Anda di halaman 1dari 10

Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

PENANGGULANGAN PENGGUNAAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DI


KALANGAN REMAJA DI KOTA PAREPARE

Oleh: Alias Mangnga P


Dosen UPBJJ-UT Makassar

ABSTRACT

Purpose of this research is to know form of abuse of narcotic and psychotropical at


adolescent, factors influencing abuse of narcotic and psychotropical and effort done to overcome.
Result of research indicates that influenced by environmental factor, lack of attention of old fellow,
inharmonious family, lack of adherence believes in and available of goods market to be illegal.

Key Word: Narcotics and Psychotropical.

A. Latar Belakang Masalah serta masa depan manusia. Annan juga menam-
Narkotika dan psikotropika sangat berman- bahkan bahwa, tidak ada satu negarapun yang
faat dan diperlukan untuk pengobatan dan dapat menghindar, memberantas sendiri perdaga-
pelayanan kesehatan serta pengembangan ilmu ngan narkotika dari negaranya, sebab globalisasi
pengetahuan. Penyalagunaan narkotika dan perdagangan narkotika dilakukan oleh sindikat
psikotropika dapat mengakibatkan sindrom yang terorganisir, sehinggga menuntut penanga-
ketergantungan apabila penggunaannya tidak di nan yang efektif dan membutuhkan kerjasama
bawah pengawasan dan petunjuk kesehatan. antar negara atau secara internasional.
Akibat penyalahgunaan narkotika dan Sejak tahun 1967, Indonesia yang semula
psikotropika tidak hanya merugikan penyalah- sebagai daerah transit berubah menjadi daerah
guna, tetapi juga kepada masyarakat, dan bahkan konsmen/produsen narkotika dan psikotropika
dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi yait berpa heroin, dan morfin, kemudian menjadi
kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang beragam mlai dari ganja, opim sampai pil koplo.
pada akhirnya dapat melemahkan ketahanan Peredaran ini dilakkan oleh sindikat Internasional
nasional. yakni Nigerian Drugs Traffickers (NDT).
Peredaran gelap narkotika dan psikotro- Sementara pemakai narkoba yang sudah ketagi-
pika bukan hanya mengancam satu bangsa, tetapi han (addict) di Indonesia diperkirakan jmlahnya
juga merupakan ancaman seluruh bangsa-bangsa lebih 4 juta orang pada tahun 2002, pada hal
di dunia. Oleh Sekretaris Jendral PBB Annan tahan 1999 baru 1,3 juta orang. Setiap tahunnya
(dalam Indrawan, 2001) mengatakan bahwa, nar- diperkirakan meningkat 3 kali lipat lebih jumlah
koba sedang mencabik-cabik masyarakat kita, pemakai narkotika di Indonesia dari berbagai
memicu aksi-aksi kejahatan, menyebarkan lapisan sosial termasuk oknm aparat penegak
penyakit AIDS dan merengut nyawa kaum muda hukum (jaksa, polisi, hakim), dan yang lebih

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 194


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

memprihatinkan lebih dari 60 persen adalah Pemakaian narkotika dan spikotropika


remaja (Soekedy, 2003). untuk diri sendiri tanpa resep dokter dapat
Penyalahgunaan dan peredaran gelap menimbulkan efek yang sangat besar pada
narkotika dan psikotropika memang sudah seseorang. Poedjiningsih (Soekedy, 2003)
diambang batas toleransi, sasaran peredarannya mengatakan bahwa, ketergantngan pada
adalah kalangan remaja yang merupakan generasi narkotika dan psikotropika merpakan penyakit
muda, dan bahkan saat ini mengincar kehidupan yang kronis karena kemungkinan kambuhnya
anak-anak yang masih di bawah umur Pada sangat besar. Dampak dan penggnaaannya dapat
Seminar narkoba yang di khususkan bagi pelajar menimbulkan ketergantungan, gejala-gejala putus
dengan tema “Upaya Menanggulangi Masuknya obat (sakauw), intoksikasi ataupun berbagai
Narkoba di Sekolah” yang dilaksanakan oleh kondisi medis lainnya (hepatitis, endokarditis,
Harian Fajar Makassar, Komisaris Polisi infeksi paru, otak dan lain-lain). Kekambuhan
Zainuddin Sidiq (Kasat Binmas Poltabes tertinggi adalah dalam waktu 90 hari setelah
Makassar) mengatakan selama januari hingga detoksifikasi, dan 60 persen sampai 70 persen
Mei 2002 sebanyak 128 orang pelaku yang kambh pada tahun pertama. Selanjutnya oleh
berhasil dijerat aparat kepolisian, sebanyak 106 Hawai (Atmasasmita, 1997) mengatakan bahwa,
orang diantaranya adalah pengguna dan 22 orang pemakaian narkoba secara terus menerus dan
pengedar. Para pelaku yang dijaring oleh aparat tidak terawasi, jika tidak segera dilakukan
tersebt tergolong usia prodktif, sebanyak 27 pengobatan dan pencegahan akan menimbulkan
orang berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun, efek ketergantungan (addiction to drugs) baik
dan 41 orang berusia 21 tahun sampai dengan 30 ketergantungan fisik maupun psikis yang sangat
tahun (Ujung Pandang Ekspres, 22 Juli 2002). kuat terhadap pemakainya. Orang yang menga-
Dari data yang ada pada Kepolisian lami ketergantungan psikis akan mengalami rasa
Wilayah Kota Besar (POLWILTABES) gelisah yang mendalam, rasa tidak enak dan
Makassar pada 4 tahun terakhir ini, selain hidupnya dirasakan sangat menderita atau
jumlahnya meningkat, pengguna maupun tersiksa, sehingga badannya menjadi kurus pucat
pengedar berasal dari berbagai tingkat umur dan dan pemalas. Gejala ketergantungan fisik yang
tingkat sosial dalam masyarakat, bahkan tindak timbl adalah otak menjadi sakit. Tidak dapat
pidana ini ada yang dilakukan oleh oknum aparat tidur, blu kulit berdiri, tekanan darah naik, suhu
baik sipil maupun aparat penegak hukum itu badan meningkat, air mata bercucuran, hidung
sendiri. Jumlah terbesar dari para pelaku tindak mengeluarkan banyak lendir dan sering menguap.
pidana penyalagunaan narkotika dan psikotropika Perubahan mental dan emosional anak
adalah para remaja yang berusia antara tiga belas yang menjurus pada penyelahgunaan narkotika
sampai dengan dua puluh enam tahun yang dan psikotropika menurut Marten (Indrawan,
merupakan generasi muda. 2001) adalah anak sering terlihat murung atau
depresi, tampak selalu lesu/kelelahan/kehabisan

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 195


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

tenaga, sering marah-marah yang tidak jelas nya kejahatan. Selain faktor tersebut menurut
ujung pangkalnya, anak menjadi pembangkang, penulis yang tidak kalah penting adalah
tidak percaya diri, suka berbohong, sering terlibat penegakan hukum haruslah tegas tanpa pandang
kriminalitas, tidak taat pada peraturan, prestasi bulu (equality before the law). Ditegaskan oleh
belajar menurun, pola makan dan tidur berubah, Sianipar (Soekedy, 2003) meningkatnya penya-
tidak suka berolahraga. Orang tua harus mewas- lahgunaan narkotika diakibatkan penerapan
padai perubahan mental, emosional anak agar hukum yang kurang optimal, aparat penegak
dapat melakukan tindakan preventif dalam hukum saling makan, dan sanksi hukumnya
mengatasi keterlibatan anak/remaja dalam sangat lemah. Disadari bahwa penyalahgunaan
penyalahgunaan narkotika dan psikotropika. narkotika dan psikotropika memang sangat sulit
Remaja yang sudah terlibat dalam penyalah- untk dihapuskan tetapi dengan penanggulangan
gunaan narkotika dan psikotropika sangat melalui penegakan hukum setidaknya dapat
membahayakan bagi dirinya terutama masa dikurangi.
depannya. B. Rumusan Masalah
Produk Undang-Undang tentang narkotika Rumusan masalah yang akan diteliti
dan psikotropika yang menjadi pedoman adalah:
pemberian putusan hukum yang berat baik bagi 1. Bagaimana bentuk penyalahgunaan narkotika
para pengguna, pengedar maupun produsen telah dan psikotropika pada remaja di Kota
ada yakni terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Makassar
tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang- 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan remaja
Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang psiko- menyalahgunakan narkotika dan psikotropika
tropika, namun dalam kenyataannya praktik di Kota Makassar.
penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dari 3. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh aparat
data yang ada menunjukkan peningkatan yang penegak hukum dalam menanggulangi
signifikan. Walaupun sanksi hukum baik sanksi penyalahgunaan narkotika dan psikotropika di
yang berupa pidana penjara maupun pidana Kota Makassar.
denda tergolong sangat berat bagi pelanggarnya
C. Pembahasan
namun masih dirasakan belum membuat surut
1. Bentuk Penyalahgunaan Narkotika dan
atau jera para pelakunya.
Psikotropika pada remaja berdasarkan
Keterlibatan seseorang dalam penyalah- Tingkat Pendidikan, Umur, dan Latar
Belakang orang tua
gunaan narkotika dan psikotropika disebabkan
oleh berbagai faktor sosial yang sangat kompleks. Bentuk penyalahgunaan narkotika dan

Lacassague (Kartini Kartono, 1981) mengatakan, psikotropika pada remaja adalah pengguna atau

sebab musabab kejahatan utama adalah ling- pemakai narkotika dan psikotropika pada usia

kungan sosial, lingkungan sosial yang buruk remaja yang sudah mendapatkan kekuatan hukum

merupakan persemaian yang subur bagi timbul- tetap. Usia remaja atau usia muda yang dimaksud

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 196


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

adalah seseorang yang berusia 13 tahun sampai Penyalahguna narkoba sudah merambah di semua
24 tahun dan belm kawin. Sedangkan penya- kalangan termasuk di berbagai tingkat pendidikan
lahguna yang sudah mendapatkan kekuatan mulai dari seseorang yang berpendidikan dasar
hukum tetap dalam proses pengadilan dan tidak sampai pada perguruan tinggi.
melakukan upaya hukum pada proses peradilan Berdasarkan data yang ada di Lembaga
di atasnya. Dari data terakhir pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar sebagian besar
Pemasyarakatan Kelas I Makassar pada penyalahguna/narapidana narkotika dan psiko-
Desember 2004 terdapat 629 orang narapidana tropika adalah berpendidikan Sekolah Menengah
pada semua jenis tindak pidana, sedangkan Atas (SMA) yaitu sebagai pengguna atau
narapidana narkotika dan psikotropika sebanyak pemakai. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel
190 orang atau 30,21 persen. Sebanyak 110 orang berikut:
atau 57,89 persen narapidana narkotika dan Tabel 1. Bentuk penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika pada remaja berdasarkan
psikotropika berusia 17 than sampai dengan 24
tingkat pendidikan.
tahun. Narapidana narkotika dan psikotropika
Tingkat Penyalahgunaan/Pemakai
dari wilayah hukum kota makassar sebanyak 74 No. Jml %
Pendidikan Narkotika Psikotropika
orang, dan selebihnya sebanyak 35 orang berasal
1. SD 2 5 7 9,33
dari wilayah hkum Maros dan Sungguminasa. 2. SMP 5 12 17 22,67
Jadi narapidana yang dijadikan sumber data atau 3. SMA 18 32 50 66,67
4. PT 1 - 1 1,33
responden penelitian ini sebanyak 75 orang
Jumlah 26 49 75 100
(berasal dari wilayah hukum Kota Makassar) Sumber: hasil survei lapangan, 2004
dengan rincian sebanyak 26 orang penyalahguna
b. Bentuk penyalahgunaan narkotika dan
narkotika dan sebanyak 49 orang penyalahguna psikotropika pada remaja berdasarkan
psikotropika. umur

Untuk mengetahui gambaran bentuk Umur remaja adalah 13 tahun sampai


penyalahgunaan narkotika dan psikotropika pada dengan 24 tahun dan belum kawin, yang
remaja berdasarkan tingkat pendidikan, umur, kemudian di bagi menjadi dua kelompok yaitu
latar belakang pendidikan orang tua di Kota umur 13 tahun sampai dengan kurang dari 18
Makassar akan dijelaskan berikut ini. tahun yang termasuk anak, dan umur 18 tahun
sampai dengan 24 than termasuk dewasa.
a. Bentuk penyalahgunaan narkotika dan Ditetapkan demikian karena di dalam hukum kita
psikotropika pada remaja berdasarkan
tingkat pendidikan. hanya mengenal anak dan dewasa.
Masa remaja atau usia remaja adalah masa
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
yang sangat labil, masa mencari jati diri. Remaja
perilaku seseorang dalam bertindak, termasuk
dalam mencari jati diri selalu ingin mencoba-
perilaku dalam kesadaran hukum, hak dan
coba segala sesuatu termasuk mencoba untk
kewajiban sebagai warga negara yang baik.
mengkonsumsi narkoba dan psikotropika.

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 197


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

Dengan demikian faktor umur sangat lahgunaan narkotika dan psikotropika banyak
berpengaruh pada seseorang sebagai pecandu yang berasal dari latar belakang orang tua pelaku
narkotika dan psikotropika. Untuk jelasnya dapat yang berpendidikan dan jenis pekerjaan yang
dilihat pada tabel berikut. mapan. Kurang perhatian orang tua terhadap anak
mengakibatkan anak tidak memiliki tempat
Tabel 2. Bentuk Penyalahgunaan Narkotika dan
bersandar apabila mengalami permasalahan.
psikotropika pada remaja berdasarkan
umur. Karena orang tua hanya sibuk dengan pekerjaan-
Penyalahgunaan/ nya, anak tidak mendapat perhatian di masa
Umur Pengguna
Kategori Jml % remajanya dan sebagian orang tua malah
(Thn) Narko Psikotro
tika pika memanjakan anak dengan meberikan uang yang

13 < 17 Remaja dibawah 2 2 4 5,33 berlebihan kepada anak dan tanpa disadari justru
umur berakibat anak menjerumuskan diri dalam
18 - 24 Remaja dewasa 24 47 71 94,67
penyalagunaan narkotika dan psikotropika
Jumlah 26 49 75 100
Sumber: Hasil survei lapangan, 2004 Dengan latar belakang pendidikan orang
tua yang tergolong sekolah menengah diharapkan
Dari data di atas sebagian besar penya-
dapat membimbing anaknya dengan lebih baik
lahguna narkotika dan psikotropika adalah pada
dibandingkan orang tua yang memiliki pendi-
umur 18 tahun samapai dengan 24 tahun, dimana
dikan yang rendah apalagi yang tidak berpendi-
pada usia tersebut sudah termasuk dewasa
dikan sama sekali. Data pada tabel berikut ini
menurut hukum. Sedangkan 4 orang yang berusia
menjelaskan keadaan pendidikan orang tua
13 tahun sampai dengan kurang dari 18 tahun,
respoden.
masih tergolong di bawah umur dan termasuk
anak pidana. Tabel 3. Bentuk penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika pada remaja berdasarkan
c. Bentuk penyalahgunaan narkotika dan latar belakang pendidikan orang tua.
psikotropika pada remaja berdasarkan Tingkat Penyalahgunaan/Pemakai
latar belakang orang tua. No. Pendidikan Jml %
Latar belakang orang tua penyalahguna Orang Tua Narkotika Psikotropika

narkotika dan psikotropika meliputi tingkat 1. Tidak Ada 1 - 1 1,33


2. SD 1 1 2 2,67
pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua dapat 3. SMP 5 11 16 21,33
4. SMA 13 18 31 41,33
mempengaruhi perilaku anak atau remaja. Sesuai 5. Akademi 2 9 11 14,67
6. PT 4 10 14 18,67
dengan harapan bahwa tingkat pendidikan dan
Jumlah 26 49 75 100
jenis pekerjaan orang tua yang mapan/baik akan
Sumber : Hasil survei lapangan, 2004
mempengaruhi perilaku anak Pada kasus narko-
tika dan psikotropika berbeda dengan kaus Dari data pada tabel 3 dapat disimpulkan

lainnya bila dilihat dari latar belakang orang tua bahwa bentuk penyalahgunaan narkotika dan

pelaku. Karena pada kenyataannya pelaku penya- psikotropika sebagai pengguna atau pemakai
sebagian besar dilakukan oleh remaja yang latar

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 198


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

belakang orang tuanya berpendidikan Sekolah berdiri sendiri, artinya pengalahguna sangat
Menengah Atas (SMA). dipengarui oleh faktor lain yang menjadi pemicu
Selanjutnya kita dapat melihat latar bela- atau penyebab. Faktor tersebut antara lain adalah
kang keluarga remaja yang menyalahgunakan faktor sosial yang berupa lingkungan keluarga,
narkotika dan psikotropika dari tingkat pekerjaan lingkungan pergaulan disekitar remaja itu sendiri.
orang tuanya. Untuk j elasnya dapat dilihat pada Untuk memperoleh keterangan mengenai
tabel berikut. faktor-faktor penyebab seseorang khususnya
remaja menyalahgunakan narkotika dan psikotro-
Tabel 4. Bentuk penyalahgunaan narkotika dan
pika peneliti melakukan wawancara dengan para
psikotropika berdasarkan latar belakang
pekerjaan orang tua. narapidana pada kasus narkotika dan psikotropika
Jenis Penyalahgun di LAPAS Kelas 1 Makassar. Berdasarkan hasil
Pekerjaan aan/Pemakai
wawancara pada dasarnya ada kesamaan ketera-
No. Orang Tua Jml %
Narko Psikotro ngan mereka mengenai faktor-faktor penyebab
tika pika
penyalahgunaan narkotika dan psikotropika,yang
1. Tidak Ada 1 4 5 6,67 berikut ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
2. PNS 3 4 7 9,33
3. TNI/POLRI 1 1 2 2,67
4. Peg. Swasta 8 13 21 28,00 a. Faktor lingkungan pergaulan.
5. Wiraswata 7 18 25 33,33 Lingkungan pergaulan merupakan sarana
6. Buruh Harian 6 9 15 20,00
yang sangat mempengaruhi perilaku remaja,
Jumlah 26 49 75 100
karena itu kita hrus menciptakan lingkungan
Sumber: Hasil survei lapangan, 2004
yang berpengaruh positif terhadap perkembangan
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan
remaja. Dari pengakuan mereka, awalnya coba-
bahwa sebagian besar orang tua penyalahguna
coba dan diberikan secara gratis oleh temannya
mempunyai latar belakang pekerjaan wiraswasta
tetapi lama kelamaan menjadi ketagihan atau
atau pedagang, dimana mereka sibuk dengan
kecanduan. Kalau sudah ketegihan atau sakauw
pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan
seluruh tubuhnya merasa sakit sekali, jalan satu-
anaknya. Sehingga keadaan atau kondisi yang
satunya adalah mendapatkan putauw lagi untuk
demikian oleh remaja digunakannya untuk
dikonsumsi. Pengaruh menggunakan putauw
menyalahgunakan narkotika dan psikotropika
menurut Hendra (Narapidana narkotika) dapat
bersama dengan teman-temannya yang sudah
menimblkan fly, dan menimbulkan keberanian ,
lebih dahulu sebagai pemakai maupun pengedar
perasaan percaya diri, tetapi kalau terlambat
barang terlarang tersebut.
mengkonsumsi seluruh tubuh rasanya sakit sekali
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja
diseluruh persendian sehinggga harus mengkon-
Menyalahgunakan Narkotika dan Psiko-
tropika di Kota Makassar sumsi lagi. Hendra menggunakan putauw kurang
lebih satu tahun, orang tuanya baru tahu pada saat
Penyalahgunaan narkotika dan psikotro-
ia ditangkap oleh polisi. Dorongan lain sebagai
pika adalah merupakan tindak pidana yang tidak

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 199


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

pemakai atau pengguna adalah kesetiaan ber- harus dididik dengan pendidikan agama sedini
teman dalam kelompok, adanya rasa tidak enak mungkin, karena keluarga yang tidak taat pada
kalau tidak setia dengan kelompoknya. agama akan menjadikan anak tidak memiliki
dasar bertindak sehingga dengan mudah akan
b. Faktor perhatian orang tua
terpengaruh untuk menyalahgunakan narkotikan
Orang tua harus selalu memperhatikan
dan psikotropika. Keterangan dari Amiruddin
perkembangan anaknya, sebagai tempat
(narapidana psikotropika), orang tua mereka
bersandar, tempat berbagi hati. Remaja yang
tidak taat pada agama dan tidak pernah mem-
tidak mendapatkan perhatian orang tua akan
barikan pendidikan agama kepada anak-anaknya,
merasakan kebutuhan fisik dan psikisnya tidak
ayahnya sering mengkonsumsi minuman keras
terpenuhi. Pengakuan dari mereka bahwa kurang-
dan mabuk-mabukan dan sering pula bertengkar
nya perhatian kedua orang tuanya terhadap
dengan ibunya di depan anak-anaknya.
kegiatan mereka menyebabkan mereka mencoba-
coba untuk menikmati ganja yang ditawarkan e. Faktor tersedianya barang (narkotika dan
psikotropika) di pasaran secara illegal.
teman-temannya.
Tersedianya di pasaran merupakan pemicu
c. Faktor harmonisasi keluarga
penyalah-gunaannya. Oleh karena itu aparat
Keharmonisan dalam keluarga dapat
bersama masyarakat harus dapat memotong
menimbulkan ketenangan, keteladanan, dan kon-
peredaran gelap narkotika dan psikotropika
disi yang dapat membentuk perilaku yang positif
secara all out. Menurut Abdul Kahar (narapidana
pada remaja. Menurut Mas”ud (narapidana
narkotika), cara memperoleh barang (ganja) tidak
psikotropika) bahwa ia berasal dari keluarga yang
sulit tinggal pesan kepada teman dengan harga
orang tuanya sudah lama bercerai, dan ia hidup
Rp. 10.000 per ampul, cara menggunakannya di
dengan ibunya yang sudah kawin lagi dan
bakar kemudian di isap seperti merokok.
menurutnya orang tuanya kurang memperhati-
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
kannya. Sejak bergaul dengan temannya diluar
disimpulkan bahwa faktor ketersediaan barang di
rumah ia diajak menjadi pemakai dan pengedar
pasaran juga mempengaruhi frekuensi penyalah-
pil ekstasi. Pil ini dibeli dari temannya di
gunaan narkotika dan psikotropika. Dengan
Cokonuri dengan harga Rp 30.000/butir kemu-
demikian diharapkan semua pihak terutama
dian dijual dengan harga Rp 40.000 per butir.
aparat penegak hukum meningkatkan operasi
Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan-
untuk memutus peredaran gelap narkotika.
nya kemudian dibelikan kembali untuk dikon-
sumsi sendiri. 3. Upaya-Upaya Aparat Penegak Hukum
dalam Menganggulangi Penyalahgunaan
Narkotika dan Psikotropika
d. Faktor ketaatan beragama dalam keluarga
Ketaat beragama dalam keluarga sangat Penanggulangan bahaya narkotika dan
menentukan perilaku remaja, karena itu remaja psikotropika perlu dilakukan secara sistematis,

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 200


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

berencana dan terus menerus di semua dan oleh sebagai tempat peredaran dan penggunaan
semua kalangan masyarakat termasuk aparat narkotika dan psikotropika yaitu: diskotik,
penegak hukum di Kota Makassar. Penanggu- hotel, penginapan, tempat-tempat hiburan
langan penyalahgunaan narkotika dan psikotro- malam dan sebagainya.
pika dilakukan dengan tetap mengacu pada stra- 3) Memproses pidana secara cepat dengan
tegi nasional oleh aparat penegak hukum mulai melimpahkan setiap perkara secara cepat ke
dari Kepolisian, Kejaksaan, dan Kehakiman. kejaksaan kemudian diajkan ke sidang
pengadilan.
a. Kepolisian
Berdasarkan keterangan di atas dapat
Penanganan bahaya narkotika dan psiko-
disimpulkan bahwa upaya penanggulangan
tropika oleh aparat kepolisian juga seperti
narkotika dan psikotropika oleh kepolisian
penanganan gangguan Kamtibmas. Penanggu-
meliputi upaya pencegahan dan penindakan. Dan
langan narkotika dan psikotropika secara dini
diharapkan masyarakat pro aktif melakukan
lebih baik dari pada penindakan, oleh karena it
tindakan-tindakan pencegahan, berupa kegiatan
dibutuhkan kesadaran hukum yang tinggi dari
edukatif dengan sasaran menghilangkan faktor-
masyarakat.
faktor korelatif kriminologen dari kejahatan
Menurut Unggul (Kasat Narkoba
narkotika dan psikotropika. Kegiatan itu berupa
Polwiltabes Makassar), sejak berdirinya Kasat
kegatan olah raga, karang taruna, organisasi
Narkoba pada bulan April 2004, yang sebe-
kemasyarakatan, dan lain-lain.
lumnya masalah narkoba dibawah Reskrim,
merupakan wujud keseriusan penanganan b. Kejaksaan
narkotika dan psikotropika. Sudah banyak yang Jaksa merupakan aparat penuntut umum,
dilakukan oleh kepolisian dalam menanggulangi yang tugasnya melakukan penuntutan semua
pemberantasan narkotika dan psikotropika, antara perkara pidana, termasuk perkara narkotika dan
lain: psikotropika.
1) Mengadakan sosialisasai kepada msyarakat Menurut Darussalam (Kasi Pidum Kejari
tentang bahaya narkotika bagi pemakainya Makassar), penanggulangan narkotika dan
melalui bimbingan dan penyluhan, seminar- psikotropika mendapatkan perhatian yang serius
seminar anti narkoba, kampanye anti narkoba, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
pemasangan sanduk-spanduk, poster anti 1997 tentang narkotika dan Undang-Undang
narkoba. Nomor 5 Than 1997 tentang Psikotropika. Menu-
2) Melakukan pencegahan dengan memotong runya upaya Kejaksaan dalam menanggulangi
peredaran narkotika dan psikotropika melalui penyalahgunaan narkotika dan psikotropika
operasi-operasi secara terang-terangan mau- meliputi dua cara yakni:
pun secara terselubung. Sasaran operasi 1) Penyluhan hukum dalam upaya meningkatkan
adalah tempat-tempat yang diperkirakan kesadaran hukum masyarakat. Upaya ini

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 201


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

dilakukan agar masyarakat menyadari bahwa orang tua (ayah) sebagian besar berpendidikan
penyalagunaan narkoba adalah merupakan Sekolah Menengah Atas dan pekerjaan orang
tindak pidana atau melanggar undang-undang. tua sebagian besar wiraswasta.
2) Melakukan penindakan dengan cara 2. Faktor yang menyebabkan remaja menyalah-
melakukan penuntutan pada setiap perkara gunakan narkotika dan psikotropika di sebab-
pidana yang berkas perkaranya sudah lengkap kan oleh faktor: 1) Pengaruh teman sebaya
untuk diajukan ke pengadilan’ atau pengaruh lingkungan pergaulan; 2)
kurangnya perhatian orang tua; 3) Keluarga
c. Kehakiman
yang tidak harmonis; 4) kurangnya ketaatan
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
beragama dalam keluarga; 5) Tersedianya
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
barang di pasaran secara illegal.
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh aparat
Upaya penindakan dan penegakan hkum terhadap
penegak hukum dalam menanggulangi
para pengguna dan pengedar dengan sanksi
narkotika dan psikotropika meliputi: 1).
pidana yang tegas dan konsisten dengan
Upaya preventif atau upaya pencegahan; 2)
demikian akan membuat jera para pelanggarnya.
upaya represif atau upaya penindakan dan
Menurut Muhammad Adnan (Hakim
penegakan hukum.
ketua) selama ini hukuman yang dijatuhkan
kepada penyalahguna merupakan upaya represif Daftar Pustaka
dalam penegakan hukum. Penentuan besar Alam, AS. 1997. Tinjauan Kriminologis
Terhadap Narkotika. Ujung Pandang:
kecilnya pidana yang dijatuhkan harus sesuai Universitar Hasanuddin
dengan rasa keadilan yang berlandaskan pada Anshari, Fausan. 2002. Hukuman bagi
Konsumen Miras dan Narkoba. Jakarta
berkas perkara, dan segala sesuatu yang ada Khairul Bayaan.
didalam proses persidangan, serta dilandasi _____________ 2003. Bahaya Narkoba dan
Penanggulangannya. Jakarta Khairul
dengan keyakinan hakim. Dengan demikian Bayaan.
untuk menilai keefektifan hkuman jangan di nilai Arikunto, Sukarsimi. 1998. Prosedur Penelitian;
suatu Pendekatan Praktek Jakarta
dari besar kecilnya pidana tetapi harus di lihat :Rineka Cipta.
dari proses peradilan, fakta-fakta yang ada dan Atmasasmita, Romli. 1997. Tindak Pidana
Narkotika Transisional dalam Sistem
terbukti secara syah dalam persidangan. Hukum Idana Indonesia. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
D. Simpulan Hawari, Dadang. 1990. Penyalahgunaan
Narkotika dan Zat Adiktif. Jakarta:
1. Bentuk pennyalahgunaan narkotika dan Yayasan Kasih
psikotropika pada remaja di Kota Makassar Kartini Kartono. 2003. Patologi Sosial Jilid 2
Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja
berupa pengguna atau pemakai, sebagian Grafindo Persada
besar dilakukan oleh remaja dengan latar Sarwono, Sarlito Wirawan. 2003. Psikologi
Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
belakang pendidikan SMA, tingkat umur 18 Soekedy. 2003. Menyiram Bara Narkoba.
tahun sampai 24 tahun, sedang latar belakang Jakarta: Mapeksi

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 202


Penanggulangan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Di Kalangan Remaja Di Kota Parepare

Oleh: Alias Mangnga P

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5


tahun 1997 tentang Psikotropika. 2002.
Jakarta: Sinar Grafika
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
tahun 1997 tentang narkotika. 2002.
Jakarta: Sinar Grafika.
Usia Produktif Dominasi Penyalahgunaan
Narkoba. 2002. 22 Juli. Ujung Pandang
Ekspres. Hal 6

Jurnal Ilmiah Administrasita' (ISSN 2301-758) 203

Anda mungkin juga menyukai