DI INDONESIA
Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika saat ini telah menunjukan intensitas
yang semakin meningkat dari hari ke hari, baik pada tingkat pendidikan, status sosial, ekonomi
maupun usia.
Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia tahun 2008, prevalensi Penyalahguna Narkoba di Indonesia sebesar 1,99% dari
penduduk Indonesia yang berumur 10-59 tahun atau sekitar 3,6 juta orang.
Dari 3,6 juta penyalahguna narkoba baru sebagian yang menjalani perawatan. masih banyak
penyalahguna narkoba yang belum mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
sehingga sangat rawan menjadi pasar terbuka jaringan sindikat peredaran gelap narkoba dan
menimbulkan dampak buruk yang sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan secara individu
maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kerugian yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan Narkoba bagi Individu dan masyarakat secara
ekonomi sangat besar. Untuk pengobatan kepada para Penyalahguna Narkoba saja memerlukan biaya
yang tidak sedikitl, belum lagi biaya Rehabilitasi sosial untuk reintegrasi sosial.
Melihat kerugian dan dampak buruk dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu upaya yang
terintergrasi dan sinergis dalam rangka memproteksi masyarakat terhadap Bahaya Penyalahgunaan
Narkoba dalam kehidupan individu dan kelompok masyarakat dengan moto “Mencegah lebih baik
dari pada mengobati”
Oleh karena itu perlu wujud nyata komitmen bersama bagi seluruh elemen masyarakat bangsa dan
Negara untuk memberikan proteksi terhadap individu dan masyarakat terhadap bahaya
Penyalahgunaan Narkoba.
Laporan Tahunan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) 2010 menyebutkan bahwa
pada tahun 2008, diperkirakan antara 155 sampai dengan 250 juta orang (3,5 s/d 5,7% dari penduduk
yang berumur 15 – 64 tahun) menggunakan narkoba minimal sekali dalam setahun. Secara global,
narkoba jenis Ganja paling banyak digunakan.
Prevalensi penyalahgunaan ganja berkisar 2,9 dan 4,3 % per tahun dari penduduk yang berumur 15 –
64 tahun. Tertinggi di Oceania (9,3 – 14,8 %) dan Amerika (6,3 – 6,6%).
Diperkirakan penyalahgunaan Kokain berkisar 15 – 19,3 % per tahun (prevalensi 0,3 – 0,4 % per
tahun) di dunia. Amerika Utara (2%), Oceania (1,4 – 1,7 %), dan Eropa Barat (1,5 %) adalah wilayah
dengan prevalensi tertinggi.
Diperkirakan antara 13,7 s/d 52,9 juta orang berumur 15 – 64 tahun telah menyalahgunakan
Amphetamine-Type Stimulants pada tahun terakhir (0,3 – 1,2 % penduduk dunia), termasuk 10,5 –
25,8 juta pengguna Ekstasi (0,2 – 0,6 % penduduk dunia).
Oceania, Asia Timur dan Tenggara, Amerika Utara, dan Eropa Barat dan Tengah merupakan wilayah
dengan prevalensi tertinggi pengguna ATS. Penyalahgunaan narkoba menempati ranking ke 20 dunia
sebagai penyebab terganggunya kesehatan, dan menempati rangking ke 10 di negara-negara
berkembang.
Penyalahguna narkoba sangat rentan terkena HIV, Hepatitis, dan TBC yang mudah menyebar ke
seluruh lapisan masyarakat. UNODC memandang ketergantungan narkoba sebagai masalah
kesehatan.
Penyalahguna dan pecandu narkoba dapat dibantu, adiksi mereka dapat dirawat, dan orang-orang ini
dapat dipulihkan, dan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat lingkungannya. Menjadikan
penyalahguna dan pecandu narkoba sebagai pelaku kejahatan dipandang sebagai cara yang tidak
efektif dalam mengatasi permasalahan narkoba.
UNODC mengajak penanganan penyalahguna dan pecandu narkoba secara terintegrasi kedalam
sistem kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan menjamin program rehabilitasi dapat diakses oleh
semua orang yang membutuhkan.
Investasi di bidang pencegahan dan perawatan penyalahgunaan narkoba akan mengurangi biaya
pemeliharaan kesehatan, meningkatkan keamanan dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan
masyarakat.
Kondisi di indonesia
Berdasarkan hasil penelitian BNN dengan Puslitkes UI tahun 2008 Prevalensi penyalahguna narkoba
di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 1,99 % dari penduduk Indonesia berumur
10 – 59 tahun atau sekitar 3,6 juta orang. Pada tahun 2010 prevalensi tersebut naik menjadi 2,21 %
dan apabila tidak ada perubahan terhadap faktor faktor yang mempengaruhi pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba maka pada pada 2015 diproyeksikan
naik menjadi 2,8 % atau setara dengan 5,1 – 5,6 juta orang.
Asumsi prevalensi menurut jenis narkoba yang digunakan tahun 2015 adalah :
Ganja prevalensinya 0,71% ,shabu prevalensinya 0,38%, ekstasi prevalensinya 0,30% , heroin
prevalensinya 0,18% , hashish prevalensinya 0,01% , kokain prevalensinya 0,01 %
Kerawanan penyalahgunaan narkoba tingkat provinsi pada tahun 2010 diatas prevalensi nasional
(2,1%) sebagai berikut : DKI jakarta 4,6% , DIY 3,03% , Provinsi Maluku 2,91% , Provinsi Malut
2,48% , Propinsi Gorontalo 2,44% , Provinsi Jambi 2,31% , Provinsi Sulteng 2,26% , Provinsi Jatim
2,24% , Provinsi Sumut 2,23% , Provinsi Lampung 2,22% , Provinsi Sultra 2,19% dan provinsi Jabar
2,16.
Berdasarkan hasil penegakan hukum, jumlah tersangka penyalahguna narkoba terbesar berada di
Provinsi DKI Jaya selanjutnya disusul oleh Provinsi Jawa Timur , Provinsi Sumatra Utara , Jawa
Barat , Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan
Dari jumlah tersangka tersebut diketahui bahwa pekerja swasta merupakan jumlah terbesar sebagai
tersangka penyalahguna narkoba , dengan usia terbanyak diatas 30 tahun.
Hasil penelitan terhadap para tersangka yang ditangkap penegak hukum tahun 2008 sampai dengan
2010 sebagai berikut : Tahun 2008 lulusan SD 2066 orang , lulusan SLTP 3900 orang , lulusan SLTA
8435 orang , lulusan perguruan tinggi 647 orang . Tahun 2009 lulusan SD 1975 orang , lulusan SLTP
3483 orang , lulusan SLTA 7781 , lulusan perguruan tinggi 570 orang . Tahun 2010 lulusan SD 1704
orang , lulusan SLTP 3403 orang , lulusan SLTA 7184 orang , lulusan perguruan tinggi 512 orang .
Analisis masalah
Pertama , makin meningkatnya jumlah konsumen di Indonesia tersebut akan makin mengundang
beroperasinya jaringan sindikat narkoba di Indonesia terlebih lagi dengan harga yang tinggi (great
market – great price)
Kedua , adanya tahap penyalahguna narkoba mulai dari coba pakai, teratur pakai, pecandu, pecandu
bukan suntik, dan pecandu suntik. Dari data hasil penelitian Jumlah penyalahguna narkoba coba
pakai meningkat dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan kerawanan bagi orang yang imun akan
menjadi coba pakai . Dengan demikian timbul pelanggan baru, dan dapat meningkat menjadi teratur
pakai dan selanjutnya akan menjadi Pelanggan tetap
Ketiga , data hasil penelitian menunjukkan bahwa 4 (empat) jenis narkoba yang banyak dikonsumsi
adalah Ganja, Shabu, Ekstasi, dan Heroin. Jumlah kebutuhan yang besar akan semakin menarik
masuknya jaringan sindikat narkoba beroperasi di Indonesia. Hal ini seiring dengan prinsip ekonomi,
kebutuhan (demand) yang besar akan mengundang pasokan (supply) yang besar pula.
Ke empat , pendidikan para tersangka penyalahguna narkoba paling banyak berpendidikan SLTA
dengan usia diatas 26 tahun . Hal ini harus menjadi perhatian seluruh komponen masyarakat bangsa
dan negara karena ancaman terbesar ada pada kalangan siswa / pelajar SLTA dan pekerja
Strategi pencegahan
Visi : bersama membangun komitmen untuk mewujudnya proteksi Individu dan masyarakat terhadap
bahaya Penyalahgunaan Narkoba.
Misi : bersama melakukan upaya Pencegahan terhadap bahaya Penyalahgunaan Narkoba secara
komperhensif dan sinergis
Arah kebijakan pencegahan : Menjadikan penduduk Indonesia yang belum terlibat masalah narkoba
menjadi imun terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui partisipasi aktif seluruh
komponen masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan menumbuhkan sikap menolak terhadap
penyalah gunaan narkoba .
Strategi pencegahan : Pertama , secara bersama sama melaksanakan pencegahan seluruh masyarakat
baik melalui pencegahan berbasis keluarga , sekolah , tempat kerja , komunitas dan profesi . Kedua ,
memfokuskan untuk menjadikan siswa / pelajar SLTA dan Mahasiswa memiliki pola pikir, sikap, dan
trampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Ketiga memprioritaskan para pekerja
agar memiliki pola pikir, sikap, dan trampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Sebagai obyeknya adalah masyarakat yang belum terkontaminasi masalah narkoba karena kalau sudah
pernah memakai tentu membutuhkan metode yang berbeda . Fokus perhatian kita adalah pelajar
SLTA dan Mahasiswa oleh karena itu perlu pendekatan yang komprehensive dalam menangani
sasaran ini
Disamping pelajar SLTA dan mahasiswa yang juga menjadi sasaran prioritas kita dalam usaha
memproteksi individu dan masyarakat adalah lingkungan pekerja , lingkungan ini sangat rawan
karena menjadi incaran para para pengedar dalam usaha menjadikan sebagai pemakai , karena dari
segi ekonomi mereka telah mapan.
Metode untuk membekali masyarakat , khususnya para siswa / pelajar SLTA , Mahasiswa dan para
pekerja agar memiliki pola pikir, sikap, serta trampil menolak cara cara penyalahgunaan narkoba
adalah memberikan pendidikan pencegahan tentang narkoba dan dampak buruk apabila
disalahgunakan , serta menyakinkan bahwa penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan
dan merusak kehidupan
Strategi pencegahan yang bagus dan jelas namun apabila tidak diamini oleh seluruh seluruh subyek
pencegahan maka yang akan terjadi hanya gerakan persial dari subyek subyek pelaku pencegahan .
Oleh karena itu di perlukan alignment : semua elemen terpimpin dalam satu visi, saling melengkapi
dalam satu jajaran . Ini yang harus diperjuangkan agar terjadi gerakan rakyat secara masif untuk
mencegah penyalahgunaan narkoba .
Instansi terkait yang diberi tugas untuk mencegah penyalahgunaan narkoba membuka diri menyedian
tenaga dan anggarannya untuk dapat mengungkit atau mendorong kelompok masyarakat maupun
individu untuk menjadi pelaku pencegahan .
Untuk menguji sekaligus merealisasi alignment dalam mencegah penyalahgunaan narkoba diperlukan
momentum berupa gerakan masarakat secara komprehensive melibatkan seluruh komponen
masyarakat , instansi terkait pusat maupun daerah tentu saja dikomandoi oleh BNN sebagai leading
sector dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Langkah berikutnya adalah mendorong media agar menggerakkan emosi masarakat secara continue
agar gerakan gerakan masyarakat dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba bergerak terus
seperti bola salju menggelinding.
Untuk merealisasi tentu diperlukan dukungan anggaran dan sumberdaya manusia yang mengawaki
termasuk kesediaan untuk mau berkeringat dan semangat memperjuangkan program dan merealisasi
nya .
Sumber : https://anangiskandar.wordpress.com/2011/09/19/trategi-pencegahan-narkoba-di-
indonesia/
BAB I
PENDAHULUAN
Narkoba adalah segolongan obat, bahan atau zat yang jika masuk kedalam tubuhn terutama pada
fungsi otak dan sering menimbulkan ketergantungan. Terjadi perubahan pada kesadaran, pikiran,
perasaan dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan masuk kedalam lambung, lalu pembuluh darah.
Jika dihisap atau dihirup, zat masuk kedalam pembuluh darah melalui hidung dan paru-paru.
Narkoba merupakan musuh dunia, musuh dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara,
membangun masyarakat yang bebas narkoba adalah sebagai upaya menciptakan kehidupan
masyarakat yang cerdas, sehat, modern dan berakhlak mulia.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pencegahan primer
1) Pencegahan primer adalah pencegahan yang ditujukan pada:
a) Anak-anak dan generasi muda yang belum pernah menyalahgunakan Narkoba.
b) Semua sektor masyarakat yang berpotensi membantu generasi muda untuk tidak
menyalahgunakan Narkoba.
2) Kegiatan
Kegiatan pencegahan primer terutama dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, penerangan dan
pendidikan seperti:
a) Penyuluhan tatap muka, ceramah dan diskusi, sarasehan dan seminar.
b) Leaflet, brosur, spanduk, poster dan sticker.
c) Penyuluhan dengan memasukan informasi tentang bahaya Narkoba kedalam kegiatan-kegiatan
masyarakat seperti: PKK, organisasi pemuda, arisan, pengajian, pertemuan rutin tokoh masyarakat,
pertemuan rutin di sekolah, dll.
d) Pendidikan pencegahan dengan memasukan kedala kurikulum sekolah mata ajaran seperti: IPA,
Biologi, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) dan Pendidikan Agama.
e) Pendidikan para orang tua tentang mengasuh anak yang baik dan pencegahan penyalahgunaan
Narkoba.
f) Kegiatan alternatif atau pengganti. Contoh: olahraga, kesenian, keagamaan, kerajinan tangan,
hobby, kelompok bermain dan lain-lain.
b. Pencegahan sekunder
1) Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang ditujukan pada:
a) Anak-anak atau generasi muda yang sudah mulai mencoba-coba menyalahgunakan Narkoba.
b) Sektor-sektor masyarakat yang dapat membantu anak-anak, generasi muda berhenti
menyalahgunakan Narkoba.
2) Kegiatan
Kegiatan pencegahan sekunder menitikberatkan pada kegiatan deteksi secara dini terhadap anak
yang menyalahgunakan Narkoba, konseling perorangan dan keluarga pengguna, bimbingan sosial
melalui kunjungan rumah. Namun, penerangan dan pendidikan pencegahan tentang bahaya Narkoba
dan pendidikan pengembangan individu seperti keterampilan berkomunikasi, keterampilan menolak
tekananteman sebaya dan keterampilan mengambil keputusan yang baik, tetap terus dilakukan.
c. Pencegahan tertier
1) Pencegahan tertier ditujukan pada:
a) Korban Narkoba atau bekas korban Narkoba.
b) Sektor-sektor masyarakat yang bisa membantu bekas korban Narkoba untuk tidak menggunakan
Narkoba lagi.
2) Kegiatan
Kegiatan pencegahan tertier dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial dan konseling terhadap
yang bersangkutan dan keluarga serta kelompok sebayanya, penciptaan lingkungan sosial dan
pengawasan sosial yang menguntungkan bekas korban untuk mantapnya kesembuhan,
pengembangan minat, bakat dan keterampilan kerja, pembinaan orang tua, keluarga, teman sebaya,
para guru dan masyarakat dimana korban tinggal agar siap menerima bekas korban dengan baik,
memperlakukannya dengan wajar dan turut membina dan mengawasinya jangan sampai bekas
korban kembali menyalahgunakan Narkoba.
Kita menyadari bahwa masalah penyalahgunaan Narkoba tidak saja bisa ditanggulangi melalui
penanggulangan peredaran gelap Narkoba, akan tetapi perlu dikembangkan pendekatan yang
seimbang antara penegakan hukum dan pencegahan.
Menyadari pula bahwa masalah penyalahgunaan Narkoba adalah masalah yang sangat kompleks
yang disebabkan oleh berbagai faktor, maka pencegahan yang efektif adalah penanggulangan
masalah penyalahgunaan Narkoba secara terintegrasi, terpadu, terarah, berencana dan
berkelanjutan.
Yang pasti, perang melawan Narkoba dapat dimenangkan dengan upaya pencegahan yang terpadu
dan terencana dengan partisipasi seluruh masyarakat.
e. Sistem rujukan
Tokoh-tokoh masyarakat bisa membantu mereka yang rawan atau korban Narkoba untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan, perawatan atau rehabilitasi sosial melalui sistem rujukan atau
tata cara/prosedur yang disepakati.
g. Organisasi
Penetapan prosedur hubungan kerjasama antara organisasi sosial masyarakat yang satu dengan
yang lainnya dan dengan tokoh-tokoh masyarakat formal/informal sangat penting untuk
memperlancar dan meningkatkan koordinasi dalam penanggulangan dan pencegahan
penyalahgunaan Narkoba di lingkungannya.
Sumber : (http://info-narkotika.blogspot.co.id/2011/02/contoh-makalah-tentang-narkoba-1.html)
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin memprihatinkan. Sasarannya bukan lagi remaja dan
orang dewasa, namun telah merambah sampai ke anak-anak Sekolah Dasar (SD). Hingga Juni 2007,
angka penyalahgunaan narkoba di tingkat anak-anak SD tercatat 3.853 kasus, lebih banyak
dibandingkan pada tingkat perguruan tinggi yang 764 kasus (data BNN). Peredaran narkoba di
kalangan siswa SD diduga dilakukan oleh bandar narkoba dengan cara merekrut tenaga kurir dari
siswa-siswa SD untuk menembus lapisan remaja dan anak-anak. Dalam peredarannya, narkoba
tersebut dicampur dengan makanan (permen) yang menarik serta banyak disukai siswa. Para pengedar
barang haram itu berpura-pura membagikan permen. Pertama memberikannya secara gratis, lama-
lama dia akan membuat korbannya ketagihan dan membeli barang terlarang itu.
ara orang tua hendaknya lebih memperhatikan perkembangan dan kegiatan anak-anaknya. Orang tua
dan pihak sekolah diharapkan lebih aktif saling memberi informasi soal perkembangan anak. Orang
tua memberitahukan guru soal perilaku anak di rumah dan guru memberitahu perkembangan anak di
sekolah. Sehingga, tidak satu pun masalah yang dialami anak terlewatkan oleh orang tua maupun
guru.
Yang tak kalah penting adalah pihak sekolah/kampus dan BNN agar lebih intensif melakukan
penyuluhan mengenai penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
Mila
Kukusan 22 Beji Depok, Jawa Barat
Sumber:http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=324888&kat_id=20
NARKOBA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, dunia Narkoba dan Free Sex dalam hal ini HIV/AIDS sudah
menjadi hal biasa dan perbincangan hangat yang tiada hentinya. Narkoba(Narkotika dan Obat-obatan
yang mengandung zat adiktif/berbahaya) yang dulunya hanya digunakan sebagai obat penenang bagi
pasien dengan gangguan saraf kini telah merambah menjadi suatu obat komsumsi umum yang bersifat
illegal, Narkoba kini telah memiliki jaringan peredaran internasional yang sangat sulit untuk diusut.
Penyalahgunaan obat-otan ini banyak terjadi utamanya di kota-kota besar, pengkomsumsi nobat-
obatan ini sebagian besar berasal dari golongan remaja, bahkan telah merambah ke anak kecil.
Narkoba kini telah menjadi salah satu potensial yang bisa merusak generasi muda Bangsa Indonesia.
Demikian pula yang terjadi pada kasus HIV/AIDS yang melanda generasi muda saat ini, ini
disebabkan karena telah adanya pergeseran nilai budaya hidup. Sex bebas yang dulunya hanya ada
pada Negara-negara Barat, secara pasti juga telah menjadi salah satu budaya di Indonesia terutama
dikota-kota besar. Adanya pergaulan dan seks bebas(free sex) dikalangan remaja menjadikan
HIV/AIDS berkembang begitu cepat. Banyak remaja yang telah terjangkit HIV/AIDS. Disamping
karena seks bebas, pemakaian obat-obatan illegal (narkoba) juga menjadi pendorong berkembang
pesatnya HIV/AIDS dikalangan remaja dan orang muda. Ini sangat memperihatinkan bagi nasib
B. Tujuan
3. Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS,bahaya yang dapat ditimbulkan, dan cara mencegah
terjangkitnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya)
adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup,
maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk
1. Narkotika
a). Tanaman
1). Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver somniferumtidak terdapat di Indonesia,
tetapi diselundupkan di Indonesia.
2) Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia, Kolumbia).
3) Cannabis Sativa atau Marihuana atau Ganja banyak ditanam di Indonesia.
2. Bukan tanaman
a). Semi sintetik : adalah zat yang diproses secara ekstraksi, isolasidisebutalkaloid opium. Contoh :
Heroin, Kodein, Morfin.
b). Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan baku kimia, menghasilkan zat baru yang mempunyai
efek narkotika dan diperlukan medis untuk penelitian serta penghilang rasa sakit (analgesic) seperti
penekan batuk (antitusif).
Contoh : Amfetamin, Metadon, Petidin, Deksamfetamin.
3. Psikotropika
Adalah obat keras bukan narkotika, digunakan dalam dunia pengobatan sesuai Permenkes RI
No. 124/Menkes/Per/II/93, namun dapat menimbulkan ketergantungan psikis fisik jika dipakai tanpa
pengawasan akan sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika. Psikotropika
merupakan pengganti narkotika, karena narkotika mahal harganya. Penggunaannya biasa dicampur
dengan air mineral atau alkohol sehingga efeknya seperti narkotika.
a. Penenang (anti cemas) : bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan syaraf pusat.
Contoh : Pil Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax (Mx).
b. Stimulant : bekerja mengaktifkan susunan syaraf pusat. Contoh : Amphetamine, MDMA, MDA.
c. Hallusinogen : bekerja menimbulkan rasa halusinasi/khayalan. Contoh Lysergic Acid Diethylamide
(LSD), Psylocibine.
d. Alkohol dalam ilmu kimia dikenal dengan sebutan etanol adalah minuman keras yang mempunyai
efek bisa memabukkan jika minumnya berlebihan.
4. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa merusak tubuh, bila
keracunan bisa menimbulkan halusinasi atau mungkin yang fatal kematian. Contoh : Terpentine, lem
karet, thinner, spray aerosol, aceton, dll.
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian.
Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk dicoba-coba, ikut trend/gaya, lambing
status social, ingin melupakan persoalan dll, maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan
terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga
dengan kecanduan.
menggunakan pada saat atau keadaan tertentu; 4)penyalahgunaan; 5) ketergantungan. Bila narkoba
digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan
ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena
terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang
dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan
1. Dampak Fisik:
Ø Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran,
Ø Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung,
Ø Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas,
sulit tidur
Ø Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi
Ø Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode
Ø Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian,
risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada
obatnya
Ø Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba
melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.
2. Dampak Psikis:
3. Dampak Sosial:
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan
rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya)
dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest).
Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
cepatnya tertular para generasi muda untuk mengkonsumsi Narkoba, maka diperlukan upaya-upaya
1.Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan keagamaan baik di sekolah maupun di
masyarakat.
2. Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat
besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitia menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan
brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home).
3. Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram sebagaimana haramnya.
4. Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di Rumah oleh Ayah dan Ibu, di Sekolah
oleh Guru/Dosen dan di masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak
hukum.
B. HIV/AIDS
B.1. Defenisi HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Merupakan virus penyebab
AIDS yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune
Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan dari beberapa gejala akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV sehingga orang yang telah terinfeksi HIV mudah diserang
berbagai penyakit yang bisa mengancam hidupnya. HIV menular melalui penggunaan jarum suntik
secara bergantian, jarum suntik bekas pakai, jarum suntik yang tidak steril, melakukan hubungan seks,
berganti – ganti pasangan, atau proses penularan dari ibu ke bayi melalui proses : hamil, melahirkan,
dan menyusui. Setelah masuk dan menginfeksi manusia selama 2 minggu sampai 6 bulan ( 3 bulan
pada 95% kasus) merupakan masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh sampai terbentuknya
antibody (penangkal penyakit) terhadap HIV atau disebut juga HIV Positif. Pada fase ini HIV sudah
dapat ditularkan kepada orang lain walaupun hasil tes masih negatif. Fase ini disebut fase jendela.
Setelah melalaui fase jendela. Selama 3 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV, Seseorang yang telah
mengidap HIV Positif tidak akan menampakkan gejala, tampak sehat, dan dapat beraktifitas seperti
biasa. Baru setelah 1- 2 tahun kemudian mulai timbul infeksi opportunistik ( penyakit lain yang
muncul karena sistem kekebalan tubuh menurun). Obat ARV ( Anti RetroViral ) yang diminum pada
fase ini dapat menekan pertumbuhan HIV. Akan tetapi obat ini tidak dapat menghilangkan HIV dari
dalam tubuh.
3. Berenang bersama
Status HIV hanya dapat diketahui melalui Konseling dan Testing HIV Sukarela
v Testing HIV merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium disertai konseling pre dan
v Konseling dan Testing HIV Sukarela dilakukan dengan prinsip tanpa paksaan, rahasia, tidak membeda-
- Mendapat informasi, pelayanan, dan perawatan sesuai kebutuhan masing-masing sedini mungkin.
- Dukungan untuk perubahan perilaku yang lebih sehat dan aman dari penularan HIV.
Sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS, para
penderiya HIV/AIDS hanya diberikan obat ARV (Anti Retro Viral) yang hanya dapat menekan
pertumbuhan jumlah HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk memperpanjang usia hidup
Orang dengan HIV dan AIDS harus minum obat ARV secara rutin pada jam tertentu setiap hari
dan seumur hidup. Sejak tahun 2007 sudah terdapat 75 rumah sakit rujukan bagi Odha di seluruh
Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar
tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
BAB III
KESIMPULAN
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya)
adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup,
maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkoba merupakan salah satu aspek yang bisa
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Merupakan virus penyebab
AIDS yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune
Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan dari beberapa gejala akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV sehingga orang yang telah terinfeksi HIV mudah diserang
berbagai penyakit yang bisa mengancam hidupnya. HIV menular melalui penggunaan jarum suntik
secara bergantian, jarum suntik bekas pakai, jarum suntik yang tidak steril, melakukan hubungan seks,
berganti – ganti pasangan, atau proses penularan dari ibu ke bayi. HIV/AIDS sampai saat ini masih
belum ditemukan obatnya, Orang dengan HIV dan AIDS hanya diberikan obat ARV (Anti Retro
Viral) yang hanya dapat menekan pertumbuhan jumlah HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta:
Erlangga.
Sumber:
(http://anasaswara3s.blogspot.co.id/2011/01/narkoba.html)
Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Bahaya Narkoba, bahaya norkoba dan apa saja jenis norkoba yang
terbaru. karya tulis bahaya narkoba, contoh karya tulis bahaya narkoba, karya tulis bahaya narkoba
doc, karya tulis bahaya narkoba download, artikel karya tulis narkoba, bahaya narkoba bagi remaja,
makalah bahaya narkoba, contoh karya tulis blog.
Ok kita langsung ajah membahasanya di bawah ini dan semoga bermanfaat bagi sobat riantocha
semuanya.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Bahaya Narkoba ” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga lebih mengenal tentang apa itu narkoba
sekaligus bahaya apabila kita mengkonsumsi barang haram itu.
Makalah ini juga sebagai persyaratan tugas akhir pada Mata Kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya
Dasar.Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada
diri saya sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan dengan
semestinya.makalah narkoba
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Pembatasan Masalah 1
C. Rumusan Masalah 1
D. Tujuan Penulisan 1
E. Manfaat Penulisan 2
F. Metode Pengumpulan Data 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Narkotika atau Narkoba 3
B. Jenis – jenis Narkotika atau Narkoba 4
1. Opiat atau Opium 4
2. Morfin 4
3. Heroin atau Puta 5
4. Ganja atau Kanabis 6
5. LSD 6
6. Kokain 7
C. Bahaya Bagi Pelajar 7
D. Bahaya Narkoba Bagi Remaja 8
E. Upaya Pencegahan 9
F. Cara Pengobatan Narkoba 9
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
B. Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat
memberikan batasan-batasan pada :
1. Pengertian Narkotika/Narkoba
2. Jenis-jenis Narkotika/Narkoba
3. Cara Pengobatan Narkoba
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana Pengertian Narkotika/Narkoba?
2. Bagaimana Jenis-jenis Narkotika/Narkoba?
3. Bagaimana Cara Pengobatan Narkoba?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian Narkotika/Narkoba
2. Mengetahui Jenis-jenis Narkotika/Narkoba
3. Mengetahui Cara Pengobatan Narkoba
E. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya
kepada siswa untuk tidak menggunakan Narkotika/Narkoba. Manfaat lain dari penulisan makalah ini
adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengeritan Narkotika/Narkoba
Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah
populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum.
Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau
opium, suatu golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak
tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan
Afganistan.
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan RI adalah
NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini
sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat
disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi
tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan
gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-
Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU
No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun bukan Narkotika
yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat
sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa
sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).
B. Jenis-Jenis Narkotika/Narkoba
Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganja
atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain.
Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat
penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom.
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol
atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).
Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun) harus
diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk
penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya (Putauw).
2. MORFIN
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia.
Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam
otot atau pembuluh darah (intravena)
Menimbulkan euforia.
Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi)
Kebingungan (konfusi)
Berkeringat
Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar
Gelisah dan perubahan suasana hati.
Mulut kering dan warna muka berubah.
6. KOKAIN
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain
asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas
yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow,
charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain
menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda.
E. Upaya pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi
tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat
harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Adapun
upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan
pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin
mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri
dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang
ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering
terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan
keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-
anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka
serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan
waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan
berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba
tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang
akan datang dapat terealisasikan dengan baik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
• Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa
merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
• Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma
dan ketentraman umu.
• Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara
fisik maupun psikologi
• Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah
populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum.
• Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk
ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain
B. Saran
1. Mengingat perlunya kewaspadaan dikalangan para remaja khususnya bagi siswa SMP/MTs.
2. Mengingat berbagai resiko yang dapat ditimbulkan menggunakan Narkoba maka diperlukan
sebelum terlambat.
3. Lebih baik mencegah daripada mengobati
Daftar Pustaka
Ahmad Amin, Buku Tentang Bahaya Narkoba, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1991.
http://noerhayati.wordpress.com/2008/06/02/Narkoba+ Narkotika
http://web.netura.net.id/
http://wikipedia.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Narcotic
http://www.pikiran-rakyat.com/
http://www.wawasandigital.com/
http://boyvirgojogja.blogspot.com