Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MOTIVASI DALAM KEPERAWATAN

Disususn Oleh:

1. Muhammad Ithof Al – Hafiz ( P1337420523057)

Dosen Pengampu:
Sunarko S. PD, S.Tr. Kep, M.Med, Ed.

POLITEKNIK KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN SEMARANG
PRODI KEPERWATAN MAGELANG
PROGAM DIPLOMA TIGA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Shalawat serta
salam tak lupa curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Selanjutnya, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada bapak Sunarko selaku dosen
pengampu mata kuliah Psikolgi dan kepada pihak-pihak yang turut memberikan dukungan demi
terselesainya makalah ini.
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, tidak ada kata yang dapat saya ucapakan
selain kata maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
dalam segi penulsian maupun isi. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang
membangun demi penulisan makalah selanjutnya. Harapan saya semoga apa yang saya sajikan
dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca. Semoga Allah senantiasa
memberi hidayah kepada setiap hamba-Nya yang selalu berusaha dan belajar.

Magelang , 11 Oktober 2023

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Perasaan Dan Emosi........................................................................................................6
2.2 Ciri – Ciri Perasaan.............................................................................................................................6
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Perasaan.............................................................................6
2.4 Komponen Emosi...............................................................................................................................7
2.5 Emosi Dan Gejala Jasmaniah.............................................................................................................9
2.6 Teori – Teori Emosi............................................................................................................................9
2.7 Gangguan Afek...........................................................................................................................10
2.8 Pengertian Motif Dan Perkembangan Motif....................................................................................10
2.9 Macam – Macam Motif..............................................................................................................11
2.10 Jenis – Jenis Motivasi.................................................................................................................13
2.11 Motivasi Dalam Keperawatan....................................................................................................16
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah. Namun pada kenyataannya emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi im
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh. agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.
Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah dimiliki
oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi psikologi tentang
psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri sehingga kita dapat
mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.
Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian di
lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya dari
lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan
emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan dengan
keadaan identik psikofisiologis yang terjadi dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat
sensitif Karena tidak selalu bisa memilah informasi yang berbeda ketika seseorang butuh
pengalaman untuk mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang. Perkembangan
perubahan dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus
normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang mekorespondasi reaksi
fisik. Terkait dengan uraian tersebut dalam kalah ini akan dibahas mengenai emosi khususnya.
tentang bentuk reaksi emosi dan perkembangan emosi
2 alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
3 munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
4 yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
5 tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
6 muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat
menjawabnya
7 dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul
emosi,
8 ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.
9 Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah dimiliki
10 oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi
psikologi tentang

4
11 psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri sehingga kita
dapat
12 mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.
13 Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu
kejadian di
14 lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya
dari
15 lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini
memunculkan
16 emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan
dengan
17 keadaan identik psikofisiologis yang terjadi dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat
18 sensitif. Karena tidak selalu bisa memilah informasi yang berbeda ketika
seseorang butuh
19 pengalaman untuk mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang.
Perkembangan
20 perubahan dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus
21 normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang mekorespondasi
reaksi
22 fisik. Terkait dengan uraian tersebut dalam kalah ini akan dibahas mengenai emosi
khususnya
23 tentang bentuk reaksi emosi dan perkembangan emosi
24 alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
25 munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
26 yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
27 tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
28 muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat
menjawabnya
29 dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul
emosi,
30 ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.
31 Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah dimiliki
32 oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi
psikologi tentang
33 psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri sehingga kita
dapat
34 mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.
35 Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu
kejadian di
36 lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya
dari
37 lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini
memunculkan

5
38 emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan
dengan
39 keadaan identik psikofisiologis yang terjadi dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat
40 sensitif. Karena tidak selalu bisa memilah informasi yang berbeda ketika
seseorang butuh
41 pengalaman untuk mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang.
Perkembangan
42 perubahan dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus
43 normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang mekorespondasi
reaksi
44 fisik. Terkait dengan uraian tersebut dalam kalah ini akan dibahas mengenai emosi
khususnya
45 tentang bentuk reaksi emosi dan perkembangan emosi
46 alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
47 munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
48 yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
49 tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
50 muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat
menjawabnya
51 dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul
emosi,
52 ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.
53 Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah dimiliki
54 oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi
psikologi tentang
55 psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri sehingga kita
dapat
56 mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.
57 Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu
kejadian di
58 lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya
dari
59 lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini
memunculkan
60 emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan
dengan
61 keadaan identik psikofisiologis yang terjadi dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat
62 sensitif. Karena tidak selalu bisa memilah informasi yang berbeda ketika
seseorang butuh
63 pengalaman untuk mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang.
Perkembangan
64 perubahan dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus
65 normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang mekorespondasi
reaksi

6
66 fisik. Terkait dengan uraian tersebut dalam kalah ini akan dibahas mengenai emosi
khususnya
67 tentang bentuk reaksi emosi dan perkembangan emosi
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan
alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan
alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan
alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan
alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan

7
alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan
alah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan

MAKALAH EMOSI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah
munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal
yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada kenyataannya
emosi itu
tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan.Lalu dari mana emosi itu
muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya
dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi,
ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.
Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah dimiliki
oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi psikologi
tentang
psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri sehingga kita
dapat
mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.
Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian
di
lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya dari
lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan
emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan dengan
keadaan identik psikofisiologis yang terjadi dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat
sensitif. Karena tidak selalu bisa memilah informasi yang berbeda ketika seseorang
butuh

8
pengalaman untuk mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang. Perkembangan
perubahan dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus
normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang mekorespondasi reaksi
fisik. Terkait dengan uraian tersebut dalam kalah ini akan dibahas mengenai emosi khususnya
tentang bentuk reaksi emosi dan perkembangan e
1.2 Rumusan Masalah

a) Apa pengertian perasaan dan emosi?


b) Apa saja ciri – ciri perasaan ?
c) Apa saja faktor yang mempengaruhi timbulnya perasaan?
d) Apa sja komponen emosi?
e) Apa yang dimaksud emosi dan gejala jasmaniah?
f) Apa saja teori – teori emosi?
g) Apa itu ganguan afek?
h) Apa pengertian motif dan perkembangan motif?
i) Apa saja macam – macam motif?
j) Apa saja jenis – jenis motivasi?
k) Apa saja motivasi dalam keperawatan?

1.3 Tujuan

a) Mengetahui pengertian perasaan dan emosi


b) Mengetahui ciri – ciri perasaan
c) Mengetahui faktor yang mempengaruhi timbulnya perasaan
d) Mengetahui komponen emosi
e) Memahami emosi dan gejala jasmaniah
f) Mengetahui teori – teori emosi
g) Mengetahui ganguan afek
h) Mengetahui pengertian motif dan perkembangan motif
i) Mengetahui macam – macam motif
j) Mengetahui jenis – jenis motivator
k) Mengetahui macam – macam motivasi dalam keperawatan

1.4 Manfaat

Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang konsep emosi motif dan motivasi

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perasaan Dan Emosi

Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negatif terhadap sesuatu hal yang akan maupun telah dilakukan, sehingga bentuk
penilaiannya selalu bersifat subjektif karena lebih didasarkan pada pertimbangan manusiawi
daripada tindakan rasionalnya.

Oleh karena itulah perasaan mengisi penuh kesadaran manusia tiap saat dalam hidupnya,
termasuk dalam memperkuat untuk memperlemah tindakan.

Sedangkan emosi diartikan sebagai dari reaksi terhadap situasi tertentu yang dilakukan
oleh tubuh. Hal yang biasanya memiliki kaitan dengan aktivitas berpikir (kognitif) seseorang,
yaitu sifat dan intensitas dari emosi, yang dikarenakan hasil dari persepsi akan situasi yang
terjadi.

Emosi menjadi salah satu aspek yang memiliki pengaruh besar atas sikap manusia selama
ini. Hal itu dibarengi dengan dua aspek yang lain, yaitu adanya daya pikir (kognitif) dan
psikomotorik (konatif), biasanya emosi sering dikenal dengan aspek afektif, hal ini merupakan
dari penentuan sikap, yang menjadi salah satu predisposisi dari perilaku manusia.

10
2.2 Ciri – Ciri Perasaan
Adapun untuk karakteristik tentang perasaan yang muncul dalam setiap individu dan kelompok.
Antara lain;

1. Perasaan sejatinya dapat dilihat adari intensitas atas prilaku maupun tindakan yang telah
dilakukan
2. Perasaan yang dilakukan seseorang tentusaja bisa dilihat kualitas dari eksperesi yang
ditujukan
3. Perasaan dalam psikologi dianalisis digambaran memiliki jangka waktu tertentu

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Perasaan


Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan emosi kita muncul terdiri atas
faktor internal dan eksternal yang akan disampaikan sebagai berikut.
Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang
secara individu. Mereka merasa tidak puas, benci terhadap diri sendiri dan tidak bahagia. Adapun
gangguan emosi yang mereka alami antara lain adalah sebagai berikut.

1. Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul
ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian terhadap apa yang mereka alami.
2. Merasa dibenci, disia-siakan, tidak mengerti dan tidak diterima oleh siapa pun termasuk
orang tua mereka.
3. Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina serta dipatahkan dari pada disokong,
disayangi dan ditanggapi, khususnya ide-ide mereka.
4. Merasa tidak mampu atau bodoh.
5. Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti sering
bertengkar, kasar, pemarah, cerewet dan bercerai.
6. Merasa menderita karena iri terhadap saudara karena disikapi dan dibedakan secara tidak
adil (Ilahi, dkk. 2018).

Faktor Eksternal
Menurut Cole (1963 dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 109) faktor yang mempengaruhi
emosi negatif adalah sebagai berikut.

1. Orang tua, wali, atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga
diri mereka dilecehkan.
2. Apabila dirintangi, anak membina keakraban dengan lawan jenis.
3. Terlalu banyak dirintangi dari pada disokong, misalnya mereka lebih banyak disalahkan,
dikritik oleh orang tua, wali, atau guru, akan cenderung menjadi marah dan
mengekspresikannya dengan cara menentang keinginan orang tua, mencaci maki guru, atau
masuk geng dan bertindak merusak (destruktif).
4. Disikapi secara tidak adil oleh orang tua, misalnya dengan cara membandingkan dengan
saudaranya yang lebih berprestasi dan lainnya.
5. Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua padahal orang tua mampu.

11
6. Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut untuk patuh, banyak dicela, dihukum dan
dihina.

2.4 Komponen Emosi

Komponen emosi terdiri dari :


1. Komponen emosi neurovegetatif

Mereka adalah reaksi fisik yang tercermin dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi ini tidak dapat
dikendalikan dan tampaknya ingin atau tidak. Misalnya, jika kita merasa takut, takikardia,
berkeringat, gemetaran, ketegangan otot mungkin muncul ... Atau jika kita merasa malu, kita
mungkin memerah. Terkadang reaksi ini juga menyebabkan perubahan perilaku secara tidak
langsung, karena kita mungkin ingin menyembunyikannya.

Misalnya, jika kita merasa takut, tubuh kita menggunakan energi dari emosi ini untuk
bersiap menyelamatkan kita bahaya, membantu kita menjadi lebih efektif dalam respon dan
menyebabkan perubahan pada neurotransmitter. Jadi, dalam kasus penerbangan, adrenalin akan
ikut berperan.

Perubahan yang muncul ditangani oleh sistem saraf simpatik. Meningkatkan tonus otot,
membuat jantung kita berdetak lebih cepat dan bahwa kita memiliki reaksi yang lebih cepat dan
lebih efisien daripada saat istirahat. Setelah ancaman berlalu, tubuh kita harus kembali ke
homeostasis dan mengatur semua fungsi tubuh, ini adalah tanggung jawab sistem parasimpatis..

2. Komponen perilaku

Mengenai perilaku, saat kita mengalami emosi, ini dapat diterjemahkan menjadi tindakan
yang sangat energik dan impulsif. Perubahan ini dapat tercermin dalam nada suara, melodi, atau
prosodi kami. Ekspresi wajah juga ikut berperan, mencerminkan dampak yang dimiliki emosi.
Selain itu, ini memberi tahu orang-orang di lingkungan kita tentang perasaan kita.

Ekspresi wajah dari emosi telah menimbulkan banyak keingintahuan di bidang psikologi,
mereka telah membintangi banyak penelitian.

Penelitian-penelitian tersebut tampaknya mengindikasikan bahwa ungkapan-ungkapan ini


adalah bawaan dan universal, karena setiap orang menyajikan hal yang sama untuk setiap emosi,
dan kami cukup baik dalam mengidentifikasi mereka dalam emosi orang lain. Jadi, mereka
memiliki peran adaptif: mereka memungkinkan mengetahui suasana hati orang lain.

Ketika kita melihat seseorang menangis, kita tahu bahwa dia tidak sehat dan siapa yang
mungkin membutuhkan bantuan kita. Anda juga dapat memberi kami informasi yang berguna
untuk menghindari masalah: jika kami melihat seseorang sangat marah, kami pindah.
3. Komponen kognitif

12
Ini adalah pengalaman subjektif dari emosi, atau apa yang biasa kita sebut perasaan. Ini
tentang bagaimana kita memahami emosi dan dampaknya pada kita. Itu memungkinkan kita
menyebutkan apa yang kita rasakan. Kadang-kadang, keterbatasan bahasa menyebabkan ada
batasan dalam perasaan dan kita sampai pada kesimpulan bahwa kita tidak tahu apa yang terjadi
pada kita.

menyebutkan apa yang kita rasakan dapat sangat membatasi kemampuan kita untuk
berkomunikasi, jadi pendidikan emosi yang memadai sangat penting yang membantu kita
mengidentifikasi emosi kita dan emosi orang lain dan menerjemahkannya ke dalam kata-kata.
Pikirkan bahwa manajemen emosi yang baik memiliki kondisi yang diperlukan sebagai
identifikasi emosi yang benar.

Alexithymia adalah ketidakmungkinan penamaan perasaan. Itu adalah sesuatu seperti


"kebutaan emosional" yang membuatnya tidak mungkin untuk memahami bagaimana rasanya.
Masalahnya adalah komponen kognitif dari emosi, karena meskipun penderita dapat merasakan
emosi, tidak dapat memahami dan menamainya..

Seperti yang telah kita lihat di artikel ini emosi memiliki tiga percabangan yang membuat
mereka lebih kompleks daripada yang terlihat pada awalnya. Jadi, meskipun mereka terkait
dengan biologi paling primitif di otak kita, kita memiliki tantangan untuk mengadaptasi setiap
komponennya dengan tuntutan saat ini. Tugas yang di sisi lain tidak sederhana.

Garis halus yang memisahkan ketakutan dari fobia Banyak orang membedakan antara
ketakutan dan fobia, meskipun dalam kenyataannya keduanya dimulai dari ketakutan yang sama,
sering kali tidak berdasar.

2.5 Emosi Dan Gejala Jasmaniah

Bila seseorang mengalami emosi, pada individu itu akan terdapat perubahan-perubahan
kejasmaniannya. Misal kalau orang mengalami ketakutan, mukanya menjadi pucat, jantungnya
berdebar- debar. Jadi adanya perubahan dalam kejasmanian seseorang apabila individu sedang
mengalami emosi.

2.6 Teori – Teori Emosi

Berikut adalah teori – teori emosi :


1. Teori James-Lange
James dan Carl Lange (Sobur, 2003:401) berpendapat bahwa emosi merupakan
hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons
terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar.Suatu peristiwa dipersepsikan menimbulkan
perubahan fisiologis dan perubahan psikologis yang disebut emosi.

13
2. Teori Cannon-Bard
Berdasarkan pendekatan pada riset emosi oleh Phillip Bard tahun 1920, menyatakan bahwa
emosi yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sama lain, teori ini
menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti
reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang dirasakan.
3. Teori Schachter-Singer
Teori ini menyatakan bahwa emosi yang kita rasakan adalah dari interpretasi kita tentang
sesuatu yang membangkitkan keadaan tubuh (Schachter dan Singer:1962). Setiap orang memiliki
perbedaan subjektif dalam emosi karena perbedaan dalam cara mereka mengartikan atau
mempersepsikan keadaan psikologis mereka, teori ini didasarkan pada perubahan fisiologis dan
interpretasi kognitif (Setiawan, 2011).

2.7 Gangguan Afek

Afek
Afek adalah emosi atau perasaan yang dikemukakan seseorang dan dapat diperiksa atau
diamati orang lain. Afek adalah tanda objektif yang ditemukan pada pemeriksaan status psikiatri,
berbeda dengan mood yang merupakan pengalaman / perasaan subjektif yang dilaporkan
seseorang. Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu, sedangkan mood adalah
keadaan emosi internal yang meresap dari seseorang.1,2,4-8
Jenis-Jenis Afek
1. Appropriate affect (afek yang sesuai)
Kondisi dimana irama emosional serasi dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang
menyertai; digambarkan lebih lanjut sebagai afek yang luas atau penuh, dimana rentang
emosional yang lengkap diekspresikan secara sesuai.7,8
2. Inappropriate affect (afek yang tidak sesuai)
Ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran, atau
pembicaraan yang menyertainya.7,8 3. Blunted affect (afek tumpul). Gangguan pada afek yang
dimanifestasikan oleh penurunan berat pada intensitas irama perasaan yang diekspresikan. Afek
tumpul merupakan salah satu gejala- gejala dasar dari skizofrenia.
4. Restricted or constricted affect (afek terbatas)
Penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah dari pada afek tumpul tetapi jelas
menurun. Menggambarkan suasana ekspresi emosi yang terbatas. 7,8

14
5. Flat affect (afek datar)
Tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda ekspresi afek; suara yang monoton, wajah
yang tidak bergerak. 7,8 6. Labile affect (afek labil). Perubahan irama perasaan yang cepat dan
tiba- tiba; yang tidak berhubungan dengan stimuli eksternal. Variasi yang abnormal pada afek
dengan pengulangan cepat dan pergeseran yang tiba-tiba dalam ekspresi afek.

2.8 Pengertian Motif Dan Perkembangan Motif

Sherif & Sherif dalam Alex Sobur


Motif sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah
pada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs)
yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera sosial,
yang bersumber dari fungsi fungsi tersebut.
Harlod Koonts, dkk (1980:632)
Motif adalah sesuatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang
menggiatkan, yang menggerakan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan
Perkembangan Motif :
Teevan dan Smith (1964) dalam Sarlito (2002:43) menggolongkan motif atau dasar
perkembangannya menjadi dua kelompok yaitu:
1) Motif primer kebutuhan motive (need) perilaku adalah motif yang timbulnya berdasarkan
proses kimiawi fisiologik dan diperoleh dengan tidak dipelajari.
Contohnya: haus dan lapar.
2) Motif sekunder adalah motif yang timbulnya tidak secara langsung berdasarkan proses
kimiawi psikologik dan umumnya diperoleh dari proses belajar baik melalui pengalaman
maupun lingkungan.

2.9 Macam – Macam Motif

1. Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misal
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dorongan untuk mendapatkan
udara segar. Dorongan – dorongan tersebut adalah berkaitan dengan kebutuhan – kebutuhan
untuk melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk hidup. Karena itu motif ini juga sering
disebut sebagai motif dasar ( basic motives ) atau motif primer ( primary motives ) karena motif
atau dorongan ini berkaitan erat dengan pertahanan eksistensi kehidupan. Dorongan ( drive ) ini

15
merupakan dorongan atau motif alami, merupakan motif yang dibawa. Disamping adanya motif
yang alami, juga ada motif yang dipelajari ( Morgan,dkk.1984 ; Woodworth dan Marquis, 1957).
a. Tujuan yang dipelajari
Hewan dan manusia kadang – kadang belajar mencapai tujuan yang tidak langsung
berkaitan dengan pemuasan kebutuhan biologis. Tujuan semacam ini yang sering disebut sebagai
tujuan yang dipelajari ( learned goal )atau tujuan sekunder.
b. Motif dan kebutuhan yang dipelajari
Pengertian kebutuhan yang dipelajari sering digunakan apabila motif itu timbul karena proses
belajar. Berkaitan dengan ini misalnya kebutuhan sosial yang juga kadang – kadang disebut
motif sosial. Disebut motif sosial karena motif ini dipelajari melalui interaksi sosial. Sebagai
hasil proses belajar yang kompleks khususnya melalui kondisioning operand an modeling dalam
keluarga anak belajar adanya kebutuhan akan prestasi.

2. Motif Sosial
Motif sosial merupakan moif yang kompleks, dan merupakan sumber dari banyak perilaku
atau perbuatan manusia. Dikatakan sosial karena motif ini dipelajari dalam kelompok sosial.
McClelland berpendapat bahwa motif sosial itu dapat dibedakan dalam :
a. Motif berprestasi atau juga disebut( need for achievement )
Orang yang mempunyai kebutuhan atau need ini akan meningkatkan performance,
sehingga dengan demikian akan terlihat tentang kemampuan prestasinya. Untuk mengungkap
kebutuhan akan prestasi ini dapat diungkap dengan teknik proyeksi.
b. Motif berafiliasi atau juga disebut kebutuhan afiliasi ( need for affiliation )
Afiliasi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan berhubungan dengan
orang lain.
c. Motif berkuasa atau kebutuhan berkuasa ( need for power )
Dalam interaksi sosial orang akan mempunyai kebutuhan berkuasa ( power ). Kebutuhan
akan kekuasaan ini bervariasi dalam kekuatannya dan dapat diungkapkan dengan teknik
proyeksi.
3. Teori kebutuhan dari Murray
Kebutuhan – kebutuhan yang dikemukakan oleh Murraybatau juga disebut motif – motif
adalah sebagai berikut :
a) Merendah atau merendahkan diri
b) Berprestasi
c) Afiliasi
d) Agresi

16
e) Otonomi
f) Counteraction
g) Pertahanan
h) Hormat
i) Dominasi
j) Ekshibisi atau pamer
k) Penolakan kerusakan
l) Infavoidance
m) Member bantuan
n) Teratur
o) Bermain
p) Menolak
q) Sentience
r) Seks
s) Bantuan tau pertolongan
t) Mengertis

4. Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi


a. Motif untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkungan yang oleh Woodworth
dan Marquis disebut sebagai motif objektif Salah satu macam motif yang dikemukakan
oleh Woodworth dan Marquia (1957) adalah motif eksplorasi ini. Menurut mereka
terdapat adanya macam – macam motif yaitu :
2. Motif yang berkaitan dengan kebutuhan organis
3. Otif darurat
4. Motif objektif dan minat.

c. Motif untuk menguasai tantangan yang ada dalam lingkungan dan menanganinya
dengan secara selektif ( motif kompetensi ) Motif kompetensi ini adalah berkaitan dengan
motif intrinsic, yaitu kebutuhan seseorang untuk berkompetensi dan menentukan sendiri
dalam kaitan dengan lingkungannya. Sebaliknya motif ekstrinsik yang ditujukan kepada
tujuan yang terletak di luar individu.
d. Motif untuk aktualisasi diri yang berkaitan sampai seberapa jauh seseorang dapat
bertindak atau berbuat untuk mengaktualisasikan dirinya sepertiyang dikemukakan
Maslow (1970).

2.10 Jenis – Jenis Motivasi

1. Motivasi intrinsic

motivasi intrinsik difokuskan pada individu, dan berkaitan dengan melakukan perilaku yang
menarik, menyenangkan atau menyenangkan bagi orang tersebut. Dengan cara ini, aktivitas

17
dilakukan untuk kepuasan yang melekat daripada tekanan atau imbalan eksternal. Kekuatan yang
biasanya menggerakkan orang dalam jenis motivasi ini adalah kebaruan, rasa tantangan atau
tantangan, atau nilai estetis bagi orang tersebut.

2. Motivasi ekstrinsik

Ini adalah jenis motivasi sementara yang mengacu pada energi yang muncul untuk
melakukan perilaku tertentu dengan tujuan memperoleh beberapa manfaat eksternal, meskipun
kegiatan ini secara intrinsik tidak menarik. Sering kali kita melakukan hal-hal yang tidak kita
sukai, tetapi jika kita melakukannya, kita tahu bahwa hadiah penting akan datang untuk kita. Ini
pada dasarnya akan menjadi motivasi ekstrinsik.

Jenis motivasi ini lebih sering terjadi setelah anak usia dini, ketika kebebasan yang diberikan
oleh motivasi intrinsik harus dimodulasi untuk mulai beradaptasi dengan tuntutan lingkungan.

Dalam jenis motivasi ini, Deci dan Ryan (1985) mengidentifikasi beberapa subtipe
tergantung pada seberapa fokusnya pada individu atau di luar:

 Regulasi eksternal: ini adalah bentuk motivasi ekstrinsik yang paling tidak otonom dan
mengacu pada perilaku yang dilakukan untuk memenuhi tuntutan eksternal atau
memperoleh imbalan.
 Regulasi introjeksi: mengacu pada motivasi yang muncul ketika orang melakukan
beberapa aktivitas untuk menghindari kecemasan atau rasa bersalah, atau untuk
meningkatkan kebanggaan atau meningkatkan nilai mereka. Seperti yang bisa kita lihat,
itu terkait erat dengan harga diri, khususnya dengan mempertahankan atau
meningkatkannya.
 Regulasi yang teridentifikasi: bentuk ini agak lebih otonom, dan berarti bahwa individu
mulai memberikan kepentingan pribadi pada suatu perilaku, mencari nilainya. Misalnya,
seorang anak yang menghafal tabel perkalian karena relevan baginya untuk dapat
melakukan perhitungan yang lebih kompleks akan memiliki motivasi jenis ini karena ia
telah mengidentifikasi dengan nilai pembelajaran ini.

18
 Regulasi terintegrasi: ini adalah bentuk motivasi ekstrinsik yang paling otonom, dan itu
terjadi ketika identifikasi (fase sebelumnya) telah sepenuhnya berasimilasi untuk orang
tersebut. Ia dipandang sebagai peraturan yang dibuat oleh orang itu sendiri, mengamati
dirinya sendiri dan mengintegrasikannya dengan nilai-nilai dan kebutuhannya. Alasan
mengapa tugas dilakukan diinternalisasi, diasimilasi, dan diterima.

3. Motivasi positif

Ini tentang memulai serangkaian kegiatan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dan
menyenangkan, berkonotasi positif. Hal ini disertai dengan prestasi atau kesejahteraan ketika
melakukan tugas yang memperkuat pengulangan tugas itu.

Artinya, jika seorang anak membaca abjad di depan orang tuanya dan mereka mengucapkan
selamat kepadanya, dia akan lebih cenderung mengulangi perilaku ini. Di atas segalanya, jika
membaca alfabet itu menyenangkan bagi anak (dan jika netral, berkat dukungan orang tua, itu
bisa menjadi tugas yang menyenangkan).

4. Motivasi negative

Motivasi negatif melibatkan melakukan perilaku untuk menghindari hasil yang tidak
menyenangkan. Misalnya, mencuci piring untuk menghindari pertengkaran atau belajar agar
tidak gagal dalam pelajaran.

Jenis motivasi ini sangat tidak dianjurkan karena dalam jangka panjang tidak efektif dan
menyebabkan ketidaknyamanan atau kecemasan. Ini menyebabkan orang tidak fokus pada tugas
atau ingin melakukannya dengan baik; sebaliknya, mereka menghindari akibat negatif yang
mungkin timbul jika mereka tidak melaksanakannya.

5. Amotivasi atau demotivasi


Individu tidak memiliki niat untuk bertindak. Hal ini terjadi karena suatu kegiatan tertentu
tidak penting baginya, ia merasa tidak kompeten untuk melaksanakannya, atau ia percaya bahwa
ia tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkannya.
6. Motivasi utama

19
Ini mengacu pada kinerja individu untuk mempertahankan keadaan homeostasis atau
keseimbangan dalam tubuh. Itu bawaan, membantu kelangsungan hidup dan hadir di semua
makhluk hidup.

Sebagai pemicu perilaku dengan motivasi utama akan masuk rasa lapar, haus, seks dan lepas
dari rasa sakit. Yang lain bahkan memperkenalkan kebutuhan akan oksigen, untuk mengatur
suhu tubuh, istirahat atau tidur, pembuangan limbah, dll.

7. Motivasi social

Motivasi sosial berkaitan dengan interaksi antar individu, dan mencakup kekerasan atau
agresi, yang terjadi jika ada isyarat eksternal tertentu yang memicunya.

Motivasi kekerasan dapat muncul dengan belajar, yaitu; karena perilaku ini telah dihargai di
masa lalu, telah menghindari pengalaman negatif atau telah diamati pada orang lain yang
menjadi panutan bagi kita.

Di dalam jenis motivasi ini juga terdapat afiliasi atau gregariousness, yaitu perilaku yang
dilakukan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok atau mempertahankan kontak sosial karena
bersifat adaptif dan sangat dihargai oleh manusia.

2.11 Motivasi Dalam Keperawatan

Berikut 10 kata-kata bijak untuk perawat yang dapat memotivasi agar semakin semangat dan
pantang menyerah saat bekerja.

1. Meski seragam perawat tidak semenarik seragam pramugari atau polwan, namun seragam
yang kami kenakan telah disumpah untuk tidak membedakan pasien baik dari segi keturunan,
pangkat, ekonomi, suku, ras dan lain sebagainya.
2. Menjadi seorang perawat tidak hanya bertugas untuk membalut luka saja, lebih dari itu kami
wajib memastikan kesembuhan dan kebahagiaan itu nyata.
3. Bagaimana mungkin perawat dapat menyakiti sedangkan tugas kami adalah menyembuhkan?
4. Tidak ada senyum paling tulus dari senyum seorang perawat. Ia dengan ikhlas merawat
sepenuh hati tanpa pamrih.
5. Pengorbanan seorang perawat begitu berat, ia mampu mengorbankan hidupnya sendiri demi
hidup orang lain.

20
6. Sebuah bangunan tidak dapat berdiri kokoh tanpa adanya fondasi. Begitu pula rumah sakit
tidak akan berdiri kuat tanpa perawat yang hebat.
7. Menjadi perawat wajib berbangga, tanpa seorang perawat mau jadi apalah dunia ini?
8. Bukan berapa banyak yang dapat perawat lakukan tetapi berapa banyak pengabdian tulus
telah hadir kepada pasien?
9. Perawat itu bak mentari, menyinari semua orang tanpa pernah memilih siapa yang harus
disinari dan tulus memberi kehangatan dari hati yang terdalam.
10. Bukan tugas seorang perawat untuk memberikan kepastian. Tugas perawat adalah
memastikan semangat dan harapan kepada pasien selalu ada.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negatif terhadap sesuatu hal yang akan maupun telah dilakukan, sehingga bentuk
penilaiannya selalu bersifat subjektif karena lebih didasarkan pada pertimbangan manusiawi
daripada tindakan rasionalnya
Adapun untuk karakteristik tentang perasaan yang muncul dalam setiap individu dan
kelompok. Antara lain; Perasaan sejatinya dapat dilihat adari intensitas atas prilaku maupun
tindakan yang telah dilakukan, Perasaan yang dilakukan seseorang tentusaja bisa dilihat kualitas
dari eksperesi yang ditujukan, Perasaan dalam psikologi dianalisis digambaran memiliki jangka
waktu tertentu

Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan emosi kita muncul terdiri atas faktor
internal dan eksternal meliputi : Komponen emosi neurovegetatif, Komponen perilaku,
Komponen kognitif

Bila seseorang mengalami emosi, pada individu itu akan terdapat perubahan-perubahan
kejasmaniannya. Misal kalau orang mengalami ketakutan, mukanya menjadi pucat, jantungnya
berdebar- debar. Jadi adanya perubahan dalam kejasmanian seseorang apabila individu sedang
mengalami emosi. Macam – macam teori emosi antara lain adalah : Teori James-Lange,
Teori Cannon-Bard, Teori Schachter-Singer

Afek adalah emosi atau perasaan yang dikemukakan seseorang dan dapat diperiksa atau
diamati orang lain. Afek adalah tanda objektif yang ditemukan pada pemeriksaan status psikiatri,
berbeda dengan mood yang merupakan pengalaman / perasaan subjektif yang dilaporkan
seseorang.

Motif sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada
berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang
berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera sosial, yang
bersumber dari fungsi fungsi tersebut.
Teevan dan Smith (1964) dalam Sarlito (2002:43) menggolongkan motif atau dasar
perkembangannya menjadi dua kelompok yaitu: Motif primer Contohnya: haus dan lapar, Motif
sekunder.

22
Macam – macam motif antara lain adalah : Motif Fisiologis, Motif Sosial, Teori kebutuhan
dari Murray, Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi.
Dari penjelasan diatas ada berapa jenis – jenis motivasi diantaranya adalah; Motivasi
intrinsic, Motivasi ekstrinsik, Motivasi positif, Motivasi negative, Amotivasi atau demotivasi,
Motivasi utama, Motivasi social.
Dari motivasi – motivasi dalam keperawatan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perawat
bukan hanya sekedar pekerjaan tapi profesi yang sangat mulia dan sangat dibutuhkan kapanpun
dan dimanapun.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-emosi/
https://dosensosiologi.com/perasaan/
https://serupa.id/emosi-pengertian-proses-jenis-faktor-gangguan-mengendalikan-dsb/
https://id.sainte-anastasie.org/articles/psicologia/los-3-componentes-de-las-emociones.html\
https://maglearning.id/2021/12/30/teori-teori-emosi-menurut-para-ahli/
https://123dok.com/article/afek-mood-emosi-lainnya-gejala-tanda-gangguan-psikiatri.yj7gpx52
https://arifrahman1995.blogspot.com/2018/11/motif-dalam-psikologi-umum.html
https://fiqihislam.id/news/9-jenis-motivasi-menurut-psikologi-berikut-contoh.html
https://blogs.insanmedika.co.id/kata-kata-bijak-yang-memotivasi-perawat/

24

Anda mungkin juga menyukai