Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan Profesi yang dibina oleh :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan makalah
Bab II Pembahasan
2.1. Perkembangan Afektif
1. Pengertian Emosi
2. Karakteristik Perkembangan Emosi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
4. Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku serta Pengaruh Emosi terhadap Tingkah Laku
5. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi
6. Upaya Perkembangan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
2.2. Perkembangan Fisik
1. Pengertian Perkembangan Fisik
2. Jenis-Jenis Perkembangan Fisik
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik
Memahami perkembangan aspek afektif peserta didik merupakan salah satu faktor untuk
mencapai hasil yang baik dalam proses pendidikan, tidak hanya dalam hasil akademik tapi juga
dalam hal pembentukan moral.
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga
perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan
afektif siswa sangat penting untuk keberhasilan belajarnya. Setiap peserta didik memiliki emosi
yang berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus berbeda. Reaksi emosional dapat
berkembang menjadi kebiasaan, sehingga mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap
individu ataupun peserta didik.
Mengamati perkembangan fisik-motorik seorang anak adalah hal yang sangat menarik.
Mulai dari saat bayi yang tampak tidak berbahaya, begitu kecil dan hanya bisa terlentang dan
menangis, kemudian ia mulai tumbuh dan berkembang. Tubuhnya semakin besar, ia mulai dapat
miring, tengkurap, duduk dan merangkak. Bayi itu kemudian berubah menjadi anak kecil yang
lucu yang dapat berdiri, berjalan, bahkan akhirnya ia dapat melompat dan berlari. Tampak bahwa
perkembangan tubuh dan keterampilan geraknya meningkat dengan cepat sesuai dengan
perkembangan usia.
Pada perkembangan seorang manusia, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang
sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian. Sejalan
dengan perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi lebih mandiri.
Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju suatu tempat atau
mengambil barang yang diinginkan. Pengertian Perkembangan menunjukkan pada suatu proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut Werner,
Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Di dalam suatu perkembangan, keadaan fisik motorik seorang anak memang sangat
menjadi perhatian dan menjadi suatu pembahasan, sebab proses tumbuh kembang anak akan
mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Dalam kaitannya dengan kecerdasan
motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama berkaitan
dengan fisik dan intelektual anak. Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak,
tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan
intelektual anak. Dalam makalah ini akan coba di paparkan apa yang dimaksud dengan
kecerdasan motorik, pentingnya perkembangan motorik anak, bagaimana proses perkembangan
motorik anak pada usia middle age dan stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk
mengoptimalkan perkembangan motorik anak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan sebagai berikut:
1. Apa pengertian emosi?
2. Bagaimana karakteristik perkembangan emosi?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan emosi?
4. Apa hubungan antara emosi tingkah laku serta pengaruh emosi terhadap tingkah laku?
5. Pengaruh perbedaan individu dalam perkembangan emosi?
6. Bagaimana upaya pengembangan emosi remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan
pendidikan?
7. Apa pengertian perkembangan fisik?
8. jenis – jenis perkembangan fisik?
9. factor-factor perkembangan fisik ?
Bagian pembahasan dalam makalah ini menguraikan tentang pertumbuhan fisik dan
perkembangan afektif
1. Pengertian Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Emosi
merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik seperti marah yang
ditunjukan dengan teriakan suara keras atau tingkah laku yang lain (Sitti Hartina: 2008). Emosi
merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak (daniel goleman: 1995).
Emosi adalah perasaan-perasaan yang menjadi lebih mendalam, lebih luas dan lebih
terarah (Sarlito, 1982:59). Berbagai macam emosi contohnya: gambira, cinta, marah, takut,
cemas dan benci. Pengertian lain dari emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik. Pada saat terjadi emosi seringkali terjadi perubahan-perubahan pada
fisik antara lain berupa:
Reaksi elektris pada kulit meningkat apabila terpesona.
Peredaran darah menjadi bertambah cepat apabila sedang marah.
Denyut jantung bertambah cepat apabila merasa terkejut.
Bernapas panjang dan kaku apabila merasa kecewa.
Pupil mata membesar apabila sedang marah.
Liur mengering kaku saat merasa takut dan tegang.
Bulu roma berdiri kaku saat merasa takut.
Mengalami gangguan pencernaan atau diare saat merasa tegang.
Otot akan menegang atau bergetar (tremora) apabila dalam kondisi tegang atau ketakutan.
Komposisi darah akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih
aktif.
Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara
terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan – tuntutan
tugas ,biologis individual dan juga lingkungan.Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan
individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalm domain psikomotorik, kognitif dan afektif,
tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan
pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan.Secara konseptual, perkembangan anak
didasarkan pada tiga domain yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Domain psikomotorik
terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis (pertumbuhan )
dan motorik (fungsional ).Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok
dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi
tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik
serta kesegaran jasmani. Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan
motorik halus.
Kartono mendefinisikan pertumbuhan sebagai ”perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses kematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang
sehat, dan dalam peredaran waktu tertentu”.
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada
usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian
anggotanya terdiri dari lawan jenis
Aspek fisiologis lainnya yang sangat pentik bagi kehidupan manusia adalah otak. Otak
dapat dikatakan sebagai pusat sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak juga
memiliki pengaruh baik dalam keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral
maupun kepribadian.
C. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu.
Seorang individu yang menghafal, memandang benda-benda yang berwarna-warni,
membayangkan sesuatu, memecahkan suatu masalah adalah suatu proses kognitif.Perkembangan
kognitif (Kellag, 1995) meliputi beberapa aspek, yaitu perkembangan ingatan, perolehan
informasi, proses berfikir logis, intelegensi serta perkembangan bahasa.
D. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga
diartikan sebagai suatu proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi. Kemampuan anak untuk bergaul atau bersosialisasi dengan orang lain
diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungan, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
Perkembangan sosial diantaranya meliputi pengembangan sikap percaya pada orang lain,
pemahaman tentang tingkah laku sosial, belajar menyesuaikan perilaku dengan tuntutan
lingkungan, belajar memahami perspektf orang lain dan merespon pendapat secara selektif dan
lain sebagainya. Dalam pencapaian perkembangan sosial tersebut, tentunya peran orang tua
sangat mempengaruhinya.
Perkembangan sosial mulai tampak pada usia prasekolah, karena mereka mulai aktif
berhubungan dengan teman sebaya. Tanda-tanda pada tahap ini adalah : (a) Anak mulai
mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan sekolah ataupun keluarga: (b) Sedikit demi sedikit
anak sudah mulai tunduk pada aturan; (c) Mulai menyadari hak dan kepentingan orang lain.
E. PERKEMBANGAN MORAL
Perkembangan moral adalah berkaitan dengan aturan atau konvensi tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Seseorang ketika
dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk
dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, individu
belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku
mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respon atas stimulus. Dalam hal ini,
proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku
moral.
Perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu:
1. Pendidikan langsung, baik oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya.
2. Identifikasi, dengan cara meniru tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya.
3. Proses coba-coba (trial dan error), yaitu mengembangkan tingkah laku moral secara coba-
coba.
F. PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa merupakan kemampun untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan
faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa erat kaitannya dengan
perekembangan berfikir individu. Perkembangan berfikir individu tampak dalam perkembangan
bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik
kesimpulan.Perkembangan pikiran dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat
menyusun kalimat dua atau tiga kata.
Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu :
a) Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (molonog)
b) Socialized Speech, terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau
dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi kedalam lima bentuk : (a) Adapted
information, disini saling terjadi tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari; (b)
Critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain; (c)
command (perintah), request (permintaan), dan threat (ancaman); (d) questions(pertanyaan);
dan answers (jawaban).
- Keturunan (genetik)
- Lingkungan
- Gizi
- Faktor Sebelum Lahir : Kekurangan nutrisi & vitamin pada ibu dan janin, janin tekena virus,
keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi bakteri sypilis, terkena penyakit
gabag, TBC, kholera, typus, gondok, sakit gula dan lain-lain.
- Faktor ketika lahir : Intracranial haemorrahge atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang
disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan . Defec pada susunan
syaraf pusat karena kelahiran bayi dengan bantuan tang (tangverlossing)
- Faktor Sesudah Lahir : Pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena
bayi jatuh, infeksi pada selaput otak (cerebral miningitis, gabag, malaria tropika, dypteria ,
radang kuping berdarah dan lain-lain), Kekurangan gizi dan nutrisi. Semua penyebab tersebut di
atas menyebabkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.
- Faktor Psikologis : Bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. anak-anak dititipkan
pada institusinalia (rumah sakit, panti asuhan, yayasan perawatan bayi) dan lain-lain sebagainya
sehingga mereka kurang sekali mendapatkan kasih sayang dan perawatan jasmaniah. anak-anaka
tersebut mengalamai innanitie psikis atau kehampaan psikis, kering dari perasaan sehingga
mengakibatkan retradasi/kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah. Juga ada
hambatan fungsi rohaniah, terutama sekali pada perkembangan intelegensi dan emosi.
Perkembangan .
Perbedaan jenis kelamin : akan tampak dalam berbagai kegiatan pada usia 2 - 5 tahun, umumnya
anak perempuan lebih pada keterampilan keseimbangan tubuh seperti lompat tali yang
merupakan perkembangan motorik halus. Sedangkan pada anak laki-laki lebih pada keterampilan
melempar, menangkap, menendang , yang merupakan perkembangan motorik kasar. Setelah usia
5 tahun kemampuan gerak antara ank laki- laki dan perempuan saling menyusul, kecuali pada
waktu melempar bola, anak laki- laki lebih tinggi kemampuannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Emosi adalah efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Jenis emosi
yang secara normal diantara lain: perasaan cinta, gembira, takut, cemas dan sedih.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain: tingkat kematangan dan
faktor belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pendidikan, kita sebagai pendidik dapat melakukan beberapa upaya dalam
pengembangan emosi remaja. Misalnya, konsisten dalam pengelolaan kelas, pengelolaan diskusi
yang baik dan sebagainya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan nilai, moral, dan sikap
adalah menciptakan komunikasi disamping memberi informasi dan remaja diberi kesempatan
untuk berpartisifasi untuk asfek moral, serta menciptakan sistem lingkungan yan serasi.