Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERTUMBUHAN FISIK & PERKEMBANGAN AFEKTIF

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan Profesi yang dibina oleh :

Drs. Nicodemus Sere, M.Pd

Disusun oleh :

A.S Sarach Berdanti Rahman (1905116001)

Dilla Aristasandu (1905116015)

Imelda Theresa (1905116026)

Lia Kholifatul Ma'ruffah (1905116027)

Siwi Sri Setiani (1905116028)

UNIVERSITAS MULAWARMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2019

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan makalah

Bab II Pembahasan
2.1. Perkembangan Afektif
1. Pengertian Emosi
2. Karakteristik Perkembangan Emosi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
4. Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku serta Pengaruh Emosi terhadap Tingkah Laku
5. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi
6. Upaya Perkembangan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
2.2. Perkembangan Fisik
1. Pengertian Perkembangan Fisik
2. Jenis-Jenis Perkembangan Fisik
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik

Bab III Penutup


A. Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memahami perkembangan aspek afektif peserta didik merupakan salah satu faktor untuk
mencapai hasil yang baik dalam proses pendidikan, tidak hanya dalam hasil akademik tapi juga
dalam hal pembentukan moral.
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga
perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan
afektif siswa sangat penting untuk keberhasilan belajarnya. Setiap peserta didik memiliki emosi
yang berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus berbeda. Reaksi emosional dapat
berkembang menjadi kebiasaan, sehingga mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap
individu ataupun peserta didik.
Mengamati perkembangan fisik-motorik seorang anak adalah hal yang sangat menarik.
Mulai dari saat bayi yang tampak tidak berbahaya, begitu kecil dan hanya bisa terlentang dan
menangis, kemudian ia mulai tumbuh dan berkembang. Tubuhnya semakin besar, ia mulai dapat
miring, tengkurap, duduk dan merangkak. Bayi itu kemudian berubah menjadi anak kecil yang
lucu yang dapat berdiri, berjalan, bahkan akhirnya ia dapat melompat dan berlari. Tampak bahwa
perkembangan tubuh dan keterampilan geraknya meningkat dengan cepat sesuai dengan
perkembangan usia.
Pada perkembangan seorang manusia, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang
sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian. Sejalan
dengan perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi lebih mandiri.
Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju suatu tempat atau
mengambil barang yang diinginkan. Pengertian Perkembangan menunjukkan pada suatu proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut Werner,
Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Di dalam suatu perkembangan, keadaan fisik motorik seorang anak memang sangat
menjadi perhatian dan menjadi suatu pembahasan, sebab proses tumbuh kembang anak akan
mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Dalam kaitannya dengan kecerdasan
motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama berkaitan
dengan fisik dan intelektual anak. Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak,
tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan
intelektual anak. Dalam makalah ini akan coba di paparkan apa yang dimaksud dengan
kecerdasan motorik, pentingnya perkembangan motorik anak, bagaimana proses perkembangan
motorik anak pada usia middle age dan stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk
mengoptimalkan perkembangan motorik anak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan sebagai berikut:
1. Apa pengertian emosi?
2. Bagaimana karakteristik perkembangan emosi?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan emosi?
4. Apa hubungan antara emosi tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku?
5.  Pengaruh perbedaan individu dalam perkembangan emosi?
6.  Bagaimana upaya pengembangan emosi remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan
pendidikan?
7. Apa pengertian perkembangan fisik?
8. jenis – jenis perkembangan fisik?
9. factor-factor perkembangan fisik ?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan makalah ini sebagai berikut.
1. Agar pembaca mengetahui pengertian emosi.
2. Agar pembaca mengetahui karakteristik perkembangan emosi.
3. Agar pembaca mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi.
4.  Agar pembaca mengetahui hubungan antara emosi tingkah laku serta pengaruh emosi
terhadap tingkah laku.
5.  Agar pembaca mengetahui perbedaan individu dalam perkembangan emosi.
6.  Agar pembaca mengetahui upaya pengembangan emosi remaja dan implikasinya dalam
penyelenggaraan pendidikan.
7. agar pembaca mengetahui pengertian dari perkembangan fisik
8. agar pembaca mengetahui jenis- jenis perkembangan fisik
9. agar pembaca mengetahui factor- factor perkembangan fisik
BAB II
PEMBAHASAN

Bagian pembahasan dalam makalah ini menguraikan tentang pertumbuhan fisik dan
perkembangan afektif

2.1 Perkembangan Afektif


Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga
perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan
afektif siswa sangat penting untuk keberhasilan belajarnya. Aspek afektif tersebut dapat terlihat
selama proses pembelajaran, terutama ketika siswa bekerja berkelompok.

1. Pengertian Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Emosi
merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik seperti marah yang
ditunjukan dengan teriakan suara keras atau tingkah laku yang lain (Sitti Hartina: 2008). Emosi
merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak (daniel goleman: 1995).
Emosi adalah perasaan-perasaan yang menjadi lebih mendalam, lebih luas dan lebih
terarah (Sarlito, 1982:59). Berbagai macam emosi contohnya: gambira, cinta, marah, takut,
cemas dan benci. Pengertian lain dari emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik. Pada saat terjadi emosi seringkali terjadi perubahan-perubahan pada
fisik antara lain berupa:
  Reaksi elektris pada kulit meningkat apabila terpesona.
  Peredaran darah menjadi bertambah cepat apabila sedang marah.
  Denyut jantung bertambah cepat apabila merasa terkejut.
  Bernapas panjang dan kaku apabila merasa kecewa.
  Pupil mata membesar apabila sedang marah.
  Liur mengering kaku saat merasa takut dan tegang.
  Bulu roma berdiri kaku saat merasa takut.
 Mengalami gangguan pencernaan atau diare saat merasa tegang.
   Otot akan menegang atau bergetar (tremora) apabila dalam kondisi tegang atau ketakutan.
 Komposisi darah akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih
aktif.

2.    Karakteristik Perkembangan Emosi


a. Cinta atau kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kafasitasnya untuk mencintai orang lain dan
kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Seorang remaja akan mengalami “jatuh
cinta” didalam masa kehidupannya setelah mencapai belasan tahun (Garrison, 1956:483). Para
remaja yang berontak secara terang-terangan dan nakal besar kemungkinan disebabkan oleh
kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
b.Gembira
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berjalan dengan baik dan para remaja
akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai sahabat atau diterima cintanya.
c. Kemarahan dan permusuhan
Dimana kita ketahui bahwa dicintai dan mencintai adalah gejala emosi bagi perkembangan
pribadi yang sehat. Rasa marah juga penting dalam kehidupan, karena melalui rasa marahnya
seseorang tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri. Dalam upaya memahami
remaja ada empat faktor yang sangat penting sehubungan dengan rasa marah:
1.    Adanya kenyataan bahwa perasaan marah berhubungan dengan usaha manusia untuk
memiliki dirinya dan menjadi dirinya sendiri.
2.    Pertimbangan penting lainnya ialah ketika individu mencapai masa remaja, dia tidak hanya
merupakan subjek kemarahan yang berkembang dan kemudian menjadi surut tapi juga
mempunyai sikap-sikap dimana ada sisa kemarahan masa lalu.
3.    Seringkali perasaan marah segaja disembunyikan dan seringkali samar-samar.
4.    Kemarahan mungkin berbalik pada dirinya sendiri.

d.   Ketakutan dan kecemasan


Menjelang anak mencapai masa remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan
panjang yang mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Biehler (1972)
membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia:
1.   Remaja rentang usia 12-15 tahun
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang sangat cepat, yaitu dengan mulai tumbuhnya
ciri-ciri keremajaan yang terkait dengan matangnya organ-organ seks. Perumbuhan fisik yang
terkait dengan seksual ini mengakibatkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan
kekawatiran pada diri remaja. Bahkan kondisi ini dapat mempengaruhi kesadaran beragamanya,
apalagi jika remaja kurang mendapatkan pengalaman atau pendidikan agama sebelumnya.
Remaja cenderung skeptis (acuh tak acuh dan cuek) sehingga malas dan enggan melakukan
berbagai ritual keagamaan, seperti sholat.
Ciri-ciri emosional remaja pada usia 12-15 tahun (Biehlier:1972):
1.    Pada usia ini seorang siswa atau anak lebih banyak murung dan tidak dapat diterka.
2.    Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
3.    Ledakan-ledakan kemarahan bisa terjadi.
4.    Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain.
5.    Siswa-siswa mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif dan mungkin
marah apabila mereka ditipu dengan gaya guru yang bersikap serba tahu (maha tahu).
2.    Remaja rentang usia 15-18 tahun
Ciri-ciri emosional remaja pada usia 15-18 tahun:
1.    Pemberontakan remaja merupakan pernyataan-pernyataan atau ekspresi perubahan yang
universal dari masa kanak-kanak ke dewasa.
2.    Karena bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaja yang mengalami konflik dengan
orang tua mereka.
3.    Siswa pada usia ini sering melamun, memikirkan masa depan mereka.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi


Pada dasarnya, pola perkembangan emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-
kanak, hanya saja penyebab muncul dan memuncaknya emosi yang berbeda. Pada masa anak-
anak, ledakan lebih banyak disebabkan olen hal-hal yang bersifat materil kongkret, sedangkan
pada masa remaja penyebabnya bersifat abstrak, misalnya menjadi marah jika dikatakan sebagai
kanak-kanak, merasa diperlakukan tidak adil atau ditolak cintanya. Pelampiasan emosi pada
remaja tidak lagi dalam bentuk yang meledak-ledak dan tidak terkendali seperti menangis keras
atau bergulung-gulung, tetapi lebih terlihat dalam gerakan tubuh yang ekspresif, tidak mau bicara
atau melakukan kritik terhadap objek penyebab. Perilaku semacam ini disebabkan oleh mulai
adanya pengendalian emosi yang dilakukan remaja dan biasanya  tercapai kematangan emosional
pada akhir masa remaja (Sitti Hartina:2008).
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka
bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 1960:266).
Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain:
1.    Belajar dengan coba-coba
Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang
memberikan pemuasan terbesar kepadanya, dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan
sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan.
2.    Belajar dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, anak-anak bereaksi
dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati.
3.    Belajar dengan dengan cara mempersamakan diri
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, anak-anak bereaksi
dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati.
4.    Belajar melalui pengkondisian.
Pengkondisian terjadi dengan mudah dan cepat pada tahun awal kehidupan anak kecil kurang
mampu menalar, kurang pengalaman untuk menilai situasi secara kritis, dan kurang mengenal
betapa tidak rasionalnya reaksi mereka.
5.    Pelatihan atau belajar dibawah bimbingan pengawasan terbatas pada aspek reaksi.
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasanya
membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional
teerhadap rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan
     
4. Hubungan Antara Emosi Tingkah Laku serta Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku
Rasa takut atau marah, kegembiraan yang berlebihan, kecemasan-kecemasan, dan
kekuatiran-kekuatiran dapat menyebabkan menurunnya kegiatan sistem pencernaan dan kadang-
kadang menyebabkan sembelit. Satu-satunya cara penyembuhan yang efektif adalah
menghilangkan penyebab dari tegangan emosi tersebut. Gangguan emosi juga dapat menjadi
penyebab kesulitan berbicara. Reaksi kita terhadap orang lain juga merangsang timbulnya emosi.
Berbeda orang yang kita temui maka berbeda pula respon yang kita berikan, sehingga
merangsang munculnya emosi yang berbeda pula.
Seorang siswa tidak senang pada gurunya bukan karena pribadi guru, tapi mungkin
karena situasi belajar di kelas. Jika siswa pernah merasa malu karena gagal dalam menghafal di
muka kelas, pada kesempatan berikutnya ia mungkin takut untuk berpartisifasi atau bahkan
memilih untuk bolos.
Reaksi setiap pelajar tidak sama, maka rangsangan yang diberikan juga harus berbeda
sesuai dengan kondisi anak. Rangsangan yang diberikan juga akan menghasilkan perasaan yang
akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

5. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Emosi


Meningkatnya usia anak maka emosi juga diekspresikan dengan cara yang lebih lunak
karena mulai adanya pengendalian emosi yang dilakukan.
Ekpresi emosional yang muncul juga berbeda-beda, ada yang cenderung mengekang atau
menyembunyikan emosinya dan ada pula yang mengekspresikannya secara terbuka. Perbedaan
ini bisa disebabkan oleh faktor fisik, taraf kemampuan intelektualnya, dan juga oleh kondisi
lingkungan. Misalnya, anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan anak yang
kurang sehat atau anak yang pandai beraksi lebih emosional terhadap berbagai rangsangan
dibandingkan anak yang kurang pandai. Tetapi sebaliknya mereka juga pandai dalam
menyembunyikan ekspresi emosi mereka.

6. Upaya Pengembangan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam 


Penyelenggaraan  pendidikan
Terdapat berbagai cara mengendalikan lingkungan untuk menjamin pembinaan pola
emosi yang diinginkan dan menghilangkan reaksi-reaksi emosional yang tidak diinginkan
sebelum berkembang menjadi kebiasaan yang tertanam kuat, diantaranya:
1.    Untuk menghadapi remaja yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka, maka guru perlu
memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab.
2.    Untuk menghadapi mereka yang bertingkah laku kasar , guru dapat membantu dengan
mendorong mereka untuk bersaing dengan dirinya sendiri.
3.    Apabila ada ledakan-ledakan kemarahan sebaiknya guru segera mengecilkan ledakan emosi
tersebut dengan cara lemah lembut, mengubah pokok pembicaraan, dan memulai aktifitas baru.
4.    Bertambahnya kebebasan remaja maka sikap pemberontaknya akan semakin mucul, salah satu
cara untuk mengatasinya adalah dengan meminta siswa menuliskan perasaan-perasaan negatif
mereka dan guru juga harus menghargai kebebasan individual mereka.
5.    Masa remaja adalah keadaan yang membingungkan, serba sulit dan sering muncul konflik
dengan orang tua sehingga siswa sering merasa bingung dan perlu menceritakan penderitaannya,
karena itulah guru diminta untuk menjadi pendengar yang simpatik.
6.    Ada siswa yang hanya memiliki kecakapan terbatas tapi ”memimpikan kejayaan”, upaya yang
bisa dilakukan oleh guru untuk menghadapi siswa seperti ini adalah dengan mendorongnya untuk
berusaha namun tetap mengingatkan dia untuk menghadapi kenyataan-kenyataan.
7.    Kebanyakan siswa menganggap remeh suatu pekerjaan tertentu, dalam hal ini guru perlu
meyakinkan siswa semua pekerjaan itu bermanfaat apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh,
hati-hati, dan bertanggung jawab.

2.2. PERKEMBANGAN FISIK

1. PENGERTIAN PERKEMBANGAN FISIK


Perkembangan atau pertumbuhan Fisik sangat mempengaruhi perkembangan psikis,
misalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan anak dapat tertawa, berjalan, berbicara, dan
sebagainya. Pengertian perkembangan fisik ? yaitu Perubahan  terhadap diri seorang manusia
dengan kata lain, Perkembangan menunjukkan pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali , Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.  Maka dari perkembangan fisik inilah, seorang
manusia bisa dikatakan sempurna ketika manusia itu bisa mensyukuri atas semua pemberian
Allah SWT. 

Kartono mendefinisikan perkembangan sebagai “perubahan psikofisis sebagai hasil dari


proses kematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu, menuju kedewasaan”. Sedangkan
J.P. Chaplin dalam kamusnya menyatakan “prinsipnya adalah tahapan-tahapan pertumbuhan
yang progresif dan ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa
membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam organisme tersebut”. Syamsu Yusuf dalam
bukunya mendefinisikan perkembangan sebagai perubahan yang progress dan kontinyu dalam
diri individu dari mulai lahir sampai mati. Yang mana aspek-aspek dari perkembangan meliputi :
fisik, intelegensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan kesadaran beragama.
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip Chepalocaudal , yaitu
bahwa kepala dan bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu, sehingga bagian atas tampak
lebih besar daripada bawah. Penelitian terbaru tentang aspek perkembangan fisik seseorang
menunjukkan bahwa saat ini baik orang dewasa maupun anak- anak memiliki tinggi dan berat
badan yang lebih besar dibandingkan dengan orang- orang pada generasi sebelumnya.
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk
melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai
dari usia dini hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara
kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.

Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara
terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan – tuntutan
tugas ,biologis individual dan juga lingkungan.Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan
individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalm domain psikomotorik, kognitif dan afektif,
tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan
pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan.Secara konseptual, perkembangan anak
didasarkan pada tiga domain yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Domain psikomotorik
terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis  (pertumbuhan )
dan motorik (fungsional ).Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok
dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi
tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik
serta kesegaran jasmani. Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan
motorik halus.

2. JENIS – JENIS PERKEMBANGAN FISIK

A. PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


Kartono mendefinisikan perkembangan sebagai “perubahan psikofisis sebagai hasil dari
proses kematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu, menuju kedewasaan”. Sedangkan
J.P. Chaplin dalam kamusnya menyatakan “prinsipnya adalah tahapan-tahapan pertumbuhan
yang progresif dan ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa
membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam organisme tersebut”. Syamsu Yusuf dalam
bukunya mendefinisikan perkembangan sebagai perubahan yang progress dan kontinyu dalam
diri individu dari mulai lahir sampai mati. Yang mana aspek-aspek dari perkembangan meliputi :
fisik, intelegensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan kesadaran beragama.

Kartono mendefinisikan pertumbuhan sebagai ”perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses kematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang
sehat, dan dalam peredaran waktu tertentu”.

B. PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK


Berkaitan dengan perkembangan fisik, Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956)
mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoric

3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada
usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian
anggotanya terdiri dari lawan jenis

4. Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Aspek fisiologis lainnya yang sangat pentik bagi kehidupan manusia adalah otak. Otak
dapat dikatakan sebagai pusat sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak juga
memiliki pengaruh baik dalam keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral
maupun kepribadian.

Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot


memungkinkan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik anak. Keterampilan
motorik dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) Keterampilan motorik halus, seperti keterampilan
kecekatan jari, menulis, menggambar, menangkap bola dan sebagainya; (2) Keterampilan
motorik kasar, meliputi kegiatan-kegiatan otot seperti berjalan, berlari, naik dan turun tangga,
melompat dan sebagainya.

C. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu.
Seorang individu yang menghafal, memandang benda-benda yang berwarna-warni,
membayangkan sesuatu, memecahkan suatu masalah adalah suatu proses kognitif.Perkembangan
kognitif (Kellag, 1995) meliputi beberapa aspek, yaitu perkembangan ingatan, perolehan
informasi, proses berfikir logis, intelegensi serta perkembangan bahasa.

Piaget membagi tahapan-tahapan perkembangan kognitif menjadi 4 periode, yaitu:


1. Sensorimotor (0-2 tahun), pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik
dengan orang tua ataupun objek (benda). Pada tahap inilah skema baru terbentuk reflek
sederhana
2. Praoperasional (2-7 tahun), anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk
merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol ini seperti : kata-kata
dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang
tanpak)
3. Operasional Konkret (7-11 tahun), anak-anak dapat melakukan operasi, dan penalaran
logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam
contoh-contoh spesifik dan kongkrit. Pada tahap ini memungkinkan untuk dapat
memecahkan masalah secara logis
4. Operasional Formal (11 tahun sampai dewasa), individu melampaui dunia nyata,
pengalaman-pengalaman kongkrit dan berpikir secara abtrak dan lebih logis dan
sistematis.

D. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga
diartikan sebagai suatu proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi. Kemampuan anak untuk bergaul atau bersosialisasi dengan orang lain
diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungan, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.

Perkembangan sosial diantaranya meliputi pengembangan sikap percaya pada orang lain,
pemahaman tentang tingkah laku sosial, belajar menyesuaikan perilaku dengan tuntutan
lingkungan, belajar memahami perspektf orang lain dan merespon pendapat secara selektif dan
lain sebagainya. Dalam pencapaian perkembangan sosial tersebut, tentunya peran orang tua
sangat mempengaruhinya.

Perkembangan sosial mulai tampak pada usia prasekolah, karena mereka mulai aktif
berhubungan dengan teman sebaya. Tanda-tanda pada tahap ini adalah : (a) Anak mulai
mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan sekolah ataupun keluarga: (b) Sedikit demi sedikit
anak sudah mulai tunduk pada aturan; (c) Mulai menyadari hak dan kepentingan orang lain.

E. PERKEMBANGAN MORAL
Perkembangan moral adalah berkaitan dengan aturan atau konvensi tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Seseorang ketika
dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk
dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, individu
belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku
mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.

Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respon atas stimulus. Dalam hal ini,
proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku
moral.
Perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu:
1. Pendidikan langsung, baik oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya.
2. Identifikasi, dengan cara meniru tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya.
3. Proses coba-coba (trial dan error), yaitu mengembangkan tingkah laku moral secara coba-
coba.

F. PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa merupakan kemampun untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan
faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa erat kaitannya dengan
perekembangan berfikir individu. Perkembangan berfikir individu tampak dalam perkembangan
bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik
kesimpulan.Perkembangan pikiran dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat
menyusun kalimat dua atau tiga kata.
Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu :
a) Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (molonog)

b) Socialized Speech, terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau
dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi kedalam lima bentuk : (a) Adapted
information, disini saling terjadi tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari; (b)
Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain; (c)
command (perintah), request (permintaan), dan threat (ancaman); (d) questions(pertanyaan);
dan answers (jawaban).

Berbicara monolog (Egocentric Speech) berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir


anak pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun, sementara yang “socialized speech”
mengembangkan kemampuan penyesuain sosial (social adjustment).

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik

-  Keturunan (genetik)

-  Lingkungan

-  Gizi

-  Gangguan emosional (produksi adrenalin steroid yang berlebihan)

-  Faktor Sebelum Lahir : Kekurangan nutrisi & vitamin pada ibu dan janin, janin tekena virus,
keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi bakteri sypilis, terkena penyakit
gabag, TBC, kholera, typus, gondok, sakit gula dan lain-lain.

-  Faktor ketika lahir : Intracranial haemorrahge atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang
disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan . Defec pada susunan
syaraf pusat karena kelahiran bayi dengan bantuan tang (tangverlossing)

-  Faktor Sesudah Lahir : Pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena
bayi jatuh, infeksi pada selaput otak (cerebral miningitis, gabag, malaria tropika, dypteria ,
radang kuping berdarah dan lain-lain), Kekurangan gizi dan nutrisi. Semua penyebab tersebut di
atas menyebabkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.

-  Faktor Psikologis : Bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. anak-anak dititipkan
pada institusinalia (rumah sakit, panti asuhan, yayasan perawatan bayi) dan lain-lain sebagainya
sehingga mereka kurang sekali mendapatkan kasih sayang dan perawatan jasmaniah. anak-anaka
tersebut mengalamai innanitie psikis atau kehampaan psikis, kering dari perasaan sehingga
mengakibatkan retradasi/kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Juga ada
hambatan fungsi rohaniah, terutama sekali pada perkembangan intelegensi dan emosi.
Perkembangan .

-Perbedaan jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin : akan tampak dalam berbagai kegiatan pada usia 2 - 5 tahun, umumnya
anak perempuan lebih pada keterampilan keseimbangan tubuh seperti lompat tali yang
merupakan perkembangan motorik halus. Sedangkan pada anak laki-laki lebih pada keterampilan
melempar, menangkap, menendang , yang merupakan perkembangan motorik kasar. Setelah usia
5 tahun kemampuan gerak antara ank laki- laki dan perempuan saling menyusul, kecuali pada
waktu melempar bola, anak laki- laki lebih tinggi kemampuannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Emosi adalah efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Jenis emosi
yang secara normal diantara lain: perasaan cinta, gembira, takut, cemas dan sedih.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain: tingkat  kematangan dan
faktor belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pendidikan, kita sebagai pendidik dapat melakukan beberapa upaya dalam
pengembangan emosi remaja. Misalnya, konsisten dalam pengelolaan kelas, pengelolaan diskusi
yang baik dan sebagainya.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan nilai, moral, dan sikap
adalah menciptakan komunikasi disamping memberi informasi dan remaja diberi kesempatan
untuk berpartisifasi untuk asfek moral, serta menciptakan sistem lingkungan yan serasi.

Dari pembahasan tersebut dapat pula disimpulkan :


Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Fisik atau
tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan.
Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip Chepalocaudal , yaitu bahwa kepala dan
bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu, sehingga bagian atas tampak lebih besar daripada
bawah. Sedangkan perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang
terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan
– tuntutan tugas ,biologis individual dan juga lingkungan.

· Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik


A. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :
1) Faktor kematangan
2) Faktor Keturunan Tinggi tubuh Kecepatan pertumbuhan
3) Pengaruh lainPerbedaan jenis kelamin,Kondisi waktu lahir,Nutrisi,Penyakit

B. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak :


1) Kondisi fisik dan intelektual anak.
2) Faktor gizi
3) Pola pengasuhan anak
4) Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Muh. Ali dan asrori. 2010. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi aksara


Sunarto dan Agung Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Elizabeth hurlock B. 2006. PsikologI perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang


kehidupan). Jakarta, Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai