada di jabatan eksekutif
umum, juga dikenal sebagai pimpinan, dan bertanggung jawab atas satuan
pendidikan secara langsung dan tidak langsung. Misalnya, di tingkat sekolah
terdiri dari Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. Di tingkat pusat terdiri
dari Menteri, Wakil Menteri, Sekjen, Kepala Biro, Kabag, dan Kasubbag. Di
tingkat wilayah Provinsi terdiri dari Kakanwil, Kormin, Kepala Bidang, Kepala
Seksi, dan di tingkat daerah terdiri dari Kepala Kantor Kemdiknas
Kabupaten/Kecamatan, Kasi Urusan Kurikulum, Kesiswaan, Sarana dan
Prasarana, dan Kasi Pelayanan Khusus.
b. Tenaga Fungsional
Tenaga kependidikan yang menempati posisi fungsional, yang bergantung
pada kemampuan akademik mereka, disebut sebagai tenaga fungsional. Mereka
termasuk guru, pengawas, pembimbing, penilik, pelatih, fasilitator,
pengembangan pendidikan, tutor, pengembang tes, dan pustakawan.
c. Tenaga Teknis Kependidikan
Tenaga teknis kependidikan adalah tenaga kependidikan yang lebih dituntut
untuk memiliki keahlian teknis operasional atau teknis administratif dalam
melakukan pekerjaannya. Contoh pekerjaan mereka termasuk laporan, teknis
sumber belajar, pelatih (olahraga, seni, dan keterampilan), teknis sumber
belajar/sanggar belajar, dan petugas teknis.
Untuk itu tenaga pendidik adalah mencakup semua anggota yang berperan
dalam sebuah organisasi pendidikan sekolah, tidak hanya guru tapi juga tenaga
lainnya selama masih bekerja di lingkungan sekolah.

Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Seorang pendidik dan tanggung jawab mereka dalam sistem pendidikan


nasional Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Pendidik
memegang peran yang sangat penting dalam membentuk dan memajukan pendidikan
di suatu negara. peran kunci guru dalam pendidikan dasar dan menengah. Guru
memang memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan
menyediakan bekal ilmu pengetahuan bagi siswa. Selain itu, mereka juga
bertanggung jawab dalam membantu mengembangkan nilai-nilai moral dan etika
yang akan membantu siswa dalam kehidupan sosial.(Faisal et al., 2021)

Bahwa ada berbagai jenis individu yang dapat diklasifikasikan sebagai


pendidik, dan mereka memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing:

1. Guru
Definisi: Seorang pendidik yang bertugas di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Peran: Guru memiliki tugas utama untuk mendidik dan mengajar murid. Mereka
menyampaikan pengetahuan dan juga keterampilan kepada orang lain dengan
metode khusus sehingga pengetahuan itu dapat dimiliki oleh orang tersebut.
Selain itu, mereka juga bertindak sebagai perantara aktif akan nilai-nilai dan
norma-norma susila yang tinggi dan luhur untuk bekal bermasyarakat.
2. Dosen
Definisi: Seorang pendidik di perguruan tinggi.
Peran: Dosen bertugas mengajar di perguruan tinggi dan seringkali juga terlibat
dalam penelitian dan pengembangan akademik.
3. Guru Pamong
Definisi: Seorang pendidik yang bertugas membimbing siswa secara aktif dan
mandiri.
Peran: Guru pamong membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
belajar, mengatasi kesulitan belajar, dan memberikan bimbingan dalam hal-hal
non-akademik.
4. Tutor
Definisi: Orang yang bertugas mendidik di lembaga-lembaga non-formal.
Peran: Tutor membantu individu atau kelompok kecil dalam memahami materi
pelajaran atau keterampilan tertentu di luar lingkungan formal sekolah.
5. Fasilitator
Definisi: Individu yang dapat berasal dari kalangan guru atau masyarakat,
memiliki kualifikasi atau kemampuan mendidik, dan membantu siswa mencapai
tujuan.
Peran: Fasilitator membantu dalam proses belajar-mengajar dengan menyediakan
lingkungan atau bantuan yang memungkinkan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
6. Instruktur
Definisi: Orang yang memiliki kemampuan di bidang-bidang khusus seperti
kesenian, olahraga, dan bela diri.
Peran: Instruktur mengajar dan membimbing individu dalam pengembangan
keterampilan atau keahlian tertentu di bidang khususnya.

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang diangkat untuk


mendukung pendidikan di sekolah tertentu. Mereka memiliki peran khusus sesuai
dengan bidang dan keahlian mereka, dan mereka juga bertanggung jawab untuk
mendukung semua program yang dirancang oleh kepala sekolah untuk mencapai
tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, berikut adalah beberapa contoh
tenaga pengajar yang terlibat dalam satuan pendidikan tertentu:

1. Pengawas Sekolah: Bertugas untuk mengawasi dan memastikan bahwa


penyelenggaraan pendidikan berjalan sesuai dengan standar dan kebijakan yang
telah ditetapkan.
2. Kepala Sekolah: Memimpin dan mengelola seluruh operasional sekolah,
termasuk pembuatan kebijakan, pengorganisasian, dan pengawasan proses belajar
mengajar.
3. Kepala Tata Usaha (Administrasi): Bertanggung jawab atas aspek administratif
dan manajerial dari operasional sekolah.
4. Wakil Kepala Sekolah yang Membidangi Hal Khusus: Memegang tanggung
jawab tertentu dalam hal-hal khusus, seperti kurikulum, disiplin siswa, atau
kegiatan ekstrakurikuler.
5. Pustakawan: Bertugas mengelola perpustakaan sekolah, membantu siswa dan staf
dalam peminjaman dan pengembalian buku, serta memastikan koleksi
perpustakaan relevan dan up-to-date.
6. Laboran: Bertugas dalam menyediakan dan merawat fasilitas laboratorium untuk
mendukung kegiatan pembelajaran yang memerlukan praktek eksperimental atau
keterampilan khusus.
7. Penjaga dan Anggota Kebersihan Sekolah: Bertugas menjaga kebersihan dan
keteraturan lingkungan sekolah, termasuk kebersihan kelas, koridor, dan fasilitas
lainnya.

Seluruh tenaga kependidikan mempunyai peranan penting dalam menunjang


terselenggaranya pendidikan pada satuan pendidikan. Mereka bekerja sama untuk
mencapai tujuan sekolah dan memastikan lingkungan belajar yang efektif. Dan dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan
yang mempunyai kualifikasi menjadi guru, dosen, tutor, siswa, dan lain-lain. Mereka
adalah tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi khusus di bidang pendidikan.
Mereka berperan langsung dalam proses mengajar, membimbing dan mendidik siswa
atau peserta didik.
Namun, tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang berkomitmen dan
diangkat untuk mendukung pendidikan. Mereka adalah individu yang diangkat dan
memiliki tanggung jawab khusus untuk mendukung proses pendidikan.(Murni, n.d.)

Dengan demikian, tenaga kependidikan adalah kategori yang mencakup


semua individu yang diangkat untuk mendukung pendidikan, sementara pendidik
adalah subkategori dari tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi khusus
sebagai guru, dosen, pamong pelajar, dan sebagainya.

Kerangka Dasar Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Bahasa Inggris "manajemen" berasal dari bahasa Italia "maneggio", yang


berasal dari bahasa Latin "managiare", yang berasal dari kata Latin "manus", yang
berarti tangan. Oleh karena itu, manajemen dapat didefinisikan sebagai proses
bekerja sama dengan orang lain dalam rangka mencapai tujuan yang dimiliki
organisasi melalui pelaksanaan fungsi perencanaan (planning), pengarah dan
kepemimpinan (leading), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
(staffing), dan pengawasan. (Murni, n.d.)

Istilah "manajemen sumber daya manusia" digunakan baik dalam dunia


pendidikan maupun bisnis, dan disebut sebagai "manajemen tenaga pendidik" dan
"kependidikan" adalah proses kontrol yang didasarkan pada fungsi manajemen
terhadap sumber daya yang diperoleh melalui kontribusi manusia.(Ansari, n.d.)

Manajemen adalah disiplin ilmu dan seni mengatur sumber daya manusia
secara efektif dengan bantuan sumber daya lain dalam organisasi untuk mencapai
tujuan. Dalam bahasa Latin, nama "manajemen" berasal dari kata "manus", yang
berarti "tangan", dan "agere", yang berarti "melakukan" dan "managere", yang berarti
"mengani." In English, kata "manajemen" dan "manajer" digunakan untuk
menggambarkan orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan tugas
manajemen. Pada akhirnya, dalam bahasa Indonesia, kata. (Asahan, 2017)

Manajemen sumber daya manusia di dunia pendidikan mencakup seluruh


kegiatan yang punya kaitan dengan fakta bahwa tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan adalah sumber daya manusia yang sangat penting bagi organisasi.
Secara umum, manajemen sumber daya manusia adalah pekerjaan untuk membantu
organisasi mencapai tujuan dan juga sasarannya serta menghadapi tantangan melalui
kebijakan, praktik, dan sistem sistem yang berdampak pada perilaku, sikap, dan
kinerja karyawan.

Proses membangun sumber daya manusia dikenal sebagai manajemen sumber


daya manusia Proses ini dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pemberhentian. Proses ini digunakan oleh institusi pendidikan untuk memaksimalkan
potensinya dan mencapai tujuan pendidikan dalam jangka waktu tertentu.(Candra
Wijaya, Rahmat Hidayat, 2019)

Manajemen guru dan tenaga kependidikan mencakup perencanaan,


pengarahan, pengorganisasian, pengembangan, pengendalian, kompensasi,
pemeliharaan, pengintegrasian, dan pemberhentian. Manajemen pendidik dan tenaga
kependidikan bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada di institusi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses
manajemen ini mencakup beberapa aspek, yaitu:(Candra Wijaya, Rahmat Hidayat,
2019)

1. Mentukan Jumlah, Kualitas, dan Penempatan: Merencanakan jumlah,


kualifikasi, dan lokasi penempatan pendidik dan tenaga kependidikan merujuk
kepada deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, perekrutan pekerjaan dan
evaluasi pekerjaan.
2. Seleksi dan Penempatan: Melakukan proses perekrutan, seleksi dan juga
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan dengan prinsip "the right man in
the right place and the right man in the right job" untuk memastikan penempatan
yang sesuai.
3. Program Kesejahteraan, Pengembangan, Promosi, dan Pemberhentian: Buat
program yang berkaitan dengan promosi, kesejahteraan, promosi, dan
pemberhentian guru dan karyawan.
4. Ramalan Penawaran dan Permintaan: Ini digunakan untuk memproyeksikan
kebutuhan tenaga pengajar dan pendidikan di masa depan.
5. Memperkirakan Keadaan Ekonomi dan Perkembangan Institusi Pendidikan:
Mengkaji keadaan ekonomi secara keseluruhan dan perkembangan institusi
pendidikan secara khusus.
6. Memantau Undang-Undang dan Kebijakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
memastikan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan mematuhi undang-undang
dan kebijakan.
7. Memantau Kemajuan Teknik dan Organisasi Persatuan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan: mengawasi kemajuan teknik dan organisasi di bidang
pendidikan.
8. Melaksanakan Pendidikan, Latihan, dan Penilaian Produktivitas: memberikan
pendidikan dan pelatihan serta melakukan evaluasi hasil.

Dengan melaksanakan proses manajemen pendidik dan tenaga kependidikan


dengan baik, lembaga pendidikan dapat memaksimalkan potensi dari sumber daya
manusia yang tersedia, sehingga berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.

Menurut ajaran Islam, segala sesuatu dilarang melakukan secara sembarangan


namun harus dilakukan dengan tertib dan hati-hati. Proses ini juga harus dilakukan
secara tertib dan diikuti secara cermat. Dalam sebuah kisah, Rasulullah SAW
bersabda:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat itqan (benar,


sengaja dan sempurna).” (HR Thabrani) (Faisal et al., 2021)

Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menurut Meeus dkk. (2018), peran pendidik sebagai cendekiawan penting bagi
lembaga pendidikan. Jadi untuk mencapai tujuan berikut:

1. Memungkinkan dunia usaha mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja


yang punya kompeten, dapat diandalkan, dan punya motivasi yang tinggi;
2. Meningkatkan kapasitas pegawai;
3. Membangun sistem kerja yang efektif mencakup prosedur rekrutmen dan seleksi
yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang sesuai dengan kemampuan
karyawan. (Amon et al., 2021)

Subtansi dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 secara khusus mengatur
tugas dan fungsi tenaga pengajar (guru dan dosen) sebagai agen pembelajaran dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional, kemajuan dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni pendidikan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Melaksanakan sistem pendidikan nasional dan melaksanakan tujuan pendidikan
nasional—mengembangkan potensi peserta didik—adalah tanggung jawab dan tugas
tim guru profesional, menurut Pasal 6.(Amon et al., 2021)

Selain itu, mereka memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan tugas:

1. Pendidik dan juga tenaga kependidikan berhak atas:


a. Penghasilan bagus dan jaminan sosial penuh
b. Imbalan sepadan dengan tanggung jawab dan hasil kerja.
c. Pengembangan Karir memenuhi persyaratan pengembangan kualitas
d. Kewajiban dan hak pemanfaatan hasil kekayaan intelektual dilindungi
undang-undang.
e. Mampu menggunakan fasilitas, alat, dan sarana pendidikan untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidik dan karyawan pendidikan bertanggung jawab:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang yang mempunyai makna,
menyenangkan, adanya inovatif, berjalan dinamis, dan bersifat terbuka untuk
pertukaran pendapat.
b. Menunjukkan komitmen profesional untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
c. Menjadi contoh dan mempertahankan reputasi lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepada mereka.

Studi terbaru oleh Ayubi dan Wibowo (2020) Diketahui bahwa pendidik dan
penyelenggara pendidikan meliputi (1) perencanaan, (2) rekrutmen, (3) penempatan,
(4) kompensasi, (5) pelatihan dan pengembangan, dan (6) evaluasi. (Komariyah et
al., 2021)

1. Educator Planing and Education


Untuk memenuhi kebutuhan organisasi saat ini, perencanaan manajemen tenaga
pendidik dan kependidikan adalah proses pengembangan, strategi, dan
penyusunan sumber daya manusia tenaga pendidik dan kependidikan secara
menyeluruh.
2. Recruitmen of educators and education personnel
Rekrutmen pendidik dan guru adalah upaya untuk memastikan proses
perencanaan berjalan dengan baik dan menghasilkan kualitas pendidik dan guru
yang memenuhi harapan. Oleh karena itu, rekrutmen dapat dilakukan untuk
menyelesaikan kekurangan yang muncul selama proses perencanaan.
3. Job Placement
Menurut Pasal 7 (1c) UU Nomor 14/2015 tentang profesionalisme, profesi guru
dan profesi adalah bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan dengan prinsip
memiliki latar belakang pendidikan dan kualifikasi akademik sesuai dengan
bidang tugasnya. Akibatnya, tenaga pendidik harus ditempatkan dan disesuaikan
dengan bidang pekerjaan mereka. Menurut Mondy Wayne (2008:53), proses
pengadaan dan penempatan dimulai setelah kandidat diterima dan siap
ditempatkan pada posisi atau unit kerja yang sesuai dengan keahliannya. Aminchi
et al. (2014:66) menyatakan bahwa keahlian guru dan tenaga kependidikan harus
sesuai dengan pekerjaan mereka.
4. Educator and Education Personnel’s Compensation
Dalam pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, kesejahteraan dan
kepuasan karyawan sangat terkait. Kompensasi adalah penting bagi karyawan
sebagai individu, menurut Handoko (2000, p. 54). Ini karena besarnya
kompensasi mencerminkan nilai pekerjaan mereka. Kompensasi juga disebut
sebagai penghargaan untuk kontribusi karyawan kepada organisasi. Guru tidak
akan tetap mengajar di sekolah jika mereka menerima kompensasi terkait tempat
kerja yang nyaman dan komunikasi keluarga. Menurut Dessler (2013), salah satu
jenis kompensasi adalah kompensasi non-finansial seperti fleksibilitas jam kerja
dan lokasi kerja yang nyaman.
5. Coaching and Developing Educators and Education Personnel
Saat ini, metode yang paling umum untuk meningkatkan kompetensi
pedagogis dan profesional adalah guru mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG)
Kepala sekolah dapat mengikuti Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan
mengikuti pelatihan yang diadakan oleh kabupaten, seperti program
Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PPB). Untuk meningkatkan kemampuan
guru, sekolah kadang-kadang mengatur acaranya sendiri dan mengundang
pembicara dari luar.
6. Evaluation of Educators and Education Personnel
Pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2010 Sebagai kepala sekolah, guru disebut "Emaslim". (guru,
pengelola, pengurus, pengawas, pimpinan, inovator dan penggerak). Salah satu
standar dan tanggung jawab Kepala sekolah harus memiliki kemampua supervisi.
Ini adalah:
a. Menyusun strategi untuk program supervisi akademik dalam upaya untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan pengawasan akademik guru melalui menggunakan metode dan
metode supervisi yang akurat.
c. Melanjutkan evaluasi hasil supervisi akademik guru dalam upaya
meningkatkan kompetensi guru.

Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dapat menurunkan tingkat keluar


masuk dan meningkatkan komitmen dan kinerja karyawan (Combs et al., 2006).
Namun, ini juga dianggap penting untuk meningkatkan prestasi akademik sekolah.
Menurut Vekeman et al. (2015), ada kemungkinan peningkatan kinerja guru melalui
peningkatan kompetensi dan komitmen guru dan tenaga kependidikan. Dengan
demikian, hasil belajar siswa akan meningkat. (DeArmond et al., 2009).

Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan dalam Lintas Sejarah

Sejak manusia berkumpul untuk mencapai tujuan bersama, Manajemen


Sumber Daya Manusia telah hadir dalam berbagai bentuk, tetapi tidak lama lagi akan
ada bentuk formal baru dari manajemen sumber daya manusia. Militer AS membuat
korps pengujian psikologi, tim penguji serikat buruh, dan tim semangat kerja pada
tahun 1915 menjelang Perang Dunia I. Orang-orang yang mahir dalam kerja tim ini
kemudian menjadi manajer personalia di industri.

Terkait dengan adopsi proses produksi massa seiring dengan revolusi


industri, manajemen kepegawaian berkembang lebih cepat di Amerika Serikat dan
Inggris daripada di Australia. Selama periode ini, Frederick Winslow Taylor menjadi
tokoh penting dalam Gerakan Manajemen Ilmiah dan studi gerak dan waktu. Peran
manusia dalam organisasi sangat penting, menurut Gomes (1995), terutama karena
daya saing perusahaan dipengaruhi oleh produktivitas pegawai. Hal ini mendorong
pergeseran fokus dari manajemen personalia ke studi manajemen sumber daya
manusia (SDM).

Selanjutnya, Anda juga memberikan gambaran tentang beberapa teori


manajemen sumber daya manusia yang telah muncul seiring berjalannya waktu.
Teori ini mencakup berbagai pendekatan, mulai dari manajemen ilmiah hingga
pendekatan kontingensi dan Total Quality Management (TQM). Semua teori tersebut
memainkan peran penting dalam mengembangkan praktik-praktik manajemen
sumber daya manusia yang kita kenal saat ini.(Candra Wijaya, Rahmat Hidayat,
2019)

Kesimpulan

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan merupakan proses pengelolaan


yang mencakup berbagai aspek, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, hingga pengembangan dan pemberhentian. Tujuannya
adalah untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia dalam lembaga
pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi khusus sebagai


guru, dosen, pembimbing, dan lain sebagainya. Mereka memiliki peran penting
dalam proses pembelajaran dan pengembangan peserta didik.

Tenaga kependidikan mencakup berbagai jenis individu yang mendukung


penyelenggaraan pendidikan, seperti pengawas sekolah, kepala sekolah, pustakawan,
laboran, dan lain sebagainya. Mereka memiliki peran khusus sesuai dengan bidang
dan keahlian masing-masing.

Manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan telah mengalami


perkembangan seiring berjalannya waktu. Dari awalnya fokus pada efisiensi
operasional, sekarang mencakup aspek-aspek seperti pengembangan karyawan,
penghargaan, dan perlindungan hukum.

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan memainkan peran kunci dalam


meningkatkan kualitas pendidikan nasional karena lembaga pendidikan dapat
memanfaatkan sepenuhnya sumber daya manusia mereka untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka
Abdi Muchlis Moch. (2018). Manajemen Pendidikan Dan Tenaga Pendidikan Pada
Madrasah/Sekolah.
Amon, L., Ping, T., & Poernomo, S. A. (2021). GAUDIUM VESTRUM : JURNAL
KATEKETIK PASTORAL Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. 5(1), 1–12.
Ansari, A. (n.d.). Manajemen tenaga pendidik dan kendidikan perspektif al- qur’an.
3.
Asahan, K. (2017). Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan. II, 100–114.
Candra Wijaya, Rahmat Hidayat, T. R. (2019). Manajemen Sumber Daya Pendidik
dan Tenaga Kependidikan. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI).
Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi
Lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1–6.
Faisal, F., Ali, H., & Rosadi, K. I. (2021). KEPENDIDIKAN BERBASIS SIMDIK
DALAM MANAJEMEN. 3(1), 77–85.
Komariyah, L., Amon, L., Wardhana, A., Priyandono, L., Poernomo, S. A., Januar,
S., Harliansyah, Satriawarman, T., Bustami, M. R., Heriman, Firmansyah,
Pratama, P. A., Sumantri, W. H., Rianti, Rusdawati, Yusniar, Sripeni, Ping, T.,
Rohana, … Hadiyanti, D. (2021). MANAJEMEN PENDIDIK & TENAGA.
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini Anggota IKAPI.
Murni. (n.d.). Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan. 27–45.
Mustari, M. (2014). Manajemen Pendidikan. Rajagrafindo Persada.
Nurhayati. (2022). Determinasi Manajemen Pendidikan Islam. Jmpis, 3(1), 451.
Rusdiana. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Pustaka Setia.
Sari, M., & Asmendri. (2018). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam
Penelitian Pendidikan IPA. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam
Penelitian Pendidikan IPA, 2(1), 15.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/article/view/
1555/1159

Anda mungkin juga menyukai