Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468 p-ISSN2338-2090

FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah e-ISSN 2655-8106

ART THERAPY PADA KLIEN AKIBAT PENYALAHGUNA NAPZA


Cucu Rokayah*, Resnizar Annasrul, Raden Wulan W.
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada Bandung, Jl. Terusan Jakarta No.75, Cicaheum, Kec.
Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40282
*cucurokayah611@gmail.com

ABSTRAK
Penyalahgunaan Napza di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari usia 15 – 64 tahun
menggunakan narkotika minimal sekali dalam setahun dan perlunya di waspadai juga maraknya narkotika
jenis baru. Salah satu cara membantu dalam pemulihan orang – orang dengan penyalahgunaan narkoba.
Tujuan Mendeskripsikan Art therapy pada klien Akibat penyalahgunaan NAPZA. Metode penulisan yang
digunakan dalam penulisan ini adalah literature review berbasis journal, dengan beberapa tahap yakni:
penentuan topik besar, screening journal, dan menentukan tema dari referensi jurnal yang didapatkan. Art
Therapi yang efektif untuk penyalahgunaan napza yaitu dengan menggunakan terapi melukis dan terapi
musik. Melukis sebagai terapi, berkaitan dengan aspek kontemplatif atau sublimasi sehingga dapat
mengekspresikan perasaannya dan menurunkan ketergantungan pada zat. Kesimpulannya Art therapy
dibutuhkan oleh klien dengan gangguan jiwa khusunya pada klien wanita dan remaja. Art therapy sebagai
sarana penyaluran pikiran dan perasaan yang mungkin tidak dapat disalurkan secara verbal oleh klien dengan
penyalahgunaan narkoba

Kata kunci: art therapy; penyalahgunaan napza

ART THERAPY FOR CLIENT WITH SUBSTANCE ABUSE

ABSTRACT
Drug abuse in Indonesia is increasing from year to year, from the age of 15 to 64 years using narcotics at
least one a year and the need to be aware of proliferation of new types of narcotics. One way of helping in
the recovery of people with drug abuse. Purpose is to describe the client’s art therapy due to drug abuse.
The writing method used in this writing is a journal-based literature review, with several stage, :
determining the big topic, journal screening and determining the theme of the journal references obtained.
Art therapy which is effective for drug use is by using painting therapy and musik therapy. Painting as
therapy, is related to the contemplative or sublimation aspects so thar it can express feelings and reduce
dependence on subtances. In conclusion, art therapy is needed by clients with mental disorders, especially
female and adolescent clients. Art therapy is a means of channeling thoughts and feelings that a client with
drug abuse may not be able to verbalize.

Keywords: art therapy; drug abuse

PENDAHULUAN setahun. Perlu kita waspadai meningkatnya


Penyalahgunaan narkotika dari tahun ke tahun narkotika jenis baru (New Psychoactive
prevalensinya terus meningkat. Hasil survei Substances, NPS) di dunia, dimana saat ini
yang dilakukan oleh BNN (Badan Narkotika terdapat 354 jenis NPS dan di Indonesia
Nasional) dan Puslitkes (Pusat Penelitian ditemukan 29 NPS.
Kesehatan) UI tahun 2008 diperoleh angka
prevalensi mencapai 1,9% dan pada tahun Angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia
2011 meningkat hingga 2,2% atau lebih setiap tahunnya terus meningkat di mana pada
kurang 4 juta penduduk Indonesia usia 10 2015 jumlah korban penyalahgunaan narkoba
sampai dengan 60 tahun sebagai penyalah akan mencapai angka 5,8 juta jiwa dan saat
guna narkotika. Pada tahun 2011 data dari ini jumlah pengguna atau korban
UNODC (United Nation Office on Drugs and penyalahgunaan narkoba sudah mencapai 4,2
Crime) diperkirakan bahwa antara 167 juta juta orang. Meningkatnya populasi penyalah
sampai 315 juta atau 3,6% sampai dengan guna narkotika membuat pemerintah perlu
6,9% penduduk dunia usia 15-64 tahun mengambil langkah yang tepat untuk
menggunakan narkotika minimal sekali dalam menurunkan jumlah penyalah guna dan

461
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

menyelamatkan penyalah guna narkotika. sebanyak 169 klien (68,98%), tahun 2012
Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan sebanyak 195 klien (33,56%). Namun pada
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 35 tahun 2013 dari 328 klien rawat inap RSKO
Tahun 2009 tentang Narkotika yang karena gangguan mental dan perilaku yang
mengamanatkan pencegahan, perlindungan, disebabkan penyalahgunaan narkoba, lebih
dan penyelamatan bangsa Indonesia dari dari sepertiganya (36,6%) adalah klien
penyalahgunaan narkotika serta menjamin kelompok umur >34 tahun. Ini menunjukkan
pengaturan upaya rehabilitasi medis dan antara tahun 2012 dan 2013 terjadi pergeseran
sosial bagi penyalah guna dan pecandu proporsi terbesar penyalah guna narkoba dari
narkotika, pada Pasal 54 disebutkan bahwa kelompok umur 30 – 34 tahun menjadi
“korban penyalahguna dan pecandu narkotika kelompok umur >34 tahun. Pergeseran ini
wajib direhabilitasi”. tentunya masih perlu diamati lagi
perkembangannya pada tahun-tahun
Ditinjau dari jenisnya, ketergantungan berikutnya. Besarnya proporsi penyalah guna
narkoba merupakan penyakit mental dan narkoba pada kelompok umur dewasa perlu
perilaku yang dapat berdampak pada kondisi mendapat perhatian lebih, khususnya dalam
kejiwaan yang bersangkutan dan masalah hal pencegahan penyalahgunaan narkoba,
lingkungan sosial. Ditinjau dari sejumlah yang harus dilakukan tidak saja oleh
kasus, walaupun tidak ada data yang pasti pemerintah melainkan juga oleh masyarakat
mengenai jumlah kasus penyalah guna khususnya keluarga. Orang dewasa bisa
narkoba, namun diperkirakan beberapa tahun dengan mudahnya memperoleh obat baik di
terakhir jumlah kasus penyalah guna narkoba tempat umum seperti warung maupun di
cenderung semakin meningkat, bahkan tempat–tempat tertentu seperti diskotik.
jumlah yang sebenarnya diperkirakan sesuai
dengan fenomena “gunung es” (iceberg Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut
phenomena), dimana jumlah kasus yang ada antara lain karena kurangnya pengetahuan
jauh lebih besar daripada kasus yang masyarakat akan dampak pemakaian zat
dilaporkan atau dikumpulkan. Masyarakat tersebut serta kemudahan untuk
secara umum memandang masalah gangguan mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan
penggunaan narkoba lebih sebagai masalah masyarakat bukan karena pendidikan yang
moral daripada masalah kesehatan. rendah tetapi kadangkala disebabkan karena
faktor individu, faktor keluarga dan faktor
Jumlah kasus narkoba berdasarkan lingkungan.
penggolongannya yang masuk dalam kategori
narkotika terus mengalami peningkatan dalam Faktor individu yang tampak lebih pada
5 tahun terakhir sedangkan yang masuk dalam kepribadian individu tersebut; faktor keluarga
kategori psikotropika jumlah kasusnya kian lebih pada hubungan individu dengan
menurun, hal ini terlihat jelas pada tahun keluarga misalnya kurang perhatian keluarga
2009 jumlah kasus psikotropika 8.779 kasus terhadap individu, kesibukan keluarga dan
dan tahun 2010 jumlah kasus psikotropika lainnya; faktor lingkungan lebih pada kurang
menurun secara signifikan menjadi 1.181 positif sikap masyarakat terhadap masalah
kasus. Gambaran Penyalah Guna Narkoba tersebut misalnya ketidakpedulian masyarakat
Menurut Kelompok Umur menurut data tentang NAPZA (Hawari, 2000). Dampak
RSKO antara tahun 2009 - 2013 tercatat yang terjadi dari faktor-faktor di atas adalah
jumlah terbesar pada kelompok 30 - 34 tahun. individu mulai melakukan penyalahgunaan
Data tersebut disajikan dalam Tabel 1.1 dan ketergantungan akan zat. Hal ini
berikut: ditunjukkan dengan makin banyaknya
Pada kurun waktu 4 tahun terakhir secara individu yang dirawat di rumah sakit karena
berturut-turut jumlah terbesar klien narkoba penyalahgunaan dan ketergantungan zat yaitu
ada pada kelompok 30 - 34 tahun yakni tahun mengalami intoksikasi zat dan withdrawal.
2009 sebanyak 128 klien (34,04%), tahun
2010 sebanyak 93 klien (33,7%), tahun 2011

462
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Art therapy didefinisikan oleh American art yang sesuai dengan kata kunci pencarian
therapy association. adalah asosiasi kesehatan kemudian dilakukan skrinning dan akhirnya
jiwa di amerika yang menggunakan proses didapatkan 10 jurnal yang diambil untuk
kreatif seni untuk memperbaiki dan dilakukan review.
meningkatkan kesejahteraan fisik, mental,
emosional, individu dari segala usia. Art HASIL
therapy bisa diimplementasikan diberbagai Berdasarkan 10 artikel yang telah ditelaah
jenis kesehatan jiwa dan penyalahgunaan zat. penulis mendapatkan persamaan Art terapi
Art therapy telah membantu individu bekerja yang dilakukan pada pasien penyalahgunaan
memiliki trauma masalalu, proses emosi Napza yaitu terapi melukis dan terapi musik.
dengan cara yang sehat, dan memungkinkan
untuk komunikasi non verbal yang aman Terapi Melukis
dengan orang lain. sementara terapi seni bisa Terapi melukis seperti yang dikemukakan
digunakan dalam banyak cara yang berbeda, oleh Paul (2014) dan Rahma (2008) dalam
itu sangat membantu bagi orang – orang penelitiannya dimana terapi melukis ini dapat
dalam pemulihan penyalahgunaan narkoba menyalurkan perasaan klien yang tidak dapat
dan alcohol. diungkapkan dengan kata-kata melalui
gambar.
Peran penting tenaga kesehatan dalam upaya
menanggulangi penyalahgunaan dan Terapi musik
ketergantungan NAPZA di rumah sakit Terapi musik yang digunakan untuk klien
khususnya upaya terapi atau penatalaksanaan penyalahgunaan napza diantaranya musik
dan rehabilitasi sering tidak disadari, kecuali klasik, instrumental dan musik kesukaan
mereka yang berminat pada penanggulangan klien. Musik terapi ini dapat membuat klien
NAPZA (DepKes, 2001). rileks mengurangi depresi kecemasan
sehingga mengindari klien untuk
Berdasarkan permasalahan yang terjadi menggunakan obat – obatan.
tersebut, maka perlunya peran serta tenaga
kesehatan khususnya tenaga keperawatan PEMBAHASAN
dalam membantu masyarakat yang di rawat di Penatalaksanaan Terapi Melukis
rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan Foundations recovery network (2014)
dan kemampuan masyarakat, Berdasarkan mengatakan bahwa art therapy sebagai sarana
latarbelakang tersebut perlu dilakukan kajian penyaluran pikiran dan perasaan yang
Literature Review yang bertujuan untuk mungkin tidak dapat disalurkan secara verbal
mendeskripsikan Art therapy pada klien oleh klien dengan penyalahgunaan narkoba.
Akibat penyalahgunaan NAPZA. Terapi ini sangat membantu bagi klien yang
memiliki masalah psikologis yang mendasar
METODE terkait dengan kecanduan mereka, seperti
Metode penulisan yang digunakan dalam pengalaman penyalahgunaan. Karena
penulisan ini adalah literature review berbasis diperlukan suatu proses non verbal dalam
journal, dengan beberapa tahap yakni: membuat kesenian, proses ini menjadi sarana
penentuan topik besar, screening journal, dan penyampaian ide – ide dan emosi serta
menentukan tema dari referensi jurnal yang memberikan kesempatan klien untuk
didapatkan. Berdasarkan hasil penelusuran di memahami dan menyelesaikan masalah dalam
google schoolar, EBSCO dengan kehidupanya. Jenis - jenis art therapy yang
menggunakan kata kunci NAPZA sebanyak digunakan diantaranya adalah melukis,
12.605 setelah memasukan kata kunci kedua menari, acting, musik, puisi dan memahat.
yaitu Art Therapi sebanyak 1.236.
penelusuran artikel publikasi pada Google Penelitian Aletraris (2014), menyatakan
schoolar, menggunakan kata kunci NAPZA bahwa penatalaksanaan art therapy
sebanyak 2.456, dan Art therapy sebanyak dibutuhkan oleh klien dengan gangguan jiwa
567 artikel. Penulis menggunakan 345 jurnal khusunya pada klien wanita dan remaja.

463
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Rahma, Sarie (2008) mengatakan bahwa art situasi dimana hanya diri sendiri terjebak
therapy dapat dilakukan berupa terapi seni pada realitas imaginer yang diciptakan oleh
melukis. Melukis sebagai terapi, berkaitan diri sendiri. Aspek kontemplatif atau
dengan aspek kontemplatif atau sublimasi. sublimasi inilah yang kemudian dikenal
Kontemplatif atau sublimasi merupakan suatu dengan istilah katarsis dalam dunia
cara atau proses yang bersifat menyalurkan psikoanalisa.
atau mengeluarkan segala sesuatu yang
bersifat kejiwaan, seperti perasaan, memori, Berdasarkan data sempel yang berasal dari
pada saat kegiatan berkarya seni berlangsung. arsip lembaga madani home care, klien yang
Aspek ini merupakan salah satu fungsi seni mengalami ketergantungan narkoba dilakukan
yang dimanfaatkan secara optimal pada setiap beberapa sesi untuk melukis. Pada awal sesi
sesi terapi. Kontemplatif dalam arti, berbagai terapi berlangsung umumnya, pada gambar
endapan batin yang ditumpuk, baik itu berupa tahap awal sesi terapi seni, klien menggambar
memori, perasaan, dan berbagai gangguan gumpalan gumpalan, atau lebih tepatnya
persepsi visual dan auditorial, diusahakan mereka menggambar lingkaran massif yang
untuk dikeluarkan atau disampaikan. Dengan pejal.
demikian klien tidak terjebak pada suatu

Gambar 1. Gambar 2.
Hasil gambar klien akibat Hasil gambar klien akibat
penyalahgunaan NAPZA Sesi 1 penyalahgunaan NAPZA Sesi 2

Beberapa ada yang memvisualisasikan bentuk atau bahkan mempresentasikan image orang
lingkaran tersebut dengan cara abstrak orang dirasakan penting dan dekat denganya
ataupun sebagian potret wajahnya dalam baginya, dalam arti aspek kesadaran telah
bentuk lingkaran. Namun pada umumnya terbangkitkan kembali. Hal ini dibuktikan
seiring berjalanya sesi terapi lingkaran itu klien mampu merespon lingkunganya dengan
mengendur dan mulai merespon bentuk sadar, dan menuangkanya kedalam karya
bentuk lain, yang pada umumnya cenderung visual. Bulatan yang sering muncul pada awal
geometris, dan pada fase selanjutnya mulai sesi merupakan representasi dari kondisi
merujuk pada bentuk bentuk realis, dan fase psikis klien yang masih sepenuhnya terfokus
terakhir adalah dimana klien mulai pada dirinya sendiri.
mempresentasikan keadaan alam sekitarnya

Gambar 3. Hasil gambar klien akibat


penyalahgunaan NAPZA Sesi 6

464
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Menurut R.M. simon (1997) dalam bukunya parietal beroperan dalam pengendalian
simbolik image art as therapy mengatakan pengintegrasian sensor dari panca indra dan
bahwa seseorang memiliki kecenderungan abstraksi (manipulasi) objek dalam prosesan
memunculkan objek objek dalam bentuk visualisasi objek yang akan dibuat dalam
bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga, menggambar yang di buat seseorang
persegi, hampir pada setiap klien dan setiap merupakan proyeksi emosi serta dorongan-
sesi muncul. Visualisasinya tampak timbul dorongan, keinginan-keinginan yang di miliki
dan tenggelam (luktuatif), dan juga individu. Melalui gambar seseorang
divisualisasikan dalam berbagai gaya. memproyeksikan pengalamanya di atas
Sementara pada klien depresi yang media. Menggambar menberikan kesempatan
diakibatkan oleh zat adiktif, pada awal sesi pada seseorang untuk lebih berani
terapi mereka cenderung melukiskan bentuk mengekpresikan emosinya secara lebih bebas
bentuk yang absurd, namun pada sesi terapi dan spontan. Melalui gambar seseorang dapat
selanjutnya, mereka lebih mampu tumbuh dan berkembang lebih baik karena
menampilkan beberapa bentuk yang dapat menggambar meningkatkan kemampuan
diidentifikasi, meskipun jika dilihat kognitif maupun ke pribadian (Arif, 2006:
berdasarkan oposisisnya masih terlihat Ayuningrum dan Roswita, 2008)
absurd.
Penatalaksanaan Terapi Musik
Penelitian Noersyehan (2015) yang dilakukan Musik digunakan sebagai bentuk ekspresi diri
di RSJ Sambang Lihum pada tahun 2015 yang kreatif dan memungkinkan orang untuk
dengan jumlah responden sebanyak 30 orang berkomunikasi dengan cara non konvensional,
dilakukan pengukuran kemampuan kognitif dimana terapi musik ini merupakan terapi
sebelum dan sesudah terapi melukis. yang mudah dilakukan, seseorang yang
Didapatkan hasil penelitian yang melakukan terapi musik tidak membutuhkan
menyebutkan terdapat pengaruh pemberian latar belakang atau pendidikan musik Secara
terapi melukis terhadap kognitif klien aktif terapi musik memiliki keuntungan dalam
gangguan akibat NAPZA di RSJ Sambang proses pemulihan klien klien yang mengalami
Lihum dengan nilai signifikasi 0.000 yang ketergantungan zat, diantaranya;
berarti p < 0.005. Disarankan untuk meningkatkan relaksasi serta mekanisme
melakukan terapi melukis pada klien koping individu, meningkatkan emosi positif,
gangguan akibat NAPZA karena mampu meningkatkan kesadaran diri dan lingkungan,
untuk meningkatkan fungsi kognitif. memiliki rasa control atas dirinya sendiri,
meningkatkan keterampilan, mendukung
Art therapy berupa melukis dapat membantu pikiran sehat dan perasaan, meningkatkan
memonitor perkembangan klien di rumah motivasi, mengurangi ketegangan otot,
sakit dan untuk melihat perkembangan mengontrol emosi, meningkatkan konsentrasi,
perjalanan penyakit yang ada serta mengurangi kecemasan, serta membantu
mengambarkan proses penyembuhan klien menyelesaikan konflik. Marisa (2016) dalam
(Robert, 2010). Solso (dalam Sternberg, recovery.org musik terapi dapat membantu
2008) menyatakan bahwa menggambar atau orang-orang dengan ketergantuangan dalam
melukis di control oleh sistem kortikal yang berbagai cara, yaitu : meningkatkan emosi
tidak sepenuhnya tumpang tindih. Terdapat positif, relaksasi, membantu mencegah
minimal dua sistem korteks serebral yang kekambuhan, mengurangi depresi,
berperan dalam aktivitas melukis yaitu lobus kecemasan, stress, dan kemarahan. (Aletraris,
frontal dan lobus parietal. Lobus frontal 2016).
secara umum terlibat dalam pengendalian
impuls, pertimbangan, pemecahan masalah, Menurut American Music Therapy
pengendalian dan pelaksanaan perilaku, serta Association kegiatan therapy musik
pengorganisasian kompleks. Dalam aktivitas mencakup semua aspek dari musik, baik vocal
menggambar sistem ini terlibat penuh dalam dan instrumental seperti mendengarkan
pengendalian pergerakan tangan. Lobus musik, mendiskusikan musik, aktif membuat

465
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

musik, menulis lagu, bermain musik, serta karena itu, musik instrumental menjadi
menganalisis lirik. alternative cara untuk penyembuhan
gangguan jiwa (Taqiah 2016).
Paul (2014) mengatakan bahwa perlu
dilakukan terapi musik pada klien gangguan Musik memiliki kekuatan untuk mengobati
jiwa akibat penyalahgunaan NAPZA. Menulis penyakit dan meningkatkan kemampuan
lagu dan menganalisa lirik lagu mampu pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan
merubah perasaan atau emosional seseorang menjadi sebuah terapi, musik dapat
menjadi lebih positif (Baker et al 2007). meningkatkan, memulihkan, dan memelihara
Winkelman (2003) mengatakan bahwa kesehatan fisik, mental, emosional, social dan
bermain alat musik mampu meningkatkan spiritual (Al dridge, 2008). Penelitian Ulrich,
relaksasi serta mampu menurunkan Houtmans dan Gold 2007 yang menggunakan
kecemasan, depresi, marah dan stress. Djohan terapi musik untuk kelompok klien gangguan
(2005) mengatakan bahwa manfaat musik jiwa akibat NAPZA, didapatkan hasil bahwa
untuk kesehatan dan fungsi kerja otak telah terapi musik dapat mengurangi gejala
diketahui pada zaman dahulu. Para dokter negative dan meningkatkan kontak
yunani dan romawi kuno menganjurkan interpersonal serta meningkatkan kemampuan
metode penyembuhan dengan mendengarkan klien untuk beradaptasi dengan lingkungan
permainan alat musik seperti Harpa dan Flute. social di masyarakat. Selain itu, Michael J .
Secara psikologis pengaruh penyembuhan Silvester (2012) menyatakan bahwa menulis
musik pada tubuh adalah kemampuan saraf lagu adalah salah satu teknik terapi musik
dalam menangkap efek akustik kemudian yang biasa digunakan pada klien dalam
dilanjutkan dengan respon tubuh terhadap rehabilitasi penyalagunaan zat. Penulisan lirik
gelombang musik yaitu dengan meneruskan lagu mempengaruhi gambaran diri seseorang
gelombang tersebut keseluruh sistem kerja yang meliputi tindakan,emosional dan
tubuh. Efek terapi musik pada sistem limbic perasaan serta adanya perubahan tingkah
dan saraf otonom adalah menciptakan suasana laku, gambaran diri, serta tanggung jawab
rileks, aman, dan menyenangkan sehingga (Simpson, 2008).
merangsang pelepasan zat kimia Gamma
Amino Butyic Acid (GABA), enkefallin, atau SIMPULAN
beta endorphin yang dapat mengeleminasi Art therapy dibutuhkan oleh klien dengan
neurotransmitter rasa tertekan, cemas dan gangguan jiwa khusunya pada klien wanita
stress sehingga menciptakan ketenangan dan dan remaja. Art therapy sebagai sarana
memperbaiki suasana hati (mood klien). penyaluran pikiran dan perasaan yang
mungkin tidak dapat disalurkan secara verbal
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh oleh klien dengan penyalahgunaan narkoba.
Lelono (2011) bahwa salah satu tindakan Terapi ini sangat membantu bagi klien yang
keperawatan yang dapat dilakukan yaitu memiliki masalah psikologis yang mendasar
dengan tindakan nonfarmakologis. Salah satu terkait dengan kecanduan mereka, seperti
terapi nonfarmakologis yang efektif adalah pengalaman penyalahgunaan. Diperlukan
mendengarkan musik klasik. Mucci (2002) suatu proses non verbal dalam membuat
mengatakan bahwa musik kesukaan yang kesenian, proses ini menjadi sarana
dipilih oleh klien akan memberi pengaruh penyampaian ide – ide dan emosi serta
yang memuaskan pada emosi seseorang. Jenis memberikan kesempatan klien untuk
musik yang dapat digunakan untuk terapi memahami dan menyelesaikan masalah dalam
salah satunya adalah musik instrumental yang kehidupanya. Jenis - jenis art therapy yang
bermanfaat menjadikan badan, pikiran, dan digunakan diantaranya adalah melukis,
mental menjadi sehat. musik instrumental menari, acting, musik, puisi dan memahat
berasal dari suara alat musik dan tanpa syair
atau lirik sehingga pendengar atau pemain Melukis sebagai terapi, berkaitan dengan
musik sendiri melibatkan hati, jiwa, dan aspek kontemplatif atau sublimasi.
pikiran pada saat menikmati musik. Oleh Kontemplatif atau sublimasi merupakan suatu

466
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

cara atau proses yang bersifat menyalurkan Aldridge, G., and Aldridge, D. (2008) Melody
atau mengeluarkan segala sesuatu yang in Musik Therapy: A Therapeutic
bersifat kejiwaan, seperti perasaan, memori, Narrativ Analysis. London: Jessica
pada saat kegiatan berkarya seni berlangsung. Kingsley Publishers.
Dalam melukis seseorang memiliki
kecenderungan memunculkan objek objek Arif (2006). Dinamika Kepribadian Gangguan
dalam bentuk bentuk dasar seperti lingkaran, Dan Terapinya. Bandung: PTRefika
segitiga, persegi, hampir pada setiap klien dan Aditama
setiap sesi muncul. Visualisasinya tampak
timbul dan tenggelam (luktuatif), dan juga Ayuningrum R.L (1999). Pengantar Psikologi
divisualisasikan dalam berbagai gaya. II, Edisi II, Batam: Interaksa
Sementara pada klien depresi yang
diakibatkan oleh zat adiktif, pada awal sesi Jatirahayu, warih. 2013. Terapi Depresi
terapi mereka cenderung melukiskan bentuk Dengan Gamelan Jawa.
bentuk yang absurd, namun pada sesi terapi http://journal.uny. ac. Id/index.
selanjutnya, mereka lebih mampu Php/wuny/article/view/3533/pdf
menampilkan beberapa bentuk yang dapat
Baker. 2007
diidentifikasi, meskipun jika dilihat
berdasarkan oposisisnya masih terlihat Marisa. 2016. Art Therapy and Musik
absurd. Therapy for Addiction Treatment
Musik Therapy perlu dilakukan terapi musik Mucci. 2002. Efektifitas Terapi Musik Klasik
pada klien gangguan jiwa akibat Terhadap Penurunan Stress
penyalahgunaan NAPZA. Selain itu, musik
terapi dapat membantu orang-orang dengan Muhazam, isa. 2007. Terapi Gamelan bagi
ketergantuangan dalam berbagai cara, yaitu : Penderita Gangguan Kejiwaan.
meningkatkan emosi positif, relaksasi, http://blog. 360. Yahoo.com/blog-AQ
membantu mencegah kekambuhan, 3CVOA6FQT97MHUB7ac?P=51
mengurangi depresi, kecemasan, stress, dan
kemarahan. kegiatan therapy musik mencakup Norsyehan,dkk. 2015. Terapy Melukis
semua aspek dari musik, baik vocal dan Terhadap Kognitif Pasien Skizofrenia Di
instrumental seperti mendengarkan musik, Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum. DK
mendiskusikan musik, aktif membuat musik, Vol.3/No.2/September/2015.
menulis lagu, bermain musik, serta Banjarmasin: Universitas Lambung
menganalisis lirik. Musik yang digunakan Mangkurat.
dalam terapi diantaranya ; musik klasik,
instrumental serta musik kesukaan klien. Jenis Paul. 2014. The Use of Art and Musik
alat musik yang diguanakan dalam terapi ini Therapy in Substance Abuse Treatment
diantaranya adalah harpa dan flute. Ketika Programs
musik diterapkan menjadi sebuah terapi,
musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan Rahma. 2008. Therapy Seni Melalui Melukis
memelihara kesehatan fisik, mental, Pad Pasien Skizofrenia Dan
emosional, social dan spiritual serta mampu Ketergantungan Narkoba. ITB J. Vis. Art
merubah perasaan atau emosional seseorang & Des. Vol.2, No. 1, 2008, 72-84.
menjadi lebih positif. Bandung: ITB

Silvester, William. 2012. Respecting patient


DAFTAR PUSTAKA
choices: Scaling care planning to a
Aletraris. 2017. Integration of Care in the
whole country. In Having your own say.
Implementation of the Affordable Care
Getting the right care when it matters
Act: Changes in Treatment Services in a
most, ed. Bernard J. Hammes, 57-70.
National Sample of Centers Treating
Washington, DC: CHT Press
Substance Use Disorders.

467
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 4, November 2020, Hal 461 - 468
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Simon, R.M., 1997, Symbolic Images In Art


As Therapy, London, Routledge.

Simpson, A., Preston, C. (2008). Developing


scientific literacies for the primary school
classroom: Disciplined by Knowledge.
Disciplinarity, Knowledge and Language
Symposium, Sydney: University of
Sydney.

Taqiyah. 2016. Terapi Gangguan Jiwa


Melalui Musik Instrumental Di Panti
Rehabilitasi Mental Dan Narkotik
Yayasan Citra Medika Banyumas.
Purwokerto: IAIN Purwokerto

Winkelman. 2003. Complementary Therapy


for Addiction “Drumming Out Drugs”

Lelono,Sk (2011), Efektifitas


CognitiveBehaviour Theraphy dan
Rational Emotive Behaviour Therapy
terhadap klien perilaku kekerasan,
halusinasi dan harga diri rendah di
RSMM Bogor, Tesis, Jakarta, Tidak
dipublikasi.

468

Anda mungkin juga menyukai