Anda di halaman 1dari 4

RESUME PERKULIAHAN PERTEMUAN KE-2

Disusun oleh :

Nama : Juwita Romadonah

Nim : 06071182025015

Mata Kuliah : Konseling Adiksi Narkoba

Dosen Pengampu:

Yosef, DR. M.A


Silvia AR, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022
A. Definisi Adiksi

Istilah adiksi berasal dari bahasa latin “addico” yang berarti “diperbudak
oleh”atau”terikat”(Smith,2015). Istilah adiksi sering melekat pada suatu zat dan dipandang
sebagai ketergantungan. Secara alamiah,individu dianggap sebagai adiksi ketika mereka tanpa
henti mengejar sensasi,apakah itu zat seperti alcohol atau perilaku seperti perjudian,terlepas dari
konsekuensi terhadap kesehatan maupun kesejahteraan mereka (WR Miller, Forcehimes, &
Zweben 2011). Demikian pula, adiksi telah ditetapkan sebagai kondisi terbiasa atau secara
kompulsif yang terlibat dalam suatu aktivitas. Adiksi didefinisikan sebagai keterlibatan
seseorang kedalam perilaku yang dapat memeberikan rasa senang dan nyaman sekaligus juga
perasaan tidak senang dan menyesal (Clark & Scott, 2009)

Adiksi atau kecanduan adalah perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi dengan
hilangnya kontrol dan melakukannya secara terus menerus (Cooper dalam Wulandari, 2015).
Adiksi merupakan kebiasaan yang harus dilakukan secara terus-menerus dalam untuk terlibat
dalam kegiatan tertentu atau memanfaatkan benda, terlepas dari dampak yang menghancurkan
keadaan fisik, social, spiritual, mental dan finansial individu. Adiksi berarti suatu aktivitas atau
substansi yang dilakukan berulang-ulang dan dapat menimbulkan dampak negative.

Dari istilah adiksi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa adiksi merupakan kebiasan yang
dilakukan secara terus menerus yang mengakibatkan gangguan pada fisik, social, spiritual,
mental dan vinansial individu.

B. Ciri-ciri Adiksi

Carnes (1991 dalam Diclemente, 2003) menyebutkan terdapat 10 ciri-ciri perilaku adiksi yaitu :

a. Pola perilaku yang tidak terkontrol


b. Adanya konsekuensi-konsekuensi sebagai akibat dari perilaku
c. Ketidakmampuannya untuk menghentikan perilaku
d. Terjadinya self-destructive yang terus menerus
e. Keinginan atau usaha terus menerus untuk meminimalisir perilaku
f. Menggunakan perilaku sebagai strategi coping
g. Bertambahnya tingkat perilaku dikarenakan tingkat aktivitas dari
h. perilaku selama ini sudah tidak memuaskan lagi atau tidak cukup.
i. Banyaknya waktu yang digunakan untuk melakukan perilaku tersebut
j. atau berusaha untuk menghilangkan.
k. Aktivitas bekerja, rekreasi dan sosial yang penting menjadi terabaikan karena perilaku
tersebut.

Adapun ciri-ciri berdasarkan jenisnya yaitu :

a). Alkohol

1. Kebutuhan penggunaan alkohol setiap hari untuk fungsi yang memadai


2. Ketidakmampuan untuk mengurangi atau berhenti minum
3. Upaya berulang-ulang untuk mengendalikan atau mengurangi minum berlebihan dengan
"berjalan" (periode pantang sementara) atau membatasi minum pada waktu-waktu
tertentu dalam sehari
4. Binges (tetap mabuk sepanjang hari setidaknya selama dua hari)
5. Sesekali konsumsi seperlima minuman keras (atau yang setara dengan anggur atau bir)
6. Periode amnesia untuk peristiwa yang terjadi saat mabuk (tidak sadarkan diri)
7. Terus minum meskipun ada gangguan fisik yang serius bahwa individu tahu diperburuk
oleh penggunaan alkohol
8. Minum alkohol non-beverage.
9. Gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan akibat penggunaan alkohol

b). Barbiturate atau Zat Simpatetik semacamnya

1. Ketidakmampuan untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan


2. Dalam keadaan tidak sadar seharian
3. Sering menggunakan yang setara dengan 600mg atau lebih secobarbital atau 60mg atau
lebih diazepam
4. Mengalami amnesia terhadap kejadian selama periode tidak sadarkan diri
5. Gangguan terhadap fungsi sosial dan pekerjaan karena penggunaan zat
6. Durasi gangguan minimal satu bulan
7. Membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang diinginkan, atau
efek yang menghilang pada penggunaan dosis yang biasa
8. Pengurangan penggunaan zat akan menyebabkan: mual dan muntah; lemas; hiperaktivitas
otonomi (taksikardia, berkeringat, kenaikan tekanan darah); kecemasan; suasana hati
yang tertekan atau mudah marah; hipotensi ortostatik; dan tremor yang kasar pada
tangan, lidah, dan kelopak mata
C. Jenis Adiksi

Smith (2015) menjelaskan bahwa adiksi yang paling sering dikaitkan dengan
penyalahugunaan yang terus menerus terhadap usatu zat, seperti alkohol, heroin, kakoin, ganja
atau resep obat-obatan. Namun adapula adiksi perilaku yaitu adiksi yang tidak tidak terlibat
dengan suatu zat namun dengan aktivitas atau perilaku yang terus menerus dilakukan tanpa
memperhitungkan akibat yang akan dihadapi.

Ada beberapa jenis adiksi diantaranya adiksi alkohol, adiksi nikotin, adiksi marijuana, adiksi
Methaphetamine, adiksi obat, adiksi judi patologi, adiksi seksual, adiksi bekerja, adiksi olahraga,
adiksi belanja, adiksi internet dan adiksi status. Menutur Dodes (Satria, 2017 : 14-15) dalam
bukunya yang berjudul “The Heary of Addiction” ada dua jenis adiksi, yaitu : Physical addiction,
yaitu jenis adiksi yang berhubungan dengan alkohol atau kokain, dan Non-physicak addiction,
yaitu jenis adiksi yang tidak berhubungan dengan alkohol dan kokain.

Jenis-Jenis Adiksi Zat

a. Alcohol Abuse (Penyalahgunaan Alkohol)


b. Barbiturate or Similarly Acting Sedative or Hypnotic Dependence
c. Penyalahgunaan Opioid
d. Penyalahgunaan Amfetamin atau simpatomimetik semacamanya
e. Penyalahgunaan Phencyclidine (PCP) atau Arylclohexylamine semacamnya
f. Penyalahgunaan Halusinogen
g. Penyalahgunaan Cannabis

Anda mungkin juga menyukai